Lembar 053
MUSIC ON!!!.
"Serang................"
murka sang kepala prajurit yang kemudian membuat bawahannya berbondong bondong menyerang changkyun dalam waktu bersamaan dan setelahnya hanya terdengar suara nyaring yang di hasilkan oleh pedang yang saling berbenturan yang bergema di sekitar lembah dan membuat ruang kosong di hati taehyung semakin melebar.
"meski aku telah menyerahkan semuanya padanya bukan berarti aku bisa berlutut di hadapannya,setidaknya biarkan aku memiliki sedikit harga diri untuk ku bawa pergi,maafkan hyeongnim mu yang jahat ini,__jungkook-a"
sebuah ungkapan yang datang dari ruang kosong di dalam hatinya,seakan ikut berbaur dengan atmosfir di sekitar changkyun yang mencoba untuk selamat dari kematian,meski sehebat apapun keahlian berpedangnya dia tetap lah masih seorang anak kecil jika di bandingkan dengan kepala prajurit yang bisa di bilang seumuran dengan ayahnya dan karna dendam kepala prajurit terhadap ayahnya itu pula lah yang membawa changkyun dalam peperangan antara hidup dan mati ini.
satu,dua goresan tidak akan bisa membunuhnya namun bagaimana jika goresan itu datang bertubi tubi menerjang tubuhnya yang mulai kelelahan,bahkan luka sayatan yang makin terbuka di wajahnya pun tak cukup untuk meredupkan tatapan matanya yang terlihat begitu mengerikan.
changkyun menancapkan pedangnya di tanah ketika satu lutut yang menyentuh tanah hampir tak mampu menyangga tubuhnya yang mulai terlihat kesulitan untuk menghirup udara di sekitarnya yang berubah menjadi bau anyir ketika hanya darah yang terus menetes dan mengenai rerumputan yang kemudian mengering.
berbeda dengan kondisi kepala prajurit yang hanya menerima goresan kecil di lengannya,tubuh changkyun lebih banyak mengalami luka,entah apa yang mengganggu pikirannya kali ini,dia sering kehilangan konsentrasinya dan membiarkan lawannya menebas tubuhnya beberapa kali,sakit!,tapi itu masih belum cukup untuk bisa membunuhnya.
THE LITTLE PRINCE
"abeoji........" suara ringan changkyun kecil yang berlari menghampiri seorang pria paruh baya yang memiliki byeolungeom di tangannya.
"waeyo...kenapa kau berlari seperti itu eumh?" tanya sang ayah pada anaknya yang berdiri di hadapannya.
"abeoji....jika aku memiliki sebuah pedang yang besar nantinya apakah aku akan menggunakannya untuk membunuh seseorang?" tanya changkyun kecil lagi dan kali ini dia memegang byeolungeom yang ujungnya di satukan dengan tanah oleh ayahnya yang menjatuhkan satu lutunya tepat di hadapannya dan tersenyum setelah mendengar pertanyaan dari putranya.
"wae?,kenapa kau harus membunuh seseorang ketika kau memiliki pedang?"
changkyun kecil hanya menggeleng ketika mendapatkan pertanyaan balik dari sang ayah yang kemudian duduk bersila dan menarik tubuh mungil changkyun,membawanya ke dalam pangkuannya dan memeluk tubuh kecilnya,menatap danau yang terbentang di hadapan keduanya dengan langit sore yang mulai berubah warna yang menjadi saksi atas nasehat apa yang akan di berikannya kepada putra bungsunya saat itu.
"changkyun-a...dengarkan abeoji baik baik" changkyun yang telah menaruh perhatiannya pada pantulan matahari yang tercipta di atas danau hanya menganggukkan kepalanya.
"apa kau berpikir bahwa pedang itu adalah benda mati yang tidak bisa merasakan apapun yang berada di sekitarnya?"
"bukankah itu sudah pasti,pedang tidak bernapas bukankah itu berarti mereka tidak hidup" jawaban polos dari sang putra membawa senyum tipis menghiasi wajah sang ayah.
