Chapter 12: The Circus
Besok sorenya aku, Ciel, Kirito, Sebastian juga Yuu pergi ke London untuk mencari petunjuk juga melihat sirkus. Mika tidak ikut karena aku memintanya untuk membantu para penjaga, ya aku menceritakan semuanya pada Mika dan dia menyanggupi apa yang aku minta dengan alasan kalau itu adalah permintaanku. Aku tak mengatakan hal ini pada Yuu karena dia pasti akan menggagalkan rencananya, jadi aku mengajaknya untuk pergi melihat sirkus.
Tapi pertama-tama kami mengunjungi ruang file kepolisian, singkat cerita ratu menginginkan Ciel untuk mencari anak-anak yang hilang saat sirkus yang nanti akan kita lihat menggelar acara mereka dikota itu. Ciel, Sebastian dan Kirito memutuskan untuk masuk keruangan file kepolisian dengan cara melompat lewat jendela lantai tiga sedangkan aku dan Yuu menunggu mereka di kereta, soalnya aku tak mau berurusan dengan hal merepotkan jadi aku lebih memilih mengobrol dengan Yuu. Toh aku sudah menyuruh Kirito untuk melaporkan hasilnya padaku.
“Bagaimana?.” Tanya Yuu menatap kearah mereka bertiga yang masuk kedalam kereta.
“Ya sesuai pemberitahuan ratu kalau anak-anak itu memang hilang bahkan tubuhnya pun tidak ditemukan.” Jawab Ciel.
“Aku rasa itu normal jika ditangani oleh polisi biasa, tapi lain ceritanya jika ini kasus yang berhubungan dengan dunia bawah kan?.” Komentarku.
“Kau benar.”
“Kalau begitu kita harus ketempatnya sekali lagi?.” Usul Sebastian, aku rasa yang dimaksud Sebastian adalah tempatnya Undertaker, walau ini bukan pertama kali aku bertemu dengannya karena saat kasus Angela kami sudah saling berkenalan.
“Sebetulnya aku tidak mau, tapi mau bagaimana lagi, ayo.” Perintah Ciel dengan wajah antara tidak mau dan terpaksa.
Pada akhirnya tujuan kedua kita adalah sebuah toko peti mati dengan tulisan ‘Undertaker’ terpampang di papan nama yang berada diatas pintu. Ya kita akan mengunjungi informan kepercayaan kakek yang juga menjabat sebagai mantan Shinigami.
“Kau disini Undertaker?.” Tanya Ciel sedikit berteriak sambil membuka pintu masuk.
Kami masuk kedalam toko dan tiba-tiba saja lampunya mati tapi kembali terang dengan lilin yang memenuhi seluruh ruangan juga suasana sedikit horor. Sementara aku hanya menghela nafas, kalau aku saat masih hilang ingatan pasti sudah ketakutan dengan hal seperti ini.
“Hihihi…selamat datang Earl dan ojou-sama.” Ucap seseorang menggema keseluruh ruangan dan tiba-tiba saja kepala tengkorak melintas melewatiku juga Ciel lalu menghantam kaleng-kaleng yang sudah tersusun layaknya pin boling.
“Apa kau mau beristirahat di peti mati kecilku?.” Lanjut suara itu yang ternyata berasal dari Undertaker, hmm sejak kapan dia ada dibelakang kami?.
“Kau ini.”
“Hehehe…duduklah dulu aku baru saja membuat kue.” Ucap Undertaker mempersilahkan kami semua untuk duduk, aku memutuskan duduk disamping Ciel sedangkan dia segera menjelaskan alasan kami datang kemari pada Undertaker.
“Mayat anak-anak ya.” Komentar Undertaker.
“Mereka masih dianggap hilang tanpa bisa ditemukan tubuhnya.” Jelas Kirito.
“Kalau didunia bawah itu hal biasa, Earl pasti tau kan.” Ucap Undertaker sembari memakai kue yang bentuknya mirip seperti tulang, aku hanya berharap ini bukan makanan untuk anjing.
“Kami bawa dokumennya, apa ada anak-anak di foto ini yang kau simpan?.” Tanya Ciel berdiri dari posisi duduknya dan menatap kearah Undertaker. Sedangkan Sebastian menyerahkan data-data itu pada Undertaker.
“Entahlah, mungkin saja, kalau kau memperlihatkanku sesuatu yang lucu akan kuingat-ingat lagi, kau taukan Earl kau harus melakukan ‘itu’, tertawamu yang sangat lebar, kalau kau bisa akan kuberitau nanti khu…khu…khu.” Ucap Undertaker sembari guling-gulingan diatas peti mati membuat kami semua sweetdrop dibuatnya.
“Kalau begitu biar aku-.”
