T.L.O.L | TIGA BELAS-1
Tujuh tahun yang lalu
"Bagaimana bisa kalian bersikap seakan-akan tidak terjadi apapun?!" teriak salah satu pria setengah baya, rambutnya menampilkan beberapa helai keemasan dan menatap garang kepada Scott yang berdiri di depan rumahnya sendiri, sementara Lindsey menagis di dalam pelukannya.
Scott menatap pria itu dan kumpulan warga Houston lainnya yang menatap mereka dengan tatapan penuh kemarahan, "karena putra kami tidak bersalah" jawabnya tenang
"Dasar keluarga pembunuh!" salah satu anak kecil melempar sebuah kerikil kearah mereka dan berteriak garang, "Luke adalah anak yang baik! Walikota adalah keluarga yang baik dan kalian membuatnya sedih! Dasar Pembunuh!"
"Seharusnya kalian angkat kaki dari tempat ini!"
"Kematian di bayar dengan kematian! Enak sekali putra kalian hanya di penjara! Seharusnya anak kalian di bunuh dengan cara yang sama seperti yang dilakukan putra kalian pada Luke yang malang!"
Teriakan itu terus bergema di sekitar mereka dan Scott harus memeluk istrinya untuk melindunginya dari serangan brutal kerikil yang perlahan-lahan di lempar kearahnya. Ia terdiam dan membiarkan tindakan brutal itu terjadi, setidaknya Scott berpikir kalau lebih baik kerikil itu mengenainya daripada Lindsey.
"Dom bukan pembunuh..." bisik Lindsey pelan.
Scott bisa merasakan seluruh tubuh istrinya bergetar dan isak tangisnya mulai terdengar, "Dom tidak pernah membunuh siapapun, anak itu..."
"Putra kita bukanlah pembunuh, Lind. Aku percaya, kita semua percaya. Semua ini hanyalah kesalahan"
"Scott, aku ingin Dom... aku ingin putraku!" bisik Lindsey pelan dan nafasnya tersentak ketika merasakan cairan hangat mengenai lengannya. Ia mendongakkan wajahnya dan melihat darah pada pelipis suaminya. Lindsey menggeleng kepalanya pelan dan menarik nafas kencang, "hentikan..." bisiknya pelan
Ia menggeleng kepalanya lebih kencang dan berusaha mendorong tubuh suaminya, "lepaskan aku Scott! Kau tidak perlu melindungiku, kau terluka... Aku—"
Namun Scott mempererat pelukannya, "Jangan bergerak, sayang. Kau akan membuat segalanya menjadi lebih buruk"
"Ini sudah cukup buruk tanpa harus aku menambahkannya lagi. Jadi lepaskan aku Scott, aku tidak mau melihatmu terluka karena aku!"
"Diam sayang, kali ini saja dengarkan perkataanku, okay?"
Ketika Scott berpikir jika ia menahannya sedikit lebih lama, mungkin aksi brutal itu akan berhenti dan hal itu tidak akan menyakiti istrinya. Namun tindakan itu semakin membuat istrinya menangis di dalam pelukannya, tidak perduli seberapa besar ucapan tenang yang di lontarkan olehnya, Lindsey tidak berhenti menangis.
Mendadak kerikil yang mengenainya mulai menghilang dan Scott memberanikan diri untuk menoleh kearah belakangnya.
Ia melihat Elena berteriak kepada warga itu dan melemparkan kerikil kepada mereka semua. Namun bukan itu yang mengejutkan Scott dan Lindsey, tapi karena Elena hanya mengenakan baju tidur tanpa alas kaki. Telapak kakinya terlihat memerah dan Scott mulai mengernyitkan alisnya dalam-dalam
"Pergi! Kalian tidak tahu apapun! Kalianlah pembunuhnya!" teriak Elena melemparkan bebatuan dan matanya memerah karena air mata yang mengaburkan pandangannya. Dengan amarah yang menggebu-gebu ia mengambil batu yang lebih besar dan melemparkan kearah orang-orang yang bersikap jahat kepada keluarga Payne.
Bebatuan itu mengenai salah satu kaki pria tua sehingga pria itu menjerit kencang
Nafas Elena terengah-engah dan ia menudingkan telunjuknya dengan marah, "kalian tidak tahu apapun dan malah menyakiti Dom. Semuanya karena kalian! Kalian tidak tahu apapun dan malah membela pria jahanam itu! Bajingan brengsek itu pantas mati dan Dom tidak melakukan apapun!"
"Jangan sakiti mereka!" teriak Elena.
Ia melempar satu batu lagi, dan beberapa dari mereka menyebut kata gila selama beberapa kali dan perlahan mulai meninggalkan kerumunan. Elena berjalan kearah mereka dan sesekali mendorong para pria tinggi itu dengan air mata yang berlinang.
"Pergi! Pergi kalian!!" teriak Elena lagi.
"Kau gila karena membela para pembunuh itu! Kau sudah gila Elena Madeline!"
