Lembar 100

    Merasakan angin malam yang menyusup ke balik selimut dan menusuk kulit pucat nya, perlahan mata itu terbuka, menunjukkan tatapan sayu nya yang berkedip dengan sangat pelan.
    Deru napas yang terdengar lebih hidup di saat jemari yang bergerak dengan begitu lemah. Kim Changkyun bangun dengan mebawa rasa sakit yang seakan tengah memperpendek napas nya, sejenak terdiam untuk bisa beradaptasi dengan tubuhnya yang terasa begitu lemah di saat kerongkongan nya terasa begitu kering hingga dia merasakan beban yang menindih lengan nya.

    Perlahan dia menggerakkan ekor matanya ke samping dan hanya mendapati Hanbok yang di kenakan oleh perempuan yang kini berbaring di samping nya dan menciptakan pertanyaaan pada diri Changkyun di saat otaknya yang tak mampu berpikir, perlahan kelopak mata itu kembali menutup dengan helaan napas beratnya yang terdengar begitu lembut sebelum ia membuka matanya kembali.

    Dia kemudian mencoba membawa tubuh beratnya untuk bangkit dengan posisi tubuh yang menghadap ke samping dan tangan yang menopang tubuh nya, namun pergerakan nya sempat terhenti ketika tangan nya tak sengaja menyentuh punggung tangan Yeon dan tatapan sayu yang kemudian jatuh pada Yeon.

    Sekelebat ingatan nya akan gadis itu kembali mengisi pikiran nya yang sempat kosong, dia mengingat nya. Gadis terakhir yang ia lihat sebelum ia limbung di halaman Seongsucheong, tak mampu berpikir lebih banyak lagi dia pun mencoba mendudukkan dirinya meski dengan bahu yang sedikit membungkuk.

    Dia kemudian mengarahkan pandangan nya ke sekeliling, merasa sangat asing dengan tempat itu hingga pandangan nya yang terhenti pada Pedang nya yang tertancap pada dinding kayu yang cukup jauh dari tempatnya. Bagaimana bisa Pedang nya menancap di sana dan bagaimana pula gadis itu bisa tidur di samping nya? Changkyun ingin  tahu sebab nya, namun ada hal yang benar-benar ingin dia tanyakan. Siapakah gadis muda yang kini berbaring di samping nya?.

    Changkyun kembali menjatuhkan pandangan nya pada wajah Yeon, dia mengingat bahwa gadis itu selalu berada di rombongan Selir Youngbin. Namun kenapa dia bisa ada di sana? Di sisinya?.
     Setelah terdiam untuk beberapa saat, dia kemudian membungkukkan tubuhnya, menempatkan kedua telapak tangan nya menekan selimut yang tergulung di saat kedua lututnya telah menopang tubuhnya. Perlahan dia menumpukan kekuatan nya yang tak seberapa besar pada kedua tangan nya dengan hanya satu lutut yang menyentuh lantai. Dia berusaha untuk bangkit meski memerlukan perjuangan hingga pada akhirnya sanggup berdiri meski tak mampu menegakkan tubuhnya yang terlihat begitu menyedihkan.

    Perlahan dia melangkahkan kaki nya dengan gontai menuju tempat di mana ia melihat pedang nya sebelumnya, namun hanya beberapa langkah dan tubuhnya limbung sehingga membuat bahunya menghantam lantai kayu dengan cukup keras dan membuatnya mengernyit sembari sedikit meringkuk.
    Hantaman kecil itu seharusnya tidak berarti apa-apa bagi Changkyun, namun dengan keadaan tubuhnya yang seperti ini bahkan hantaman sekecil itu bisa saja membunuh nya. Dia sendiri juga tidak tahu kenapa tubuhnya terasa begitu sakit bahkan di saat tidak ada luka goresan di tubuhnya.

    Dia kemudian berusaha kembali untuk bangkit, namun kakinya tak lagi mampu menopang tubuhnya sehingga ia harus merangkak untuk bisa sampai di sudut ruangan. Dan untuk pertama kalinya si Rubah benar-benar terlihat menyedihkan seakan ia yang sudah berpasrah diri jika pun kematian datang padanya saat itu juga.

    Setelah perjuangan kecil itu pada akhirnya tangan nya mampu menyentuh gagang Pedang milik nya dan sedikit menarik tubuhnya yang kemudian bersandar dengan napas berat yang sempat terputus.
    Dia bersandar tepat di samping ujung Pedang yang tertancap dan setelah bisa sedikit mengendalikan tubuh nya, dia menggunakan tangan lemahnya untuk mencabut Pedang tersebut yang kemudian jatuh bersama tangan nya tepat di samping kakinya.

    Mata itu kerap terpejam beberapa kali dengan napas yang terdengar begitu pendek seakan menunjukkan betapa menderitanya dia saat ini, dia kemudian menarik pedang nya, merengkuhnya tanpa khawatir bahwa mungkin saja Pedang itu bisa melukai tubuhnya di saat ia manarik kakinya mendekat dan membuat lututnya berada sejajar dengan dagunya.
    Dia duduk meringkuk dengan kepala yang bersandar begitu lemah sebelum akhirnya pandangan nya yang tergerak untuk menemukan cahaya bulan melalui celah jendela yang mengharuskan nya sedikit mendongak.

    Cukup hening ketika hanya suara deru napasnya lah yang ia dengar hingga ia kembali menjatuhkan pandangan nya pada Yeon yang masih terbaring di tempat yang ia tinggalkan sebelumnya, sosok gadis asing yang membuat ketenangan nya terganggu, sosok gadis asing yang sempat menangisinya malam ini. Saat itu dia belum sepenuhnya kehilangan kesadaran nya dan dia benar-benar mengingat bahwa gadis asing itu sempat menangisi nya.

