Chapter 6: Church Case
*Rexa Pov*
Aku bermimpi berada ditempat yang sangat luas dan melihat beberapa anak kecil berada disana salah satunya adalah Mika dan Yuu versi mini, juga gadis kecil bersurai sama sepertiku. Saat mereka akan menuju sebuah lorong, tiba-tiba saja muncul pria bersurai abu-abu panjang menghadang jalan mereka.
“Haah, aku sudah menunggu kalian, domba-domba kecilku yang malang.” Ucap pria bersurai abu-abu memakai pakaian serbah putih, sedangkan anak-anak itu nampak syok melihat sang pria.
“Ya ekspresi itu, ekspresi wajah manusia saat kehilangan harapannya, karena itulah aku tidak pernah bosan memainkan permainan ini.” Lanjutnya.
“Permainan?.” Guman Mika kecil, cepat-cepat dia melihat peta yang ada ditangannya tapi keburu terbang bersama angin yang diciptakan pria tadi. Mereka menoleh kebelakang dan mendapati pria itu sedang menggendong salah seorang anak serta menggigit lehernya.
Aku ingin menghentikannya tapi tubuhku selalu menembusnya, dan lagi entah kenapa wujudku sekarang begitu transparan.
“Arara dia sudah mati.” Ucapnya menjatuhkan tubuh anak kecil tadi yang sepertinya sudah tidak bernyawa.
Mereka nampak terdiam sebelum akhirnya Yuu mengambil pistol di pinggangnya dan menembak pria itu hanya saja dia dengan mudah menghindari tembakan Yuu.
“Are bukannya itu senjataku, tidak hanya mencuri peta tapi kalian juga mencuri senjataku kalian memang hebat karena masih punya keberanian untuk melawan?, kalau begitu biar aku mengatakan sesuatu untuk membakar semangat kalian, sebenarnya peta itu memang asli, artinya jika kalian terus jalan kedepan kalian bisa kembali kedunia kalian, sekali kalian keluar maka sulit bagiku untuk mengejar kalian, aku ingin tau bagaimana teriakan kalian saat terperangkap diantara harapan dan keputusasaan.” Ucap pria itu sembari menyeringai kearah mereka.
“Larilah, sekarang.” Perintah Yuu pada teman-temannya sambil melepaskan peluruhnya keatas, membuat anak-anak itu segera lari berpencar kecuali gadis bersurai sama sepertiku.
Satu persatu anak itu mulai dibunuh tanpa ampun sedikitpun, sampai gadis bersurai biru melepaskan kalung dilehernya dan menyerahkan pada Yuu sembari berucap.
“Yuu-kun aku titip kalung ini ya.”
Lalu dia lantas mengambil pistol dari tangan Yuu dan mulai menembak pria tadi tapi dengan mudah dia menghindari tembakan gadis itu.
“Ara masih ada juga ya yang mempunyai keberanian sepertimu nona manis.” Ucap pria tadi mendekati gadis itu dan dengan cepat lalu menusuk perutnya.
“Tapi sayang sekali itu kurang cepat.” Lanjutnya melempar gadis itu begitu saja hingga menabrak tembok tak jauh darinya. Tidak, a-apa yang dia lakukan?, bahkan dia sampai memotong tangan kanan Mika, sebenarnya apa ini.
“Tidak hentikan, aku mohon Hentikan.”
“Ojouchan.”
Aku seketikah terbangun begitu mendengar panggilan dari Kirito, keringat dingin langsung keluar dari tubuhku, padahal tadi itu hanya mimpi tapi kenapa terasa nyata sekali.
“Ojouchan apa ada sesuatu?, tadi kamu sempat mengigau?.” Tanya Kirito yang tidak kujawab karena aku langsung memeluknya sambil menangis.
Aku takut, sangat takut dengan mimpi tadi apalagi melihat Mika sampai terluka seperti itu. Aku mulai menceritakan semua mimpiku pada Kirito masih memeluknya dan dia mendengarkan setiap ceritaku.
“Itu hanya mimpi ojouchan, kamu tidak perlu takut karena aku akan selalu melindungimu apapun yang terjadi.” Ucap Kirito membalas pelukanku, aku benar-benar beruntung Kirito ada disini bersamaku.
*Back to Normal Pov*
Setelah memastikan Rexa kembali tidur, Kirito segera keluar dari kamar Rexa tepat saat Mika dan Yuu mendekatinya.
“Huh Kirito-san, Rechan tidak ikut sarapan?.” Tanya Mika.
“Sepertinya tidak, ojouchan baru saja bermimpi saat keluarga Hyakuya terbunuh di Sanguinem jadi aku memintanya untuk tidur lagi.” Jawab Kirito membuat mereka berdua terkejut.