Mendengar hal itu Elena langsung mendorong kembali wanita setengah baya yang melihatnya dengan pandangan marah, namun Elena sudah cukup sedih dan marah dengan perlakuan mereka semua terhadap keluarga Payne, lalu Elena mengambil bebatuan dan melemparnya kearah mereka. "Kalau ada yang harus di bunuh itu adalah Manton bersaudara! Mereka itu para bajingan!"
Ia melempar satu batu lagi namun kali ini, batu tersebut hanya melayang dua meter di depannya. Tubuhnya limbung dan Elena membiarkan lututnya menghantam bebatuan dengan kasar sehingga menyebabkan luka. Namun ia tidak perduli—tepatnya ia tidak bisa merasakan apapun.
Elena menangis dan terus menangis, tubuhnya meringkuk seperti anak kecil sementara tangisan serta teriakannya mulai bergema.
Mendengar suara tangis dan teriakan dari gadis yang merupakan kekasih dari anaknya entah mengapa membuat Lindsey menangis. Perlahan ia mendekati Elena dan memeluknya dari belakang dengan lembut, mengucapkan kata-kata menenangkan selama beberapa kali namun itu saja tidak cukup.
"Jangan menangis, El, sudah jangan menangis..."
"Aku... ini semua karena aku, Mrs. Payne. Kalau saja aku tidak pulang malam saat itu, kalau saja aku tidak setuju untuk menunggu Dom di sana, maka tidak akan ada yang terjadi. AKU! Semua karena aku!!" Elena menampik pelukan Lindsey dan menatap dengan kosong kehadapannya.
Lindsey menangkupkan tangannya pada wajah Elena dan bertanya dengan lembut, "apa yang sebenarnya terjadi, Elena?"
"Aku... ini semua karena aku..."bisik Elena lirih
"Aku tidak bertanya siapa yang bersalah, apa yang aku tanyakan adalah apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau begitu ketakutan dan kejadian apa yang membuatmu seperti ini?"
Elena tidak menjawab, namun Lindsey bisa merasakan ketakutan yang begitu nyata melalui raut wajah serta bola mata Elena, gurat-gurat kepedihan seolah tergambar jelas di wajah cantik gadis itu dan itulah yang membuat Lindsey tidak dapat diam begitu saja karena bagaimana pun ia telah menganggap gadis ini sebagai putrinya sendiri—sama seperti Lilya.
"Maafkan aku..." bisik Elena pelan seolah hanya kata itu saja yang dapat dikatakannya.
Perlahan, Scott mendekati istrinya dan mengulurkan tangan untuk mengelus puncak kepala Elena, dengan suara tegas namun penuh kelembutan ia berkata, "jelaskan, El. Apa yang terjadi. Pa ingin mendengar semuanya tanpa terkecuali. Apa yang sebenarnya terjadi hari itu?"
"Karena aku..."
Scott menggenggam tangan Elena dan menepuknya lembut, "kami tidak menyalahkanmu. Bukan itu alasan mengapa aku bertanya, El. Just tell us, what happened?"
Gadis itu menatap kearah Scott dengan berlinang air mata, dan dengan pandangan kosong Elena berkata, "Manton bersaudara berusaha memperkosaku di tengah lorong kesenian. Pria itu melucuti pakaianku, satu persatu..."
Elena mengangkat tangannya yang gemetar dan ia bernafas dengan susah payah, "kedua pria itu... menyentuhku. Mereka..." kemudian Elena memeluk tubuhnya dan mendadak merasakan jijik di seluruh tubuhnya. Ia berteriak dan terus menangis, sementara Lindsey memeluk tubuh Elena ketika gadis itu berusaha menggaruk seluruh tubuhnya dengan kuku jemarinya yang menyebabkan goresan di sekujur lengannya.
"Hentikan! Sudah... sudah! Kau tidak perlu bercerita lagi. Tidak ada yang harus kau ceritakan, Elena!" Lindsey memeluk Elena seolah melindungi gadis itu. "Kau tidak salah, bukan kau yang bersalah"
"Maafkan aku... maafkan aku... maafkan aku"
Hanya itulah yang di dengar dari bibir Elena sebelum gadis itu terjatuh di dalam pelukan Lindsey, sementara itu Lindsey menangis dan menatap suaminya, "dia hanya korban Scott, Elena... tidak pernah mengkhianati Dom..."
"Aku tahu"
"Jangan benci padanya. Aku mohon" ucap Lindsey pelan, sebelah tangannya mengusap puncak kepala Elena yang berantakan dengan lembut, "ia mencintai Dom"
"Begitupun anak kita. Karena cinta itulah, anak bodoh itu membiarkan dirinya masuk ke dalam penjara. Semua itu karena cinta, Lind"
"Apakah seburuk itu?"
Perlahan Scott membungkuk dan mengangkat tubuh Elena kedalam pelukannya. Ia menatap gadis yang merupakan kekasih anaknya itu dan tersenyum kecil sebelum menatap istrinya, "tidak buruk karena dia tidak mengkhianati putra kita yang bodoh, Lind. Hanya itu yang terpenting" lalu mereka masuk ke dalam rumah dan membiarkan segalanya terjadi seperti yang seharusnya.
TBC | 16 November 2016
Jangan pelit Vomment ya!
-Nath-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top