Groupie [Nikaido Yamato]
I hope you like and enjoy🍀✨
*****
'Gila! Bukankah live beyond the period sangat menakjubkan?!'
'Zool sangat keren! Aku tidak tahan saat mendengar sasagero, rasanya aku ingin pingsan'
'Aku tidak menyangka mereka menampilkan seperti itu membuatku tidak bisa tidur tenang dan berbayang terus penampilan mereka!'
'Benar! Apalagi pertunjukan Incomplete Ruler! Aku ingin menangis! Aku tidak bisa move-on dari lagu itu!'
'Aku selalu merinding ketika mendengar suara mereka'
'Ngomong-ngomong banyak rumor yang mengatakan kalau Kujo Tenn dan Nanase Riku itu kembar!'
'Bukankah mereka benar kembar? Tanggal lahir mereka juga sama'
'Tapi katanya itu hanya rumor, banyak juga tanggal lahir yang sama. Apakah mereka akan disebut kembar juga? Lagipula mereka bernyanyi bersama untuk menaikkan penjualan, karena banyak yang menunggunya!'
'Ih! Wajah mereka kadang terlihat mirip! Bahkan sangat mirip!'
'Sudahlah! Lagipula beberapa hari lagi kita akan bertemu, kan? Kau sudah melihat poster yang mereka bagikan! Gaku dan Yamato sangat keren!'
'Bukankah disini ada yang sangat excited nonton! Bahkan sudah berada di daerah mereka melakukan live, iya kan, Y/n?'
"A-ah iya?" Y/n tersentak ketika ia tiba-tiba di ajak berbicara saat sedang menyiapkan apa yang diperlukan untuk nanti, padahal semenjak tadi ia hanya mendengarkan percakapan mereka.
'Kau sudah berada di Hiroshima bukan? Bagaimana keadaan di sana?'
"Ya! Aku sudah ada di hotel. Aku sangat tidak sabar melihat Nikaido-sama! Dia pasti sangat keren, aku akan melihat-lihat areanya besok, sepertinya."
'Beritahu kami nanti, Y/n!'
"Tentu saja! Aku sedang menyiap-"
Suara ketukan pintu hotel membuat Y/n tidak melanjutkan ucapannya. Dahinya mengernyit, bingung siapa yang mengetuk pintu hotelnya karena tidak ada yang tahu ia berada di hotel mana. Kecuali ...
'Siapa, Y/n?'
"Aku akan menelpon kalian lagi nanti, sampai jumpa!"
Dengan cepat Y/n mematikan ponselnya dan segera bangkit dari duduknya menuju pintu lalu membukanya, seketika ia sedikit terdorong mundur saat seorang pria tiba-tiba memeluknya dengan begitu erat sambil menghirup lehernya.
Tersadar mereka masih berada di ambang pintu, Y/n segera menutup pintu lalu menguncinya meski susah payah karena pergerakannya yang terbatas oleh pelukan pria itu.
"Yama-chan?"
Y/n membalas pelukan pria berambut hijau itu, sambil mengelus punggungnya. Dirinya sedikit terhapit ke dinding, dan tubuhnya sedikit menegang merasakan napas panas yang menerpa lehernya sambil mengecupi kulitnya.
Dirinya hanya menggunakan tanktop putih juga celana pendek karena tadinya ia akan segera tertidur membuat tubuhnya sedikit terbuka.
"Y/n ..."
Pria berambut hijau itu menjauhkan wajahnya, tapi tatapannya turun memperhatikan setiap inci dari atas kepala hingga ujung kakinya membuat wajah Y/n memerah, merasa malu diperhatikan seperti itu.
Tanpa aba-aba pria itu menabrakkan bibirnya ke bibir lembut wanita itu, mengecupinya dengan kecupan ringan hingga semakin lama berubah menjadi lumatan-lumatan lembut.
Y/n memejamkan matanya, tangannya melingkar ke leher pria itu, ia bisa merasakan alkohol yang sedikit menyeruak ke mulutnya ketika pria itu mulai menelusupkan lidahnya masuk ke dalam bibirnya.