"kau memang benar,pedang tidak bisa bernapas tapi bukan berarti mereka tidak bisa merasakan apa yang tengah di rasakan oleh tuannya,mereka memiliki jiwa yang saling terhubung dengan tuannya,mereka mengerti akan keinginan tuannya saat tuannya menariknya dari dalam sarung dan jangan kau kira pedangmu tidak tahu jika kau memiliki niatan yang buruk,bagi seorang pendekar pedang,pedang adalah bagian dari jiwanya dan selayaknya jiwa yang tercipta dari satu jiwa,mereka saling terikat satu sama lain,hanya pedangmu lah satu satunya yang paling mengerti apa yang kau inginkan ketika kau menariknya keluar,jadi......akan kau gunakan untuk apa nantinya pedangmu,kaulah yang memutuskannya,apa kau mengerti?"
"aku sedikit bingung"
"gwaenchana,gwaenchana.....kau lebih pintar dari pada hyeongnim mu yang pemalas itu,kau pasti akan cepat belajar"
sang ayah terkekeh pelan mendengar tanggapan putranya,dia kemudian mengusap kepala putranya dengan lembut seakan ingin mencurahkan kasih sayang seorang ayah pada putranya.
"belajarlah dengan benar,tidak perlu terburu buru,suatu hari nanti kau akan mengerti semuanya"
"aku ingin menjadi seorang ungeom yang hebat seperti abeoji"
THE LITTLE PRINCE
sebuah kebingungan yang membawa alam bawah sadarnya kembali memasuki masa lalu di mana dia hanyalah seorang anak kecil yang penuh dengan rasa keingintahuan yang berlebih terhadap apa yang ia lihat dan dengar di sekitarnya,dan ingatan itu pula yang membuatnya tersadar kembali dan menemukan jawaban akan nasehat yang pernah di berikan oleh ayahnya kepadanya.
sebuah jawaban yang membuatnya bangkit dan menerima jalan yang telah berada di hadapannya kini,dia mengarahkan pandangannya ke tempat di mana taehyung berdiri dengan tatapan yang terarah padanya,sebuah perasaan khawatir yang bahkan tak mampu tersampaikan pada changkyun ketika terbentang jarak di antara keduanya,jarak yang di penuhi oleh darah yang menetes setiap detiknya.
"ungeom kah?,apa masih bisa aku melakukannya,abeoji?"
suara hati yang hanya terdengar oleh dirinya sendiri dan juga jiwa yang berada dalam pedang yang kini telah ternoda oleh darah,ketika ia menyadari bahwa dia tidak lagi memiliki alasan untuk menjadi seorang ungeom di saat tuannya sendiri telah meninggalkan tahta yang ingin ia lindungi dan mungkin akan sangat sulit baginya untuk kembali mendapatkan tahta tersebut untuk tuannya karna jika ia memaksakan diri untuk mengambil alih tahta,kemungkinan terbesarnya dia harus menjadikan jungkook sebagai tumbal agar tuannya bisa menjadi satu satunya raja joseon,namun hal itu tidak akan mungkin ia lakukan karna secara tidak lisan dia telah mengikat janji pada dirinya sendiri bahwa dia akan menjadi teman untuk jungkook.
satu satunya hal yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah melewati jalan yang saat ini berada di hadapannya dan meyakinkan diri atas apa yang benar benar di kehendaki oleh hatinya,kehendak hati yang tidak bisa membiarkan orang orang ini membawa tuannya kembali dan kemudian memaksanya untuk berlutut di hadapan jungkook.
"sepertinya kau harus menarik kembali kesombonganmu itu,anak muda" cibir kepala prajurit yang berjalan mendekati changkyun.
changkyun yang telah berhasil menguasai kebingungannya mengarahkan tatapan tajam namun terlihat lebih tenang dari sebelumnya pada kepala prajurit seiring dengan ujung pedangnya yang juga ia arahkan kepada lawan bicaranya yang berada di tengah tengah kepungan bersama dengannya.
"di sini!,____akan ku akhiri semua urusan mu dengan ayahku"
kepala prajurit tersebut menyunggingkan senyumnya tak percaya melihat betapa kesombongan changkyun yang sangat mirip dengan ayahnya,mengingatkannya kembali dengan kesombongan ayah changkyun bahkan saat ia hampir terbunuh di tangannya namun matanya tiba tiba membulat ketika peristiwa beberapa tahun silam terjadi kembali saat ia melihat seringaian yang di berikan changkyun sebelum ia melompat ke arahnya dan langsung ingin menghabisinya dalam sekali tebas,beruntung dia sempat menggerakkan pedangnya untuk memblokir gerakan changkyun.
namun tetap saja,dia masih sangat terkejut dengan apa yang baru saja terjadi,bukan hanya seringaian bahkan cara ia menyerang dan juga tatapan matanya benar benar persis seperti ayahnya waktu itu.
