11.mimpi
“kau sudah melatih hewan sihirnya dengan bagus. Kalau hewan peliharaan ku...” Subaru menjeda kalimatnya. Dua langsung menatap hewannya. Aku menatap bingung dirinya.
“ada apa dengan hewan sihirmu?”
“dia hampir membakar semua bajuku”
“pfft—bwahahahaha!!”
“hey! Itu tidak lucu!” katanya dengan wajah sedikit memerah. Kurasa hewannya keras kepala. Phionex yang keras kepala. Aku pernah sekali merawatnya. Dan aku kewalahan dengan hewan itu. Beda dengan naga milikku. Dia sangat penurut.
“iya, iya. Ngomong-ngomong dimana Rosa, emely, dan Riya?”
“aku tidak-”
“bwa!!” teriak Rosa yang mengagetkan kami. Kami pun mundur. Aku dan Subaru benar-benar kaget.
“rosa! Dim-”
“ah! Jangan marah! Maaf!!” padahal aku ingin bertanya. Tao malah minta maaf. Anak ini.
“bukan. Aku hanya ingin bertanya. Dimana Riya dan Emely?”
“emely lagi menyiapkan musim salju bersama yang berkekuatan es. Kalau Riya, dia ada pelajaran tambahan dari sensei” aku mengerutkan dahi.
“pelajaran tambahan?”
“iya. Pelajaran tambahan sains”
“oooh~” kataku. Aku mengambil sapuku.
“aku pulang dulu ya?”
“iya” kata mereka bersamaan. Aku segera mengendarai sapu terbangku dan pergi kekamarku. Aku masuk ke kamarku. Aku menaruh sapuku dan membuka jendela.
“hampir musim dingin ya?” gumamku. Aku mengeluarkan kepalaku. Sudah mampir sore.
“Jadi, saya harus memata-matai Violeta cordenia?”
“iya! Kau harus! Ini perintah, Rei! Kalau tidak kau akan dihukum mati”
“tck! Baiklah” aku mendengar percakapan Rei dengan orang tak dikenal. Dia memakai tudung coklat. Aku langsung menutup jendela dan pintu. Apa Rei akan benar-benar melakukan itu!?, Batinku gelisah.
Tok! tok! tok!
Ada suara ketukan pintu. Apa aku harus membukanya atau membiarkannya? Aku harap itu salah satu dari temanku. Aku punya firasat buruk tentang ini. Aku membuka pintu. Dan itu adalah Subaru dan Rei? Mereka ingin apa?
“kalian ingin apa kemari?”
“rei ingin bertemu denganmu katanya” kata Subaru ramah. Aku kaget. Ini pasti bukan Subaru, kan?
“umm... Baiklah. Terimakasih Subaru. Ayo masuk Rei” kataku sambil membawa Rei masuk.
??? POV
Aku menyamar sebagai Subaru. Rei dan Violeta telah masuk. Raja darkness pasti akan senang dengan berita ini. Aku yakin itu. Tapi, aku masih tidak yakin dengan Rei. Apa dia akan melakukan tugasnya dengan baik? Kalau iya baguslah.
Rei POV
Aku telah masuk bersama Violeta. Pikirannya sangat banyak. Jika dia kebanayak pikiran, dia Kana sakit kalau begini. Di tambah lagi karena kecelakaan itu dia jadi seperti ini.
“violeta?”
“y-ya Rei?”
“kau banyak pikiran”
“e-eh!?”
“nanti sakit” jawabku singkat.
“ayo duduk sini” katanya, yang entah dari mana dapat 2 kursi. Aku duduk dikursi yang diberikan Violeta.
“jadi ada apa kau kemari?”
“kau mendengar pembicaraan itu kan?”
“p-pembicaraan? A-apa yang k-kau maksud?” katanya dengan senyum canggung miliknya. Aku menatapnya datar namun penuh arti.
“jangan bohong” kataku, menatapnya tajam. Dia meneguk Saliva nya. Lalu menghela nafas.