“Tidak kali ini aku tidak mengizinkan para pelayan maupun ojou-sama untuk bertindak tapi aku menginkan sang Earl, lagipula kalau mereka tidak disini kau hanyalah bocah tak berdaya bukan?, ya apapun itu selama lucu tidak masalah.” Ucap Undertaker membuat Ciel kesal dan menyerahkan tongkatnya padaku.
“Akan aku lakukan.” Ucapnya dengan lantang.
Huh ternyata Ciel bisa juga terpancing dengan perkataan Undertaker, kalau aku sih mungkin menunjukan beberapa video lucu dari para pelayanku. Tapi aku tidak yakin Ciel akan melakukan sesuatu yang bisa membuat Undertaker tertawa.
“Apa kau yakin Ciel-kun?.” Tanyaku mengerling kearah Ciel.
“Tentu saja, lebih baik kalian semua keluar dan jangan coba-coba mengintip ini perintah.” Jawabnya dengan tatapan tajam juga perempatan tercetak diwajahnya, yang kami jawab “yes my lord” lalu keluar dari ruangan itu.
Kamipun menunggu, menunggu, dan menunggu hingga malam menjelang.
“Sampai kapan aku harus menunggu?, kenapa dia lama sekali?.” Komentarku menghela nafas lelah.
“Sabar ojouchan, mungkin sebentar lagi bochan akan keluar.” Ucap Sebastian mencoba untuk menenangkanku.
Tak lama kemudian aku mendengar suara tertawa walau tak terlalu keras membuatku langsung membuka pintu dan melihat Ciel yang keadaannya sudah sangat berantakan. Kami hanya bisa sweetdrop melihat pemandangan itu karena ini pertama kalinya aku melihat Ciel begitu kepayahan.
“Apa yang baru saja kau lakukan Ciel-kun?.” Tanya Yuu.
“Jangan tanya.”
“Kau seperti baru saja di apa-apakan oleh Undertaker.” Komentarku sembari merapikan dasi miliknya membuatnya langsung menatapku sebal.
“Tapi anda melakukannya demi Ratu, anda benar-benar hebat.” Komentar Sebastian memakaikan jas milik Ciel padanya.
“Berisik, aku sudah melakukannya sekarang katakan tentang anak-anak itu.”
“Tidak ada.” Jawab Undertaker dengan santai membuat kami langsung menatapnya dengan wajah “hah?”.
“Anak-anak itu bukan tamuku bahkan aku tidak pernah mendengar kabarnya di sini.” Jelasnya.
“Dengan kata lain kau tidak tau kasusnya?.”
“Aku tidak mengatakan hal itu, aku bilang aku tidak tau tentang mereka.”
“Ya jika kau tidak tau artinya anak-anak itu tidak dibunuh didunia bawah.” Komentar Kirito.
“Atau ada kemungkinan mereka semua masih hidup kan.” Komentarku yang seketikah membuat mereka melihat kearahku.
“Kenapa kau bisa punya pikiran seperti itu Keichan?.” Tanya Yuu.
“Kalau mereka tidak dibunuh di dunia bawah dan mayat mereka tidak ditemukan artinya mereka semua masih hidup kan?.”
“Kau benar, kalau begitu target kita selanjutnya adalah sirkus itu, sudah kuputuskan, ayo kita pergi dan Undertaker kalau ada info lagi beritau aku.” Ucap Ciel keluar dari ruangan tapi sebelum kami benar-benar keluar Undertaker mengatakan sesuatu pada kami.
“Earl, tiap orang punya satu nyawa jagalah milikmu dan sebaiknya kau juga menjaga ojou-sama.” Ucapnya.
“Aku tau itu.” Jawab Ciel begitu Sebastian menutup pintunya.
.
“Sirkus ya, sudah lama sekali aku tidak pergi ke sirkus, terakhir kali mungkin saat aku masih kecil dulu.” Komentarku begitu kami sampai didepan pintu masuk menuju sirkus.
“Kalau aku ini pertama kalinya aku melihat sirkus, wah aku penasaran.” Komentar Yuu dengan semangat sembari melihat sekeliling membuat Ciel maupun Sebastian terkejut.
“Eh benarkah?.” Tanya Ciel.
“Ya soalnya waktu kecil aku sudah berada dipanti asuhan dan di Sanguinem tidak ada yang namanya sirkus.” Jelas Yuu.
“Oh, ini bisa jadi pengalaman pertamamu melihat sirkus secara langsung, seharusnya aku juga mengajak Mika.”
“Hehehe tapi aku senang bisa melihatnya, terima kasih Rexa.” Ucap Yuu tersenyum lebar padaku.