"Mgh~"
Y/n sedikit mengerang di sela-sela ciuman, tangannya mengusap-usap tengkuk Yamato, dan ia mencoba membalas ciuman pria itu. Y/n bisa merasakan tangan pria itu yang sedikit menyingkap tanktop nya dan mengusap lembut pinggangnya, menariknya untuk menjadi lebih dekat dengan pria itu.
Y/n memundurkan wajahnya dan melepaskan ciuman membuat mata mereka bertatapan. Y/n dengan lembut melepaskan kacamata yang masih bertengger di hidung pria itu, lalu menyimpannya di meja samping membuat ia bisa melihat dengan jelas wajah Yamato yang merah juga matanya yang sayu. Ia tidak pernah bosan melihat wajah yang begitu menakjubkan di hadapannya, membuat tangannya secara refleks mengusap lembut rahang Yamato.
"Kau mabuk, Yama-chan?"
Seolah tidak ingin melepaskan wanita di depannya, Yamato kembali memeluk Y/n begitu erat, menyimpan dagunya di bahu sang wanita sambil mengecupi leher yang terasa begitu lembut, membuatnya memejamkan mata menghirupi wangi yang menguar dari tubuh Y/n sambil mengelus-elus rambut sang gadis yang terurai.
"Aku tidak mabuk, Y/n."
Y/n terkekeh kecil mendengar ucapannya, sebelah tangannya mengelus punggung pria yang melingkupinya dan tangannya yang lain mengusap lembut rambut hijau itu.
"Aku tidak menyangka kau kemari, apa kau merindukanku?"
Bukannya menjawab pertanyaan Y/n, Yamato mengangkat sang wanita dengan mudah, lalu membawanya ke arah ranjang dan langsung membaringkannya.
Y/n tertawa kecil dan ia hanya memperhatikan Yamato yang membuka jaket juga kaosnya, lalu menindihnya. Pria itu menguburkan wajahnya kembali di ceruk lehernya, mengecupinya lagi dan Y/n bisa merasakan napas panas juga jejak basah di sana, membuat tubuhnya meremang kegelian.
"Bukankah kau baru saja pemotreta- Ah!"
Y/n mendesah saat tangan besar itu menelesup ke dalam tanktopnya dan meremas payudaranya, salah satu tangannya melingkari leher pria itu dan tangannya yang lain memegang lengan kuat Yamato.
"Yama-chan?"
Tidak peduli pertanyaan gadis dibawahnya, Yamato menyingkap tanktop sang wanita mengekspos payudara indah tanpa bra, dan ciumannya turun ke tulang selangka Y/n, membuat wanita di bawahnya yang menggeliat.
Yamato bisa merasakan remasan di rambut belakangnya saat ciumannya semakin turun ke payudara Y/n. Remasan di rambutnya membuat dirinya semakin terangsang dan ia sedikit menjulurkan lidahnya menggoda puting sang wanita seketika itu juga ia mendengar desahan merdu yang masuk ke telinganya.
"Ah Yama-chan!"
Tangannya meremas rambut belakang Yamato ketika tubuhnya semakin berdesir saat merasakan lidah hangat pria itu di putingnya, dan ia masih mencoba membuka matanya untuk mengingat momen apa yang dilakukan Yamato kepadanya.
Tak bisa menahan, Y/n memejamkan matanya, membusungkan dadanya saat Yamato mengulum putingnya membuat tubuhnya merasa kenikmatan dan menggeliat di bawah pria itu. Ia menggigit bibirnya menahan desahan dengan napas pendek sambil menekan rambut pria agar lebih lama di sana.
Y/n membuka matanya sedikit melihat rambut hijau itu yang berada di dadanya, memainkan puncak putingnya dengan lidah hangat pria itu lalu menggigitinya gemas.
"Ahh~"
Mulutnya tidak bisa menahan erangan saat tangan Yamato yang bebas ke payudaranya yang lain, meremasnya kuat, memainkan putingnya yang menegak dengan jari telunjuknya, lalu memilinnya dengan gemas, juga tangannya yang lain menelesup ke dalam hotpants nya menyentuh titik sensitifnya di sana, hingga ia semakin menggeliat memejamkan mata tidak bisa menahan apa yang dilakukan sang pria kepada tubuhnya.
