Chapter 13: The First Investigation
“Siapa yang menyuruhmu bertindak sejauh itu.” Omel Ciel pada Sebastian ketikah pertunjukan sudah berakhir.
Sedangkan yang dimarahi malah tersenyum tidak jelas dengan aura blink-blink disekitarnya sembari berucap.
“Maafkan saya.”
“Hee kau malah terlihat begitu senang Sebastian-san.” Komentar Yuu menatap sweetdrop pada Sebastian.
“Tentu saja, aku sudah hidup sejak lama tapi tingkah laku kucinglah yang bisa mengoyak emosiku.”
“Siapa juga yang menyuruhmu seperti itu.” Gerutu Ciel, aku sendiri hanya tersenyum tipis melihat mereka semua.
“Sudahlah aku juga penyuka kucing tapi setidaknya aku tak senekat Sebastian, lagipula macan ataupun singa itu hewan yang cukup berbahaya, cuma lain lagi ceritanya kalau ditangan Sebastian-san sepertinya malah jadi mainan.” Komentarku sweetdrop.
“Huh ojouchan suka dengan kucing juga?.” Tanya Sebastian menatapku terkejut.
“Ya memangnya kenapa?.”
“Tidak, aku pikir karena ojouchan mirip seperti bochan jadi anda tidak suka kucing.”
“Ibuku penyuka kucing dan kami punya kucing peliharaan dirumah, yang tidak suka dan alergi kucing itu ayahku.” Jawabku memutar bolamataku bosan.
“Hasyuu.” Tiba-tiba saja Ciel bersin-bersin lalu menatap tajam kearah Sebastian.
“Kau tau kalau aku alergi sama kucing, jadi jangan dekat-dekat denganku.” Ucapnya pergi meninggalkan Sebastian dengan perasaan kesal.
Aku berniat menyusul Ciel yang ada didepan tapi terhenti saat seseorang memanggilku dan Sebastian.
“Ah ketemu, tunggu kau pria yang memakai jas hitam dan wanita yang memakai dress biru.” Ucap Joker mendekat kearah kami berdua.
Aku langsung melirik kearah Yuu seperti memberi tanda agar dia pergi dulu menyusul Ciel yang dijawab anggukan kepala olehnya dan segera pergi meninggalkanku, Sebastian, juga Kirito.
“Maaf sebelumnya.” Lanjut Joker ketikah sudah sampai didepan kami bertiga.
“Tidak justru kami yang meminta maaf karena sepertinya kami merusak pertunjukannya.” Jawabku tersenyum pokerface kearah Joker.
“Sebenarnya aku terkejut karena kau sangat dekat dengan macan itu, lagipula nona ini juga tidak takut ataupun berteriak, tapi apa kau sungguh tidak apa-apa?, kami punya dokter jadi aku menyarankan agar beliau memeriksa keadaanmu, ikutlah biar kuantar termasuk kau nona.” Tanya Joker pada kami berdua.
Aku sempat melirik kearah Sebastian juga Kirito dan bisa kulihat kalau dia sedang menyeringai, aku ikut menyeringai lalu menjawab pertanyaan Joker.
“Tentu jika diperbolehkan kami tidak keberatan, dan kalau bisa aku ingin membawa pemuda ini bersamaku.” Jawabku masih tersenyum kearahnya.
Kami akhirnya diajak kebelakang panggung dimana banyak sekali orang disana.
“Nah lewat sini, maaf kalau tempatnya agak kotor, ah Snake apa dokter ada di tenda P3K?.” Tanya Joker saat kami melewati pemuda bersurai putih dengan beberapa ular disekelilingnya.
Dia tidak menjawab tapi aku cukup tertarik dengan ular miliknya, entah kenapa aku malah mendekati ular putih yang ada disampingnya dan mengulurkan tanganku untuk membelai kepalanya. Ular itu sempat ingin menggigitku kalau saja Kirito tak segera menarik tanganku.
“Sebaiknya kau tidak menyentuhnya ojouchan atau ular itu akan melukaimu.” Bisik Kirito yang aku jawab anggukan kepala.
“Ayo kita lanjutkan perjalanannya.” Ucap Joker kembali berjalan diikuti oleh Sebastian.
Aku melambaikan tanganku sesaat pada Snake dan ular-ularnya sebelum akhirnya mengikuti Joker. Sepanjang perjalanan aku bertemu dengan para pemain sirkus yang lain hingga akhirnya kami sampai disebuah tenda dimana sudah terdapat beberapa orang yang tengah beristirahat.
