Chapter 14: Joining Circus
"Kenapa jadi begini?, siapa yang memberi kalian perintah?." Omel Ciel saat kami sudah sampai divila Phantomhive yang ada di London.
"Apa ada masalah?." Tanya Sebastian membuat Ciel kembali kesal.
"Lagipula ini bisa menjadi kesempatan bagus untuk menyelidiki mereka dari dekat, kalau tidak menjadi salah satu karyawan mereka, kita tidak akan bisa menyelidiki sirkus itu." Ucapku sambil melepas jaketku dan memberikannya pada Kirito.
"Cih, hah lebih baik kita tunggu saja nanti, sekarang aku mau istirahat aku sudah lelah." Ucap Ciel melangkahkan kakinya menjauh dari kami berempat.
"Tapi-." Ucap Sebastian terpotong begitu muncul seseorang dari arah ruang tamu.
"Ciel, akhirnya aku sudah menunggu." Ucap pemuda bersurai ungu dengan pakaian seperti pakaian Mesir atau India(?) (ya pokonya itulah), aku tidak tau siapa orang ini.
"Selamat datang Ciel-sama, Sebastian-dono." Ucap seseorang dibelakangnya memakai pakaian hampir sama seperti pemuda itu hanya saja lebih simple dengan warna hijau.
"Oh iya, aku lupa kalau kalian tinggal disini juga."
"Sudah lama tidak bertemu Ciel." Ucap pemuda ungu sembari memeluk Ciel membuatku sempat terkekeh melihat mereka berdua.
Aku langsung menarik ujung pakaian Sebastian dan berbisik padanya.
"Mereka berdua siapa?."
"Ah aku lupa memperkenalkan, mereka berdua adalah pangeran Soma yang datang dari Bengal kesini untuk mencari seorang wanita walau pada akhirnya dia ditolak, dia juga diperalat oleh bochan sebagai pengurus vila ini, tapi dia agak bodoh, lalu disampingnya adalah Agni atau Khansama dari Soma-sama, walau dia seorang pelayan tapi lebih mirip seperti ibunya karena dia sering menolong pangeran dari masalah." Jelas Sebastian sambil tersenyum.
"Begitu ya."
"Eh gadis ini siapa?, kenapa mirip sekali dengan Ciel?." Tanya Soma menatapku begitu dia melepaskan pelukannya pada Ciel.
"Perkenalkan namaku Rexanne Phantomhive, aku saudara kembar dari Ciel-kun." Jawabku membungkukkan tubuhku padanya membuat mereka berdua terkejut.
"HEEE SAUDARA KEMBARNYA CIEL?, kenapa kau tak pernah mengatakannya?." Ucap Soma sedikit berteriak pada Ciel.
"Itu karena mereka baru saja bertemu baru-baru ini, jadi Ciel bochan tidak mengatakannya pada anda." Jawab Kirito.
"Begitu ya, lalu kalian berdua?." Kali ini pandangannya tertuju pada Kirito dan Yuu.
"Aku butler peribadi ojouchan dan anak dari Sebastian, namaku Kirito Mikaelish, sedangkan ini adalah pelayan sekaligus teman dari ojouchan Hyakuya Yuuichirou." Jawab Kirito.
"Loh Sebastian-dono sudah punya anak?." Kali ini Agni yang memandang kaget pada Sebastian.
"Yup, dia menemukan seorang wanita cantik dan menikah dengannya, lalu akupun lahir dengan selamat." Jawab Kirito walau aku tidak tau pastinya karena Kirito sendiri jarang menceritakan masa lalunya.
"Oh, perkenalkan namaku Soma dan ini adalah pelayanku Agni, kami berdua adalah teman dari Ciel." Jawab Soma kembali memeluk Ciel
"Lepaskan aku." Protes Ciel melepaskan pelukan dari Soma.
"Tapi aku tidak menyangkah kalian akan kesini, apa kalian merindukan aku?, para makhluk kesepian."
"Maaf tapi aku lelah, aku sedang tidak ingin bercanda denganmu." Jawab Ciel.
"Apa?, tapi aku menunggu saat bermain catur barsamamu, bagaimana?." Pinta Soma sembari memegang pundak Ciel, aku bisa melihat beberapa perempatan tercetak diwajah Ciel.