"Ahh Yama-chan, tenangla- Ah!"
Melihat Y/n menggelinjang oleh sentuhannya membuat tubuhnya semakin bergairah dan tidak sabaran.
Tubuh Y/n terasa begitu candu, saat ciumannya naik kembali ke leher sang wanita, menghisapnya meninggalkan tanda di sana, sambil tangannya menurunkan hotpants dan celana dalam sang gadis dengan sedikit terburu membuat gadis dibawahnya telanjang bulat sepenuhnya.
"Y/n ..."
Ciumannya kembali naik mengecupi bibir manis Y/n berulang kali sambil mengamati ekspresi wanita itu yang wajahnya memerah hingga ke telinganya, matanya yang sedikit terbuka, lehernya yang terdapat tandanya, juga bibirnya yang merah yang selalu mengeluarkan desahan sambil memanggil namanya.
"Kawaii~"
"Ahh!"
Tubuh Y/n menggelinjang dengan pikirannya yang campur aduk saat merasakan jari pria itu menyentuh titik terlemahnya dan memainkannya sambil mengecupinya berulang-ulang.
"Mhh Yama-chan.. "
Napasnya sedikit tertahan karena Yamato akan menjilati bibirnya setiap ia mendesah kecil, karena terus menstimulasinya dengan begitu lihai membuat pangkal pahanya terasa lembab dan hangat.
Y/n semakin memejamkan mata saat pinggulnya sedikit menegang dan meremas bantal sedikit menggeliat, saat kewanitaannya berdenyut ingin meledakkan gairahnya, tapi pria itu menghentikan gerakan jarinya, lalu mendengar kekehan dari pria di atasnya.
"Siapa yang tidak tenang sekarang?"
Wajah Y/n memerah hebat, matanya bersitatap dengan mata sanpaku di atasnya yang sudah berkilat oleh gairah, sambil menjilati jarinya seolah sedang menikmati madu.
"K-kau yang menggodaku, Yama-chan." Y/n mencoba mengelak dengan tangannya masih meremas bantal juga napasnya yang sedikit memburu.
"Tapi kau suka di goda olehku, bukan?"
Pertanyaan dan seringaian dari pria berambut hijau itu membuat Y/n merasa begitu malu dan ingin menyembunyikan wajahnya sekarang. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa ia sangat senang digoda oleh pria di atasnya.
Menyembunyikan rasa malunya, Y/n melingkari leher Yamato dan menariknya ke dalam ciuman penuh gairah.
Yamato terdiam sejenak saat sang wanita menariknya, lalu ia memejamkan mata menikmati ciuman yang diberikan Y/n padanya. Ia bisa merasakan lidah hangat itu masuk ke dalam mulutnya mencoba untuk bertindak agresif yang terasa begitu amatir meski sudah melakukannya berulang kali, juga jari mungilnya yang meremas rambutnya. Tapi gerakan itu membuat tubuhnya bagaikan tersengat listrik dan semakin bergairah.
Mereka mengerang di sela-sela ciuman. Y/n bisa merasakan Yamato yang membalas ciumannya. Lidah pria itu dengan lihai masuk ke dalam mulut Y/n, menjelajah dengan berani, memainkan lidah hangat pria itu di langit-langit mulutnya membuat ia sedikit kegelian dan ingin memundurkan wajahnya, tapi pria itu menekan tengkuknya memperdalam ciumannya.
Saliva mereka saling bertukar dan Y/n bisa merasakan dada bidang Yamato yang menekan payudaranya ketika pria itu semakin menggenggam pinggulnya untuk semakin merapatkan tubuh mereka.
Y/n sedikit kewalahan dengan ciuman Yamato, membuat suara kecupan yang memenuhi ruangan dan saliva yang sedikit menetes dari sela-sela ciuman mereka.