"ada apa denganmu?,apa kau merasa sudah sangat tua bahkan untuk menahan serangan kecil ini?,ini hanyalah awal dari pertarungan yang sebenarnya"
kepala prajurit mempertemukan pandanganya dengan tatapan tajam milik changkyun yang seakan benar benar berambisi untuk menghabisinya detik itu juga,dia masih belum bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi,bagaimana seseorang bisa berubah dalam waktu sesingkat itu meski telah melihat hal tersebut untuk kedua kalinya selama hidupnya namun senyum yang terlihat begitu meremehkan berhasil meruntuhkan keraguannya.
"anak iblis sepertimu memang tidak seharusnya di biarkan hidup selama ini,ku pastikan jika kau tidak mati hari ini kau akan membunuh tuanmu suatu hari ini"
"kaulah orang yang akan ku bunuh hari ini,jadi tutup mulutmu dan pergilah ke neraka.........."
changkyun menumpukan semua kekuatannya pada tangannya seiring dengan suara teriakan dan berhasil melukai lengan kepala prajurit yang kemudian mundur beberapa langkah,dia melihat lengan bajunya yang sobek dan bisa di lihatnya luka yang perlahan terbuka semakin lebar,sebuah tanda bahwa anak di hadapannya saat ini benar benar serius saat melukainya.
para bawahan yang melihat hal tersebut hendak menyerang changkyun namun kepala prajurit menghentikan mereka,sudah waktunya untuk menentukan siapa pemenangnya,dia tidak mungkin membiarkan harga dirinya terinjak injak untuk kedua kalinya oleh keluarga kim.
"ingat ini baik baik anak muda,ini adalah pertarungan pertama sekaligus terakhir kita,itu berati tidak akan ada akhir dari pertarungan ini sebelum salah satu di antara kita terbunuh"
"kaulah yang akan mati" ujar changkyun dengan suara tenangnya yang berkebalikan dengan tatapan mata yang sangat berambisi untuk menebas siapa saja yang menghalangi jalannya,dan di detik setelahnya kedua orang tersebut mengambil langkah masing masing dan saling beradu pedang membuat pertarungan di sana menjadi hanya milik mereka berdua,sebuah pertarungan di antara mempertahankan hidup dan mempertahankan harga diri.
sebuah pertarungan antara dua prajurit sejati yang mengusik ketenangan taehyung terlebih saat mendengar changkyun berteriak,jangankan berteriak berbicara lantang saja changkyun tidak pernah,dalam hati taehyung bertanya tanya apa yang kiranya membuat changkyun bersikap tidak sewajarnya dan pertanyaan itu pula yang membimbing langkahnya untuk berjalan mendekat masih dengan seikat bunga di tangan kanannya.
suara benturan pedang yang sangat kuat terus menggema di lembah dan bahkan orang yang mendengarnya pun pasti akan langsung menjauh,dua ksatria pedang yang tak henti hentinya menebaskan pedangnya meski darah yang telah bercucuran dan membuat rumput yang menyatu dengan tanah berubah warna menjadi kemerahan,bau anyir dan kematian yang sangat di benci oleh taehyung yang bahkan seumur umur tidak pernah melukai seseorang menggunakan sebilah pedang.
taehyung memutuskan untuk berhenti beberapa langkah dari para prajurit yang membuat sebuah lingkaran dan memutari changkyun yang tengah bertarung melawan kepala prajurit.
"apa yang sedang kau lakukan di sana,kim-changkyun"
suara hati taehyung ketika melihat rubah kecilnya yang berubah menjadi hewan buas,bahkan leher yang berubah menjadi merah akibat darah yang mengalir dari goresan di wajahnya pun tak cukup untuk membuatnya menangis,ini bukanlah hal yang di inginkan oleh taehyung,dia tidak ingin melihat changkyun seperti ini,dia tidak boleh menjadi seorang monster.
