kaiser x reader

Prince! Michael kaiser x reader

Random: blue lock

Request from: Cintiot

Au royale

-------------------------------------------

Michael kaiser, kaisar yang saat itu baru naik takhta selama beberapa minggu. Saat itu kaisar merasa bosan. Kerjaannya? Tentu saja ia bisa menyuruh assisten dan bawahannya yang lain saja. Walau terkadang ada pekerjaan mutlak yang harus ia kerjakan.

Namun akhir-akhir ia sungguh-sungguh bosan. Ia sudah berduel dengan beberapa kesatria terkuatnya, ia sudah berkeliling istana, ia pun sudah bermain dengan beberapa "mainan"nya.

"Yang mulia kaisar, kami sudah menemukan anak musuh. Dari daerah yang telah anda kalahkah di daerah XXXX." Kaiser yang tengah membaca informasi tentang daerah seberang, terhentikan karena perkataan Ness barusan.

"Anak musuh tersebut ternyata perempuan remaja... Diumur segitu, hebat sekali dirinya disaat kerajaannya hancur ia dengan pintarnya bersembunyi. Bahkan ia mengotori tubuhnya dengan lumpur dan mengacak-akan pakaian dan rambutnya untuk menutupi identitasnya dan tinggal ditempat kumuh di hutan." Balas bawahan kaiser yang lain. Begitu mendengar identitas kelamin anak musuh tersebut, kaiser menyeringai kecil. Menatap seluruh bawahannya yang kini bertekuk lutut itu dengan angkuh.

"Oh ya? Aku jadi penasaran seberapa cantik dirinya itu. Bawa kemari." Titahnya langsung.

"Ba--"

"Ah, tapi jangan lupa untuk memandikannya. Aku tidak mau ruang kerjaku jadi kotor. Suruh para pelayan untuk membersihkan kotoran dalam dirinya." Suruh Kaiser lagi. Bawahannya hanya dapat mengangguk dan menuruti suruhan bawahan mereka.

"Pergilah."

"Kami permisi." Setelah itu mereka pergi. Sesuai perkataan Kaiser mereka menyuruh beberapa pelayan perempuan untuk memandikannya.

Ness berjalan menuju ruangan penjara dimana ia berada. Benar-benar kotor karenanya. Banyak lumpur di tubuhnya, bahkan ia sendiri bingung apa ia tidak gatal? Namun jika ia melakukannya untuk bertahan hidup Ness sendiri tidak heran.

Gadis tersebut menatap Ness dengan tajam. Manik [eyes color] yang masih dapat bersinar itu menatap Ness dengan tajam. Terlihat sekali dari wajahnya ia tidak menyukainya.

"Apa mau kalian? Membunuhku bagai kalian membunuh keluargaku!? Apa tidak cukup menghancurkan kerajaanku saja!?" Teriaknya lalu memukul pagar penjara tersebut, membuat tangannya memerah.

"Diamlah. Jika kau beruntung dan cukup cantik dimatanya, kau akan tetap hidup. Jika tidak... Ah, pikirkan saja sendiri kau pasti sudah tahu jawabannya." Jawabnya lalu membuka pintu pagar penjaranya dan memborgol kedua lengannya. Lalu menarik gadis tersebut dengan paksa.

Ness bersama Hiori berjalan menuju pelayan wanita yang cukup terpercaya di kastil tersebut. Ia sudah cukup lama berada di kastil.

"Laila, mandikan dia. Ini titah yang mulia kaisar." Kata Ness dengan tegas lalu mendorongnya ke Laila. Laila langsung menangkap gadis tersebut. Tingginya lebih tinggi daripada gadis dihadapannya.

"Baiklah." Jawabnya singkat. Lalu menarik gadis tersebut, setidaknya lebih lembut daripada saat bersama Ness dan memandikannya dengan paksa bersamaan dengan pelayan perempuan yang lainnya.

"Agh! Hentikan! Jangan sentuh aku!" Teriaknya. Tentu saja karena ia adalah anak musuh dirinya diperlakukan semena-mena mereka. Ia dimandikan secara kasar dan terburu-buru namun bersih pastinya.

"Ugh, perempuan bisa sekotor itu ya." Kata pelayan yang lainnya. Ia merasa jijik. Gadis tersebut hanya mendelik ke pelayan tersebut.

Setelah beberapa menit ia dimandikan dan dipakaikan baju Laila menarik gadis tersebut menuju ruangan kaisar.

Seperti biasa, dua ksatria tersetianya menjaga pintu ruangan tersebut. Layla yang sedang membawa [Name] yang tentu saja kini sudah diborgol, tersenyum kepada mereka.

"Ini suruhan yang mulia kaisar bukan? Ini, sudah." Lalu mendorong [Name] kepada mereka. [Name] hanya dibiarkan terjatuh begitu saja. Mereka bahkan tidak menatapnya saat ia didorong begitu, mereka hanya mengangguk dan menarik lengan [Name] secara kasar untuk masuk kedalam.

Setelah masuk [Name] didorong masuk dan memaksakan dirinya untuk berlutut dihadapan kaisar mereka.

"Yang mulia kaisar, ini anak musuh yang anak suruh untuk menghadapi anda tadi." Kata ksatria tersebut.

