My Fair Lady

[Closing Argument]

Korban : Nero [Ultimate Hacker]
Pelaku : Michael Glover [Ultimate Assasin]
Third Party : Fujiwara Asuka [Ultimate Swordmaster]

Kronologi :

Setelah pengumuman motif diberikan oleh Monokuma, Asuka berniat untuk melakukan pembunuhan untuk menghentikan musik yang terus menghantui tidurnya. Awalnya ia berniat untuk membunuh Michael yang cenderung sering mendekatinya. Namun ia menemukan cara yang lebih menarik.

Ia pun mulai memanggil Michael untuk bertemu dengannya di gereja. Mengajaknya kerja sama untuk melakukan pembunuhan dengan iming-iming kalau dilakukan berdua mereka berdua bisa keluar dengan bebas.

Jadinya Michael diminta untuk menyeret seseorang sementara Asuka menunggu di depan gereja. Michael pun memilih untuk menargetkan Nero yang terlihat tak begitu menonjol. Memanggilnya dengan surat.

Begitu Nero berhasil dibawa ke tempat dimana Asuka berada, mereka pun mulai menjalankan rencana mereka. Namun Nero mencoba melawan. Dia menendang kaki Michael. Namun Asuka berhasil melumpuhkannya dengan memukulnya balok kayu dan menendang kepala Nero hingga pingsan.

Di tengah tidak sadarnya Nero, Asuka dan Michael pun mulai menusuk dada pemuda itu dengan pisau dapur yang mereka bawa. Namun Michael tak tahu kalau Asuka menipunya dengan tidak menusuknya di titik vital.

Begitu selesai Asuka mematahkan kedua tangan Nero dan dengan bantuan Michael, Nero pun digantung diatas pohon.

Namun keduanya tak tahu kalau Nero sudah menulis pesan kematian terlebih dahulu. Menuliskan nama pelaku di dua tempat. Satu di tempat dimana dia di pukul, satunya lagi diatas pohon yang menjadi tempat peristirahatan terakhirnya.

=====

[Michael Glover dinyatakan bersalah. Eksekusi akan segera dijalankan]

Sang Ultimate Assasin itu akhirnya diseret paksa oleh beberapa Monokuma. Sementara Ultimate Executor yang diminta untuk melakukan eksekusi disuruh Monokuma untuk mengikutinya.

Yang lainnya disuruh memasuki lift yang mulai terbuka begitu ketiganya pergi mendahului mereka. Mau tak mau semua siswa yang tersisa hanya menurut memasuki lift itu.

Apa yang ada di depan mereka nanti mereka tak memiliki bayangan sama sekali.

"Apa eksekusi itu benar-benar akan sungguhan?" Tanya Hans tampak takut.

Tak ada jawaban. Semua fokus pada pikiran mereka masing-masing hingga pintu lift akhirnya terbuka. Memperlihatkan sebuah ruangan besar yang tampak seperti jalanan malam gelap berkabut di bawahnya.

Mereka hanya bisa menonton di bawah. Tampak Mike diikat di sebuah tiang bertulisan Baker Street di tengah ruangan itu.

Di atas tiang tampak Monokuma dengan seragam polisi tengah menari dengan revolver di tangannya. Tampak menunggu apa yang terjadi selanjutnya.

Mike tidak, maksudnya Michael hanya menghela nafas panjangnya dibalik rambutnya yang tertutupi poni. Dia sudah pasrah dengan semuanya.

Setelah ditipu seperti itu ia sudah menyerah dengan hidupnya. Memang ini bukan pertama kali untuknya dikhianati oleh orang yang dia sayangi.

Ibunya dulu juga begitu.

Sekarang dia hanya menunggu eksekutor berwajah datar itu memulai perannya.

Ah...apa pemuda besar itu hanya namanya saja eksekutor ya? Atau sungguhan? Bagaimana ekspresinya ketika membunuh orang?

London bridge is falling down...

Sebuah musik tiba-tiba mengalun disepanjang ruangan. Lagu anak-anak lama. Bersamaan dengan pintu di salah satu sisi ruangan perlahan terbuka. Memperlihatkan seseorang dengan jubah dan topi tinggi keluar. Juga sebuah topeng setengah wajah terpasang di wajahnya.

Falling down
Falling down

Di tangannya sebuah belati yang sangat tajam tergenggam erat. Dillon, sang eksekutor hari ini hanya berjalan perlahan mendekat tanpa ekspresi.

Di tengah kabut yang hanya memutar musik anak-anak itu, Dillon hanya diam tanpa suara. Semakin mendekat hingga sekarang ia sudah di depan pelaku yang akan dieksekusi.

"..."

Dillon terdiam cukup lama di depan targetnya.

"Kenapa? Lakukan saja" kekeh Michael sudah pasrah.

Di balik topengnya Dillon hanya memejamkan mata sejenak. Lalu pisau di tangannya ia angkat tinggi-tinggi.

London bridge is falling down

"I'm sorry" kata Dillon pendek.

STAB

Ia mulai menghujam pisau di tangannya ke perut Michael berkali-kali. Perut, dada, sesuai instruksi kepala sekolah mereka sebelumnya. Dillon terus melakukannya berkali-kali dengan wajah tak beriak.

Dillon bisa mendengar erangan yang sangat menyiksa keluar dari perbuatannya.

Diatas mereka beberapa orang berteriak ngeri menyaksikan eksekusi langsung oleh teman sekelas mereka. Chimi berseru ketakutan, Fuwa menangis menutup matanya. Weiss mundur menutup mulutnya. Terlalu takut menyaksikan pemandangan dibawah mereka.

Stab
Stab
Stab

Dillon terus menusuknya tak berhenti seperti kata Monokuma. Tak boleh berhenti sebelum beruang itu suruh. Hingga akhirnya boneka beruang itu melepas tembakan ke tali yang mengikat Michael yang membuat tubuh yang sudah kehabisan darah itu lepas. Bersamaan dengan itu, Monokuma turun dari tiang dan menendang tangan Dillon. Membuat sang eksekutor itu ikut limbung ke arah depan.

Membuat tangannya menusuk dada Michael sangat dalam hingga menembus punggungnya.

"..."

Dillon hanya menatap perbuatannya dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Monokuma hanya turun dengan antengnya.

My fair lady~

"Eksekusi yang bagus upupupu~" kata boneka beruang besar itu melenggang begitu saja keluar dari panggung itu.

Meninggalkan Dillon yang penuh darah menatap kebingungan dengan apa yang sudah terjadi

Dan panggung eksekusi itu pun akhirnya ditutup

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top