changkyun menyerang dengan brutal setelah beberapa kali menerima serangan dari kepala prajurit dan tepat setelah ia beradu pedang dengan kepala prajurit dia langsung menggunakan kakinya untuk menendang kepala prajurit dan berakhir dengan keduanya yang terpental secara bersamaan namun changkyun yang berhasil bangun terlebih dulu segera menghampiri kepala prajurit yang tampak mengalami kesulitan saat mencoba untuk bangkit,dia menancapkan pedangnya di tanah dan menggunakannya untuk menopang tubuhnya namun naas sebelum ia berhasil menguasai dirinya kembali,rubah kecil itu sudah berada di hadapannya dan mengayunkan pedangnya untuk menebasnya dan mengakhiri pertarungan dengan membawa sebuah kemenangan.
semua orang melihat kejadian tersebut dengan mulut terbuka,meski melihat pimpinan mereka yang akan terbunuh oleh changkyun tak satupun dari mereka berani untuk mendekat dan di detik setelahnya semua menjadi hening setelah terdengar suara pedang yang saling beradu dan begitu memekakkan telinga.
"p-pa-pangeran...." gumam kepala prajurit ketika mendapati punggung taehyung yang saat ini berada tepat di hadapannya dan menghalau serangan changkyun.
sorot mata changkyun seketika meredup ketika ia bertemu pandang dengan taehyung yang memblokir serangannya menggunakan tangan kiri dengan ujung pedang terarah kebawah dan menyusuri lengannya,teknik pedang yang bahkan dia sendiri tidak pernah melakukannya.
"kau terlalu berlebihan,changkyun-a"
suara lembut yang melemahkan changkyun yang kemudian menjatuhkan satu lututnya di atas tanah dengan ujung pedang yang tertancap di tanah,dia menunduk dalam seperti tengah memohon pengampunan terhadap tuannya.
melihat hal tersebut taehyung pun menurunkan pedangnya dan menghembuskan napas dalam dengan pelan seakan tidak membiarkan orang lain menyadarinya,dia merasa sedikit lega karna dia tepat waktu dan changkyun tidak sampai membunuh seseorang hari ini.
"pangeran"
teguran yang datang dari arah belakang,taehyung menggerakkan ekor matanya ke arah belakang meski hal itu pun belum cukup untuk membuatnya bisa melihat kepala prajurit yang berdiri tepat di belakangnya.
"ini kesempatan terakhirmu,bawa prajuritmu kembali ke istana!"
"mohon maaf pangeran,tapi ini adalah perintah dari baginda raja dan jika anak ini masih menghalangi terpaksa kami harus melakukan apa yang telah di perintahkan baginda raja pada kami"
mendengar hal tersebut taehyung menjatuhkan pandangannya pada changkyun yang masih tertunduk dalam namun hanya sebentar karna setelahnya perhatiannya teralihkan oleh tangan changkyun yang saat ini memegang pedang di penuhi dengan darah,taehyung tidak tahu darah siapa itu tapi dia berharap bahwa darah itu bukan berasal dari tangan changkyun.
"perintah apa?,jika anak ini tetap menghalangi apa yang di kehendaki oleh baginda raja?"
"membunuhnya"
Jleb...
semua orang terperangah ketika melihat insiden yang begitu cepat terjadi tepat di depan mata kepala mereka saat pedang yang berada dalam genggaman tangan taehyung dengan ringannya menembus perut kepala prajurit layaknya orang yang tak berperasaan.
"akh...p-pa-pangeran...k-ke-kenapa-kenapa kau-akh..." kepala prajurit tersebut tak sanggup lagi untuk meneruskan perkataannya ketika taehyung yang tiba tiba menekan pedangnya dan membuat darah yang tiba tiba keluar dari mulut sang kepala prajurit.
"anak ini memiliki nama,kim-chang-kyun"
taehyung langsung menarik kembali pedangnya tepat setelah ia menyelesaikan perkatannya dan tubuh kepala prajurit yang jatuh ke samping menjadi akhir dari riwayatnya.
"ingat itu baik baik!" ujar taehyung masih dengan nada bicara yang terdengar begitu dingin.
tanpa ia sadari bahwa rubah kecilnya tengah membulatkan matanya setelah melihat apa yang baru saja di lakukan oleh tuannya dan orang yang harusnya ia bunuh menggunakan tangannya sendiri telah tergeletak di hadapannya oleh pedang tuannya,sesuatu yang bahkan tidak ingin di percayai oleh changkyun,bagaimana bisa tuannya mengambil nyawa seseorang dengan begitu mudahnya hanya karna mendengar sebuah kalimat.
