3.bertemu rosa

Aku pergi ke sekolah bersama riya.kami menggunakan sapu terbang. Sesampainya di sana,hanya aku,Riya,shiora dan orang lain.dia perempuan. Aku tidak tau siapa dia.

“kamu sudah membuat ramuan berapa,Riya?”

“tiga,tapi,kata sensei harus sampai 5,baru bisa naik kelas”

“berarti tinggal 1 lagi”

“apa!?kamu bercanda?”

“hehe,liat aja nanti”

Aku keluar kamar riya dan aku pergi menuju kamarku. Saat dikamar aku duduk dikursi. Aku membaca buku ramuan. Aku membaca semua halamannya hingga selesai.saat selesai membaca aku pergi ke kasur,dan tidur. Aku mulai memejamkan mataku.

Hari sudah pagi,kau segera bangun dan pergi mandi. Selesai mandi aku makan yang ada di mejaku,yang entah ada dimejaku seperti kemarin. Selesai makan aku mengambil sapu terbangku. Aku mengucapkan mantra dan terbang menuju kekelas. Sepertinya ada yang ketinggalan,deh.tapi apa? Batinku. saat dipikir lebih lama, aku mengingat Riya. Aku pergi menuju kamarnya lagi. Aku pergi ke kamarnya, lebih cepat dari yang tadi. Aku mengtuk pintu, Riya baru saja selesai.

“vio?”

“cepat,nanti terlambat”

“hmmmm”

Riya mengucapkan mantra dan segera naik sapu terbangnya. Aku mengikuti Riya dari belakang. Aku memajukan sedikit sapuku untuk menyamakan posisi Riya dan aku.

“riya?”

“hmmm”

“semalam,saat aku pergi ke kamarku.kau membuat ramuan,ya?”

“iya,jadi 1 sama.kalau aku bisa membuat hari ini juga aku akan naik begitu juga kamu,vio”

“hmmmm”

Kataku sambil tersenyum didepannya. Kami sudah sampai disekolah. Kami pergi menuju kelas. Kami duduk dikursi kami yang berada dibelakang.

“bentar lagi bel-”

Kring kring kring

“bunyi”

Aku tertawa mendengar omongan riya.pelajaran dimulai. Sudah sepuluh kali aku gagal. Aku terus mengulangnya. Riya sudah buat,dan dia naik kelas. Aku mulai memasukan bahannya dengan teliti. Setelah lama berusaha akhirnya bisa. Saat ramuannya selesai,dan kertas keluar dari potion tersebut. Aku membuka kertas itu dan membacanya.

Selamat sekarang anda menjadi penyihir yang sesungguhnya dan selamat anda naik kelas

Aku masih menatap kertas itu.tadi Riya juga begitu. Hanya warna kertasnya saja yang berbeda. Setelah lama aku melihat kertas itu, sensei-fujiyama berjalan ke arahku.

“selamat Violeta,kau naik kelas junior. Mulai besok kau belajar disana”

Aku hanya mengangguk. Aku masih diam ditempat.

“sulahkan pulang, Violeta”

“ah,iya,sensei”

Aku pergi keluar dan ada Riya. Riya tersenyum kepadaku. Dia memelukku sangat erat. Setelah dia puas memelukku dia menarikku.

“kita mau kemana?”

“ke perpustakaan untuk mengetahui kekuatan yang ada disini”

“huuft...baiklah. mau jalan kaki atau terbang?”

“jalan kaki aja. Kan, udah lama nggak jalan kaki,kan?”

“iya”

Aku berjalan menuju perpustakaan.sesampainya disana aku mencari buku tentang kekuatan.

rare power, power hint,  dark power,dan-”

“sudah itu aja. Kau membawa terlalu banyak”

“ya sudah,ayo”

Aku duduk dikursi yang kosong. Kami duduk dikursi yang berada dipojokan dan sepi disitu. Aku membuka rare book, sementara riya power hint.

“pssst....Riya?”

“hmmm?”

“apa isi bukunya?”

“oh,ini? Ini tentang....yaaa... Tentang mengetahui kekuatan tersembunyi yang belum kamu tau atau orang tau. Misal,saat kamu lagi marah. Keadaan sekitar menjadi panas,berarti kamu mm mempunyai kekuatan fire. Mengerti?”

