Lembar 039

Malam sunyi yang kembali datang,merengkuh taehyung kembali dalam kegelapan,rubah kecilnya yang menyusuri kegelapan malam joseon yang begitu sunyi,genderang tengah malam kembali di bunyikan,sebuah ketakutan yang kembali merengkuhnya dan sudah waktunya untuk menutup mulutnya rapat rapat.

perlahan kepala itu terangkat dan mendongak menatap langit langit paviliun sebelum akhirnya jatuh berbaring,perasaan yang sama seperti malam malam sebelumnya telah kembali bersama rasa sakit yang perlahan menusuk dadanya dan bergerak lebih dalam.

perlahan hembusan napas itu terdengar sedikit memberat,tangan yang tiba tiba mencengkram dadanya dan semakin menguat,wajah yang mengernyit dan tampak kesakitan,tubuhnya meringkuk di tempat tidurnya tepat menghadap ke tempat di mana kasim seo yang tengah terlelap.

"akh...."

sebuah erangan yang terdengar begitu lirih yang baru bisa meloloskan diri dari mulut taehyung yang selalu tertutup rapat saat genderang tengah malam di bunyikan,jika biasanya dia hanya bisa menangis tanpa suara saat rasa sakit itu berusaha membunuhnya ketika changkyun berada di sampingnya,setidaknya taehyung sedikit bersyukur karna changkyun tidak berada di sana saat ini tapi di sisi lain dia khawatir,khawatir tentang apa yang tengah di lakukan oleh changkyun saat ini.

tubuh yang semakin meringkuk dan perlahan sedikit terangkat,menyatukan keningnya dengan lantai saat air mata itu berjatuhan layaknya peluh yang menetes di udara yang panas,tangan yang semakin kuat mencengkram dadanya,tangis yang tetap tertahan seakan tidak ingin membangunkan kasim seo

rasa sakit yang menyerangnya saat malam tiba selama beberapa hari,rasa sakit yang di tahannya dengan sempurna,rasa sakit yang mungkin bisa membuatnya terbunuh.

tubuh yang meringkuk sendirian dalam kegelapan,malam yang dingin mungkin saja bisa menjadi malam terakhir untuknya di saat rubah kecilnya tengah berkelana di malam tak bertuan joseon yang membawa tatapan dinginnya menyusuri gelapnya malam,membawa langkah yang begitu ringan menyusuri jalanan yang begitu sepi tanpa tahu bahwa tuannya bisa saja meninggalkannya jika dia terlalu lama berkelana.

langkah yang seperti berjalan di udara tersebut terhenti tepat di depan sebuah kediaman seorang bangsawan,malam yang begitu dingin yang seakan ingin membekukan atmosfir di sekitarnya meski musim dingin telah lama berlalu.

changkyun menarik kain hitam yang melingkar di lehernya untuk menutupi sebagian wajahnya dan hanya membiarkan bulan di atas sana melihat mata dengan tatapan yang dingin namun,manik mata itu terlihat lebih gelap malam ini.

changkyun kemudian berjalan menuju jalan yang mengitari rumah sebelum akhirnya melompati tembok pembatas rumah dan menapakkan kakinya di atap rumah,dia berjalan dengan mengendap endap seperti seorang pencuri dan kewaspadaannya meningkat dengan sempurna.

sejenak dia menghentikan langkahnya dan merapatkan tubuhnya pada genting rumah yang saat ini menjadi pijakannya,dia mengarahkan pandangannya ke bawah untuk mengamati keadaan di bawah dan juga untuk memilah beberapa pintu yang berada di sana.

tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya kembali mengendap endap menghindari beberapa budak yang masih berkeliaran di luar sebelum mengakhiri pencariannya malam itu di sebuah ruangan yang gelap namun dia masih dengan jelas melihat seseorang yang terbaring di tengah ruangan.

perlahan changkyun mendekat ke arah pria yang terlihat sudah berumur tersebut dan berdiri tepat di samping kepalanya.

tatapan dingin yang perlahan mulai terlihat menakutkan seiring dengan tangannya yang menarik pedangnya keluar dari dalam sarung,sebilah pedang yang mengkilap ketika terkena sedikit cahaya yang kemudian membuat tidur pria di bawahnya terganggu dan perlahan membuka matanya yang kemudian membulat ketika mendapati orang asing dengan pedang di tangannya berada tepat di atasnya,dia hendak bangun namun kaki changkyun menahan dadanya dan sedikit menekannya.