"Itu bukan urusanku." Jawabnya dan mulai menjauh dari kami semua.
"Ada apa sih dengan Ciel tampangnya kusut sekali, kita sudah lama tidak ketemu setidaknya sapa aku dengan senyuman."
"Berisik, aku sedang sibuk jadi diamlah." Bentak Ciel menatap kesal kearah Soma dan kembali menaiki tangga.
"Sebaiknya anda tidak menganggunya, dia sedang banyak pikiran sekarang, bagaimana kalau aku saja yang menggantikannya." Usulku membuat pangeran Soma langsung menatapku dengan mata berbinar-binar.
"Be-benarkah Rexanne?." Tanya pangeran Soma sambil menggenggam kedua tanganku.
"Y-ya."
"Ah Rexachan memang baik deh." Jawabnya memelukku dengan sangat erat membuatku sempat kehabisan nafas.
"Bisa kau melepas pelukanmu, kau bisa membunuh ojouchan nanti." Pinta Kirito sambil memegang pundak Soma.
"Ah maaf." Ucap Soma melepas pelukannya tapi masih bisa tersenyum seperti tadi.
"Apa tidak masalah Rexa?, kau terlihat sangat lelah?." Tanya Yuu menatap khawatir kearahku.
"Tenang saja, kita hanya memainkan permainan kan?."
*Normal Pov*
2 jam kemudian~
"Rexachan waktunya kau menjalankan bidakmu, eh Rexachan?." Ucap Soma menatap kearah Rexa yang ada didepannya tapi dia sudah tertidur dengan pulas dikursi.
"Eh Rexachan mou, bagunlah kita belum selesai bermain." Ucap Soma mencoba membangunkan Rexa tapi segera dicegah oleh Kirito yang entah sejak kapan sudah muncul disamping Rexa.
"Pangeran Soma biarkan saja ojouchan tidur, aku yakin dia sudah kelelahan." Ucap Kirito tersenyum bisnis kearah Soma.
"Hah apa boleh buat, baiklah kau bisa membawanya kekamar." Ucap Soma.
Segera saja Kirito menggendong Rexa ala bridal style dan membawa kekamar miliknya, untungnya Rexa sudah ganti baju dengan gaun tidur jadi Kirito tidak perlu mengganti pakaiannya.
"Selamat tidur ojouchan." Ucap Kirito mengecup bibir Rexa sebentar sebelum akhirnya keluar dari kamar.
.
Besoknya~
*Rexa Pov*
"Kalian membawa anak kecil yang tampan juga ya, dan pemuda disampingnya juga tampan, oh ya apa kau benar-benar cowok anak kecil?." Tanya Joker yang sedang melihat kearah Yuu dan Ciel, oh ya kami saat ini sedang berada di sirkus.
"Ya, aku seorang pageboy, namaku Finnian." Jawab Ciel.
"Kalau aku hanya seorang gelandangan teman dari nona yang ada dibelakangmu itu, namaku Mikaela." Timpal Yuu, aku yang menyuruhnya untuk memakai nama Mika.
"Nama yang hebat, kalau kalian akan bergabung kalian harus diberi nama panggung tapi aku masih penasaran apa kau benar-benar laki-laki?." Tanya Joker mendekatkan wajahnya pada Ciel.
Sebenarnya aku ingin sekali tertawa mendengar jenis kelamin Ciel yang diragukan keasliannya.
"Iya."
"Dia saudara kembarku jadi wajar kalau dia mirip seperti perempuan." Timpalku tersenyum menyeringai pada Ciel yang sepertinya cukup kesal dengan ucapanku barusan.
"Tapi imut saja tidak akan cukup, kalian berdua harus menunjukan kemampuan kalian, jadi apa kelebihan kalian?."
"Darts, mungkin." Jawab Ciel.
"Kalau begitu kita lakukan tes lempar pisau, lalu bagaimana denganmu?." Tanya Joker menatap kearah Yuu.
"Ano-."
"Ah maaf Joker-san, Mika-kun adalah partnerku jadi kemampuannya sama sepertiku, aku tak akan bisa bekerja tanpanya." Jawabku sambil membungkukkan tubuhku padanya.