Y/n ingin mencakar punggung pria itu, tapi ia harus ingat bahwa ia tidak ada hak untuk melakukannya, terutama mengingat pria ini adalah seorang idol yang sangat ia kagumi. Ia tidak ingin seseorang mencurigai Yamato karena ulahnya.
Y/n memejamkan matanya, dengan berani tangannya turun, mencoba melepaskan gesper pria itu dan menurunkan resletingnya, membuat Yamato melepaskan ciuman meninggalkan benang saliva di antara bibir mereka.
"Nakal ya ... "
Y/n menelan saliva, dan hanya merapatkan bibirnya merasa sedikit tersipu dengan ucapan Yamato kepadanya.
Melihat itu, Yamato kembali menunduk menjilati sudut bibir Y/n yang terdapat sisa saliva mereka lalu turun ke rahang wanitanya dengan tangannya yang lain melepaskan seluruh kain yang ada di tubuhnya dan melemparnya dengan sembarang membuat tubuh mereka berdua benar-benar polos.
Y/n sedikit tersentak ketika ia bisa merasakan gairah pria di atasnya menyentuh pahanya, membuat Yamato terkekeh.
"Kau masih saja begitu sensitif, padahal kau sudah pernah menyentuhnya." Pria itu berbisik di lehernya sambil mengecupi leher Y/n, dan tangannya meraba paha wanita itu dengan mengusapnya naik turun lembut, dengan tangannya yang lain meremas payudara Y/n yang terlihat begitu menggoda.
Y/n hanya menggigit bibir dan tangannya semakin melingkar di leher Yamato merasakan napas panas yang menerpa lehernya membuat napasnya juga memburu, dan ia kembali tersentak ketika pahanya ditarik membuat tubuh mereka begitu dekat hingga inti gairah mereka yang saling menekan.
"Kau suka di sentuh olehku?"
Yamato berbisik seduktif, tangannya semakin meremas paha Y/n dan dengan sengaja menyentuhkan gairahnya menggoda kewanitaan Y/n yang terasa begitu hangat di bawah sana tanpa penyatuan, sambil menggoda puting wanitanya hingga ia melihat tubuh Y/n yang menggeliat dibawahnya membuat tubuhnya semakin menegak bergairah.
"Ah Yama-chan~"
Y/n memejamkan matanya, pahanya semakin menegang karena sedikit terangkat ke pinggang pria itu, dan pinggulnya sedikit menggeliat gelisah sambil berbicara diiringi desahan.
"Sejak kapan aku tidak menyukai sentuhanmu?~"
Y/n bisa merasakan bahwa pria itu tersenyum di lehernya, lalu dengan semakin agresif pria itu mengecupi lehernya, menghisapnya meninggalkan jejak basah di sana. Tangan pria itu mencengkram kedua pahanya semakin terangkat sambil menariknya lebih dekat ke pinggul Yamato.
"Ah~"
Y/n mendesah lembut merasakan kejantanan pria itu yang secara perlahan masuk ke kewanitaannya dan menekan pinggulnya membuat ia meremas sprei kuat.
Yamato menggeram rendah merasakan dinding hangat Y/n yang menghapit kejantanannya seolah menyambut miliknya dan ia langsung menekan pinggulnya menenggelamkan dirinya sepenuhnya membuat tubuh Y/n sedikit gemetar.
Y/n sedikit membuka bibirnya ketika pria itu mengecupinya lagi dengan kecupan-kecupan lembut penuh gairah, dan dirinya terhentak dengan kuat saat merasakan pria itu langsung mulai menggerakkan pinggulnya dengan cepat.
"Ah Yama-chan~"
Y/n semakin meremas spreinya dan menggeliat saat pria itu semakin mempercepat gerakannya sambil menarik pahanya membuat tubuh mereka begitu rapat hingga tidak ada jarak sama sekali.
Dada mereka saling bersentuhan, dan kulit panas mereka yang saling menempel dengan tubuh Y/n mulai berkeringat karena gairahnya yang semakin berdesir di aliran tubuhnya. Kakinya tanpa sadar melingkar di pinggul pria itu, dan pikirannya semakin melayang.