Kaiser menatap [Name] dari atas rambutnya hingga ujung kakinya. Lalu ia mulai menyeringai kembali.

"Bagus, kalian keluarlah." Kedua kesatria tersebut hanya mengangguk lalu pergi setelah berpamitan dengan kaisar mereka.

"Mau apa kau!? Lepaskan aku! Tsk, lebih baik aku dibakar hidup-hidup daripada kau menyentuhku!" Teriak [Name] padanya, menatap kaiser dengan penuh rasa benci. [Name] sungguh berharap lelaki dihadapannya saat ini dapat ia bunuh sendiri dengan kedua tangannya.

"Hm... Kau ini lucu sekali. Walau tak dapat melakukan apa-apa mulutmu masih mencoba berbicara ya? Apa kau tidak paham posisimu?" Tanya Kaiser sambil perlahan mendekat [Name]. Ia mengambil beberapa helai rambut milik gadis tersebut lalu menciuminya. Dia menyeringai puas. Puas akan tatapan wajahnya yang kini menatapnya penuh jijik dan benci menjadi satu.

Siapapun pasti akan bereaksi begitu jika seseorang menghancurkan hidupnya dan membunuh orang tuanya, namun juga ingin menyentuhnya secara seksual.

"Putri... Ah, tidak. Kan kerajaanmu sudah hancur." Kata Kaiser penuh akan kesengajaan dari kata-katanya. Ia memasukan tangannya dari balik kain rok [Name] yang usang. Ia menyentuh paha [Name] perlahan membuat sang empu tergelitik geli. Kaiser lalu meremasnya pelan.

"[Name], seharusnya kau diam saja bagai anjing yang penurut. Jika kau begini terus...." Kaiser menahan perkataan ya beberapa saat. Menyeringai lebih lebar, yang justru membuat [Name] lebih merasa takut dari sebelumnya. Tidak heran kaiser selalu dikatakan, kaisar yang menyeramkan jika sudah tersenyum seperti itu. Maka akan terjadi hal buruk.

"Ahh.... Jika kau begini terus aku jadi tidak tahan." Katanya. Kaiser langsung menciumi bibir merah muda milik [Name] dengan penuh nafsu. Ia pun sekalian menyentuh paha lembut milik [Name] lalu meremasnya pelan. Kaiser tetap menciuminya hingga sang empu mengeluarkan desahannya walau cukup pelan.

Setelah cukup lama berciuman akhirnya kaiser melepasnya. Untuk mengambil nafas, lalu tertawa kembali. Setelah itu kaiser menciuminya. Kali ini tangannya bergerak menuju kedua bola dada milik [Name]. Lalu merobek pakaiannya yang usang.

"Tenang saja, [Name]~ jika kau ingin menjadi anjing yang penurut.... Aku akan memberikanmu apa saja... Kecuali nyawaku." Jawabnya sambil membisikkannya ke telinga [Name]. [Name] hanya diam, badannya masih terasa kaget dengan apa yang telah kaiser lakukan.

Melihat [Name] yang ketakutan kaiser hanya terkekeh kecil saja. Lalu ia mengangkat shalena keatas meja kerjanya. Membuka kedua kakinya lebar.

"Diamlah, dan nikmati saja." Lanjut Kaiser. Kaiser menekan klitoris milik [Name] dahulu. Membuat [Name] mengeluarkan suara agak keras. Kaiser kali ini menciumi leher hingga perutnya. Semuanya tidak ingin kaiser lewatkan.

Kaiser mulai menciumi pahanya. Satu tangannya meremasi dan mengelus pahanya yang satunya. Hingga mulut kaiser kini berada pada miliknya. Kaiser menjilati dahulu milik [Name], ingin tahu reaksi apa yang akan ia keluarkan.

Setelah melihat betapa manis gadis di hadapannya, kaiser terkekeh geli. Padahal tadi ia teriak-teriak tidak jelas, namun sekarang badannya penuh rasa shock karena disentuh oleh Kaiser.

"Bagus.... Tetap diamlah seperti itu." Katanya lagi. Kaiser memasukan kedua jarinya kedalam milik [Name] lalu menggerakannya cukup kasar. Lalu tiba-tiba menekan keatas dari dalam milik [Name].

"Wah, kencang juga suaramu." Balasnya begitu mendengar suaranya. Lalu kaiser tetap melakukannya hingga ia merasa puas. Lalu shalena memukul milik [Name] yang membuat [Name] teriak sekali lagi.

"Baiklah. Hari ini cukup sampai saat ini. Besok... Akan kupastikan aku akan menyentuhmu lebih dari ini." Katanya lalu menyentuh kedua pipi [Name] lalu menciuminya lagi.

"Jadi tenang saja, [Name]." Setelah itu Kaiser memanggil pelayan perempuan dan menyuruh mereka memesan beberapa pakaian perempuan. Dan menyuruh mereka memakaikannya pada [Name] lalu mengangkat [Name] ke kamar yang dikhususkan oleh "mainan" yang mulia kaisar mereka.

"Aku penasaran, hingga kapan aku bosan denganmu seperti pada yang lainnya."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top