Lembar 079

Musim dingin yang pergi, sinar matahari pagi yang kembali menghangat. Mengembalikan Changkyun pada Jungkook yang tak bisa lagi melepasnya lebih lama karna ketakutan akan Changkyun yang akan meninggalkannya jika dia terlalu lama membiarkan sang Rubah itu pergi terlalu lama.

Jungkook menuruni anak tangga yang menghubungkan pintu Paviliun dengan halaman dan tepat setelah ia menjangkau ujung tangga, dia menghentikan langkah nya tepat di hadapan Changkyun yang telah menunggu nya.

Seulas senyum yang melukis wajah Jungkook dengan sempurna ketika ia mendapati wajah Changkyun di pagi itu, entah seberapa lama Changkyun pergi sebelumnya. Yang jelas kehadiran Changkyun di sana membuat hatinya sedikit tenang, karna dia percaya akan janji Taehyung yang di tuliskan pada surat yang ia berikan kepada Changkyun bahwa dia akan menemui Changkyun suatu hari nanti. Dan itu berarti jika Changkyun tetap berada di sisinya, suatu hari nanti dia pasti akan kembali bertemu dengan Taehyung.

Namun sayang nya meski seribu kali pun Jungkook tersenyum pada Changkyun, tampaknya hatinya menolak untuk menerima Jungkook. Ketika bahkan ia tak di izinkan untuk meninggalkan atau pun membenci Jungkook yang telah menggantikan tempat Tuan nya.

"Berjalan lah di samping ku!."

Jungkook kemudian kembali melangkahkan kakinya dengan Changkyun yang kemudian mensejajarkan langkahnya di samping Jungkook tanpa satu patah kata pun yang terucap dari mulut yang terkatup rapat tersebut.

Keduanya berjalan beriringan meninggalkan Paviliun Putra Mahkota bersama dua kasim dan para rombongan yang berjalan di belakang mereka, menikmati udara segar di pagi hari dengan sedikit embun yang masih membasahi rerumputan. Udara musim semi yang begitu menenangkan saat pagi hari seharusnya cukup untuk sekedar memperbaiki hati yang terluka.

Setelah berjalan cukup jauh meninggalkan Paviliun nya, langkah mereka terhenti ketika bertemu dengan rombongan Selir Youngbin yang berjalan berlawanan arah dengan mereka.

Jungkook sejenak menundukkan kepalanya dengan pembawaan yang lebih dewasa di bandingkan dengan saat dia yang masih menyandang status sebagai seorang pangeran, tampaknya status Putra Mahkota yang di sandang nya kini telah membuat nya bisa bersikap jauh lebih dewasa dengan begitu cepat.

"Senang bisa bertemu dengan Eommoni di sini."

Tampak senyum lebar yang terlihat begitu bahagia di wajah Youngbin ketika melihat putra nya tersebut.

"Kau akan pergi?."

"Ne, aku akan pergi mengunjungi Mama untuk minum teh bersama."

"Begitukah?."

Pertanyaan yang ia ucapkan dengan sebelah alis yang terangkat, merasa sedikit terganggu akan cara Jungkook memanggil Young In.

"Ne, lain kali aku juga ingin melakukan nya dengan Eommoni."

Ujar Jungkook yang tak bisa berhenti mengulas senyumnya ketika berhadapan dengan sang ibu, dan hal itu pula yang membuat Youngbin tertawa ringan di sela pembicaraan mereka dengan sesekali menutupi mulutnya menggunakan tangan nya.

Dan di saat keduanya saling berbincang bincang, tanpa di ketahui oleh siapapun justru pandangan Changkyun bertemu dengan tatapan Dayang muda yang berdiri sedikit di belakang Youngbin dan Dayang muda tersebut tidak lain adalah Yeon.

Changkyun tidak mengerti dengan apa yang tengah di pikirkan oleh Yeon, karna di saat para Dayang lainnya menundukkan kepala mereka dia justru masih berdiri dengan tegap dan menatap ke arah nya.

Dan entah mengapa pula tatapan itu terasa tidak asing di mata Changkyun dan jujur dia merasa sedikit terganggu, mungkinkah mereka pernah bertemu sebelumnya? Changkyun masih ingat bahwa Yeon adalah Dayang yang ia temui di Seonsuchong sebelumnya, namun lebih dari itu. Sudut hatinya menuntut sesuatu yang lebih, kenapa tatapan sendu itu terasa sangat akrab dengan nya? Dan lagi pula kenapa Yeon terus melihat ke arah nya?.