"Ah!~"
Y/n tidak bisa menahan desahan di bibirnya saat pria itu meremas pantatnya membuat pinggulnya sedikit terangkat dan ia semakin menggeliat kenikmatan merasakan bagaimana dalamnya kejantanan pria itu menekan miliknya, ditambah Yamato yang tidak berhenti mengecupi lehernya lalu menjilati putingnya.
Napas Y/n tersenggal juga pendek sambil memalingkan memejamkan matanya dan menggeliat semakin meremas sprei sambil membusungkan payudaranya saat pria diatasnya mengulum putingnya lagi dengan lidah panas yang menjilati puncaknya, hingga gairahnya tidak bisa di bendung lagi.
"Nikmat?"
Yamato terkekeh saat ia menjauhkan wajahnya dan melihat ekspresi Y/n yang menggelinjang oleh sentuhannya. Sungguh sexy.
Tanpa menunggu aba-aba, Yamato menghentakkan pinggulnya dalam dan kuat sambil meremas pantat sang wanita membuat ia bisa merasakan pinggul Y/n yang memegang semakin mengejang. Ia juga mendesah lembut merasakan dinding hangat Y/n yang semakin meremas miliknya dan terasa begitu nikmat.
Tubuh Y/n menegang, dan menggigit bibirnya. Yamato sudah tahu setiap inci tubuhnya yang paling sensitif. Napasnya tertahan merasakan pria itu berhasil menyentuh titik terdalam miliknya membuat pinggulnya menegang, tapi seolah tidak puas pria di atasnya semakin mengehentakkan dirinya merasakan kejantanan pria itu yang menyentuh titik sensitifnya berulang kali hingga mendesah kencang tidak bisa menahannya lagi.
"Yama-chan~"
Y/n semakin menggeliat dan pikirannya semakin menggila, tubuhnya gemetar dan bibirnya bengkak dengan apa yang dilakukan pria di atasnya juga merasakan kenikmatan secara bersamaan.
Kejantanan pria itu semakin terasa begitu sensitif di dalamnya dan bergerak agresif. Menyentuh setiap inci miliknya dengan begitu tepat sehingga ia terhentak ke atas dan ke bawah membuat ranjang berderit juga suara penyatuan mereka juga desahan yang saling bersahutan memenuhi ruangan terdengar begitu erotis.
Yamato merasakan dirinya semakin terangsang dan begitu nikmat merasakan miliknya seolah di manjakan oleh wanita di bawahnya membuat ia mengerang di ceruk leher Y/n sambil meremas paha sang wanita untuk membuat dirinya semakin dalam.
Kaki Y/n mengejat, napasnya tersenggal dan ia semakin meremas spreinya tidak tahan. Desiran gairah di tubuhnya menggila, ia tidak bisa menahannya lagi. Gairahnya ingin segera meledak.
Seolah mengerti, Yamato mencium bibirnya dengan begitu agresif, menekan miliknya semakin dalam membuat jari Y/n menyusuri rambut hijau itu dan meremasnya dengan liar untuk melampiaskannya.
Ciuman mereka begitu bergairah dengan lidah yang saling beradu membuat saliva mereka bercampur, dan Yamato tidak menggerakkan pinggulnya lagi cepat, tapi semakin meremas pahanya ketat memperdalam kejantanannya semakin menyentuh titik sensitif Y/n dengan perlahan.
Bibir mereka masih saling mengunci, tapi Yamato bisa merasakan milik Y/n yang semakin berdenyut di kejantanannya yang semakin mengeras, membuat ia tidak bisa menahannya lagi. Ia memundurkan pinggulnya seolah ingin melepaskannya dan tanpa membiarkan tubuh wanita di bawahnya rileks, dengan sekaligus ia menghentakkan pinggulnya dalam-dalam dengan kuat, meledakkan dirinya membuat ia mengerang disela-sela ciuman.
"Nghhh!!"
Y/n mengerang kencang dan tubuhnya mengejang semakin melingkarkan kakinya di pinggang pria itu membuatnya gemetar merasakan klimaksnya, ketika pria itu menghentakkan dalam-dalam menyentuh mulut rahimnya bersamaan dengan ia bisa merasakan cairan hangat yang memenuhi dirinya membuat ia semakin meremas rambut Yamato menekan bibir mereka bersama-sama.