“Ah itu dia, sensei.” Panggil Joker pada seorang pria bersurai hitam dan berkacamata serta duduk dikursi roda yang menoleh kearah kami berempat.
“Hei Joker, apa ada yang aneh dengan lenganmu?.” Tanya dokter itu.
“Hahaha tidak, tidak ada masalah apapun dengan-.”
“Hah aku pikir siapa, bukankah dia orang yang digigit Betty?.” Tanya pemuda bersurai kuning dibelakang dokter sembari menunjuk kearah Sebastian membuat dokter sempat kaget dengan perkataan pemuda itu.
“Betty?, itu gawat, kau harus segera diperiksa.” Ucap dokter memeriksa Sebastian di tenda lain.
“Apa kau benar-benar di gigit?, soalnya tidak ada bekas gigitannya.”
“Itu hanya gigitan bercanda saja.” Jawab Sebastian kembali dengan aura-aura blink-blink disekitarnya yang langsung mendapat bogem dari Kirito tepat di kepalanya.
“Auch, kenapa kau memukul ayahmu sendiri?.” Omel Sebastian menatap Kirito kesal.
“Itu pantas untuk ayah bodoh sepertimu, lalu bagaimana sensei?.” Tanya Kirito pada dokter.
“Dia tidak apa-apa kok.” Jawabnya tersenyum.
“Untunglah, kalau ada yang terluka pemimpin akan membunuhku.” Ucap Joker membuatku sempat heran dengan ucapannya.
“Bukannya kau yang pemimpin sirkus ini?.” Tanyaku penasaran.
“Aku ini seperti manajer toko, pemimpin kami berbeda dan lebih menakutkan.”
“Jangan datang padaku kalau kau dimarahi olehnya boss.” Timpal pemuda bersurai kuning.
Lalu datanglah seorang wanita yang merupakan pawang dari macan tadi masuk kedalam tenda.
“Sensei mungkin aku harus memeriksa kakiku-.” Ucapnya terputus saat melihat kami semua.
“Kakak.” Ucap pria bersurai kuning itu ceria saat melihat wanita tadi.
“Kalian.”
“Aku merasa tidak enak karena bersama kakak, disinilah kita di satukan oleh benang me-.”
“Kalian orang sinting sebelumnya, kenapa kalian disini?, gara-gara kalian pertunjukannya-.” Ucap wanita itu marah tak memperdulikan perkataan pemuda bersurai kuning tadi.
“Beast, bicara apa kau pada tamu kita, kau tidak bisa mengontrol Betty bukankah itu salahmu?.” Omel dokter.
“Tapi mereka-.”
“Jangan membantah, kau seorang pro kan?.”
“Sudahlah sensei jangan berteriak didepan tamu.” Lerai Joker.
“Benar, daripada itu tolong periksa pergelangan kaki kakak.” Timpal pemuda bersurai kuning itu.
“Hah, Beast mulai sekarang kau harus lebih melatih Betty paham.” Ucap Dokter itu menghela nafas lelah yang dijawab “ya” olehnya dengan wajah malas.
“Kalau begitu, kita lihat prostetiknya.” Ucap dokter mendekat kearah Besty yang sudah duduk diatas meja.
“Prostetik?.” Tanya Kirito.
“Ada alasannya, jangan tanya kenapa tapi mereka yang memiliki masalah berkumpul disini, aku juga kehilangan tangan tapi berkat sensei aku memiliki ini hebat bukan.” Jelas Joker, ah sekarang aku mengerti kenapa Joker memakai lengan buatan atau prostetik.
“Karena kau menggunakannya ceroboh tanganmu jadi cepat rusak, aku harap kau mengerti kerja kerasku.” Omel Dokter itu sembari memeriksa kaki Besty.
“Apa kalian semua menggunakannya?.” Tanyaku sembari menyentuh tangan Joker, jujur saja teksturnya terasa lembut, jauh lebih lembut dari prostetik yang selama ini aku lihat.
“Yup bisa dikatakan seperti itu, dan semua ini adalah buatan sensei.” Jawab Joker tersenyum.
“Benar, butuh kerja keras untuk membuatnya karena aku melakukan semuanya mulai dari membentuknya.”
“Membentuk?, apa itu artinya itu dari kayu?.” Tanya Sebastian.
“Bukan ini dari keramik.”
“Keramik?.”
