Chapter 59

Chapter 59

Apa Ini Perang?


Flashback

Joon melangkah pergi meninggalkan festival. Ia berbalik sekilas dan melihat ke arah belakang. Raja Hong masih duduk di tempatnya. Joon hanya tersenyum tipis. Lalu kembali melanjutkan perjalanannya.

Sesampainya di gerbang istana. Para penjaga yang bertugas langsung menyapanya. Joon mengganguk kecil lalu masuk ke dalam istana.

Tak ada yang tahu. Mengapa Joon lebih memilih untuk kembali duluan ke istana. Ia terus melangkah menyusuri koridor demi koridor yang sepi. Sebab hampir semua pelayan di Istana ikut berpatisipasi di acara festival.

Joon melangkah dan terus melangkah hingga ia pun tiba di aula utama istana Akai. Setibanya di depan pintu, Joon pun langsung membuka sendiri pintu aula dan di dalamnya. Ada seorang pria berpakaian putih yang menutupi wajahnya dengan cadar berwarna putih juga. Melihat kedatangan Joon. Pria itu langsung membungkuk dan memberi hormat.

" Tuan Muda..." sapanya.

" Kerangka ini sudah siap di tunjukkan." serunya.

Joon mengganguk pelan. Lalu memberi isyarat agar si pria bisa segera pergi. Pria itu mengganguk lalu berjalan pergi meninggalkan aula utama.

Saat acara demi acara telah berlalu. Raja Hong pun memanggil pengawalnya untuk mengantarnya pulang. Raja Hong tidak terlalu memedulikan Yui. Sebab gadis itu sudah ada yang menjaganya. Dan sesampainya di istana. Raja Hong terkejut melihat Joon yang sedang berdiri di depan kediamannya.

" Joon...??"

" Apa yang kau lakukan di sini...??" tanya Raja Hong.

" Yang Mulia..." sapa Joon

" Ada hal yang ingin ku bicarakan dengan anda."

" Mari ikut saya." ungkap Joon.

Tanpa menunggu jawaban Raja Hong.  Joon sudah lebih dulu melangkah pergi meninggalkannya. Raja Hong nampak heran dengan sikap Joon. Ingin sekali ia menolak ajakan Joon. Tapi, ia segera mengurungkan niatnya dan akhirnya pergi mengikuti Joon dari belakang.

Raja Hong terus mengikuti Joon dari belakang hingga mereka tiba di depan Aula utama.

" Joon..."

" Mengapa kita ke sini...??" tanyanya

Joon tidak menjawab. Ia membuka pintu Aula dan melangkah masuk ke dalam ruangan. Raja Hong pun akhirnya kembali mengikuti. Dan di dalam Aula Joon berdiri membelakangi Raja Hong. Ia berdiri menatap kerangka yang ada di depannya.

" Joon..!!!" pekik Raja Hong

" Kerangka siapa itu...??!!!" serunya kaget

Raja Hong nampak terkejut melihat kerangka itu. Ia berjalan mendekat dan mengamati wujud kerangka itu dengan seksama. Kerangka itu di baringkan di sebuah peti mati kaca transparan. Ia terbaring dengan menggunakan hanfu yang sudah lusuh.

" I-- Ini..?? Bagaimana mungkin..??"

" Kenapa kerangka ini memakai Hanfu istriku...??"

" Joon...!! Apa-Apaan ini...!!!" marah Raja Hong.

Joon menoleh sekilas ke arah Raja Hong. " Dia putrimu." seru Joon pendek.

" Apa..??!!!"

" Yui itu masih hidup...!! Beraninya kau berbicara seperti itu..!!"

" Yang ada sekarang di sisi anda hanya seorang penipu. Dia hanya gadis yang mirip dengan Yui." jelas Joon dengan tenang

" Tidak mungkin...!!" bantah Raja Hong.

" Yang Mulia... Jika anda tidak percaya."

" Saya akan menceritakan bagaimana kerangka ini di temukan."

Dan Joon pun mulai bercerita awal mula penemuan kerangka tersebut. Raja Hong mendengarkan semua cerita itu dengan mata terbelak tak percaya.

" Mu-- Mustahil." seru Raja Hong dengan lirih.

" Apa Yang Mulia tidak merasa aneh...??"

" Sikap Yui beberapa hari belakangan ini terlihat aneh."

" Dia bakal tidak ingat tentang hanfu kesayangannya ini.."

" Bukankah Yang Mulia tahu. Bahwa Hanfu itu adalah benda yang sangat di sayang oleh Yui...??"

