Lembar 064

Kasim Seo dan Kasim Cha terlihat begitu gelisah setelah Jungkook yang tidak henti henti nya menangis tepat setelah ia sadarkan diri dan mendapati dirinya yang sudah berada di Paviliun nya. Namun ingatan akan kejadian sebelumnya masih membekas di kepalanya dan oleh sebab itu dia tidak henti henti nya menangis dan menggumamkan kata kata penyesalan dan membuat seluruh orang di Paviliun nya menjadi Khawatir.

Setelah cukup lama terdiam karna percobaan pertama yang gagal, Kasim Seo kembali mendekati Jungkook dan membujuknya agar dia berhenti menangis.

"Putra Mahkota.... Hanya menangis tidak akan membuat masalah terselesaikan, oleh sebab itu mohon kiranya Putra Mahkota berkenan untuk mengatakan sesuatu."

"Ini semua salah ku." Lirih Jungkook di saat untuk pertama kalinya dia mau membuka mulut nya untuk menyahuti Kasim Seo.

"Mohon katakan dengan pelan pelan, sebenarnya apa yang telah terjadi di luar sana. Kenapa Shin bisa mengantarkan Putra Mahkota dalam keadaan tak sadarkan diri?"

"Mereka membunuh nya, mereka membunuh nya..."

Kasim Seo dan Kasim Cha saling bertukar pandang sekilas, sama sama tidak mengerti apa yang di maksud oleh Jungkook.
Perlahan Kasim Seo menggerakkan tangan nya dan memegang bahu Jungkook yang berguncang, untuk sedikit menenangkan nya.

"Siapa yang Putra Mahkota maksud sebenarnya? Mohon katakan kepada kami, agar kami bisa melakukan sesuatu untuk Putra Mahkota."

"Changkyun... Mereka membunuhnya karna aku."

Perkataan yang terbata karna isakannya, membuat kedua Kasim tersebut tampak terkejut.

"Mereka juga membunuh Hyeongnim..."

Dan perkataan Jungkook setelahnya, benar benar membuat kedua Kasim di hadapan terkejut bahkan saking terkejutnya, tangan Kasim Seo yang berada di bahu Jungkook terjatuh kelantai dengan lemas seiring tatapan matanya yang menjadi kosong seakan telah di tinggalkan jiwanya.

"A-ap-apa yang Putra Mahkota maksud?"

Suara gemetar dari Kasim Seo, menunjukkan ketakutan luar biasa yang tiba tiba menghampirinya, Kasim Cha yang menyadari hal itu segera mendekat ke arah Kasim Seo dan memegangi lengan nya. Berusaha untuk menenangkannya.

"Kendalikan dirimu."

Tak perduli akan Kasim Cha, Kasim Seo kembali fokus pada Jungkook yang kembali menangis dengan kepala yang menunduk dalam, Kasim Seo kemudian memegang kedua bahu Jungkook dan membuatnya menegakkan tubuhnya. Meski itu adalah perbuatan yang tidak di benarkan, tapi ada hal yang benar benar harus di pastikan nya secepatnya dan Kasim Cha pun tak bisa berbuat apa apa selain hanya menatap keduanya dengan raut wajah yang khawatir.

"Mohon, katakan yang sebenarnya. Apa yang telah terjadi pada Pangeran."

"Mereka. Membunuh nya."

Kasim Seo kembali menjatuhkan kedua tangannya dengan tatapan mata yang tak percaya dan napas yang tiba tiba memberat.
Namun perhatiannya segera teralihkan ketika Jungkook tiba tiba meraih kedua tangannya dan dengan mata yang berair dan sesekali mengeluarkan air mata dari sudut matanya untuk melihat Kasim Seo. Dia kembali memohon untuk kali ini.

"Pergilah ke Bukchon, lihatlah keadaan Hyeongnim untuk ku!"

Tanpa sepatah katapun, Kasim Seo melepaskan diri dari tatapan penuh harap Jungkook. Dia beranjak berdiri dan pergi dengan terburu buru, membuat Kasim Cha bingung harus mengikuti siapa, hingga pada akhirnya keputusan nya jatuh pada Jungkook yang kembali menyembunyikan wajah nya.


Penantian Panjang Gyeongbok-gung


Bukchon. Setelah keributan berakhir menyisakan kepedihan di Kediaman Menteri Park, sedikit aktivitas kecil terlihat di depan salah satu pintu ruangan di Kediaman Menteri Park.
Sinar sore matahari yang menghangatkan, menembus lubang lubang kecil jendela dan masuk ke dalam ruangan dan menemukan dua pemuda yang tengah terlelap dengan damai. Kedua pemuda tersebut tidak lain adalah Si Rubah Kecil dan juga Tuan nya yang baru saja selamat dari kematian.