“i-iya! T-tapi-”
“aku akan merahasiakan ini” kataku santai namun datar. Dia hanya tersenyum.
“violeta? Apa kau ingat kita pernah bertemu?” tanyaku. Dia hanya menggeleng. Sudah kuduga. Semenjak kecelakaan itu dia terkena penyakit amnesia.
“sungguh?” tanyaku, namun sekarang aku menatapnya tajam.
“i-iya! Sungguh” jawabnya.
“baiklah, kau tidur. Sekarang sudah malam” kataku lalu pergi meninggalkannya. Aku membuka pintu dan keluar. Ternyata dia masih menunggu ya? Tak kusangka.
Violeta POV
Apa yang ia maksud? Aku tidak mengerti apa yang ia maksud. Akh! Kepalaku sakit., Batinku. Aku merebahkan diri di kasur. Aku tertidur dan terbawa ke alam mimpi.
.
.
.
.
.
.
.
.
“kau siapa? Dan akau dimana? Ma? Pa? Kak? Mama!? Papa!? Kakak!? Kalian dimana!?” aku melihat Anka kecil yang kira-kira berumur 6 tahun. Yang pasti ia sedang tersesat. Aku tidak bisa terlihat dan selalu menembus benda, ketiak aku menyentuh nya. Dan ini membuatku bingung. Terutama lagi, anak kecil itu. Wajahnya sangat mirip denganku.
“hey! Apa kau tersesat?” tanya anak laki-laki itu ramah. Sementara anak perempuan itu Hanya mengangguk.
“apa kau tau dimana alamat rumahmu?” tanya anak laki-laki itu ramah lagi. Dia seperti sudah dewasa saja.
“t-tidak. Aku tidak tau. Tapi,, yang pasti. Aku kesini bersama keluargaku” jawab gadis itu panik. Anak lelaki itu Hanya tersenyum.
“apa kakakmu sekitar umur 10 tahun? Dan ayahmu yang memakai baju kantoran sementara ibumu memakai gaun indah. Benar?” si anak perempuan itu tersenyum bahagia. Dan mengangguk.
“baguslah. Ayo ikut aku” gadis itu mengikuti anak laki-laki tersebut. Dan sesampai.
“mama! Papa! Kakak! Huwaaa!!!” teriak anak perempuan itu sambil menekuk ibunya. Sang ibu, yang khawatir tadi langsung mereda. Sang ibu hanya mengelus Surai pirang milik anak itu.
Dan seketika semua langsung gelap. Sekarang aku berada diriku yang berumur 9 tahun.
“ahahahaha!! Gadis bodoh seperti mu ingin bermain dengan kami?! Yang benar saja!?” kata gadis bersurai merah muda itu. Dia mengucapkan itu sambil mendorong gadis itu hingga terjatuh. Tapi, ada 1 laki-laki yang menolongnya.
“apa yang kau lakukan!? Ini tidak baik! Cepat minta maaf kepadanya!” bentak laki-laki itu. Sang gadis bersurai merah muda itu menggertakkan gigi, lalu pergi meninggalkannya.
“kau tidak apa-apa?” katanya lalu mengulur tangannya.
“umm... Ya” jawabnya sambil membalas uluran tangan miliknya.
.
.
.
.
.
.
Aku membuka mataku perlahan. Aku bangun. Mimpi yang aneh, batinku. Aku duduk. Sudah jam 07.45.
Tunggu, jam berapa?
“apa!? Aku telat!! Kenapa alarmnya tidak menyala!! Akh!! Aku segera berdiri. Sudah 5 kali aku terjatuh karena terburu-buru. Aku mandi bebek dan mengganti baju piyama milikku dengan baju seragam penyihir disini.
Aku berlari kearah kelas. Aku segera berlari. Aku membuka pintu, yang tidak sengaja aku dobrakan.
“maaf, telat!” teriakku lalu membungkuk. Dan aku dihadiahi berdiri diluar kelas selama pelajaran sains.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top