Tanpa mengetahuui jawaban nya dari ingatan nya sendiri, pandangan keduanya terlepas setelah Jungkook berpamitan. Dan mereka pun kembali melanjutka langkah mereka yang sempat tertunda, begitupun sebaliknya Youngbin yang kembali melanjutkan langkah nya. Namun tanpa di sadari oleh siapapun, Yeon memperlambat langkahnya dan ketika berhasil keluar dari rombongan, dia perlahan berbalik dan melihat ke arah rombongan Jungkook yang berjalan menjauh.

Sorot mata yang penuh dengan harapan yang tak mampu ia sampaikan, siapakah gadis muda ini sebenarnya? Kenapa tatapan matanya mampu mengusik ketenangan sang Rubah?.




Pangeran Tersembunyi Joseon





Menjauh dari Istana Gyeongbok, matahari yang telah naik ke atas dan membersihkan embun yang menyelimuti tanah Joseon. Seorang pemuda terpental jauh dan jatuh ke tanah dengan napas yang tersenggal di saat tangan yang memang pedang tersebut tergeletak tak berdaya di atas tanah.

"Mwoya.... Apa hanya segini kemampuan mu eoh...?."

Suara teguran seorang pria yang datang menghampirinya yang tidak lain adalah Kim namgil yang membuat pemuda itu dengan susah payah melihat ke arah nya masih dengan napas yang tak beraturan di saat terlihat luka sayatan di lengan kirinya.

Namgil kemudian berjongkok di samping tubuh pemuda itu sembari menghunuskan pedang nya ke tanah tepat di samping wajah pemuda tersebut dan kemudian mendekatkan wajah nya ke arah pemuda yang sudah berpasrah diri tersebut.

"Jika kemampuan mu hanya berhenti sampai di sini, percuma aku mengajari mu selama ini. Kim Taehyung."

Namgil kemudain beralih mengapit tubuh Taehyung dengan kakinya dan langsung menduduki perut nya yang kemudian membuat pemuda itu sedikit berteriak.

"Akh... aku tidak bisa bernapas, kenapa malah menduduki ku?."

Protesnya dan yang di lakukan Namgil hanya berpura pura tidak mendengar apapun dan malah memalingkan wajah nya ke tempat lain.

Kim taehyung, bukanlah orang lain. Dia hidup di masa lalu sebagai Lee Taehyung dan terlahir kembali sebagai Kim Taehyung, anak angkat dari si pencuri dermawan Kim Namgil tepat setelah ia kembali bernapas dalam pelukan pria paruh baya tersebut.

Meskipun memiliki identitas yang baru bukan berarti dia memiliki ingatan yang baru pula, tidak. Ingatan nya masih sama hingga sekarang, dia hanya berbohong ketika mengatakan bahwa dia telah kehilangan ingatan nya. Seperti Namgil yang berbohong pada Taehyung tentang dia yang mengetahui namanya, Namgil berdalih bahwa ketika sekarat Taehyung sempat memberitahukan namanya.

Dan karna tak ingin memperpanjang masalah dan membuat identitas nya terungkap, Taehyung tak mempermasalahkan hal itu karna dia sendiri pun tak tahu apa yang baru saja terjadi padanya saat itu dan hal terakhir yang ia ingat adalah saat Hwagoon berlari keluar dan ketika ia terbangun rasa sakit itu tiba tiba menghilang dan di gantikan oleh rengkuhan hangat seorang ayah yang baru saja menangisi nya.

Taehyung mengingat semuanya, tentang Changkyun, tentang Jungkook, dan semua tentang Istana Gyeongbok. Dia mengingatnya dengan baik namun dia menolak untuk mengungkitnya dan memilih untuk menjalani kehidupan baru dengan identitas baru dan juga ingatan yang baru meski hingga kini dia masih memikirkan sang Rubah yang entah bagaimana nasib nya, mungkinkah ia menetap di Istana atau justru tetap mencarinya. Dia ingin mengetahuinya, namun pergerakan nya di batasi oleh Namgil yang selalu muncul di waktu yang tak terduga.

"Abeoji...."

Keluh Taehyung, lebih terdengar seperti sebuah rengekan seorang anak kepada ayah nya, perlahan Namgil kembali mengarahkan pandangan nya pada Taehyung tanpa rasa bersalah sedikit pun meski melihat wajah Taehyung yang terlihat begitu kesulitan untuk bernapas.

"Mwo? kau mengatakan sesuatu?."

"Aku tidak bisa bernapas."

"Tidak bisa bernapas kenapa masih bernapas?."

Taehyung menaruh kepalanya pasrah di atas tanah dengan helaan napas berat nya karna ayah angkatnya ini sangat sulit untuk di ajak bicara serius.

