[Toji X reader]

Request by: HduesyysauHduesyysau

Toji X reader

[Jujutsu kaisen]

---------------------------------------

Akhir-akhir ini di aplikasi burung biru sangat ramai sekali tentang orang tanpa busana. Entah itu lelaki atau perempuan sama saja. Entah mereka melakukannya demi nafsu atau perhatian.

[Name] merebahkan dirinya di kasur. Melihat-lihat isi aplikasi tersebut dengan fokus. Ada salah satu laki-laki yang menarik perhatiannya.

Namanya adalah Toji.

Ia pernah tidak sengaja lewat dengannya. Mana mungkin juga ia bisa segera melupakan lelaki bertubuh besar dengan badan bagus dihadapannya begitu saja? Apalagi [Name] sedang dalam masa remaja penasaran nya.

Ternyata begitu ia sampai dirumah ia melihat lelaki tersebut di page aplikasi tersebut. Banyak sekali followers nya dan banyak juga yang memuji tubuh indahnya. Yah, tidak heran.

Tapi sayangnya lelaki tersebut tidak menujukan wajahnya. Hanya tubuhnya saja. Entah itu memakai pakaian ketat atau tidak memakai busana apa saja.

[Name] pun tanpa pikir panjang langsung follow saja akunnya.

+++

"Apa? Masa saat mau 18 tahun kau baru penasaran sih? Kalau aku sih dari saat aku umur 13 tahun." Teman sebayanya menertawakan [Name] begitu tahu temannya ini baru merasa penasaran akan hal itu. Semua teman sebayanya pasti akan selalu berpikir [Name] sangat telat. [Name] sendiri pun tahu akan hal itu.

"Ugh... Memang kenapa sih? Kan tidak semua orang sama." Balas [Name]. Tidak menyukai balasan temannya ini. Namun temannya masih saja ketawa hingga akhirnya berhenti.

"Kau mau aku kenalkan dengan beberapa kenalanku? Mereka cukup tampan dan seusia kita loh." Tawar teman lainnya. [Name] menatap temannya ini lalu menggeleng.

"Tidak. Aku... Tidak suka yang seusia denganku." Balas [Name].  Kedua temannya itu langsung berteriak heboh. Mereka baru tahu [Name] menyukai yang lebih tua.

Walau tidak disebut pun mereka tahu. Tipe [Name] bukan yang lebih muda juga.

"Begitu? Hm... Cukup sulit sih ini apalagi kita masih SMA~." Balas temannya.

[Name] memang tidak berharap banyak juga. Jadi ia tidak kecewa juga.

"Tidak apa."

Hingga saat pulang sekolah saat itu temannya mengajaknya untuk ke tempat club.

"Apa? Dasar gila! Kita bahkan belum legal!" Teriak [Name]. Mengkhawatirkan sekali temannya ini. Ingin melakukan hal salah justru mengajak.

"Ayolah, apa kau tidak penasaran? Kita akan berpura-pura saja kita sudah dewasa [Name]~! Satu kali ini saja." Memang benar [Name] penasaran akan seperti apa. Apalagi ia sering menonton film amerika.

[Name] menghela nafas. Tidak tega juga melihat ekspresi temannya ini yang memelas.

"Baiklah." Jawabnya.

Setelah mereka setuju temannya ini membawa [Name] ke rumahnua untuk mengganti baju begitu pula [Name]. Tidak mungkin juga mereka akan masuk mengenakan seifuku.

Temannya meminjamkan [Name] pakaiannya yang diterima saja oleh [Name]. Apalagi ukuran badan mereka hampir sama. Jadi itu bukan masalah.

Setelah selesai berdandan mereka pergi menuju tempat yang dituju saat malam.  Ramai sekali. Bahkan beberapa ada yang melakukan hal tidak senonoh dipublik dalam club.

"Ah... Kau yakin [Friend name]?" Tanya [Name]. Ia jadi ragu. Namun temannya mengangguk.

"Psst, kau bilang kau suka pria lebih tua kan? Lihatlah, ada laki-laki yang sepertinya tipemu." Bisik temanmu begitu melihat ada pria berambut hitan bertubuh besar.

[Name] langsung melihat siapakah pria itu. Ah, ternyata pria yang tidak sengaja lewat pada [Name] saat itu. Toji, namanya Toji. [Name] tidak tahu marganya apa namun [Name] tahu bahwa namanya adalah Toji.

+++

Entah apa yang sedang merasukinya saat itu. Tiba-tiba saja ia berpisah dengan temannya karena ada laki-laki tampan mendekat teman [Name] hingga beberapa waktu lewat [Name] salah minum dan begitu sadar ia berada di ruangan asing bersama pria lain.

Manik [eye color] dengan manik emerald bertemu. Tidak bisa dipungkiri bahwa tubuhnya terasa sangat lemah dan beberapa bagian badannya terasa pegal dan sakit.

"Apa yang terjadi...?" Tanya [Name] masih belum begitu sadar. Pria di hadapannya tersenyum puas.

"Kau lupa apa yang telah terjadi?" Setelah berkata begitu ia melumat bibir [Name]. Lalu bercumbu dengan sangat panas dengan sang lawan jenis.

