T.L.O.L | And The Result is...

T.L.O.L-Part 32 | And the result is...

Leonard Pascali Alden Pettrof adalah salah satu billionair terkenal di Italy dan merupakan satu-satunya mafia yang masih menjujung tinggi kehormatan dan juga nama baik, beliau adalah salah satu orang yang sangat keras kepala namun semua hal itu berubah ketiga tiga puluh tahun yang lalu Theo Payne-ayah Dom telah menyelamatkannya dari kecelakaan mobil yang sengaja di buat oleh beberapa lawan bisnisnya.

Sejak itu, Dom adalah salah satu cucu kesayangannya selain Cassius. Seluruh Sicilia telah mengetahui hal itu, dan nampaknya nama Pettrof masih berlaku di Amerika karena ketika Leonard masuk ke dalam ruang pengadilan, seluruh hadirin menatap kearahnya, beberapa berbisik mengenai siapa dia, dan beberapa lagi membicarakan kekejamannya.

Dan ketika Leonard, Cassius dan Dom menginjak ruang tengah pengadilan, hakim McDougal berdehem dengan sangat keras, "dokumen telah di terima dan sesuai dengan rapat yang saya minta sepuluh menit yang lalu, saya selaku hakim pada sidang hari ini menyatakan bahwa tidak ada satupun yang bersalah di sini. Saya mengganggap semua ini hanyalah kecelakaan yang tidak di sengaja. Tidak pernah ada tersangka bernama Dominick Payne, dan untuk hukuman yang telah di jalani Mr. Payne selama tujuh tahun, kami dan seluruh pihak yang terkait akan meminta maaf."

"Tapi kami tidak bisa mengembalikan waktu yang sudah hilang. Walaupun tujuh tahun bukanlah waktu singkat, namun mungkin dari sana kita semua bisa saling mempelajari dampak positive dari hal tersebut, bahwa tidak ada yang benar-benar bersalah dan tidak ada pihak yang benar-benar bersih. Kita bersalah di sini, dan saya akan mengumumkan hal ini pada Daily Times Texas besok. Ada yang keberatan?"

Dan tidak ada jawaban sama sekali.

Setidaknya Elena berpikir seperti itu, hingga mendadak Luke memasuki ruangan sidang dari sisi lain dengan tangan di tahan oleh dua petugas yang memiliki tinggi hampir sama dengannya. Luke berteriak marah dan berlari kearah Elena, tangannya yang diborgol mencengkram blouse Elena lalu mengguncang wanita itu.

"Kau tidak akan melakukan ini kepadaku, Elena!" teriak Luke keras.

"Aku memang akan melakukan hal ini kepadamu, Luke," ucap Elena sekali lagi dengan suara tenang. "Karena ini bukanlah keinginanku, ini keinginan Alena untuk-"

"Persetan! Tidak pernah ada Alena! Aku-lah yang bersalah di sini, akulah yang sudah membunuh saudara kembarku dan berusaha untuk memperkosa-"

"Kau mengalami disorientasi, dan itulah yang akan di akui oleh hukum selamanya, Luke," bisik Elena pelan, ia menggeleng dan berkata dengan suara kecil seolah berbisik, "dan kau akan menebus segala perlakuanmu padaku ketika kau sudah benar-benar sembuh, Luke. Aku berharap semua itu akan cepat terjadi."

"Aku tidak mengalami disorientasi," geram Luke.

Dengan emosi yang tidak terkendali, Luke membalikkan tubuhnya menghadap seluruh warga yang tengah berkumpul untuk melihat hasil sidang, "Aku-lah orang yang bertanggung jawab pada kasus tersebut! Aku-lah yang menyuruh adik kembar-ku sendiri untuk-"

Luke belum selesai mengatakan apapun namun seseorang telah memukul tengkuknya hingga ia tidak sadarkan diri. Elena menyadari bahwa Shahid dan juga Cassius telah memasuki ruang sidang dan mendominasi tempat ini dengan kekuasaan mereka, dengan santai Cassius mengibaskan tangannya, "segera bawa pria bodoh ini kembali ke rumah sakit, Shahid. Jangan sampai dia mati."

