43 | Good night
43 | Good Night
Willya bergegas pulang ketika kepala pelayan memberitahu bahwa dua pengawal sang Papa kembali dengan membawa Ally dan sekarang mengurungnya di dalam kamar.
"Tuan melarang siapapun masuk, termasuk Ibu Willya dan Pak Ragil," kata kepala pelayan yang menunggu di dasar tangga.
"Apa Ally baik-baik saja?"
"Ada luka di bibirnya, pipinya agak memar, saya cukup yakin Tuan menamparnya."
Jantung Willya berdegub kencang, tidak sanggup menduga apa yang terjadi sampai ayahnya marah sebesar itu. "Kemarin Ally pergi menjelang siang, semalam dia tidak pulang ke rumah?"
"Nona menginap di hotel, pagi ini setelah sarapan, Tuan menerima tamu... atas nama Ganendra, keduanya berbicara singkat di ruang makan sebelum kemudian Tuan meminta saya menyiapkan supir." Kepala pelayan memberi tatapan prihatin. "Tuan terdengar cukup geram ketika berbicara pada Pak Martin, manajer hotel... dugaan saya, Nona bermalam dengan kekasihnya di sana."
Willya tertegun mendengarnya, "K... kekasihnya?"
"Dokter pribadi Nona sudah dipanggil untuk melakukan pemeriksaan." Kepala pelayan mengalihkan perhatian karena mendengar suara bel pintu. "Sepertinya dr. Agnes datang... saya sarankan, Ibu menunggu di ruang duduk, setelah dokter selesai memeriksa... saya akan memberitahu bahwa Ibu ingin bicara."
"Aku ingin melihat Ally."
"Perintah Tuan sangat jelas, pengawal di atas tidak akan membiarkan... harap diingat kecemasan berlebihan tidak baik untuk kehamilan."
Kalimat itu yang akhirnya membuat Willya mundur dan memilih menunggu di ruang duduk, pelayan yang biasa mengurusnya segera mendekat, membawakan segelas jus jeruk yang menyegarkan. Willya meminumnya sedikit untuk melegakan tenggorokan.
"Lis, bagaimana keadaan Ally ketika dibawa ke atas?" tanya Willya.
"Nona dikawal tanpa perlawanan, tapi memang ada luka di bibir juga pipinya agak bengkak," jawab Elis.
"Ekspresi wajah Ally? Apa dia menangis?"
"Tidak, Nona sempat tersenyum ketika menyapa Pak Kepala Pelayan."
"Apa?" Willya urung menyesap jus jeruknya lagi.
Elis mengangguk, "Nona terlihat tenang, Bu."
Memang sulit dipercaya, namun Ally sudah selama tiga tahun terakhir mengambil sikap serius. Tidak sekadar menolak penempatan strategis di pemerintahan, Ally juga menolak tegas untuk terlibat dalam persekutuan dinasti politik, apalagi perjodohan. Ally yang dulu selalu memilih kabur ke keluar negeri untuk menghindari tuntutan perjodohan itu, baru kali ini Ally merespon dengan menghadirkan lelaki lain.
Willya yakin lelaki itu pastilah Renato Aldern, tapi bagaimana bisa lelaki mengerikan itu berhubungan dengan keponakannya? Willya memijit pelipisnya yang berdenyut.
"Ibu mau saya panggilkan dokter juga?" tanya Elis.
"Tidak perlu, kembali saja ke belakang, aku akan menunggu dr. Agnes."
"Baik, Bu."
Willya harus menunggu cukup lama sampai dokter pribadi keponakannya muncul, wajah dokter paruh baya itu tenang dan menyempatkan memberi senyum saat dipersilakan duduk.
"Apa Ally baik-baik saja?" tanya Willya tanpa basa-basi.
"Ya, saya menunggunya selesai bermeditasi sebelum bisa memeriksa dan tidak ada luka khusus yang patut dikhawatirkan."
"Pemeriksaan macam apa yang Papa inginkan?"
"Memastikan satu hal."
"Apa itu?"
"Kehamilan yang tidak diinginkan."
Jawaban dr. Agnes membuat Willya meremas tangannya, "A... apakah itu memungkinkan? Apakah Ally bisa-"
"Nona Ally berkata bahwa pasangannya melakukan tindakan vasektomi, jadi kemungkinannya sangat kecil, saya meninggalkan sepaket plan-B untuknya... semua akan tetap aman."
"Bagaimana keadaan Ally, maksudku apakah dia dilukai, maksudku secara..." Willya tidak sanggup menjelaskan sehingga memberi jenis tatapan yang meminta dokter untuk memahami.
"Telinganya terluka lagi, tetapi selain itu Nona baik-baik saja, dia bilang semalam cukup membahagiakan." dr. Agnes menambahi itu dengan tawa kecil, sedikit pasien yang bisa membuatnya keheranan tetapi Alicia Wajendra memang pengecualian sejak dulu.
Willya menarik napas panjang sebelum mengangguk, berterima kasih karena kedatangan dan penjelasan itu kemudian mengantar dr. Agnes ke pintu depan. Willya sepenuhnya mengerti bahwa Ally cukup dewasa untuk membuat keputusan, namun tetap saja baginya Renato Aldern bukanlah pria yang tepat.
***
Ally mencoba tidak takjub ketika keluar dari kamar mandi dan mendapati sosok lelaki berdiri di balkon kamarnya. Ia mengikat tali jubah mandi sembari melangkah ke pintu dan membukanya.
"Biar kutebak, kau memeriksa dataku di Biro untuk menemukan rumah ini," kata Ally kemudian mengulurkan tangan, meraih lengan Renato untuk membawanya masuk ke dalam kamar.
Renato menarik tangannya dari Ally, "Katakan apa rencana kakekmu?"
"Aku tidak yakin, tapi menilik tindakannya hari ini, dia menyasar Dean."
"Dia sudah cukup tua untuk hidup di dunia, bukan?"
Ally tertawa, ia melangkah ke ruang pakaian untuk memilih baju. "Kakekku juga sudah cukup tua untuk mengenali karakter keparat di sekitarnya... butuh setidaknya pengalaman secermat Langit Dirgantara untuk mengamankan kepalamu."
"Tanpanya aku tetap akan menyelamatkan Dean."
"Ya, dengan satu atau dua luka tembakan tidak akan berbahaya... tapi tetap saja ada pihak yang akan murka, merepotkan semua orang dengan memulai pertarungan kekuasaan." Ally selesai mengenakan pakaian dalam saat berbalik dan memandang Renato. "Kalian cukup mengerikan, tetapi Kakekku juga tidak bisa diremehkan."
"Dia ada di rumah ini?" tanya Renato.
"Tidak, dia tentu sudah menebak kau akan datang ke rumah ini." Ally mengambil sehelai gaun tidur sepanjang lutut dan mengenakannya. "Aku masih terlalu sakit untuk berlari dan tubuhku membutuhkan waktu tidur yang cukup, karena itu jika ingin membuat keributan, tunggu sampai besok pagi."
Renato tidak menanggapi dan melangkah kembali ke balkon, Ally melambaikan tangan sembari memperhatikan lelaki itu tanpa kesulitan menuruni susuran beton penyangga dan menyelinap pergi.
"Good night," gumam Ally dan ketika kembali memasuki kamar, ia membiarkan pintu balkon tetap terbuka sepanjang malam.
To be continued. . .
good night ✨
Apakah kakanda Renato Aldern akan kembali? Atau membiarkan adinda Alicia Wajendra masuk angin dinyamukin? pfftt
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top