"s-si-siapa kau?"suara lirih yang terucap dengan kata yang tak sempurna mencerminkan sebuah ketakutan yang seakan mencekik lehernya.

"kau akan membayar penderitaan tuanku dengan nyawamu"

pernyataan dari suara berat yang membuat pria tersebut terkejut dan tampak begitu gusar sekaligus ketakutan,dia mencoba menyingkirkan kaki changkyun dan berusaha untuk lari darinya atau setidaknya memanggil bantuan namun changkyun semakin kuat menginjaknya seakan ingin mematahkan tulang rusuknya dan membuat pria tersebut tampak kesakitan dan berbaring dengan pasrah.

"siapa tuanmu,siapa yang menyuruhmu melakukan hal ini?,aku bisa memberikan lebih banyak dari tuanmu itu"

negosiasi yang membuat senyum changkyun tersungging di balik kain hitam yang menutupi sebagian wajahnya,sebuah senyum yang seharusnya tidak bisa di lakukan oleh seorang kim changkyun.

changkyun kemudian menyingkirkan kakinya dan pria tersebut hedak menjauh sebelum pergerakannya terhentikan kembali oleh pedang changkyun yang hampir saja menghunus lehernya.

"jangan bergerak ataupun berteriak,aku tidak perduli meski setelah ini aku akan mati"tegas changkyun.

"a-apa-apa yang kau inginkan dariku?"

changkyun menarik pedangnya kembali dan perlahan menjatuhkan satu lututnya di lantai membuat pria di hadapannya sedikit menjauh,tatapan membunuhnya bertemu dengan tatapan ketakutan di hadapannya,malam yang terlalu sunyi bagi changkyun saat dia jauh dari tuannya.

"pergilah dan akan ku ampuni kau"

kalimat peringatan yang sama sekali tak membuatnya bergerak dari tempatnya,"hanya tuanku yang berhak memerintahku"perlahan changkyun menurunkan kain yang menutupi sebagian wajahnya dan membuat mata pria di hadapannya membulat sempurna,cukup di jadikan sebuah bukti bahwa pria tersebut mengenali wajahnya.

"k-ka-kau,ba-bagaimana,bagaimana bisa kau berada di sini,apa yang mau kau lakukan"

sebuah kalimat terakhir yang terucap atas izin changkyun sebelum dia bergerak untuk membungkam mulut pria di hadapannya dan mendorongnya ke lantai di saat tangan kanannya sendiri menghunuskan pedangnya pada dada pria tersebut sebelum ia sempat meronta dan kepala yang tiba tiba jatuh kelantai begitu saja menjadi akhir dari kisahnya.

changkyun berdiri sembari menarik pedangnya yang kini bersimbah darah,sejenak melihat korban pertamanya tanpa rasa bersalah sedikitpun sebelum akhirnya berbalik dan berjalan pergi sembari kembali menaikkan kain untuk kembali menutupi sebagian wajahnya.

darah yang menetes dari ujung pedangnya menujukkan jejak kemana langkahnya pergi sebelum akhirnya terputus ketika ia kembali menyarungkan kembali pedangnya.

malam yang semakin panjang,bulan yang sudah condong kebarat dan berkurang setiap detiknya,aura dingin yang begitu mengerikan menyelimuti malam panjang joseon,mengiringi langkah rubah kecil yang ingin menjadikan malam berdarah di hanyang.

bukan hanya satu atau dua,bahkan setelah itu langkahnya masih terus berkelana mencari mangsa untuk membuat malam menjadi lautan darah akibat kemarahannya.

di rumah ke empat yang ia kunjungi,keberuntungan tak selalu datang padanya ketika seorang budak memergokinya keluar dari salah satu ruangan di rumah majikannya dan sebuah teriakan yang pada akhirnya meramaikan malam gelap joseon.

"ada penyusup.......ada penyusup......"