Nampaknya kemarahan dalam diri Luke tidak membuat pria itu sadar bahwa sekarang kepala pria itu mengeluarkan darah segar karena perkelahiannya dengan Dom yang sepertinya masih belum sembuh. Dan Cassius menolak untuk membunuh seseorang di ruang pengadilan yang tentu saja akan mencoreng nama baik Pettroff dan kakeknya juga tidak akan senang

"Baik, sir." Jawab Shahid patuh dan segera membawa keluar tubuh Luke yang terkapar bersama dengan beberapa anak buahnya.

Ketika ia melihat tatapan dari Christian, Cassius menoleh kearah pria itu sambil mengangkat sebelah alisnya, "Apa? Kau marah karena aku memukul pria bodoh itu hingga pingsan?"

"Tidak, aku lupa kalau kau selalu bertindak lebih cepat sama seperti mulutmu, Cas," jelas Christian sambil tertawa lebar.

"Aku tidak tahu kalau kau bisa memenangkan sidang hari ini, Chris, apa aku harus memberikan tepuk tangan untukmu?" tanya Cassius dan mendapatkan dengusan keras dari Christian.

Hakim McDougal tidak merasa risih sama sekali dengan tindakan Luke yang mendadak seperti orang gila, karena Christian telah memberikan laporan dokumen yang menyatakan bahwa Luke Manton telah mengalami disorientasi karena kehilangan tunangannya. Dan ternyata bukan hal itu saja yang memicu kegilaan Luke, kecelakaan yang di alami oleh Peter-saudara kembarnya juga berperan penting dalam kegilaan yang di lakukan pria itu, mungkin karena shock atau karena merasa bersalah.

Mata Hakim McDougal tertuju pada pria yang menjadi satu-satunya alasan mengapa sidang pada hari ini di adakan. Dan pria itu tengah berdiri di ruang tengah pengadilan dengan sikap mendominasi yang tidak kalah dengan Mr. Leonard Pettrof. Untungnya, pria tua itu nampaknya sudah puas dengan memberikan pihak yang lebih muda untuk menyelesaikan tugas mereka dengan baik, sementara itu ia tersenyum puas dan keluar secara perlahan dari ruangan sidang yang penuh dengan manusia itu.

Ketika seluruh orang di dalam ruang pengadilan telah duduk, hakim McDougal melipat kedua tangannya di depan dada dan tersenyum lembut, "jadi, tidak ada tersangka pada kasus 24 desember 2008. Tidak pernah ada satupun tersangka dalam kasus kecelakaan Peter Manton."

"Benar, sir." Jawab Christian.

"Dan sidang kali ini akan saya tutup dengan kenyataan bahwa Dominick Payne tidak bersalah, dan bahwa Mr. Payne berhak untuk membawa pulang nama baiknya kembali, serta catatan kriminalnya di dalam daftar buku hitam hukum akan di hapuskan sepenuhnya."

"Benar, sir." Jawab Christian sekali lagi.

Hakim McDougal memajukan tubuhnya dan tersenyum sekali lagi, kali ini matanya menyipit kearah Elena dan berkata, "dan apakah anda selaku tunangan Mr. Payne, tidak ingin mengetahui apa yang dipikirkan oleh kekasih anda?" lalu McDougal menambahkan, "dan apakah anda akan menerima hasil sidang ini dengan sukarela, Mr. Payne?"

Elena langsung membalikkan tubuhnya ketika menyadari apa yang dibicarakan oleh hakim McDougal, bahwa nampaknya keributan kecil di belakangnya adalah karena kehadiran Dom yang begitu mendadak.

Air mata Elena mulai merebak ketika pria itu-pria yang selama ini berada di dalam hatinya, maju selangkah demi selangkah, melewati pagar dan berhenti di hadapannya. Tangan pria itu terulur menghapus air mata yang kini mengalir di kedua wajah Elena dengan sangat lembut.