Mereka melepaskan ciumannya hingga mereka bisa merasakan napas panas masing-masing yang memburu, mata yang saling berhadapan dengan sedikit sayu.
Lagi Yamato hanya tersenyum dan ia memeluk Y/n dengan lembut sambil mengatur napasnya di ceuk leher sang wanita. Ia mengecupinya lagi dan merasakan rambutnya yang di usap begitu lembu
"Yama-chan, hentikan, kau hanya harus melakukannya satu kali, karena besok kau ada jadwal yang sangat penting."
Yamato bisa merasakan Y/n meremas bahunya dan ia hanya menghela napas sambil mengangguk mengiyakan ucapan Y/n.
"Terima kasih ..."
Yamato mengecup bibir Y/n sekilas lalu ia menarik dirinya melepaskan penyatuan mereka dan berbaring di samping sang wanita.
Y/n tersenyum, lalu ia mengambil ponselnya, membuka aplikasi kamera dan mengarahkannya pada setengah wajahnya juga wajah Yamato yang memeluknya, setelah itu ia langsung menyimpan ponselnya.
Ya, dirinya sangat senang dan ia akan mengabadikan momen itu sebagai kenang-kenangan bahwa dirinya pernah bermalam dengan idol yang sangat ia kagumi, karena dirinya tahu bahwa ia tidak akan bisa bersama dengan pria itu selamanya, ketika idolnya akan memiliki gadis yang dia cintai dan menikahinya.
Y/n bisa merasakan pinggangnya di peluk dan tentu saja ia tidak menolak, ia membalas pelukan pria di hadapannya dan menguburkan wajahnya di dada Yamato. Hatinya sedikit sesak memikirkan hal itu akan terjadi.
"Yama-chan?"
Yamato hanya berdehem membalas ucapan dari wanita dipelukannya, matanya terpejam tapi tangannya mengelus-elus punggung sang wanita.
"Aku akan melihat konsermu nanti, notislah aku! Kau bahkan tidak menotisku saat di konser BTP, padahal aku begitu dekat dengan dirimu saat kau muncul di lagu Nightfall."
Yamato hanya terkekeh mendengar ucapan sang wanita. "Kenapa aku harus menotismu, di saat kau bahkan sudah bermalam denganku?"
"Oh ayolah! Jika kau menotisku di konser , aku bisa memamerkannya pada teman-temanku. Memangnya kau mau aku memamerkan bahwa kita pernah bermalam?"
Lagi pria itu hanya menanggapinya dengan tawaan kecil.
"Apa yang kudapat jika aku memgiyakan?" Pria itu memeluk tubuh Y/n erat hingga sang wanita ada di atasnya, dan ia menguburkan wajahnya di leher wanita itu.
"Kau serius masih bertanya?"
Y/n bertanya dengan sedikit kesal, lalu ia bisa merasakan anggukan di lehernya yang di kecupi, membuat wajahnya seketika sumringah.
"Aku akan di sini untuk beberapa hari ke depan setelah konser. Aku sangat menantikan konsermu"
Y/n langsung membalas pelukan pria di bawahnya sambil tersenyum. Hingga ia merasakan kantuk di matanya.
Benar, setidaknya dirinya adalah seorang fans yang beruntung, karena banyak yang rela berada di posisinya tapi dirinya lah yang dipilih. Meski ia tidak bisa benar-benar memiliki idol yang sangat ia cintai itu.
Ah, ia sangat menantikan konser yang akan nanti.
"Selamat malam, Y/n ..."
Sayup-sayup Y/n bisa mendengar suara yang sangat ia sukai masuk ke telinganya juga kecupan hangat di pipinya sebelum ia kehilangan kesadarannya.
****
Maaf:' ketiduran wkwkwk
Semoga suka ya:D jangan lupa vomnent~
Next? Iori atau Mitsuki?
2875 words 05:59 13/09/23
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top