12.adik rei

Setelah aku selesai dihukum. Aku langsung duduk di kursi. Aku tidak pernah berdiri selama ini. Bayangkan berdiri selama 2 setengah jam. Yang pasti akan sangat lelah.

“kau mau?” tanya seseorang. Aku menatap orang itu. Subaru ternyata. Dia menawarkan susu. Aku mengambilnya.

“terimakasih, Subaru” kataku, lalu meminum susu.

“jadi, bagaimana bisa kau telat? Biasanya nggak pernah telat kamu”

“aku dapat mimpi aneh” kataku yang sudah selesai meminum susu. Aku taruh kotak susu itu dimeja ku.

“mimpi? Mimpi seperti apa?”

“mimpi ini... Hampir mirip seperti flashback” Subaru mematung begitu aku mengatakannya. Apa aku salah ngomong?

Subaru POV

Apa itu kisah masa lalunya? Apa dia akan mengingat semuanya?

“s-sungguh?! Dan siapa saja yang mirip dimimpimu!?” kataku senang. Walau agak berlebihan, sih.

“dia-”

“PJ, PJ, PJ!!” kata seseorang tiba-tiba. Kok kesel, ya? Dan ternyata orang itu Rosa. Anak ini.

“rosa? Kau kenapa? Dan apa itu PJ?” tanya Violeta dengan polosnya. Rosa menghampiri kami.

“kau masih polos. Nggak boleh tau” katanya lalu membentuk peace.

“jadi, kalian membicarakan apa?” tanah Rosa.

“kepo” kata Violeta. Rosa mengembungkan pipinya kesal.

“ih, kok gitu!?” katanya.

“tentang mimpinya. Iadh, udah jangan bertengkar” kataku melerai mereka. Mereka langsung mendelik. Apa salahku? Apa aku salah ngomong? Laki-laki selalu salah, emang.

“kami tidak bertengkar, tau!?” teriak Rosa. Untung aku orangnya sabar.

“oh. Terus, kenapa aku dimarahi?” Rosa diam. Tercyduk kau Rosa?

“udah, udah jangan bertengkar. Tadi, aku hanya mimpi aneh. Itu aja, kok. Oh, ya. Emely mana?” kata Violeta.

“kenapa kamu selalu nanya dia, sih!?” katanya lalu pergi meninggalkan kami.

“aku kesinialah jadi, emosi. Padahal rencananya pengen gangguin” katanya dan hilang dari pandangan kami.

“hey, Subaru”

“ada apa?”

“apa kemarin kau mengantar Rei kekamarku?” tinggu, aku tidak mengantarnya, kok. Lalu siapa yang mengantarnya.

“nggak. Memang kenapa?”

“n-nggak papa,kok” aku langsung menaruh susunya dutasku. Nanti aja buangnya.

“rei bilang sesuatu padamu?” katanya sambil menatapku. Tapi, nggak usah dekat banget, dong. Mungkin beberapa Senti lagi kami sudah berciuman. Aku mundur sedikit.

“ummm... Dia bilang...” aku menceritakan semuanya. Subaru hanya manggut-manggut.

“tapi, kamu sama sekali nggak ingat tentang masa lalumu?” tanya Subaru.

“nggak. Saat aku bangun dari rumah sakit. Aku hanya mengingat namaku saja” kataku.

“o-oh. Gitu ya” kok kata-katanya kayak putus asa gitu, ya? Apa hanya perasaanku saja.

.

.

.

.

Aku berjalan kerumah bersama Rosa dan Riya. Kami menaiki sapu terbang masing-masing. Sekarang kami sudah sampai di asrama kami. Aku turun. Tak jauh dari situ. Emely lewat.

“hai emely!” kataku, Rosa dan Riya. Emely menatap kami datar.

“hai” katanya singkat. Baru aja 10 langkah. Ada gempa bumi. Di Dunia sihir tidak mungkin gempa bumi, kecuali kalau itu ulah penyihir.

“siapa yang melakukan ini?” tanya rosa.