"Aku tidak tahu kalau kau sudah sadar..." bisik Elena pelan.

"Karena kau tidak ada saat aku bangun, makanya kau tidak menyadarinya, El," jawab Dom sambil tersenyum manis. Lalu ia menatap kearah hakim McDougal, hakim yang sama dengan yang pernah menjadi hakimnya ketika ia dijatuhkan hukuman tujuh tahun yang lalu. "Dan jawaban saya adalah tidak, hakim McDougal."

"Dom!" teriak Elena dengan nafas tercekat.

"Jadi, anda menolak untuk membersihkan nama baik anda? Boleh saya tahu apa alasannya?" tanya hakim McDougal.

Tatapan Dom masih terpaku pada wajah Elena yang terkejut, perlahan ia menarik tangan wanita itu untuk berdiri dan kedua tangannya menangkup wajah Elena dengan lembut. Mata abu-abunya berkilat penuh dengan tatapan cinta, dan tidak ada satupun kilat di mata abu-abu itu yang bisa menyamakan gairah serta cinta yang tercampur di dalamnya.

"Karena aku tidak ingin menerima nama baikku kembali dan mengorbankan kekasihku sendiri, calon ibu dari anakku dan juga wanita terakhir yang mendiami hatiku. Nama baikku tidak seberharga itu sampai aku harus menukarnya dengan nama baiknya sendiri," jelas Dominick.

"Pemikiran itu akan membuat anda tetap berada di buku hitam, Mr. Payne."

"Dan apa yang salah dengan itu? Hanya sebuah nama, aku rasa namaku di Sicilia pun lebih buruk daripada di Texas. Jadi apa yang salah dengan hal itu?" Dominick tersenyum lembut kepada Elena, "masalahnya hanya satu, El, apakah kau masih mau menerima diriku yang menggenggam erat kotoran itu, apakah kau masih mau menerima nama Payne dariku yang jelas-jelas telah ternoda?"

"Jangan pernah menanyakan hal itu kepadaku, Dominick Payne. Jangan pernah sekali-sekalinya kau meragukan-"

Dominick berlutut di hadapan Elena dan membuat seluruh orang tercekat, tapi tidak dengan Cassius, pria itu tersenyum bersamaan dengan kakeknya, Leonard Pettrof. Seluruh pengawal Leonard berjalan kearah Dominick dan membentuk deretan panjang seolah tidak mengijinkan siapapun mengganggu moment penting itu.

Perlahan, Dom mengecup punggung tangan Elena dan matanya mengerling nakal, "aku bermaksud untuk melamarmu dengan cara kuno yang aku tahu, hanya saja maafkan ketidakberdayaanku, El, karena kakiku sedang sakit dan perutku terasa terkoyak-koyak, jadi ijinkan aku untuk berdiri ya?"

Hal itu memicu tawa di seluruh ruang pengadilan, Elena tersenyum dan mengangguk. Apapun yang akan di katakan oleh pria itu, ia akan mengatakan yes untuk setiap pertanyaan. Apapun pertanyaan yang hendak di lontarkan oleh pria itu-karena hanya satu kata itu yang bisa dikatakannya sekarang.

Dan hal berikutnya yang diucapkan oleh Dom mampu menarik seluruh simpati yang dimiliki manusia, termasuk seluruh simpati yang ada pada orang-orang yang berkumpul di ruang pengadilan.

"Sometimes I don't miss you. I always wish the word 'sometimes' will be my favorite word, but it never was and never will." (Kadang aku tidak merindukanmu, aku selalu berharap kata kadang akan menjadi kata favorite-ku. Tapi itu tidak pernah terjadi.)

"And I thought, the most hurtful feeling I've ever known is when you left me, so I tried to push you away and kept the hurt deep down inside my heart. But turns out I was wrong."(Dan aku pikir rasa sakit yang paling besar adalah ketika kau meninggalkanku, jadi aku mencoba untuk menjauhkanmu dan membiarkan rasa sakit ini berdiam di dalam hatiku, tapi aku salah.)