Mata [Name] langsung terbelalak begitu saja. Tiba-tiba saja saat dicium begitu ia langsung sadar situasinya saat ini. [Name] bahkan baru sadar pria dihadapannya dan dirinya tidak mengenakan pakaian apa-apa. Telanjang bulat.

Tangan kiri toji mulai mengelus pinggul milik [Name] dan membuatnya semakin mendekat ke badannya. [Name] jadi dapat merasakan milik Toji dibawahnya yang berada ditengah-tengah paha miliknya.

"Kau sangat liar saat tidak sadar." Bisik Toji begitu ia melepas ciumannya. Lalu menjilat telinga [Name] dan mengemutnya yang membuat sang empu mendesah pelan.

[Name] mendorong dada bidang milik Toji namun tidak ada hasil apa-apa. Toji bahkan tidak bergerak sama sekali.

Toji membuat kedua kaki [Name] berada diatas pahanya. Mencium dahulu paha ramping sang empu lalu menggigitnya pelan.

"Lepas..." Erangnya sambil mendorong kepala Toji. Toji tetap tidak melepas. Ia mulai menjilat kewanitaan [Name]

"Apa tubuhmu sungguh tak ingat kita sudah melakukan berapa kali?" Bukannya melepaskan sang gadis Toji justru melempar pertanyaan padanya.

Namun karena Toji berkata begitu [Name] jadi sadar.

"Apa? Jadi... Tubuhku lemas dan sakit begini bukan karena minuman itu...?" Tanyanya Ragu. Toji tertawa kecil. Sungguh manis apalagi saat melihat ekspresinya yang bagaikan orang bodoh itu.

Ah, Toji tidak tahu gadis muda sekarang memiliki badan yang semenarik ini di matanya. Atau ia hanya begini pasa gadis ini?

Biasanua Toji lebih memilih perempuan dewasa montok bukan gadis muda di hadapannya yang tidak mengalami pengalaman apa-apa.

Toji melanjutkan aktivitasnya menjilati kemaluan [Name] lalu memasukan lidahnua dan menggerakan didalam. Ia sungguh menyukainya. [Name] yang tadinya mencoba lepas sekarang hanya pasrah saja dengan keadaan yang terjadi padanya. Dalam hatinya ia hanya bisa mengutuk temannya yang mengajaknya berada ke dalam tempat aneh ini.

Tangan toji satunya mulai meremas bongkong milik [Name]. Ia meremasnua kuat sambil menghisap kemaluan [Name]. [Name] hanya dapat mengerang. Jari jemarinya meremas kain kasur karena tidak tahan dengan sensasinya.

[Name] sendiri tidak bohong ia menyukainya. Toji sangat lihai dalam melakukannya karena ini bukan pertama kalinya baginya.

Hingga akhirnya [Name] mengeluarkan cairan dari dalam kelaminnya. Saat itu juga toji melepaskan mulutnya dari bibir kelamin [Name].

Toji tetap mengeluarkan lidahnya, lebih seperti menjulur. Terdapat cairan asing di mata [Name] di lidahnya.

"Itu..."

"Benar. Itu cairan milikmu." balas Toji. Ia mulai menghisap cairan-cairan yang keluar. [Name] menatapnya dengan jijik. Pemandangan ini baru pertama kali ia lihat.

"Sekarang..." Toji mulai mengangkat kedua kakinya keatas hingga memperlihatkan kelamin [Name].

"Aku masukan ya~" Katanya dengan seringai di mulutnya. Toji mulai memasukannya perlahan. Namun sayangnya, tidak dapat memasukan seluruhannya karena miliknya begitu besar.

[Name] berteriak histeris merasakan rasa sakit dibawahnya. Rasanya sakit sekali hingga tak tertahan lagi. Air mata keluar dari kedua matanya.

Tubuh mungilnya itu sungguh terlihat menarik dimata Toji. Apalagi saat melihat reaksi milik [Name] rasanya ia ingin tetap melakukannya hingga tubuh itu hancur. Manik Toji juga melihat ada cairan darah keluar dari kelamin [Name]. Yah, mungkin karena pertama kalinya baginya.

Toji sangat ingin melakukan lebij dari ini namun ia tidak akan melakukan hal sekeras itu pada anak remaja dihadapannya ini. Toji pun mulai menggerakannya perlahan. Walau perlahan tetap saja terasa sangat amat sakit bagi [Name].

+++

"Apa? Apa apaan ini!?" Paginya [Name] terkejut ternyata Toji memoto banyak sekali fotonya saat sedang melakukan dengannya. Apalagi saat ia sedang mabuk tak sadarkan diri. Bahkan beberapa divideokan.

Begitu [Name] ingin menghapusnya Toji langsung merampas ponselnya lalu memasukan lagi ke sakunya.

"Buat dokumentasi." Katanya. Apa-apaan pria di hadapannya ini? [Name] benar-benar dibuat jengkel. Belum lagi ia tidak dipulangkan tapi masih berada di kamar asing milik Toji. Temannya ini kemana sih?

"Sudahlah. Kau belum sarapan. Mau sarapan apa?"

"Ugh... [Fav Food]." [Name] tidak berbohong saat ini tubuhnya lebih membutuhkan makanan lebih dari apapun.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
[The end]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top