“aku tidak tau” jawab ku. Lalu ada orang yang memakai tudung hitam. Yang kelihatan diwajahnya hanya mulutnya. Dia menyeringai.

“jadi, kau yang bernama Violeta Cornelia, ya? Menarik” katanya lalu mengeluarkan kekuatan api miliknya. Emely langsung membuat salju yang membuat api itu padam. Dia langsung berducih. Lalu menatap emely. Sedangkan emely masih dengan tampang datar.

“nanti kebakaran” jawabnya singkat. Orang misterius itu langsung membuka tudungnya. Memiliki warna mata merah, surai hitam yang panjang. Dia perempuan. Dia mengeluarkan kekuatan api miliknya.

“pheonix! Serang dia!!” rupanya dia punya hewan sihir. Kami pun melawan dia. Satu lawan empat. Dia lumayan kuat.

“apa kau dari darkness!! Dan bagaimana bisa langsung kesini!?” teriakku padanya. Orang itu langsung berjalan santai kearah Violeta. Orang itu hanya tersenyum.

“kenapa? Kau bilang kenapa?” katanya lalu menarik kerahku. Yang lain langsung menatap orang ini tajam.

Emely, Rosa dan Riya tak bisa bergerak. Mereka hanya bisa melihatku. Itu karena ramuan milik orang ini.

“aku hanya ingin balas dendam. Itu saja” katanya santai. Masih dengan senyumannya.

“balas dendam? Memang kau ingin balas dendam apa?” tanyaku. Dia melepaskan kerahku.

“itu karena kau sudah dekat dengan rei”

“memang apa urusanmu?” tanyaku dingin. Yang ditanya hanya berdecih. Emely, Rosa dan Riya hanya bisa melihat. Mereka tak bisa bergerak.

“kau ingin tanya apa urusanku!?” mata merahnya langsung terang.

“itu karena aku mencintainya!! Dan kau malah mendekatinya!! Dasar kau-” belum selesai ucapannya. Tiba-tiba ada air yang mengelilinginya. Dan airnya itu seperti mengurung dia. Dan sepertinya dia tak bisa bernapas.

“kau baik-baik saja!?” tanya orang dibelakang ku. Aku menoleh kebelakang. Dan ternyata Subaru. Aku hanya menaggguk.

“apa tidak kita lepaskan saja?”

“kalau dia melukaimu lagi?”

“kita tangkap lagi. Tenang, kalau soal menangkap. Aku udah ada ide, kok” dan dengan berat hati. Subaru melepaskan air miliknya. Dia mulai menghirup oksigen. Saat sudah enakan. Wanita ini langsung mendelik kearah ku. Tak lama. Rei datang.

“hosh... Hosh... Naya.. dari mana saja kau!?” ternyata namanya naya. Waw! Ternyata Rei bisa seperti itu ya?

“k-kakak!? Maaf... Tadi aku..” dia menundukkan kepalanya. Tunggu, tadi dia bilang kakak?

“ano.. Rei? Apa dia saudara mu?” Rei menatapku. Dia mengangguk. Rei kena siscon ternyata. Dan juara mereka hanya berbeda 1 tahun.

“ada apa?” tanyanya. Aku menggeleng.

“mereka kenapa?” tanya Rei lagi, saat melihat keadaan.

“itu-”

“aku yang melakukannya. Aku akan mengobati mereka” gadis yang bernama Naya itu mengobati mereka. Kurasa kekuatannya health. Dan matanya yang tadinya merah. Sekarang jadi biru tua.

“apa yang kau lakukan?” tanya Rei to the point. Naru tidak menjawab. Dia menunduk. Rei menghela nafas.

“ jangan lakukan lagi” katanya sambil mengelus Surai naru dan pergi. Dia menggunakan sapu terbangnya untuk pergi. Kami masih mematung ditempat. Kenapa? Karena, Rei tidak pernah seperti itu. Dan Rei yang kami kenal itu bersifat dingin, cuek, bermuka datar, jarang peduli atau lebih tepatnya tidak pernah peduli pada kami.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top