"Seven years ago, when we made vow to each other, I said 'don't let me take my vow back.'. My simple vow was to make sure you're safe and sound and I'll never ever leave you alone. And your vow was to never let me go. But neither me nor you could keep those vow and both of us were crying silently." (Tujuh tahun yang lalu ketika kita membuat sebuah janji, aku berkata jangan biarkan aku mengambil janjiku kembali. Janjiku adalah membuatmu selamat dan nyaman dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian. Dan janjimu adalah untuk tidak membiarkan aku pergi. Tapi tidak ada satupun di antara kita yang mampu menjaga janji itu dan kita berdua menangis diam-diam.)

Dominick berdiri tegak di hadapan Elena, menarik wanita itu dan mengecup keningnya dengan lembut sebelum mengatakan hal yang selama ini ingin di katakannya. Inilah saat yang tepat untuk menyelesaikan segalanya. Di sini dan di tempat ini...

"Seven years ago, we lost each other. Then we met again and hurt each other. But now I don't want to let the past make us lose each other again this time. So let me tell you the truth, that I, Dominick Payne, can't live without you, Elena Ashton. I love you and always will. I can't breath without you by my side."(Tujuh tahun yang lalu kita kehilangan satu sama lain, lalu kita bertemu dan saling menyakiti lagi. Tapi sekarang, aku tidak ingin membiarkan masa lalu membuat kita saling kehilangan. Jadi kali ini biarkan aku mengatakan satu kejujuran, bahwa aku, Dominick Payne tidak bisa hidup tanpamu, Elena Ashton, aku mencintaimu dan akan selalu melakukannya. Aku tidak bisa bernafas tanpamu di sampingku.)

"And today, in the middle of this justify hall, I want to ask you something that matter the most to me. Would you, Elena Ashton willingly take me as your husband, to give me the biggest happiness in this world as your husband?" (Dan hari ini, di tengah ruang sidang, aku ingin menanyakan hal terpenting dalam hidupku, maukah kamu, Elena Ashton menerimaku sebagai suami, memberikanku kebahagiaan terbesar di dunia ini sebagai suamimu?)

Dan Elena tidak bisa menjawabnya.

Ia tahu pria yang ada di hadapannya bukanlah pria romantis, tapi ini terlalu banyak, ini tidak seperti diri pria itu yang sebenarnya. Dan hal ini membuatnya menangis, Elena tidak menginginkan apapun selain pria itu. Ia tidak perduli dengan nama baik kalau memang ia bisa bersama dengan Dominick.

Hanya pria itu... dan Elena yakin bahwa Dominick akan selalu menempati ruang teristimewa di hatinya.

Ya, Elena ingin menjawab seperti itu namun ia tidak mampu.

"Kau tidak menjawabku, El," bisik Dominick dengan menyatukan kening mereka.

Dan beberapa wanita di belakang mereka berteriak dengan suara lantang dan terharu, "terima dia sayang, pria yang berani mengeluarkan kata-kata romantis itu sangat pantas untuk dinikahi!"

"Kalau kau tidak mau, berikan saja padaku. Aku mau menceraikan suamiku untuk mendapatkan pria romantis seperti dirinya. Oh Tuhan, ini sangat romantis!" sahut wanita lainnya sambil mengusap air matanya yang mulai mengalir.

Hakim McDougal tersenyum dan bertanya dengan nada serius, "dan apakah anda Elena Ashton menerima pinangan Mr. Payne di tengah-tengah ruang sidang ini dan di hadapan saya sebagai hakim pada pelamaran kali ini?"

"Terima dia sayang, dia pantas mendapatkanmu lebih dari pria manapun," sahut Valeria yang menyeruak masuk ke hadapan Elena. Mamanya tersenyum dan memeluk George di sampingnya, "yang mama inginkan adalah kau yang berbahagia..."

