Chapter 9: Return
“Kita tidak bisa membiarkannya begitu saja, ayo kita tolong mereka Ciel.” Ucap Yuu menoleh kearah Ciel yang menjawab dengan anggukan kepala lalu menarik pelan pakaian Undertaker.
“Ayo kita selamatakan mereka.” Ucapnya.
“Oh bochan baik sekali, bukankah kau ingin menghancurkan gereja itu?.” Tanya Sebastian.
“Bukan karena aku ingin menolong mereka, aku tidak ingin dia melakukan hal sesuka hatinya hanya itu.” Jawab Ciel.
“Tapi apa yang bisa kita lakukan?, kita bahkan tidak bisa keluar dari sini?.” Tanya Grell.
“Tidak, ada senjata paling mutakhir yang hanya bisa digunakan oleh Shinigami terpilih, itu disebut death bookmark.” Jawab Will sambil membetulkan kacamatanya menggunakan senjata tombak miliknya.
“Bookmark?.”
“Hehehe pembatas buku berwarna pink.” Ucap Undertaker sambil memegang sebuah pembatas buku ditangannya dan segera meletakan pada buku yang dia bawa.
“Jika kita mengakhiri ceritanya sampai disini, kita bisa melanjutkannya, gadis yang bernama Matilda Simons, ‘disucikan oleh tangan sang malaikat Angela di gereja’.” Jelasnya.
“Apa semuanya tertulis disitu?.” Tanya Ciel.
“Hehehe, tepat disaat itu Sebastian Mikaelish dan Kirito Mikaelish datang kepanggung.” Ucap Undertaker dan segera saja ayah serta anak itu menghilang dari hadapan mereka.
“Me-mereka kemana?.” Tanya Yuu.
“Hehehe tentu saja mereka sedang berada digereja saat ini.”
“Begitu ya, bisakah kau mengirimku juga.” Pinta Rexa yang sudah sadar dari pingsannya dan segera turun dari gendongan Mika.
“Rechan kau sudah sadar.” Ucap Mika menatap senang padanya.
“Ya, jadi bisakah kau mengirimku kesana, ada sesuatu yang harus aku selesaikan dengan Angela.” Ucap Rexa kali ini mendekat pada Undertaker.
“Apa kau bercanda Rexa, kamu bisa terluka lagi nanti.” Omel Yuu.
“Tenang saja Yuu-kun, sudah kubilang kalau masih ada urusan yang harus aku selesaikan dengan makhluk itu.” Jawab Rexa tersenyum tipis pada Yuu yang sepertinya cukup terkejut dengan tatapan Rexa padanya.
“Lagipula tanpa kau memintapun aku akan mengeluarkan kalian semua dari sini.” Jawab Undertaker segera menuliskan nama-nama mereka.
Pada akhirnya mereka kembali tepat saat terjadi pertarungan antara Angela melawan Sebastian dan Kirito.
“Huh kalian pikir kalian bisa melawanku yang memiliki sayap suci.” Ucap Angela memandang remeh pada Sebastian maupun Kirito.
“Ya aku memang tidak bisa melawanmu sendirian, tapi sepertinya ojouchanku bisa melawanmu.” Jawab Kirito sambil menyeringai tepat saat Rexa mengaktifkan senjatanya.
“Berikan aku kekuatanmu Ciel, lagi dan lagi.” Ucap Rexa dan seketikah terdapat bercak-bercak hitam diwajahnya juga aura-aura hitam menguar dari tubuhnya.
Rexa lantas menancapkan pedangnya didalam tanah menciptakan tangan-tangan hitam yang seketikah mengikat dan menahan tubuh Angela.
“A-apa ini?.” Tanya Angela cukup panik.
“Ini adalah balasan apa yang sudah kau lakukan padaku, Mika-kun Yuu-kun.” Ucap Rexa dan segera saja Yuu juga Mika memotong sayap dari Angela membuat dia berteriak kesakitan.
“Ka-kau, be-beraninya kau.”