"Oh baiklah karena dia termasuk partnermu aku akan mengetesnya nanti bersamamu, tapi pertama-tama kita melakukan tes melempar pisau, Dagger pinjamkan dia pisaumu."
Perintah Joker yang segera di turuti oleh pemuda bersurai kuning yang bernama Dagger, dia lantas memberikan beberapa pisau pada Ciel.
"Terima kasih."
"Sekarang kau melemparnya kearah target sasaran itu." Ucap Joker menunjuk kesebuah papan yang berada didepan Ciel.
Ciel mulai melempar pisau itu, terlihat lemah tapi entah kenapa bisa mengenai sasaran. Saat aku mempertajam pengelihatanku akupun langsung sweetdrop.
'Sudah kuduga pasti Sebastian-san yang menolongnya.' Batinku karena tadi aku sempat melihat batu kerikil yang dilempar kearah pisau tersebut dan pelakunya siapa lagi kalau bukan Sebastian.
"Sebastian-san itu bisa melakukan apa saja ya." komentar Yuu juga ikutan sweetdrop kearah, sepertnya dia sudah mengetahuinya.
"Ya namanya juga perintah majikan jadi tidak bisa di ganggu gugat." Timpalku.
"Bagaimana sekarang?." Tanya Ciel dengan seringai tercetak diwajahnya.
"Hoo sepertinya kau punya control yang bagus, jauh lebih baik dari yang kuduga, tapi masih belum selesai." Ucap Joker yang sempat membuat Ciel terkejut.
"Selanjutnya berjalan diatas tali." Lanjutnya dan kami segera berpindah tempat kedalam tenda yang mana Ciel akan melakukan tes selanjutnya yaitu berjalan diatas tali.
"Sebastian-san apa kau bisa membantunya?, aku rasa Ciel-kun tidak akan suka dengan ketinggian." Bisikku pada Sebastian yang kebetulan berdiri disampingku.
"Kita lihat saja nanti ojouchan."
"Doll menalinya harus kencang ya, bahaya kalau pemula sampai jatuh nantinya." Teriak Joker pada wanita yang saat ini sedang memasang tali pengaman pada Ciel.
"Apa tidak ada tes music disini?." Tanya Ciel.
"Are, apa kau mau berhenti?."
"Bu-bukan, tapi kalau ada-."
"Kalau kau serius lakukan tanpa banyak bicara." Jawab Joker, sepertinya memang tidak ada cara lain selain melewati tesnya.
Tak lama kemudian Ciel mulai berjalan diatas tali dan sempat hampir jatuh kalau saja Sebastian tidak melempar kerikil kearahnya agar dia bisa menjaga keseimbangannya. Berkali-kali Sebastian melempar kerikil kearah Ciel membuatnya mau tak mau harus berjalan diatas tali itu, sekarang aku mengerti, sepertinya Sebastian ingin balas dendam pada Ciel, saat itu sepertinya aku dan Kirito punya satu pemikiran yang sama.
'Sebastian-san/otou-san punya dendam kesumat sama Ciel-kun/bochan.'
Tapi pada akhirnya Ciel berhasil mencapai tepi tali membuat Sebastian sempat menahan tawa sedangkan kami bertiga hanya bisa sweetdrop.
"Hebat, aku tidak menyangkah kalau dia berhasil." Puji Joker bertepuk tangan.
"Te-terima kasih." Jawab Ciel dengan wajah kesal.
"Kalau begitu jangan keluarkan dia senpai." Pinta Dagger mendekat kearah Ciel.
"Belum, dia belum melakukan hal yang terpenting." Ucap Joker mendekat kearah Ciel lalu menunjuknya dengan tangan palsu miliknya.
"Senyum...yang lebar." Perintahnya yang sontak membuat Ciel kaget dengan perintah Joker.
"Ayolah senyum." Pintanya lagi.
Mau tak mau Ciel pun menurutinya dan jujur saja aku berusaha menahan tawaku begitu juga Kirito dan Yuu saat melihat Ciel tersenyum lebar. Soalnya selama ini Ciel yang aku kenal tak pernah tersenyum seperti itu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top