“Jangan berterima kasih padaku, berterima kasilah pada Ciel-kun yang sudah mengajak kita.” Jawabku mengerling kearah Ciel.
“Terima kasih Ciel.” Ucap Yuu tersenyum kearah Ciel dan entah kenapa wajahnya merona.
“Su-sudahlah, lebih baik kita masuk kedalam.”
Sesampainya didalam aku mengambil tempat duduk disamping kiri Ciel sedangkan Sebastian berada disamping kanannya, lalu Kirito dan Yuu berada disamping kiriku.
“Tempat ini benar-benar menakjubkan.” Komentar Kirito menatap kagum dengan interior yang menghiasi panggung.
“Ya kau benar, tapi semua sirkus juga seperti ini.” Komentar Ciel bersamaan dengan padamnya lampu yang menerangi ruangan pertanda pertunjukan akan segera dimulai.
Munculah seorang pria yang mengenakan pakaian seperti joker ditengah-tengah panggung (dan namanya memang Joker), si Joker itu memperkenalkan orang-orang yang akan tampil dalam pertunjukan. Aku mencoba menikmati setiap pertunjukan yang mereka lakukan dan menghiarukan komentar-komentar dari Ciel, Sebastian juga Kirito. Sampai akhirnya tiba petunjukan dimana seorang wanita berdada agak besar sedang mengendalikan seekor macan.
“Untuk aksi ini saya minta dua orang sukarelawan untuk ikut dalam pertunjukan.” Ucap Joker.
“Sepertinya tidak ada hubungannya dengan anak-anak, apapun itu ini membuang waktu saja.” Komentar Ciel.
“Entahlah, tapi ada sesuatu dibalik sirkus ini yang membuatku penasaran-huh.” Ucapku terputus karena tiba-tiba saja Sebastian berdiri sembari menarikku agar aku ikutan berdiri.
“Ada apa Sebastian-san?.” Tanyaku memandang Sebastian dengan wajah bertanya-tanya sampai suara dari Joker seperti menjawab pertanyaanku.
“Ah pria yang memakai jas serta seorang wanita yang memakai dress biru disana silahkan naik ketas panggung.” Ucapnya.
“Huh apa maksud-tu-tunggu Sebastian-san.” Tapi sayang protesku tak didengar oleh Sebastian karena dia sudah menarikku turun ke tengah-tengah panggung.
Ah ini gawat, aku memang sering melawan monster penunggang kuda, tapi kalau macan baru kali ini aku berhadapan dengannya. Apa yang harus aku lakukan?. Aku menatap kearah Kirito memintanya untuk menggantikan posisiku, tapi dia hanya tersenyum sambil menggerakan mulutnya seperti berkata ‘good luck’, ukh awas saja kalau ini sudah selesai.
“Baik silahkan berbaring-eh.” Ucap Joker terputus begitu Sebastian berjalan melewatinya masih dengan menggandengku menuju kearah macan itu.
“Tu-tunggu Sebastian-san kau mau kemana?.” Tanyaku tapi langsung terjawab saat dia melepas tanganku dan mulai membelai macan tersebut sembari mengatakan.
“Ah mata yang begitu indah, telinga yang lembut.” Begitu.
Kalau tidak salah Sebastian-san sangat suka sekali dengan kucing, bahkan dia pernah memakaikan cosplay kucing saat aku masih kecil. Sepertinya dia menganggap macan itu sebagai kucing karena macan itu satu keluarga dengan kucing. Sebastian masih mengelus-elus macan tadi tanpa memperdulikan pawang serta Joker yang menatap sweetdrop kearahnya begitu juga denganku yang menampilan wajah seperti (-.-|||) melihat kelakuan Sebastian yang kelewatan ajaib saat berhadapan dengan kucing dan sebangsanya.
Sampai akhirnya kepala Sebastian di gigit oleh macan tersebut membuat para penonton berteriak histeris melihat hal itu. Sang pawang langsung menyuruh macan itu untuk melepaskan kepala Sebastian dengan cara memecutinya tapi segera aku tahan menggunakan tanganku.
“Tak apa, biarkan saja dia.” Ucapku menatap datar kearah wanita yang menjadi pawang dari macan itu.
“Ta-tapi.”
“Benar apa katanya, macan ini tidak melakukan apapun, dihadapannya aku telah berbuat kasar, lagipula jika kau ceroboh kau mungkin tidak akan bisa melatihnya lagi.” Timpal Sebastian tersenyum bisnis pada wanita tadi hingga muncul semburat merah tipis diwajahnya.
Tiba-tiba saja macan itu memegang pundak Sebastian dan mengigit kembali kepalanya, lagi terjadi kepanikan diantara penonton. Ah sudahlah aku abaikan saja Sebastian yang sedang bersenang-senang dengan macan itu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top