Lembar 045
"mohon cabut gelar hamba sebagai putra mahkota joseon____yang mulia"
sebuah kalimat permohonan yang begitu di kutuk oleh lee jeon yang tampak terguncang dengan apa yang baru saja di katakan oleh taehyung.
"a-apa-apa yang kau katakan?" sebuah pertanyaan yang terucap dengan harapan yang menginginkan bahwa dia hanya salah mendengar.
"mohon bebaskan hamba dari penderitaan ini"
sebuah kata yang akhirnya memperjelas pendengaran lee jeon yang kemudian membuat keterkejutan di wajahnya berubah menjadi sebuah kemarahan ketika melihat kepala yang masih tertunduk dalam dihadapan.
"apa kau sadar dengan apa yang baru saja kau katakan?"
"ye,yang mulia"
"putra mahkota..."
lee jeon tiba tiba bersuara dengan lantang sebagai penolakan akan jawaban taehyung,dia tidak mengerti kenapa taehyung sampai berbicara seperti itu di saat dia tengah berjuang untuk mempertahankannya.
lee jeon kemudian mendekati taehyung dan menjatuhkan lututnya tepat dihadapan taehyung yang sama sekali tidak menunjukkan respon apapun.
lee jeon memegang kedua bahu taehyung dan membuatnya menegakkan tubuhnya,dengan mata yang mulai berair lee jeon menatap wajah putranya yang masih tampak tenang meski sebelumnya telah mengucapkan sesuatu yang harusnya tidak dia ucapkan.
tatapan memohon yang hanya di tunjukkannya kepada putranya.
"katakan padaku!,kenapa kau tiba tiba melakukan hal ini?" tuntut lee jeon dengan suara yang melembut,mencoba untuk mengambil hati taehyung.
"hamba sudah tidak tahan lagi dengan penderitaan ini,mohon selamatkan hamba,yang mulia"
lee jeon sedikit mencengkram bahu taehyung,dan sekilas mengalihkan pandangannya ketika matanya tak kuat lagi untuk menampung lebih banyak air yang terbendung di pelupuk matanya dan kembali melihat ke arah taehyung dengan tatapan yang benar benar memohon.
"aku ini ayahmu.....jangan memanggilku dengan sebutan itu" ucapan yang terdengar begitu lirih bahkan tak mampu membuat sudut hati taehyung terbuka untuk sekedar menerima kehendak dari ayahnya.
"bertahanlah sedikit lagi,ayahmu ini pasti akan menyelesaikan semuanya,jadi.....tetaplah berada di sini hingga semuanya membaik"
taehyung menggeleng dengan pandangan yang tertuju kebawah,"tidak ada hal yang harus yang mulia perjuangkan untuk hamba,semuanya sudah sejauh ini"
taehyung perlahan mengangkat pandangannya dan mempertemukannya kembali pada tatapan memohon lee jeon.
"menjadi putra mahkota joseon sampai detik ini,hanya membuat penderitaan yang hamba rasakan semakin bertambah setiap waktunya,mohon akhiri penderitaan untuk hamba ini,yang mulia"
"putra mahkota........" lee jeon sedikit menaikkan nada bicaranya sembari mengguncang tubuh taehyung.
perlahan Taehyung mengangkat tangan kirinya untuk meraih tangan lee jeon yang masih memegang bahunya.
"demi masa depan joseon"
"berhenti bicara omong kosong,kau tidak akan kemana mana,tidak akan ada orang yang bisa mengusirmu dari tempatmu" tandas lee jeon penuh keyakinan seakan ingin meyakinkan taehyung agar dia mau menarik perkataannya kembali,namun sepertinya perkataan yang terlanjur keluar dari mulutnya,tidak bisa ia tarik kembali.
"kau adalah putra mahkota joseon dan kau adalah orang yang akan menjadi raja selanjutnya, tahanlah sebentar lagi"
"hamba tidak bisa melakukannya lagi,mohon......izinkan hamba untuk pergi"
"putra mahkota" lirih lee jeon.
"hamba hanya akan menambah dosa hamba jika tetap berada di tempat ini___mohon bebaskan hamba dari penderitaan ini,biarkan hamba pergi,yang mulia"
lee jeon memalingkan wajahnya dan menjatuhkan pandangannya ke lantai seiring dengan kedua tangannya yang terlepas dari taehyung.
"apa selama ini menjadi putra mahkota adalah sebuah beban untuk mu?"pertanyaan yang terdengar begitu putus asa ketika tatapannya hanya terarah ke lantai di antara dirinya dan taehyung.
" ye"
lee jeon kembali mengangkat pandangannya dan mempertemukannya dengan tatapan taehyung yang begitu terlihat tenang seakan tak ingin membiarkan siapapun mengetahui bagaimana perasaannya yang sesungguhnya.
"jika memang seperti itu,aku minta maaf karna kau tidak akan pergi kemana mana"
"yang mulia" ujar taehyung dengan nada bicara yang lembut.