"tunggulah di sini!,aku akan segera kembali"
sebuah perintah yang membuat changkyun tunduk dan membiarkan taehyung berbalik menjauhinya dan ketika langkah itu menghilang dari pandangannya perlahan changkyun bangkit,melihat ke arah kepala prajurit yang tak lagi bernyawa dan kemudian mengarahkan pandangannya pada taehyung,entah apa yang ingin ia lakukan.
"kemarilah kalian!"
ujar taehyung kepada para prajurit yang saling berhimpit di hadapannya meski masing masing dari mereka memiliki pedang kecuali satu orang karna taehyung telah merampasnya sebelumnya.
"kalian pikir bisa melindungi seorang raja hanya dengan kemampuan kalian,dengarkan ini baik baik" taehyung mengarahkan pandangannya pada seluruh prajurit yang menatap ketakutan ke arahnya.
"siapapun yang bisa membunuhku,namanya akan di tulis dalam sejarah,jadi,tunggu apa lagi majulah!"
meski begitu tak satupun dari mereka berani melangkah maju barang sedikitpun dan entah kenapa hal itu justru memancing kemarahan taehyung.
"nawa!!!!!!!!,jika kalian tidak mau aku yang akan datang ke tempat kalian"
langkah selanjutnya yang di ambil oleh taehyung adalah langkah menuju dunia kegelapan yang akan mengambil alih cahayanya yang semakin meredup dari waktu ke waktu,jika kau tidak percaya tanyakanlah pada park hwagoon seorang gadis yang selalu keluar rumah saat malam hanya untuk melihat bintang putra mahkotanya yang telah turun tahta tanpa ia ketahui,dan saat kau bertanya bukanlah jawaban yang akan kau dapat melainkan pertanyaan balik,ada apa dengan bintang putra mahkota dan kapan ia bisa melihat wajah putra mahkota?,sebuah harapan yang ia panjatkan setiap malam di temani dengan dinginnya udara malam yang membekukan penantiannya.
langkah demi langkah yang ia tandai dengan darah yang menetes dari ujung pedangnya,para prajurit yang tidak berani mengayunkan pedang mereka dan di sisi lain juga tak ingin mati sia sia terpaksa memberikan sedikit perlawanan meski semua itu merupakan hal yang sia sia di saat sang matahari yang telah kehilangan sinarnya tenggelam di dasar danau dan tertidur dalam rengkuhan akar akar yang saling mengikat satu sama lain dan tak pernah membiarkannya kembali karna tidak mungkin ada dua matahari di dunia,tapi mungkin matahari memiliki bayangan lebih dari satu,kenyataan pahit saat ia sendiri tidak bisa hidup sebagai bayangan matahari dan lebih memilih untuk mengubur diri dalam kegelapan sampai ia lupa dengan hal yang membuatnya begitu terluka.
changkyun yang masih belum beranjak dari tempatnya,menatap ke arah taehyung dengan raut wajah datarnya,tidak ada yang bisa ia pikirkan untuk saat ini bahkan untuk bertanya kenapa pun hanya akan membuatnya semakin kebingungan,hanya melihatnya dari jauh dan membiarkannya adalah apa yang menjadi perintah taehyung untuknya.
baju yang sebelumnya bersih sekarang terkotori oleh darah para prajurit yang telah meregang nyawa di tangannya bahkan tangan yang selalu bersih dan hangat tersebut sekarang menjadi merah karna darah yang terus mengalir menyusuri pedangnya yang bahkan lebih mengerikan di bandingkan dengan kemurkaan sang raja.
layaknya hewan buas yang mengoyak tubuh mangsanya dengan ganas,seperti itulah taehyung saat ini,mengayunkan dan menghunuskan pedangnya tanpa belas kasihan sedikit pun dan waktu yang di janjikanya pada changkyun telah berakhir.
dia mengakhiri semuanya dalam waktu singkat tepat setelah gerakan terakhirnya yang membuat wajahnya terciprat oleh darah prajurit yang baru saja ia tebas,kala itu di benar benar berhenti dengan darah di sekujur tubuhnya dan juga darah yang menetes dari ujung pedangnya yang mengarah ke tanah.
napas berat yang terputus putus seakan menjadi ungkapan terakhir dari rasa keputusasaan nya saat air mata yang perlahan berbaur dengan darah yang berada di wajahhnya.
