I : Inisiasi Dimulai
"Dreamcatcher digunakan untuk menangkal semua mimpi buruk. Jika beberapa mimpi ternyata sulit diprediksi, maka apa yang terjadi?
seperti lucid dream contohnya."
~Sendu Rintik Karindu
•~•
Happy Reading!
Siang ini matahari begitu menyengat hingga ke pori-pori janggat. Terlihat seorang gadis berambut sebahu sedang berjalan tergesa-gesa menuju halte untuk menunggu angkutan umum. Hari ini adalah tanggal dan hari terakhir di bulan Juni. Ya!! Bulan baru esok adalah bulan Juli. Aku berharap, semoga awal Juliku bisa menyenangkan bersama keluarga di kampung halaman esok hari.
Gadis itu melirik jam berwarna tosca yang melingkar manis di tangan kirinya, jam menunjukkan pukul 14.00 dan ia juga belum mempersiapkan keperluan untuk pulang kampung nanti malam.
Kota metropolitan kian memanas, polusi serta asap roda bermesin itu mengepul di mana-mana menyesakkan dada. Sesekali gadis itu menyeka peluh yang menetes di dahinya dengan sapu tangan bergambar dreamcatcher yang selalu ia bawa.
"Ahhh! gerah," aduh gadis itu entah pada siapa.
Mobil angkutan yang ditunggu pun tiba.
Bersama dengan lajunya bumi berotasi, gadis itu sudah berada pada gang sempit menuju rumah kostnya.
Suram dan sepi. Satu kata inilah yang mampu mewakili suasana mencengkam yang amat terasa di sekitar gang tempat gadis itu tinggal.
Gadis berambut sebahu itu memasuki kamar kostnya untuk mempersiapkan apa saja yang harus dibawa untuk pulang ke kampung halamannya.
Drttt ... Drttt ...
Ponsel gadis itu bergetar menandakan ada panggilan masuk di sana.
"Halo, Ma?"
"..."
"Iya, Dara jadi pulang kok."
"..."
"Iya, Ma."
"..."
"Jam sembilan malam nanti baru berangkat dari stasiun."
"..."
"Iya Mama ya tenang, Dara bisa jaga diri kok. Yaudah Dara mau siapin perlengkapan dulu daah Mama, love you."
"..."
Setelah menerima telfon dari sang Mama, gadis itu segera melanjutkan aksi menyiapkan perlengkapan yang harus ia bawa nanti.
Tok ... tok ... tok ...
Terdengar suara pintu diketuk dari luar, dengan segera gadis berambut sebahu itu segera bangkit dan melihat siapa yang bertamu di kamar kostnya.
Sebelum membuka pintu, Dara menyempatkan mengintip melalui korden jendela, namun tak ada seorang pun di luar sana.
Cklek ...
Gadis berambut sebahu itu membuka pintu untuk benar-benar memastikan, namun hasil nihil tak ada seorang pun yang berada di sana, hanya ada angin yang menerpa wajahnya dengan lembut yang membuat beberapa anak rambutnya mengikuti arah di mana angin berhembus.
Dara mengendikkan bahunya acuh, mungkin pendengarannya yang salah tentang ketukan pintu yang ia dengar.
Sesegera gadis itu berbalik arah dan masuk kembali ke dalam kamar kostnya untuk kembali melanjutkan aksi memasukkan baju ke dalam koper. Sesekali gadis berambut sebahu itu bersenandung riang karena tak sabar untuk menemui kedua orangtuanya yang begitu ia rindukan.
Tok ... tok ... tok ...
Suara pintu diketuk kembali terdengar, Dara geram setengah mati, siapa yang berani-beraninya menjahili dirinya di saat seperti ini.
Dengan segera gadis berambut sebahu itu bangkit namun lagi-lagi Dara tak langsung membuka pintu, ia mengintip melalui korden jendelanya terlebih dahulu namun hasil yang ia dapatkan sama, nihil.
Tangannya beralih memegang gagang pintu, namun rasa ragu menyelimuti dirinya untuk membuka pintu tersebut. Bagaimana jika itu adalah orang jahat yang sedang mengerjai dirinya agar ia ketakutan terlebih dahulu, atau jangan-jangan itu hantu? Dara segera menepis pikiran tak masuk akal yang sedang berkecamuk dalam kepalanya.
Dengan segera gadis itu membuka pintu dan ...