“Ini belum selesai loh.” Ucap Rexa bersiap akan menyerang Angela kembali tapi terhenti saat Angela berteriak cukup keras dan memunculkan cahaya putih dari tubuhnya hingga membuat gedung itu runtuh.
“Apa ini kau ingin menghancurkan diri sendiri?.” Tanya Kirito.
“Bersihkan yang kotor, bersihkan yang tak berguna.” Ucap Angela dengan suara cukup menakutkan.
“Tu-tunggu gedung ini akan runtuh.” Komentar Grell menatap panik sekelilingnya. Sementara Sebastian melirik pada penghuni gereja lain.
“Mau lari atau tetap disini itu keputusan kalian sendiri.” Ucap Sebastian.
Sebagian dari mereka ada yang melarikan diri dan lainnya masih bertahan di gedung ini.
“Ojouchan kita juga harus pergi.” Ucap Kirito yang dijawab anggukan kepala oleh Rexa.
Dia sempat melihat kearah Angela yang seperti menggumamkan kata-kata ‘kita akan bertemu lagi ojouchan’ sebelum Rexa pergi dari tempat itu.
.
Pagipun menjelang, dan dari gereja tadi hanya tersisa puing-puing serta mayat-mayat para pengikut aliran sesat Angela. Rexa sendiri juga hanya menatap datar pada puing-puing itu.
“Rechan.” Panggil Mika membuat Rexa langsung menoleh pada Mika yang sedang menatap khawatir padanya begitu juga Yuu.
“Kenapa kalian menatapku seperti itu?, aku baik-baik saja, atau jangan-jangan Mika-kun lagi kehausan dan butuh darah?.” Tanya Rexa membuat Mika juga Yuu sadar kalau ingatan Rexa sudah kembali dan langsung memeluknya.
“Syukurlah, syukurlah Rechan sudah kembali.” Ucap Mika.
“Emm walau aku cukup merindukan Rexa yang tadi tapi memang lebih baik Rexa yang aku kenal selama ini.” Timpal Yuu yang sempat membuat Rexa kesal.
“Apa maksudnya itu, hah kalian ini, tapi aku senang bisa kembali menjadi diriku lagi, setidaknya aku tidak perlu senyum terus menerus.” Jawab Rexa yang ditanggapi tawa oleh Yuu dan Mika.
Mereka berdua melepas pelukannya pada Rexa begitu Ciel, Sebastian, Kirito dan ketiga Shinigami datang. Rexa sendiri segera mendekat pada Ciel dan tersenyum tipis padanya.
“Suatu kehormatan aku bisa bertemu dengan kakek buyutku Ciel Phantomhive dan pelayan serta ayah dari Kirito, Sebastian Mikaelish.” Ucap Rexa sedikit membungkukkan tubuhnya.
“Ojouchan sudah ingat?.” Tanya Sebastian.
“Ya begitulah, senjata ini yang mengembalikan ingatanku.” Jawab Rexa sambil menyentuh pegangan katana dipinggannya.
“Senjata?, itu katana kan?.” Tanya Ciel.
“Ya ini bukan katana biasa.” Jawab Rexa menarik katananya memperlihatkan katana berwarna biru yang sangat indah, tapi entah kenapa Ciel seperti melihat bayangan dua orang dibelakang Rexa dan itu mirip dengan dirinya versi dewasa sedang memeluk leher Rexa bersama Sebastian yang berdiri disampingnya.
“Ini adalah senjata iblis.” Lanjutnya dan katana itu seketikah bersinar.
“Se-senjata iblis, apa maksudnya Sebastian?.” Tanya Ciel mengerling pada Sebastian yang cukup terkejut melihat bayangan dirinya sendiri.
“Kalian tidak akan mengerti, dan belum saatnya untuk mengerti.” Jawab Ciel versi dewasa menatap malas pada mereka berdua.
“Apa yang dikatakan bochan benar, suatu hari nanti kalian akan mengerti.” Jawab Sebastian lain sambil tersenyum.