“Ya, tapi ini dibuat dari bahan lain jadi ini ringan dan kuat.”
“Begitu ya, ini terlihat nyaman.” Ucap Kirito sembari menyentuh kaki palsu Beast yang telah dipasang, begitu juga Sebastian yang ikut melihatnya.
“Benarkan, agar bisa bergerak dengan baik aku menggunakan bagian penghubung pada boneka.” Jawab dokter.
Entah kenapa Kirito semakin menyentuh kaki Beast sampai di pahanya, begitu juga Sebastian yang ikut melihat membuat siku-siku langsung tercetak dikening Beast.
“Apa yang kalian lakukan hentai.” Maki Beast yang wajahnya sudah sangat merah sambil mencoba menendang Sebastian juga Kirito tapi dengan cepat mereka menghindarinya.
“Ah maafkan kelancangan kami, aku tidak mengira orang sepertimu bisa malu.” Ucap Kirito yang makin membuat Beast marah dan menyerang dengan pecut di pinggangnya tapi tentunya bisa dihindari oleh mereka berdua.
“Beast hentikan, kalian berdua hentikan dia.” Perintah dokter pada Joker dan pemuda bersurai kuning.
Tapi pemuda bersurai kuning yang berdiri disampingku ikutan marah dan melempar pisau pada mereka berdua yang lagi-lagi bisa di hindari dengan mudah. Bahkan ada beberapa yang ditangkap oleh Sebastian. Aku menghela nafas lelah, kenapa juga aku harus terjebak di situasi seperti ini.
“Kalian bisa hentikan itu.” Ucapku mendekati ayah dan anak itu tepat saat Beast mengarahkan pecut pada mereka.
Tapi karena aku berada didepannya, jadilah aku yang menjadi sasaran. Beruntung Kirito langsung menahan pecutnya menggunakan satu tangan sembari melindungiku dibelakangnya. Lalu dia memunculkan sekuntum bunga mawar putih ditangan yang lain.
“Maaf atas perlakuan saya dan ayah saya, kami memang seperti itu jika sudah terlalu penasaran dengan sesuatu karena kami begitu tertarik dengan penemuan dari sensei jadi tolong maafkan kami.” Ucap Kirito memegang kedua tangan Beast dan meletakan bunga mawar itu ditangannya sembari memasang puppy eyes.
“Y-y-ya aku memaafkannya, tapi katakan pada ayahmu untuk tidak melakukannya lagi.” Jawabnya memalingkan wajah merahnya dari Kirito.
“Baik.”
“Wah kalian punya reflex yang hebat dan juga sulap milik pemuda ini keren, kalau boleh aku tau kalian ini siapa?.” Tanya Joker.
“Benarkah?.” Tanya Sebastian.
“Eh?.”
“Ah maaf sebenarnya tuanku agak manja dan agak egois hah.” Jelas Sebastian sambil menghela nafas lelah membuatku sempat sweetdrop dengan ucapannya.
“Tuanmu…apa kalian pelayan?, dengan penampilan kalian bertiga aku pikir kalian seorang konglomerat.”
“Kami konglomerat?, itu tidak mungkin, I’m simply one hell of butler.” Jawab Sebastian membuatku memutar bola mataku bosan kearahnya.
“Oh ya kau tadi mengatakan kalau ingin tau siapa kami ya, kalau begitu dengan senang hati aku akan memperkenalkan diriku.” Lanjut Kirito.
“Apa kalian yakin?.”
“Kami selalu serius.” Jawab Sebastian dengan wajah datar, aku sempat melihat seringai diwajah Joker dan dia langsung mendekat kearah Sebastian lalu menepuk-nepuk pundaknya.
“Kau lucu juga, aku suka denganmu, kalian boleh datang kesini sesuka kalian.”
“Tunggu Joker jangan seenaknya.” Protes Beast.
“Sudahlah mereka berdua punya kemampuan hebat, walau aku tak terlalu yakin dengan nona ini.” Ucap Joker mengerling padaku.
“Itu karena bakatku ada pada pakaian, aku bisa membuat pakaian dan merancangnya karena aku bekerja di toko pakaian.” Jawabku sedikit berbohong.
“Benarkah?, aku ingin melihatnya, bagaimana kalau kalian kesini saja besok dan akan aku uji nona ini.” Ucap Joker tersenyum padaku.
“Baiklah, cuma ada dua orang lagi yang ingin aku perkenalkan.”