Raja Hong ingat bagaimana Yui sangat menyayangi Hanfu mending ibunya. Bahkan jika Hanfu itu rusak atau hilang Yui pasti akan sangat merasa panik. Belum selesai rasa keterjutannya. Joon sudah kembali bercerita tentang hal-hal aneh yang ia rasakan dari sikap Yui. Ia mejelaskan semuanya lalu membadingkannya lagi.

Bahkan di akhir kata, Joon menyarankan Raja Hong untuk membuktikan sendiri. Dengan melihat tanda lahir yang ada di lengan Yui.

Flashback And.
.
.
.
.

Yui menatap nanar wajah Raja Hong. Ia turut bersedih dan berduka atas kematian Yui asli. Namun ia sama sekali tidak berniat membohongi Raja Hong. Ia melakukan semua ini karena permintaan putrinya.

Tapi , Yui bingung bagaimana menjelaskan semuanya. Raja Hong pasti tidak percaya. Dan lebih mengganggap dirinya yang berbohong dan menciptakan cerita yang rekayasa.

" Shue...!!!" seru Raja Hong.

" Aku akan memberimu kesempatan sekali lagi."

" Tinggalkan gadis itu. Atau kau dan seluruh sukumu ku anggap  mengkhianati kerajaan dan telah melakukan pemberontakan...!!"

" Jika kau memilih membela gadis itu. Maka kau memilih untuk berperang dengan kerajaan.!!"

Pupil mata Shue membulat dengan besar. Ia tak menduga bahwa Raja Hong akan mensangkut-pautkan hubungannya dengan Yui dan seluruh rakyatnya.

" Yang Mulia...!!" tegas Shue.

" Lebih baik kita selesaikan ini secara personal saja."

" Yang Mulia tidak bisa menyeret mereka yang tidak bersalah ke dalam hal ini."

" Jika Yang Mulia bersikukuh. Akan jadi pertumpahan darah di Negri ini."

" Apa Yang Mulia menginginkan hal itu...??"

Raja Hong langsung bukam. Kata-kata Shue seperti pisau yang menusuk jantungnya dengan tepat. Ia terlalu emosi hingga lupa tentang kesejerateraan rakyatnya. Perkataan Shue ada benarnya. Jika perang terjadi. Akan ada banyak korban yang seharusnya tidak terseret dengan masalah ini. Tapi, Raja Hong juga tidak ingin melepaskan Shue dan Yui.

Ia memandang Yui dengan datar. " Aku ingin kalian berpisah untuk sementara waktu." serunya pada Yui.

" Akan ku siapkan kamar khusus untukmu dan Shue."

" Aku perlu menyelediki semua yang terjadi."

Yui bernapas lega. Ketakutannya tentang pertarungan antara ayahnya dan Shue tidak terjadi. Joon yang bersembunyi tak jauh dari situ. Hanya mengumpat pelan.

" Raja yang bodoh." makinya pelan.

Walaupun keputusan itu sedikit memberatkan. Shue pun akhirnya menyetujui usul Raja Hong. Raja Hong pun segera pergi meninggalkan keduanya untuk mempersiapkan semua hal yang ia butuhkan.

" Shue.." seru Yui dengan lirih. Wajahnya masih sembab.

Shue mengelus pipi Yui. Lalu mengecup keningnya dengan lembut.

" Semua akan baik-baik saja."

" Aku akan melakukan yang terbaik."

" Jangan khawatir. Aku akan selalu di sisimu."

Yui mengganguk pelan lalu memeluk Shue dengan erat. Shue membalasnya sambil kembali menciun pucuk kepala Yui.

" Akan ku lakukan apapun. Untuk menyelamatkanmu, Yui."
" Jadi percayalah padaku." bisiknya pelan

Yui tak ingin berkata apa-apa lagi. Air matanya kembali turun. Hanya pelukannya di pinggang Shue yang semakin ia eratkan.

Tak lama kemudian, beberapa pengawal kerajaan datang. Mereka menarik Yui dari Shue dan membawanya pergi. Sesuai perkataan Raja Hong sebelumnya. Yui di tempatkan di sebuah ruangan khusus yang sangat di jaga ketat.

Malam itu, Yui terus terisak dalam bantal hingga akhirnya ia tanpa sadar telah tertidur.

Keesokan harinya, Dayang Mio datang menemui Yui dan melayani Yui seperti biasanya. Yui pikir, Dayang Mio akan membencinya setelah mengetahui semua yang telah terjadi.

" Mio..."

" Aku pikir kau membenciku." seru Yui.