"aku adalah raja bagi rakyat joseon,tapi aku adalah ayah dari putra mahkota,kau tidak akan pergi kemanapun"
"bunuh hamba"
lee jeon sekali lagi menatap putranya dengan tidak percaya,apa taehyung tengah mencoba mempermainkan posisinya sendiri,kenapa dia bersikeras untuk meninggalkan tahtanya di saat lee jeon sendiri tengah memperjuangkannya habis habisan.
merasa tidak ada kata kata yang bisa menjawab keinginan taehyung,lee jeon beranjak berdiri dan bergegas keluar,meninggalkan taehyung tanpa sepatah katapun.
lee jeon membuka pintu kamar taehyung dengan kasar dan langsung berjalan keluar dari paviliun putra mahkota yang kemudian di ikuti oleh kasim hong yang berjalan sedikit tergesa gesa untuk menyamakan langkahnya dengan lee jeon.
changkyun sekilas melihat taehyung yang duduk bersimpuh di tengah ruangan dan kembali melihat ke arah lee jeon yang kemudian menghilang di balik pintu,hanya dengan melihat bagaimana cara lee jeon pergi sudah cukup menjelaskan situasi yang saat ini terjadi.
changkyun tahu bahwa lee jeon marah kali ini tapi lee jeon tidak akan semarah ini jika taehyung menjelaskannya dengan baik baik,terkecuali jika taehyung mengatakan hal hal yang tak sepatutnya untuk di katakan.
changkyun kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar taehyung dan menutup pintu dari dalam sebelum melanjutkan langkahnya untuk menjangkau tempat taehyung duduk bersimpuh,tak banyak hal yang bisa ia ketahui dari punggung yang masih terlihat sama seperti sebelumnya,dia menghentikan langkahnya beberapa langkah di belakang taehyung.
"changkyun-a"
"ye,putra mahkota"
"kemarilah!"
atas permintaan dari taehyung,changkyun kembali melangkahkan kakinya mendekati taehyung,dia berjalan dua langkah melewati taehyung kemudian berbalik dan menjatuhkan kedua lututnya tepat menghadap taehyung,mempertemukannya dengan sepasang mata dengan tatapan yang sangat sulit di artikan ketika kehangatan itu berubah menjadi kekosongan.
"tarik pedangmu!"
sebuah permintaan yang membuat changkyun tak berkutik dan hanya memandang mata taehyung seakan berusaha mencari alasan dari tatapan kosong miliknya,kenapa taehyung menginginkan pedangnya,namun dia bukanlah orang yang pandai dalam hal tersebut dan hingga mulut taehyung terbuka kembali,changkyun belum bisa mendapat jawabannya.
"tarik pedangmu!"
"kenapa?"sebuah kalimat tanya yang membuat taehyung terdiam sejenak.
"tarik pedangmu!"sebuah permintaan yang berubah menjadi kalimat perintah,seakan tidak ada hal lain yang bisa ia katakan.
"hamba tidak mau"
"kenapa akhir akhir ini kau selalu melawanku,apa___kau sudah bosan padaku?"
di detik pertama setelah taehyung menyelesaikan perkataannya,di detik itu pula changkun menarik pedangnya,seakan kalimat yang di ucapkan taehyung benar benar kalimat yang fatal.
"setelah ini gantilah pedangmu dengan byeolungeom"
wajah changkyun sama sekali tidak menunjukkan respon terhadap perintah dari taehyung namun dalam hatinya dia memikirkan ucapan taehyung barusan,jika taehyung menyuruhnya mengganti pedangnya dengan byeolungeom secara tidak langsung dia juga menyuruhnya untuk menjadi seorang ungeom,sedangkan di sisi lain byeolungeom tidak pernah di buat lagi setelah ungeom sebelumnya membawanya pergi dari istana,dan ungeom tersebut tidak lain adalah ayahnya sendiri.
ada begitu banyak pertanyaan yang hanya mampu ia utarakan dalam pikirannya sendiri dan semuanya akan berakhir tanpa jawaban dan berlalu seiring dengan waktu yang berjalan di sampingnya.
"bukankah itu impianmu?,kau pernah mengatakannya padaku"seulas senyum tipis menyertai kalimat terakhirnya.
"hanya ada satu byeolungeom di joseon dan itupun sudah di bawa pergi dari gyeongbok-gung,bagaimana cara hamba untuk bisa mendapatkan byeolungeom?"
"jungkook yang akan membuatkannya untukmu"
sebuah pernyataan dengan senyuman hangat yang seharusnya bisa menenangkan hati changkyun justru malah membuatnya tidak tenang.
kenapa?,kenapa harus jungkook,itulah yang ingin di tanyakan oleh changkyun,tapi lagi lagi mulut yang terkatup rapat tersebut tak mau terbuka sedikitpun.
"dia bisa membuatkan yang lebih bagus untukmu"
"hamba tidak mau"
sifat keras kepala changkyun yang mulai muncul ke permukaan membuat senyum taehyung memudar,menunjukkan rasa tidak sukanya terhadap sifat tersembunyi dari changkyun.
"hehehh...."taehyung tertawa ringan sembari sekilas memalingkan wajahnya dan kembali menatap changkyun dengan tawa yang perlahan memudar,"kenapa kau begitu keras kepala?"
tawa yang memudar tersebut kembali menunjukkan tatapan seriusnya yang seakan akan ingin menghentikan sifat keras kepala changkyun.
"hamba tidak mau"
gumam changkyun yang masih bersikeras mempertahankan pendiriannya,namun tiba tiba saja taehyung meraih ujung pedang changkyun dan menaruhnya tepat di dada bagian kirinya dan sedikit menariknya seakan ingin menghunuskan pedang tersebut ke jantungnya,membuat changkyun melebarkankan matanya dan untuk pertama kalinya benar benar menujukkan keterkejutannya,bahkan sampai detik ini pedang tersebut masih berada dalam genggamannya,jika taehyung menghunuskan ujung pedang tersebut ke jantungnya detik itu juga maka changkyunlah yang akan menjadi orang yang membunuh taehyung,seorang rubah kecil yang menerkam tuannya sendiri dan memakan dagingnya,seperti ayahnya.
"bunuhlah aku!"
THE DYNASTY : CHAPTER 1
[THE LITTLE PRINCE]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top