"Pria bodoh itu pantas mendapatkanmu, sayang," sahut George, setengah merasa tidak rela karena ini artinya ia akan menjadi besan dengan Theo Payne, tetapi apapun hasilnya nanti, kebahagiaan putrinya sangat pantas untuk di perjuangkan setelah apa yang dilakukannya selama ini.

Elena menatap kearah hakim McDougal dan berkata, "Ya, ya, ya! Oh Tuhan, Ya! Aku gila kalau tidak menerimanya. Aku mencintainya," Elena memutar tubuhnya, berjinjit dan mencium Dom.

Ketika mereka berciuman, beberapa orang berteriak seolah menerima hubungan mereka, beberapa lagi berteriak dan berkata bahwa ini adalah lamaran paling romantis di abad ini, lalu mendadak mereka semua mendengar suara palu hakim McDougal di ketukkan di atas meja dengan sangat keras.

Pria setengah baya itu tersenyum lebar dan berkata dengan lantang, "sidang ini di tutup dengan Dominick Payne yang telah resmi menjadi warga biasa tanpa adanya catatan hitam di dalam buku hukum, dan Elena Ashton yang telah menerima lamaran Dominick Payne. Adakah yang keberatan dengan hasil sidang ini?"

Tidak ada yang menjawabnya. Karena mereka tidak ingin menghancurkan moment paling romantis abad ini.

"Seharusnya saat aku muda, aku melakukan hal yang dilakukan oleh Dominick Payne kepada istriku, melamarnya di tengah-tengah ruang sidang seperti ini. Ini sangat romantis dan aku pasti akan lebih cepat mendapatkan hati istriku," sahut hakim McDougal dengan tawa yang menggelegar, ucapan hakim tersebut memicu tawa di seluruh ruang sidang dan di tutup dengan ciuman panjang namun lembut dari sepasang kekasih yang masih asyik dalam dunia mereka sendiri.

Sesungguhnya mereka melakukannya tanpa berpikir, lamaran paling romantis ataupun tidak, bukanlah masalah. Karena yang dipikirkan oleh Dom adalah memenangkan hati Elena, ia memang sudah memenangkannya dulu, namun ia harus mengenyahkan masa lalu mereka.

Kalau di masa lalu hubungan mereka di pisahkan oleh ruang sidang, maka di masa depan mereka akan di persatukan di ruang sidang.

Fair, isn't it?

The End- 12 januari 2017

Note : Akhirnya selesai yeyy! Cerita absurd ini akhirnya selesai sampai di sini. Haha bagi yang sebel banget sama Dom atau sama Elena, akhirnya mereka berakhir sampai di sini. Maaf kalau cerita ini tidak sesuai dengan ekspektasi kalian dan cerita ini memang cerita ringan yang tidak terlalu menguras perasaan seperti Soprano Love, karena cape juga buat cerita yang menguras emosi seperti Warren dan Avelyn hehe :)

Aku berharap kalian bisa bantu Vote cerita ini, yahh setidaknya hingga Viewer dan Vote sebanding hehe, jatuh cintalah pada mereka.

Jatuh cinta Pada Dom yang bersikap bodoh dengan membuang semua yang di milikinya untuk mendapatkan Elena dan hidup baru. Jadi kaya nggak selamanya enak lohh >.< Aku agak terinspirasi dengan beauty and the beast wkwk *jujur kan?* Dan Elena yang bersikap seperti wanita tangguh namun rapuh.

Anw, terima kasih untuk dukungan, vote, komen dan masukkan dari kalian semua. Itu berarti banget bagi aku sampai cerita ini bisa selesai sampai di sini. Thanks alot loveliest, i love you all~

Last, aku akan liburan selama seminggu, so aku nggak bisa update dan akan jauh dari Watty selama seminggu penuh. Jadi aku ijin hiatus selama seminggu ya Loveliest! jangan kangen aku :)

Ada yang minat dengan Epilog atau Extra part? Uda cukup ya? :)

-Nath-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top