Taehyung yang terbaring dengan posisi normal seperti biasa, sedangkan Changkyun yang terbaring dalam posisi tengkurap dengan kain putih yang melilit punggung nya dan terdapat bekas kemerahan pada beberapa bagian punggung nya yang telah di lilit kain putih, meski dia selamat dari kematian namun dia mengalami masa yang sulit karna serangan fatal yang hampir menembus organ vital nya. Meski dia masih bernapas, namun tetap saja tidak ada yang menjamin atas keselamatan nya.

Perlahan mata Taehyung terbuka dan menangkap cahaya hangat yang menyentuh jemari nya, namun tepat saat ia membuka mata di saat itu pula dia merasakan sakit di bahu kirinya yang membuat matanya kembali terpejam sekilas untuk menetral kan rasa sakit di bahunya.

Setelah mulai terbiasa dengan rasa sakit tersebut, sinar kuning matahari yang berada di atasnya membingbing pandangannya dan jatuh pada sosok Rubah Kecilnya yang terbaring di samping nya. Seulas senyum lemah terukir di bibir nya ketika ia masih bisa mendapati Rubah Kecil nya saat terbangun, meski dalam kondisi yang menyedihkan dan seperti nya alasan Changkyun berada di sana adalah Menteri Park yang sudah tahu bahwa orang pertama yang akan di tanyakan oleh Taehyung ketika ia terbangun adalah Changkyun.

Taehyung kemudian menggerakkan tangan kanan nya dan mendapatkan tangan Changkyun yang kemudian ia genggam di saat tubuhnya sendiri terlalu berat untuk di gerakkan.
Dia kemudian mengarahkan pandangannya ke langit langit kamar nya dan setelah terdengar helaan napas dalam nya beriringan dengan dadanya yang naik dan turun dengan perlahan.

"Bertahanlah! Kau tidak boleh pergi sebelum aku."

Sebuah gumaman kecil sebelum terdengar pintu kamar yang terbuka, namun masih tak mampu mengalihkan pandangan Taehyung yang hanya tertuju pada langit langit kamar nya dan menunggu sampai seseorang yang baru saja membuka pintu berdiri di samping nya.
Dan hanya berselang beberapa detik, hingga seseorang yang sebelumnya membuka pintu sudah berada di samping nya dengan kepala yang tertunduk. Seulas senyum kembali menghiasi wajah pucat Taehyung.

"Seo Kang Joon. Kau kah itu?"

Dalam sekali gerakan, Kasim Seo menjatuhkan tubuhnya dan terduduk dengan kepala menunduk di samping Taehyung. Dia menangis.

"Kenapa bisa seperti ini... Pangeran ingin melihat hamba mati?" Kasim Seo berujar dengan lirih dengan bahu yang sedikit berguncang dan melihat hal tersebut, dengan perlahan Taehyung berusaha menggerakkan tangan kirinya dan sempat mengernyit ketika bahunya kembali terasa sakit. Dia memegang lengan Kasim Seo, berharap sentuhan nya mampu memberi sedikit ketenangan pada nya.

"Berhentilah menangis! Kau membuat ku khawatir."

Bukan nya berhenti menangis seperti keinginan Taehyung, tangis Kasim Seo semakin menjadi, dan harusnya itu mampu mengganggu tidur dari Sang Rubah Kecil. Namun sayang nya, sekeras apapun suara tangis Kasim Seo, mata yang terlelap dengan tenang tersebut tak mau terbuka.

Setelah beberapa saat berlalu, Kasim Seo kembali tenang meski masih tertunduk di sebelah Taehyung yang sama sekali tak merubah posisinya.

"Kau sudah mau berbicara dengan ku?" Suara pertama setelah Kasim Seo tenang, dan suara itu masih terdengar sama seperti sebelumnya meski terdengar begitu pelan.

"Bagaimana bisa, Pangeran menjadi seperti ini?"

"Aku baik baik saja, tidak ada yang perlu kau khawatirkan."

"Apanya yang baik baik saja, bahkan keadaan Pangeran bukanlah hal yang bisa di sebut dengan sesuatu yang baik baik saja." Kasim Seo sedikit meninggikan suara nya namun justru hal itulah yang membuatnya kembali ingin menangis.

"Kenapa kau kemari?, bukankah aku menyuruh mu untuk tetap berada di sana."

"Putra Mahkota yang mengirim hamba kemari."

"Begitu ya... Bagaimana keadaan nya?, dia menangis terlalu banyak sebelum pergi"

"Sejak kembali dari sini hingga hamba tinggalkan, beliau tidak juga berhenti menangis."

Taehyung tertawa ringan meski dia tahu bahwa tubuh nya tak ingin melakukan nya.

"Anak itu, benar benar. Kenapa dia tidak mau mendengarkan ku?"

Kasim Seo diam diam mengarahkan pandangannya pada Changkyun dan terlihat begitu ragu untuk menanyakan perihal kondisi Changkyun pada Taehyung, namun seperti nya Taehyung menyadarinya terlebih dulu dan memberi jawaban atas pertanyaan yang bahkan belum tersampaikan padanya.