“Boleh, tapi mereka juga akan aku beri tes, kalau ada orang-orang luar biasa seperti kalian pasti akan sangat hebat.” Jawab Joker.
“Aku mengerti, besok kami akan membawa dua orang itu, terima kasih atas kebaikan kalian.” Ucapku membungkukkan tubuhku begitu juga dengan Sebastian dan Kirito lalu keluar dari tenda tersebut.
“Ah tunggu biar aku mengantar kalian.”
“Tidak perlu kami sudah tau jalan pulangnya kok selamat tinggal.” Jawab Kirito tersenyum kearah mereka.
“Baiklah, sekarang kita cari petunjuk setelah itu kembali ke Ciel-kun.” Perintahku mengerling kearah Sebastian juga Kirito yang telah memakai jaketnya kembali begitu juga denganku.
“Baik ojouchan.” Ucap Sebastian.
Tiba-tiba saja Kirito menggendongku dengan satu tangan kananya.
“Tu-tunggu Kiri-.”
“Sttt, kau tenang saja ojouchan.” Ucapnya tersenyum lembut kearahku, hah kalau gini aku tak bisa menolak permintaannya.
Kami berdua mulai melangkahkan kakinya menjauh dari tenda dan sempat melompat guna melewati tali yang menghalangi. Tapi langkah kami terhenti saat melihat ular yang cukup besar akan menyerang kami.
“‘Dilarang masuk kesini’ kata Wilde.” Ucap pemuda bersurai putih yang tadi sempat kami temui, serta beberapa ular langsung mendekati kami.
“‘Pintu keluarnya ada disana’ kata Goethe.” Lanjutnya dengan ular yang memiliki corak orange menunjuk kearah sebelah kiri.
“Baru kali ini aku melihat seseorang bisa bicara dengan ular, kau hebat juga ya.” Pujiku sedikit takjub padanya lalu melirik kearah ular bercorak orange itu.
Dengan perlahan aku mengarahkan tanganku pada kepalanya, walau agak sedikit takut tapi ular itu akhirnya mendekati tanganku hingga aku bisa mengelus kepalanya.
“Terima kasih karena sudah mau menunjukan kami jalan keluarnya, sepertinya kami tadi sempat tersesat.”
“‘Tidak masalah, untuk nona secantik dirimu’ kata Goethe.” Jawab pemuda itu dan aku bisa melihat ular itu sempat menundukan kepala seperti memberi hormat padaku.
“Kalau begitu kami permisi dulu.” Ucap Kirito tersenyum pada pemuda tadi lalu pergi melewatinya.
“Sepertinya kau menyukai ular-ular itu ojouchan?.” Tanya Sebastian.
“Sedikit, dulu waktu ada sirkus dikota aku pernah tersesat dikerumunan orang, salah seorang pemain sirkus yang merupakan pawang ular menolongku juga menghiburku dengan ular-ularnya, sejak saat itu aku menghargai para pawang ular karena tidak mudah mengendalikan ular-ular bahkan yang sudah jinak sekalipun.” Jawabku tersenyum kecil saat mengingat pertemuanku dengan pawang ular itu.
“Ya, asal ojouchan tidak tertarik saja dengan pawang ularnya.” Komentar Kirito datar.
“Huh apa maksudmu?.”
“Bukan apa-apa?.”
Akhirnya kami sampai di kereta dimana ada Ciel juga Yuu seperti habis ngobrol. Kirito segera menurunkanku disamping Ciel sedangkan dia dan Sebastian duduk disamping Yuu, lalu kereta mulai berjalan.
“Bagaimana apa kalian berhasil?.” Tanya Ciel.
“Tidak, ada seseorang yang menghalangi tadi, jadi kami tidak sempat melihat-lihat.” Jawabku.
“Sepertinya kita harus memeriksanya kembali, karena itu ada yang ingin kuminta padamu bochan.” Timpal Sebastian.
“Apa?.”
“Kita akan ikut dalam pertunjukan sirkus.” Jawab Kirito sambil tersenyum.
.
.
.
Kelanjutannya sudah ada ini, semoga kalian menyukainya…
Oh ya bagi kalian yang ingin menggambar Rexanne maupun OC saya yang lain, saya persilahkan dengan senang hati...
Dan jangan lupa mention di IG atau twitter saya…
📷IG:@ sherry_sakura99
🐦Twitter: @adinda_ayu99
Kalau mau follow juga boleh…
Kalau begitu sampai jumpa di chapter selanjutnya…🙋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top