"Suprise!!!" teriak gadis berbadan gemuk dengan rambut yang dikuncir kuda tersebut sembari memeluk badan mungil Dara.
"Sendu Rintik Karindu astagaaahh!! lo buat gue jantungan tau nggak!" teriak Dara dalam dekapan gadis gemuk tersebut.
"Hahaha sorry Dar," ucap gadis berbadan gemuk itu melepaskan pelukannya.
"Sejak kapan lo balik? Yaudah, yuk masuk dulu," ucap gadis berambut sebahu itu mempersilakan sahabat karibnya untuk masuk ke dalam kamar kostnya.
"Lo mau kemana bawa-bawa koper segala?" tanya Sendu mengernyitkan dahinya.
"Mau pulang kampung," ucap Dara lalu melanjutkan aksinya memasukan baju ke dalam koper yang tadi sempat tertunda.
"Yah, kok lo nggak asik banget sih, gue baru aja balik ke Jakarta, masa lo udah mau pergi aja!" kesal Sendu memanyunkan bibirnya.
"Ya sorry, ini di kampus ada waktu liburan bentar, lagipula gue udah kangen sama Mama-Papa di kampung," ucap Dara.
"Yah, kalo udah urusan kangen sama orangtua mah gue nggak bisa larang. Ohiya, lo mau berangkat kapan?" tanya Sendu.
"Nanti malem jam sembilan," ucap gadis berambut sebahu itu seadanya.
"Naik?"
"Kereta," ucap Dara singkat.
"Hah? lo mau naik kereta dan ambil jam malem?" ucap gadis berbadan gemuk itu dengan raut wajah terkejut.
"Kenapa sih emang? kok kaget itu?" ucap Dara mengernyitkan dahinya.
"Lo ngga takut? rumor yang beredar banyak banget sekarang tentang kereta hantu yang mistis itu. Hii serem, apalagi ini kan malam Jum'at, Dar!" ucap sendu bergidik ngeri.
"Kebanyakan nonton film horor lo Ndu, lagipula kita kan punya Tuhan kenapa harus takut?"
"Yaudah terserah, gue cuma ngasih tau kok!" ucap Sendu mengalah.
"Selesai," ucap Dara setelah selesai menata keperluan yang harus ia bawa saat bepergian nanti malam.
Setelah dirasa cukup, segera gadis itu beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan Sendu pun juga sudah pulang balik ke kosannya sendiri sejak pukul lima sore tadi.
Waktu seakan berlari, jam sudah menunjukan pukul 20.00. Satu jam lagi kereta yang ditumpanginya akan berangkat.
Dengan segera gadis itu memesan ojek online untuk mengantarnya ke stasiun.
Setelah beberapa menit, ojek yang gadis itu pesan pun tiba.
Tak perlu banyak waktu untuk sampai di stasiun cukup lima belas menit yang dibutuhkan, gadis itu bersyukur karena malam ini kota metropolitan tak begitu macet oleh roda bermesin.
Gadis itu berjalan mencari kereta pemberangkatannya, tapi tiba-tiba perasaan aneh mulai menyergap dirinya.
Sepi. Satu kata itu yang mewakili suasana sekarang. Hawa dingin terasa menusuk hingga ketulang, langit tak seelok biasanya, bintang pun tak menampakan indahnya malam ini.
"Ya tuhan, ada apa dengan hari ini?" batin gadis itu resah.
Di stasiun itu Dara benar-benar merasa seorang diri.
•~•
To be Continue
Hi! You can call me Ezel.
Happy Reading!
Ini karya kolab pertamaku sekaligus cerita pertama yang aku publikasikan di lapak ini. Tapi ini cuma colab cerpen sih hehehehe. Semoga kalian suka yaa:)
Jangan lupa untuk vote, komeng, dan share💗
Fyi, part ini ditulis oleh rekan sekaligus partner kolabku yaitu Najwa Shafa A'rofah pada tahun 2019 lalu.
Kalau masih ada penulisan yang salah, harap ingatkan saya untuk revisi kembali:)
Mohon kritik dan saran juga.
Note : Jaga kesehatan, hari ini Indonesia sedang dalam musibah karena virus covid 19(corona) yang menyebar. Semoga Tuhan YME selalu melindungi kalian dari segala musibah dan wabah penyakit🙏
Viele Dank!
16 Maret 2020
Freizella👣
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top