Namgil kemudian mencabut pedang nya dari tanah dan menghunuskan nya pada leher Taehyung yang membuat tubuhnya tiba tiba menjadi kaku dan hanya mampu menggerakkan ekor matanya untuk menatap sosok Namgil yang masih menduduki nya.

"Setelah ini, ku pastikan leher mu yang akan ku tebas." Ujarnya dan kemudian menarik pedang nya dari leher Taehyung.

"Abeoji sudah sering melukai tubuh ku."

"jinjja? Benarkah aku yang melakukan nya?."

Seru Namgil dengan mata yang sengaja di bulatkan, bahkan dia tidak bisa menyangkal lagi karna bukti kekerasan yang telah di lakukan nya pada Taehyung membekas di beberapa bagian tubuh anak itu. Entah dia sengaja atau tidak, meski dia tahu identitas Taehyung yang sebenarnya dia tidak segan segan menggores kulit Taehyung hingga meninggalkan bekas di sana.

"Aku menyerah."

"Menyerah katamu?."

Namgil kemudian beranjak berdiri dan saat itu pula Taehyung meringkuk sembari memegangi perut nya.

Namgil kemudian berjalan meninggalkan Taehyung. "Baiklah, jika kau menyerah berarti kau sudah menyerahkan Hwagoon Agassi pada ku."

Perkataan santai yang membuat Taehyung segera mengangkat wajah nya dan melihat punggung Namgil yang berjalan meninggalkan nya.

"Bagaiamana bisa seperti itu?."

Protes Taehyung tak terima dan tanpa sepengetahuan nya Namgil tengah mengulas senyum nya kini, Taehyung pun segera bangkit dan menyusul Namgil dengan langkah lebar.

"Bukankah Abeoji sudah menikah? bagaimana mungkin Abeoji menginginkan Agassi?."

"Sudah menikah bukan berarti aku mempunyai istri, apa kau bodoh?."

Kedua alis Taehyung saling bertahutan, tanpa memperdulikan darah yang menyusuri jemarinya. Seakan ia sudah terbiasa dengan luka kecil semacam itu.

"Bagaimana bisa seperti itu?."

"Tentu saja bisa, memangnya kenapa harus tidak bisa?."

"Tidak bisa, Ketua Park tidak akan mungkin membiarkan Agassi menikah dengan pria tua seperti Abeoji."

Namgil mengulas senyum lebarnya ketika Taehyung masih berada di belakang nya. "Lalu, menurut mu siapa yang pantas untuk menikahi agassi?."

"Siapapun asal bukan Abeoji."

Namgil tiba tiba membalikkan tubuh nya menghadap Taehyung dan seketika membuat langkah Taehyung terhenti, dia sedikit mencondongkan tubuh nya ke arah taehyung.

"Bagaimana jika dirimu saja yang menikahi nya."

Namgil tiba tiba menggerakkan sebelah alis nya ke atas dan seketika melihat kegugupan di wajah Taehyung yang membuatnya mengulas senyum lebar bermaksud untuk menggodanya.

"A-apa, apa yang abeoji maksud?."

Taehyung memalingkan pandangan nya ke arah lain dengan gelagat yang terlihat begitu gugup.

"Aku masih muda, kenapa tiba tiba membahas pernikahan?."

Taehyung kemudian segera melenggang pergi meninggalkan Namgil tanpa memperdulikan apapun lagi.

"Ya! Kau kira berapa usia mu? Sudah waktunya kau untuk berkeluarga."

"Aku masih muda."

Sahut Taehyung tanpa berbalik atau sekedar menghentikan langkah nya dan membuat Namgil tersenyum hangat melihat punggung nya, setidak nya kehadiran Taehyung mampu mengobati kerinduan nya akan Changkyun yang bahkan mungkin ia sudah lupa bagaimana rupa putra bungsunya tersebut.

"Kau hidup dengan baik, Kim Taehyung."







Selesai di tulis : 25.04.2019
Di publikasikan : 25.04.2019






Sedikit pengumuman, untuk beberapa waktu ke depan mungkin THE LITTLE PRINCE hanya akan update satu minggu sekali. Di karenakan Author masih dalam proses memperbaiki tata bahasa untuk menulis narasi dari Book ini.

Dan sebenarnya masih menunggu moment Taekyun (Taehyung x Changkyun) di real life😂😂😂😂
Berharap ada keajaiban bahwa ada moment mereka di real life.

Dan jika sampai ada moment mereka di Real Life setelah ini, Author akan update SEPULUH EPISODE SEKALIGUS sebagai perayaan👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏

Terimakasih atas perhatian nya. Mau adain QnA juga gak ada yang mau nanya😂😂😂😂😂
Udah segitu aja pengumuman nya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top