" Tidak, Putri."

" Tak ada alasan bagiku untuk membenci anda."

" Aku hanya seorang pelayan di sini." seru Dayang Mio dengan lembut.

" Tapi... Kau pasti kecewa."

" Karena yang kau layani bukan tuanmu yang sesungguhnya." seru Yui lagi.

" Tak ada yang perlu di kecewakan, Putri."

" Walau Putri bukan Yui yang sebenarnya. Aku tidak merasakan ada sesuatu yang salah terhadap Yang Mulia."

" Aku yakin Putri pasti punya alasannya."

" Hmm.."

" Kau benar, Mio..."

" Tapi.... Maafkan aku. Aku tidak bisa mengatakannya sekarang padamu."

Dayang Mio hanya tersenyum lembut. Dan Yui merasa lega. Bahwa masih ada orang yang mempercayainya selain Shue.

💮💮💮

Lalu di sebuah ruangan lain. Shue dan Joon terlihat adu pukul satu sama lain. Wajah keduanya sudah sama-sama lebam dan berdarah.

" Jaeha...!!"

" Harusnya kita menghentikan mereka..!!"

" Mereka bisa saling bunuh di sini sebelum Raja tiba...!!" seru Minjae dengan panik.

Sedari tadi. Ia sangat cemas melihat kedua orang itu terus berkelahi setelah adu mulut beberapa saat sebelumnya. Jaeha yang juga berada di tempat itu. Malah duduk santai sambil menikmati teh melatinya melihat pemandangan yang ada di depannya. Jaeha lebih terlihat malas tahu.

Setelah beberapa saat aduk pukul. Shue dan Joon terlihat ngos-ngos'an.

" Kenapa kau melakukan itu Joon...??!??" tanya Shue kembali.

" Sudah ku bilang. Aku hanya ingin mengambil apa yang sudah menjadi milikku." jawabnya dengan nada tajam.

" Apa kau sungguh-sungguh mencintainya...??!!!" tanya Shue lagi.

" Tentu saja...!!"

" Kalau begitu. Mengapa kau terus saja menyakitinya. Jika kau mencintainya...??!!

Binar mata Joon terlihat berubah. Ia seperti terkejut dengan apa yang barusan di katakan Shue padanya.

" Aku...??"

" Menyakiti Yui...??" batinnya.

Krietttt...

Pintu ruangan terbuka. Muncul Raja Hong dan beberapa orang yang berada di belakangnya. Raja Hong terlihat terkejut melihat wajah Shue dan Joon yang habis berkelahi.

" Apa-apaan ini...??!!"

" Apa yang terjadi...??!!" tanyanya pada Joon dan Shue.

Joon dan Shue hanya memilih bungkam. Begitu pula Jaeha dan Minjae.

" Ayo duduk.!!"

" Kita harus membicarakan masalah Yui."

Semua orang menurut. Mereka pergi menuju meja yang sudah di sediakan. Raja Hong duduk di bangku utama. Lalu memandang ke arah kanan dan kirinya.

" Berikan aku tanggapan kalian. Sejak kapan Yui telah meninggal.." pintanya pada ke Shue, Joon, Jaeha dan Minjae.

Keempat pria itu masih terdiam. Pikiran mereka mulai mencerna kapan terakhir kali mereka merasakan hal mengganjil dari dalam diri Yui.

" Yang Mulia..." tukas Minjae.

" Lebih baik anda tanyakan ini langsung pada Yui dari pada kami."

" Kami semua tak tahu pasti kapan hal itu terjadi." jelas Minjae.

" Tapi kalian pasti merasakan gelagat anehnya kan...??" sela Raja Hong.

" Yang Mulia juga pasti merasakannya juga bukan...??"

" Berbicara seperti ini. Saya rasa tak kan berguna. Jika tokoh utama tidak hadir di sini." timpal Minjae.

Minjae merasa rapat yang di adakan Raja Hong terlihat tidak efektif. Raja Hong hanya menatap dalam wajah Minjae.

" Baiklah..."

" Panggilkan gadis itu agar kita semua mendengar kesaksiannya."

BRuKk...

Shue bangkit dari kursi secara tiba-tiba. " Itu tak perlu Yang Mulia."

" Yui sudah menceritakan semuanya padaku." ucapnya dengan kepala tertunduk.

" Yui... Maksudku gadis itu."

" Dia tidak bisa bersalah."

" Akulah yang merencanakan semua ini."

" Orang yang membunuh Yui di kolam adalah..."

" Aku."

____/___//___///

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top