“iya,aku mengerti”

Aku kembali membaca buku yang aku pilih tadi. Aku membacanya serius. Selesai membaca aku menaruh buku itu pada tempatnya. Saat aku ingin pergi menuju riya,aku melihat ada buku yang sangat ingin aku baca. Saat aku ingin mengambil. Buku itu ditaruh di rak paling atas. aku berjinjit pun tidak sampai. Setelah sekian lama berjinjit dan loncat, ada tangan yang mengambil buku itu. Orang itu menaruh bukunya dikepalaku. Setelah dia menaruh buku itu dikepalaku langsung pergi begitu saja.

“pendek”

“r-reeeiii!?”

Kataku yang kaget. Aku yang tak peduli dengan Rei, langsung menuju ke Riya, dengan menghentakkan kaki. Aku segera duduk dan membaca buku itu.

“vio?”

“hmmmm?”

“apa kau merasa udara disini panas?”

“ya”

“kau habis marah?dengan siapa?”

“rei”

“menang Rei ngapain kamu?”

“dia ngomong aku 'pendek' riya”

“ya,sudah. Tenangkan dirimu duku”

“hmmm”

Aku bangkit dari kursiku dan menaruh buku itu. Selesai menaruh aku pamit ke Riya. Dia memperbolehkan aku pulang. Aku berjalan menuju asrama perempuan. Belum sampai dia asrama perempuan.bahuku dipegang seseorang. Aku menoleh dan yang aku lihat adalah Rosa. Aku melotot melihatnya. Aku tersenyum lebar dan langsung memeluknya hingga ia terjatuh. Kami langsung tertawa bahagia.

“aku merindukanmu ros”

“aku juga”

Aku mulai bangkit dan mengulurkan tanganku padanya. Dia menerima ukuran tanganku. Aku menariknya hingga berdiri. Saat dia sudah berdiri aku mulai angkat bicara.

“ros,nanti kau akan sekolah di middle,kalau aku sudah di junior kadi kita beda kelas. Di kelas middle kau mempelajari tentang menaiki sapu terbang. Kau tau kan ini dunia sihir? Dan bagaimana keadaan kakak? Apa dia baik-baik saja? Tadi kau kesini bersama siapa? Kau sudah bertemu ketua?”

“hey,hey tenang. Aku sudah menemui ketua. Kataku dia lumayan tapi,bukan tipeku. Keadaan kakak baik-baik saja. Sebelumnya dia menghilang. Tadi aku kesini bersama Fiona. Katanya orang hilang yang berada dibumi itu, ada disini. Apa tidak ada kakak?”

“tidak mungkin....d-dia telah ... Diambil darkness. K-kau tidak bercanda,kan?”

“tentu tidak!”

Dia segera memelukku. Aku tau dia tidak mengerti apa maksudku tapi, dia tau aku lagi sedih. Rosa mengelap air mataku dangan tangannya dan tersenyum kepadaku. Aku membalas senyumannya.

“jadi,kau kamar nomor berapa?”

“ummm...kalau tidak salah,sih 40.kalau kau?”

“waw kita dekat. Jadi aku tidak perlu jauh-jauh untuk kekamarmu”

“iya”

Hari sudah malam dan aku sekarang berada di kamarku. Aku sangat penasaran apa kekuatan ku. Besok hari pertama aku masuk junior, Dan hari pertama Rosa masuk middle. Katanya sih kalau sudah masuk junior dan senior harus memakai jubah penyihir dan topi penyihir. Kayak anak kecil yang mengadakan Halloween. Aku mulai memakai baju penyihir itu. Jubahku berwarna ungu. Ada corak bintang-bintang berwarna kuning. Jubahnya juga. Luar jubah warna ungu sementara dalamnya berwarna hitam. Topi juga begitu bedanya ada pita dibagian topinya. Dan tidak ada corak bintang di situ. Aku mulai mengantuk dan segera menaruh baju penyihir itu di lemari. Aku merebahkan diriku di kasur. Aku mulai mengantuk. Aku memejamkan mataku hingga terbawa ke alam mimpi.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top