"tuan....tuan.....ada apa ini"

"bangsawan kim telah terbunuh,tangkap penyusup itu"

"cepat cari penyusup itu"

sebuah teriakan yang saling bersahutan memecah keheningan malam,changkyun menapakkan kembali kakinya ke tanah dan berjalan dengan tenang,menjauh dari keramaian,berjalan dengan begitu tenang hingga langkah yang membimbingnya kembali terhenti,sesekor rubah kecil yang mencoba untuk meraung di malam tak bertuan hanyang.


"si-si-siapa kau?"sebuah pertanyaan yang mungkin sudah membuatnya bosan untuk menjawabnya.

"jangan mendekat,ku bilang jangan mendekat,siapapun di luar cepat kemari......!"

sebuah kecerobohan yang membiarkan korban terakhirnya berteriak dan mengundang perhatian para penghuni rumah,di melihat korbannya yang berusaha melarikan diri namun satu satunya jalan keluar berada di belakang punggungnya.

pria paruh baya tersebut merapat ke dinding dan mencoba menjangkau pintu dengan ketakutan sebelum akhirnya pedang di tangan changkyun menembus perutnya.

bukan changkyun yang menghamprinya,pria itu sendirilah yang datang menghampiri kematiannya.

pintu di belakang changkyun tiba tiba terbuka dan terdengar suara yang menunjukkan keterkejutan dari beberapa orang yang mengganggu pendengaran changkyun.

"dia sudah membunuh tuan,tangkap dia!"

sebuah teriakan dari arah belakang sebelum changkyun mendengar langkah kaki mendekat dan membuatnya langsung menarik pedangnya,membiarkan tubuh bangsawan di hadapannya jatuh ke lantai dalam keadaan tak bernyawa,changkyun segera berbalik dan melawan para budak yang menyerangnya namun ia berusaha untuk tidak membiarkan pedangnya melukai para budak tersebut karena tujuannya sejak awal hanyalah satu orang yang saat ini sudah terbaring di lantai dan itu berarti tidak ada lagi alasan baginya untuk menyakiti orang orang di sana.

changkyun menghalau serangan mereka hanya dengan menggunakana kekuatan fisiknya dan meski begitu akan sangat sulit untuk tidak melukai mereka,bahkan beberapa orang terpental keluar ruangan akibat tendangannya.

"tangkap dia......jangan biarkan lolos....."

sebuah pekikan saat jalan di depan changkyun terbuka,dia langsung melompat kehalaman dan pada akhirnya terkepung,sesuatu yang bahkan tidak dapat merubah raut wajah tenangnya,changkyun kemudian menyarungkan pedangnya kembali,mengakhiri tugasnya malam ini dan sudah waktunya kembali pada tuannya sebelum matahari kembali dan mengusir gelap dari langit joseon.

changkyun mengambil langkah pertamanya untuk mengakhiri malam yang panjang ini,memukul menendang,melompat mungkin hanya gerakan dasar yang hanya akan sedikit melukai lawannya,namun waktu semakin berjalan dan kemungkinan bantuan dari istana akan segera datang.

mata changkyun berkeliling di sela sela pertarungannya dan matanya menangkap sesuatu yang mungkin bisa mengakhiri malam panjang untuknya.

dia melompati beberapa orang dan menggunakan bahu mereka sebagai pijakan sebelum akhirnya sampai di tempat tujuannya,tanpa membuang buang waktu kakinya tergerak untuk menendang obor yang berdiri di sampingnya dan membuatnya terpental jauh sebelum akhirnya jatuh pada tumpukan jerami di sekitar halaman.

perlahan api mulai merembah melahap tumpukan jerami yang sudah mengering dan bisa saja api yang semakin membesar menyulut dan membakar habis rumah.

sebuah keributan yang kemudian memberikan jalan untuk changkyun,dia melompat ke genting dan berlari untuk melarikan diri tak perduli dengan keributan yang mencoba untuk mengejarnya,dia pergi menjauhi cahaya kemerahan di sertai kepulan asap yang menerangi malam gelap hanyang,mengakhiri perjalanan malamnya dan menerima hukuman atas perbuatannya.



THE DYNASTY:CHAPTER 1
THE LITTLE PRINCE.



"Apa yang kau lakukan di luar sana?,kembalilah padaku secepatnya!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top