“Tapi kenapa kalian bisa muncul disini?.” Tanya Rexa memandang heran pada senjata iblisnya, soalnya selama ini hanya dia saja yang bisa melihat mereka berdua.
“Ah itu, aku ingin memberikan sesuatu padamu.” Jawab Ciel membuat Rexa bertanya-tanya.
“Memberikan apa?.”
“Evolusi dari pedang ini.” Jawab Ciel bersamaan dengan pedang yang ada ditangan Rexa nampak melayang didepanya dan memunculkan sinar cukup terang hingga mereka semua harus menutupi mata mereka.
Saat sinar itu hilang, katana tadi kini sudah berubah menjadi pedang tipis mirip seperti rapier berwarna putih dengan ujung hitam serta ada beberapa tali diujungnya, terlihat sangat cantik dan berkelas.
“Ini…rapier?.” Tanya Rexa begitu rapier itu sudah ada ditangannya.
“Itu adalah wujud asli dari katana tadi ojouchan, hanya seseorang yang dipilih bochan saja yang bisa memilikinya dan ojouchan adalah orang yang terpilih itu.” Jawab Sebastian.
“Bahkan ayahmu sendiri tidak bisa sampai tahap ini, jadi kau harus berbangga diri.” Timpal Ciel.
“Begitu ya.” Ucap Rexa menggerakan pedangnya kekanan dan kekiri.
“Ini jauh lebih ringan dari katana tadi, tapi aku suka seolah ada kehangatan dipedang ini.” Ucap Rexa tersenyum kecil.
“Gunakan ini dengan baik ya.” Ucap Ciel juga tersenyum sambil mengelus surai Rexa yang dijawab anggukan kepala olehnya sebelum Ciel menghilang dari hadapan mereka.
“Ukh yang tadi aku masih agak bingung.” Komentar Ciel.
“Tidak perlu dipikirkan kakek Ciel, anggap saja itu hanya ilusi.” Jawab Rexa meletakan pedang kesarungnya tak memperdulikan Ciel yang sudah kesal karena dipanggil kakek olehnya.
“Aku bukan kakek-kakek.”
“Hanya bercanda, ne Kirito kemarilah.” Panggil Rexa, segera saja Kirito mendekat pada Rexa dan berhenti didepannya.
“Kau pernah berkata kalau tidak akan meninggalkanku apapun yang terjadi selama kontrak kita masih ada, jadi jangan tinggalkan aku apapun yang terjadi.” Ucap Rexa tersenyum kearah Kirito yang nampak terkejut tapi segera digantikan senyuman diwajahnya.
Kirito lantas membungkukan tubuhnya sembari berucap.
“Yes My Lady aku tidak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi, aku akan selalu menjagamu karena itu sudah menjadi tanggung jawabku sebagai pelayanmu juga penjaga ojouchan.” Dengan senyuman yang selalu setia diwajah babyface Kirito.
Ciel sendiri cukup takjub melihat kesetiaan Kirito, dia tau kalau Kirito membuat kontrak dengan Rexa tanpa taruhan nyawa karena janji Kirito dengan mendiang ayah Rexa. Tapi ini pertama kalinya dia melihat betapa setianya Kirito pada Rexa seolah ada ikatan batin diantara mereka.
“Mungkin ini yang dinamakan kesetiaan pelayan pada majikannya.” Komentar Ciel.
“Ya, aku cukup salut pada Kirito, tak ada demon yang mau membuat kontrak dengan cuma-cuma pada manusia, awalnya aku pikir Rexa ojouchan berhasil menjerat Kirito hingga dia mau membuat kontrak dengan ojouchan, tapi setelah melihat hal ini aku rasa ada sesuatu pada diri Rexa ojouchan hingga membuat Kirito tertarik padanya, sesuatu yang mungkin tidak dimiliki oleh bochan.” Ucap Sebastian tersenyum kearah Kirito, Rexa, Mika juga Yuu.
“Sesuatu yang dimiliki oleh Rexa.” Gumam Ciel penasaran.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top