"Dia terluka terlalu banyak, oleh karena itu aku menyuruh nya untuk beristirahat sebentar, tidak ada yang perlu kau khawatir. Dia adalah anak yang tangguh."

"Sebenarnya...."

Perkataan mengantung Kasim Seo pada akhirnya membuat Taehyung mengarahkan pandangannya pada wajah Kasim Seo.

"Kenapa Jung Shin bisa mengantarkan Putra Mahkota kembali ke Istana?"

"Aku yang menyuruh nya."

Pernyataan yang langsung ia ucapkan tepat setelah mulut Kasim Seo tertutup dan jelas itu merupakan sebuah kebohongan untuk menutupi kejadian yang sebenarnya, Kasim Seo mempertemukan pandangannya dengan Taehyung seakan tengah menuntut sebuah kejujuran. Mustahil jika Taehyung bisa berhubungan dengan Jung Shin yang pada dasarnya adalah orang kepercayaan Klan Heo.

"Mohon agar pangeran tidak membohongi hamba, mendengar berita tentang pangeran dari Putra Mahkota sudah cukul memberikan alasan bagi hamba untuk tidak berada lagi di dunia ini."

Taehyung meraih tangan Kasim Seo dan menggenggamnya tanpa melepas pandangannya pada wajah Kasim Seo.

"Kau memutuskan untuk tidak menikah dan malah memilih untuk bersama ku, kau sudah menua sekarang, dan kau sudah terlalu lama bersamaku. Sekarang aku baru bisa melihat mu sebagai seorang Ayah."

Kasim Seo tersentak akan penuturan Taehyung. Sungguh, dia tidak tahu arah pembicaraan nya kali ini.

"Aku pernah menjadi anak yang nakal waktu itu, aku meminta mu menggendong ku di punggung mu meski kau lelah, aku sering menendang mu dengan kaki kecil ku, aku memukul dan tertawa setelahnya meski kau kesakitan."

"Hamba sungguh tidak pernah merasa sakit ketika Pangeran memukuli hamba."

"Aku selalu mengajak Changkyun bersembunyi dari mu, dan saat dewasa. Aku membentak mu, aku sudah melukai hati mu dan aku tidak perduli pada mu, aku juga membuat Changkyun terluka. Bukankah aku adalah anak yang nakal?"

"Mohon agar Pangeran membuang jauh jauh pemikiran tersebut, hamba benar benar bersyukur bisa di izinkan untuk bersama dengan Pangeran, bisa melihat Pangeran, sudah memberi ketenangan tersendiri bagi hamba."

"Untuk itu, aku mempercayai mu."

Taehyung membawa tangan Kasim Seo ke atas tubuh nya dan menggengamnya sekali lagi.

"Kembalilah, dan lupakan apa yang kau lihat hari ini!"

Permintaan yang mengartikan sebuah perintah bahwa dia tidak boleh mengatakan apapun pada sipapun tentang apa yang baru saja terjadi di sana, dan saat itu pula tatapan Kasim Seo meragu, jika dia kembali Jungkook pasti akan menanyainya sampai ia mau bicara, jika ia tidak kembali berarti dia sudah menentang perintah dari Taehyung.
Dengan kepala yang menunduk, mengisyaratkan bahwa dia telah mengerti, Kasim Seo berucap.

"Hamba akan berusaha semampu hamba untuk menjalankan tugas dari Pangeran, dan untuk itu hamba berani menuntut sebuah imbalan."

"Katakanlah!"

"Berusahalah untuk tidak terluka, dan segera temuilah hamba jika Pangeran sudah merasa lebih baik."

Taehyung mengulas senyum tipis, memberi keyakinan pada Kasim Seo. "Peganglah janji itu dan kembalilah pada Adik ku!"

"Hamba akan melaksanakan perintah dari Pangeran dengan sebaik baik nya. Hamba permisi."

Kasim Seo beranjak berdiri dan menundukkan kepalanya sebelum akhirnya meninggalkan ruangan tersebut.

"Jaga dirimu baik baik, Kasim Seo Kang Joon. Aku benar benar minta maaf."

Gumaman yang bahkan tak mampu tersampaikan pada pendengaran siapapun, di saat hanya senyap udara dan juga cahaya yang mulai pudar dalam ruangan tersebut.
Dia, menggenggam tangan Si Rubah Kecil dengan harapan yang besar.

"Bukalah mata mu dan biarkan Hyeongnim melihatnya. Kim Changkyun."

Kedua tangan dingin yang saling menyatu, mengumpulkan luka dan terkubur bersama, jika Taehyung di ibaratkan sebagai Matahari, maka Taehyung akan mengibaratkan Changkyun sebagai Bulan. Bulan yang selalu ingin ia rengkuh meski terlihat begitu jauh. Rubah Kecil nya yang malang.

THE DYNASTY : CHAPTER 1
THE LITTLE PRINCE
16.03.2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top