“Rechan bermimpi tentang keluarga kami?.”
“Apa itu artinya dia sudah mulai ingat?.” Tanya Yuu.
“Aku rasa itu hanya bagian kecil dari ingatannya, dan juga sebaiknya kalian bersiap-siap, tadi salah seorang pengawal ratu datang membawa surat pada Ciel bochan, sepertinya makhluk itu akan muncul sebentar lagi.” Ucap Kirito yang dijawab anggukan kepala oleh mereka berdua.
Kirito ingat soal kejadian gereja diaerah pinggiran Preston, karena ayahnya pernah mengatakan kalau disana Angela akan muncul untuk mengambil Chinematic Record milik Ciel. Hal ini juga diketahui oleh Yuu dan Mika yang sudah diceritakan oleh Kirito, itulah sebabnya dia menyuruh mereka untuk siap-siap.
“Ne Kirito-san kita mau pergi kemana?.” Tanya Rexa duduk dimeja rias dengan Kirito yang tengah menata surainya, pakaiannya pun juga sudah berganti dengan dress selutut berwarna biru, sepatu boot dibawah lutut juga bleazer putih.
“Ciel bochan akan pergi ke gereja katanya ada kasus disana dan beliau meminta anda untuk ikut.” Jawab Kirito.
“Begitu ya, apa Mika-kun dan Yuu-kun juga akan ikut?.”
“Ya, lalu ojouchan ada sesuatu yang ingin aku berikan pada anda.” Ucap Kirito menyerahkan pedang bersarung warna biru.
“Ini apa?.”
“Katana, gunakan ini jika terjadi sesuatu pada anda saat aku tidak ada, pedang ini yang akan menjaga ojouchan.” Jawab Kirito begitu Rexa mengambil pedangnya.
“Baiklah aku akan menjaganya.” Jawab Rexa sambil tersenyum dan meletakan pedang itu dipinggangnya.
Setelah itu mereka berenam (ditambah dengan Grell yang juga punya urusan disana), masuk kedalam peti mati ukuran cukup besar yang untungnya muat untuk mereka semua. Dan peti mati itu dibawah oleh Undertaker kesebuah gereja. Mereka lantas disambut oleh penjaga gerbang yang kebetulan ada disana.
“Aku kesini untuk mengantarkan peti mati.” Ucap Undertaker pada sang penjaga pintu.
“Peti mati?, aku tidak tau soal itu?.”
“Aku punya buktinya, hmm dimana ya aku menaruhnya.” Ucap Undertaker mulai mengeluarkan bebrapa barang dari pakaiannya, sementara Rexa dkk segera keluar dari peti mati dan bersembunyi di semak-semak.
“Baiklah kamu boleh masuk, kalian disana juga boleh masuk.” Ucap penjaga itu menoleh kearah semak-semak tempat Rexa dkk bersembunyi.
Rasanya percuma juga ya sembunyi.
Mereka akhirnya dibawah masuk kedalam, dan sempat melihat-lihat didalam gereja bahkan mereka bertemu dengan anak-anak yang kebetulan ada didalam juga.
“Selamat malam.”
“Selamat malam, hari ini hari yang indah kan?.”
“Ara mereka lucu sekali, tapi aku tidak tertarik dengan anak-anak.” Komentar Grell begitu anak-anak itu mendekat padanya.
“Selamat malam orang kotor, kakak benar-benar kotor ya.” Komentar anak berkacamata.
“Hah?.”
“Ada apa orang kotor?, apa kamu sedang sakit?.” Tanya anak lainnya, yang langsung mendapat jitakan dari Grell sementara Yuu yang berada disampingnya hanya bisa menahan tawanya.
“Anak kurang ajar, jangan menyebutku orang kotor bodoh, dan kamu jangan tertawa.” Maki Grell pada anak kecil juga Yuu.
“Ha-habisnya itu lucu sekali, lihat kamu membuat anak kecil itu menangis hahaha.” Komentar Yuu masih tertawa.
“Apa kamu bilang.”
“Sudahlah, maaf ya kalau kakak ini memukulmu.” Ucap Rexa mendekat pada mereka sambil tersenyum.
“Kakak malaikat ya?.” Tanya salah seorang dari anak-anak itu dengan wajah bersemu merah.
“Tidak-tidak, kakak manusia biasa.”
“Wah kakak benar-benar cantik.” Puji yang lain.
“Terima kasih, sebaiknya kalian kembali ketempat kalian ya.” Ucap Rexa sambil tersenyum yang dijawab anggukan kepala oleh anak-anak itu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top