"pangeran,mohon ampuni hamba,jangan bunuh hamba,hamba memiliki seorang putri yang harus hamba besarkan,hamba mohon ampuni hamba......."
taehyung menjatuhkan pandangannya pada satu satunya prajurit yang masih bernyawa atau lebih tepatnya taehyung sengaja membiarkannya tetap hidup untuk menyampaikan pesan terakhir yang akan ia ucapkan.
"angkat kepalamu!"
dengan tubuh yang gemetar sang prajurit mengangkat kepalanya dan menatap takut ke arah taehyung yang bahkan terlihat lebih mirip dengan seorang monster.
"katakan pada ayah ku bahwa akulah orang yang telah membunuh teman temanmu,sampaikan juga padanya jika dia mengirimkan orang orangnya ke bukchon sekali lagi,aku tidak akan segan segan untuk menghabisi mereka"
"ye,ye,h-hamba mengerti" jawab sang prajurit meski dia sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar.
"sekarang pergilah!"
beranjak dengan terburu buru sang prajurit berlari menjauh tanpa mengucapkan kata terimakasih yang harusnya ia ucapkan.
semilir angin yang berhembus cukup kencang seakan ingin menyadarkan taehyung akan lautan darah yang tercipta di padang bunga yang harusnya memiliki aroma yang harum berubah menjadi anyir ketika ia berhenti mengayunkan pedangnya.
dengan hati yang gelap,dia mengarahkan pandangannya ke sekelilingnya dan hanya menemukan mayat mayat yang tergetak mengelilinginya dan pandangannya terhenti pada seikat bunga pemberian changkyun yang telah hancur begitu ia melepaskannya saat dia sendiri mengambil pedang dari seorang prajurit untuk menghentikan changkyun beberapa waktu lalu,sebuah pemandangan yang membuat lukanya semakin melebar.
"aku____tidak akan pernah bisa menjadi seorang raja" taehyung berkata dalam hati di saat hanya air mata yang bisa menjelaskan semuanya.
tiba tiba dia merasakan sesuatu yang dingin menyentuh punggung tangannya,setetes air yang di kirimkan langit untuk membasuh dosa yang baru saja di perbuat oleh taehyung,setetes air yang kemudian datang membawa rekan rekannya dan menyerbu tempat yang bersaksi atas insiden berdarah saat itu.
hujan yang membersihkan pedang di tangan taehyung dan sekaligus membasuh wajahnya,mencoba menghilangkan darah yang mengotori wajah tenangnya,dia menunduk,menunduk sangat dalam seakan ingin menyembunyikan wajahnya.
pedang di tangannya yang terjatuh dan di susul dengan lututnya yang menyatu dengan tanah bahkan tak cukup membuat changkyun mengingkari perintah sang tuan dan masih tetap berdiri di tempat sebelumnya meski hatinya sangat sakit ketika melihat tuannya berlutut seperti itu dan untuk kedua kalinya dia melihat tuannya menangis,menangis karna terluka dan luka yang ia dapat setelah meninggalkan tahtanya,sejauh ini hanya itulah yang bisa changkyun pahami dari suara tangis yang berbaur dengan suara hujan.
tubuh taehyung yang semakin merendah seakan akan ingin menyatukan keningnya dengan tanah,dia memegangi dadanya yang terasa sesak,meski dia berada di bawah hujan selama ribuan tahun pun dia tidak akan bisa menghapus dosa yang telah di lakukannya saat ini dan dia memahami hal itu namun apa yang bisa ia lakukan ketika dirinya benar benar sakit hati dengan apa yang terjadi pada hidupnya saat ini dia bahkan tidak memiliki jawaban untuk itu dan hanya sebuah tangis yang mampu mengungkapkan rasa sakit hatinya.
"aarrrggghhhh............." sebuah teriakan yang tak bisa lagi menggema di lembah ketika hujan tak mengizinkan sedikitpun suara terdengar oleh orang asing selain rubah kecil yang tetap berdiri dengan tegap di sana,menunggu sampai tuannya yang datang menjemputnya.menyedihkan!.
"mari kita pulang,changkyun-a!"
THE DYNASTY : CHAPTER 1
[THE LITTLE PRINCE]
16.01.2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top