    Perhatian nya kemudian teralihkan oleh pintu ruangan yang terbuka dari luar dan menunjukkan keterkejutan di wajah Guru Dong Il yang tengah mengarahkan pandangan nya padanya, dia melihat Guru Dong Il masuk ke dalam ruangan dan menutup pintu dari dalam sebelum menghampirinya, dan keberadaan Guru Dong Il di sanalah yang membuatnya berpikir bahwa mungkin saja ia tengah berada di Gwansanggam kali ini.

    "Pangeran sudah bangun rupanya."

    Sebuah teguran dengan nada bicara yang menunjukkan sebuah kelegaan dan memaksa Changkyun untuk sedikit mendongakkan pandangan nya ketika Guru Dong Il berdiri tepat di hadapan nya, Guru Dong Il pun menjatuhkan kedua lutut di hadapan nya dan membuat pandangan nya mengikuti pergerakan Guru Besar Gwansanggam tersebut.
    Tatapan sayu yang membuat Guru Dong Il menatapnya dengan prihatin, terlebih lagi melihat Changkyun memeluk pedang yang tidak di tutupi oleh sarung pedang.

    "Bagaimana perasaan Pangeran saat ini?"

    Changkyun tak langsung memberi jawaban ketika bahkan mulutnya terasa begitu berat untuk terbuka, dan tepat setelah matanya terpejam untuk sepersekian detik mulut nya baru mau terbuka.

    "Siapa?" Satu kata yang keluar sebagai sebuah gumaman lemah.

    Guru Dong Il terdiam, mencoba memahami kalimat tanya Changkyun yang entah di tujukan untuk siapa. Dan jawaban yang tak kunjung datang padanya membuat Changkyun kembali membuka mulut nya.

    "Gadis itu."

    Mendengar hal itu, Guru Dong Il menolehkan kepalanya ke arah Yeon dan kembali pada Changkyun. Dia berpikir bahwa Changkyun mengenal gadis itu, tapi nyatanya tidak, lalu siapakah sosok Yeon sebenarnya?.

    "Dia adalah gadis yang menemukan Pangeran tak sadarkan diri tiga hari yang lalu di halaman Seongsucheong."

    Changkyun tersentak di balik raut wajah nya yang tak menunjukkan perubahan apapun di saat ia mengetahui fakta bahwa dia telah tidur selama tiga hari, sebuah fakta yang tak mampu ia terima. Jadi beginikah penderitaan Taehyung waktu itu? Changkyun perlahan mengalihkan pandangan nya untuk kembali menemukan cahaya rembulan yang tak seberapa terang nya tersebut.

    "Naeuri." Suara hati yang kemudian membimbing sebutir air mata melepaskan diri dari sudut matanya ketika kelopak mata itu menutup secara perlahan, merasakan dingin nya udara malam yang menusuk kulit nya. Merasakan tubuhnya yang perlahan mati di setiap detik yang mengiringi detak jantung nya.


Pangeran Tersembunyi Joseon



    Cahaya tipis matahari yang bepedar  di dalam ruangan tersebut, membuat si Rubah yang kembali membuka matanya ketika merasakan kehadiraan seseorang yang mendekat ke arah nya.
    Perlahan dia menjatuhkan pandangan nya tepat ke arah sosok perempuan yang berdiri tepat di hadapan nya, dan sosok wanita yang tak lain adalah Yeon tersebut perlahan menjatuhkan kedua lutut di hadapan nya dan membuatnya mampu melihat wajah dari Dayang muda tersebut.
    Siapa? Pertanyaan yang masih sama ketika ia bertatap muka dengan gadis muda tersebut dalam jarak yang bahkan membuat tangan lemahnya mampu meraih wajah itu jika dia menginginkan nya.

    "Naeuri."

    Suara lembut yang meyapa pendengaran nya untuk pertama kali, sangat asing namun entah kenapa membuatnya mendapatkan sedikit ketenangan nya di saat ia yang tak mampu memberikan respon apapun ketika satu kakinya sendiri yang tergeletak di lantai dan sebilah pedang yang sebelumnya ia rengkuh telah berada di samping kakinya.

    "Mungkinkah Naeuri mengingat ku?"

    Yeon kembali bersuara dan membuat tatapan sayu Changkyun menatap lekat ke arah netra jernih yang terlihat sedikit berbinar tersebut, binar mata yang begitu tak asing baginya dan melemparnya jauh ke dalam ingatan masa lalu untuk bisa menemukan siapakah gerangan gadis muda di hadapan nya saat ini. Hingga setelah terdiam untuk beberapa saat, mulut itu mencoba untuk terbuka.

    "Yeon, kah?"

Selesai di tulis : 20.06.2019
Di publikasikan : 22.06.2019

Sudah memasuki episode 100😁😁😁😁
Panjang ya😁😁😁😁
Terimakasih untuk para pembaca, baik yang baru maupun lama. Yang setia menanti maupun yang telah pergi😁😁😁😁 Terimakasih karna sudah menyempatkan diri untuk membaca kisah fiksi ini.
Terimakasih dan terimaksih🤗🤗🤗🤗

Di episode yang memasuki episode seratus ini harapan saya agar bisa secepatnya merampungkan Book ini.
Dan harapan kalian pasti agar Taehyung segera kembali ke Istana, bernerkan😁😁😁😁 Author pinterkan bisa nebak pikiran kalian😁😁😁😁

Sampai bertemu di Episode selanjutnya😁😁😁😁

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top