Bab 1. The Sexiest
Deru napas memacu di dalam sebuah kamar cukup besar. Sepasang pria dan wanita sedang menikmati permainan yang cukup panas. Pria berkulit tan mengangkat tubuh sang wanita, lalu perlahan ia merebahkan tubuh itu diatas ranjang besar. Pria itu buru-buru melepas bajunya, sehinga otot-ototnya terbentuk sempurna. Wanita cantik itu terpesona. Ia sudah tidak tahan lagi. Tangan lentiknya mendorong dada pria agar ia bisa duduk diatas perut sang pria.
“Kau sangat memesona, darling,” desah pria berkulit tan.
“Tubuhmu sangat seksi,” bisiknya sambil menggigit kecil telinga pria itu.
Mereka saling bercumbu. Saling mendominasi. Pagi yang sangat menggairahkan. Baru saja tangan pria itu membuka kemeja berwarna merah milik wanita jelita…
Drrt…drtt…
Dengan kasar, wanita itu membuka password ponsel pintarnya. Mata indah itu membaca pesan. Dari Ayahnya. Ah, dasar pengganggu, gerutunya.
“Siapa itu, sayang?” Tanya pria itu.
“Ck, Ayahku.”
Wanita cantik itu menarik tubuhnya ke belakang. Netra jade menatap mesra kepada pria di hadapannya. Senyum puas terpatri jelas di wajahnya yang jelita. Posisi wanita cantik itu diatas perut sang pria.
Mengerang, pria tampan nan eksotis protes. “Kenapa tidak dilanjutkan?” pemilik jade beringsut ke pinggir ranjang, merapikan pakaian yang melekat di tubuhnya. Sambil memakai blazer hitam dan memasang high heels ia berkata, “kita sudahi saja, aku terlambat ke kantor.”
Pria bertubuh seksi langsung bangun dan mendekap tubuh wanita itu. “Aku bisa membuatmu puas, sayang…” bisiknya.
Jade bertemu brown. Ia berjinjit untuk mengecup pemilik bibir tipis. “Nanti saja, sekarang aku buru-buru. Bisa gawat jika aku terlambat.”
“Jadi? Kapan?” bibir pria itu masih menempel bibir merah merekah.
Mengedipkan sebelah matanya ia berkata, “ kapan-kapan. Bye!”
BLAM
Pria bertubuh tegap menghela napas. Ia merebahkan tubuhnya sambil mengusap wajahnya kasar. Oh shit, gerutunya.
********
Jenny Watson Donovan. Anak konglomerat dan terkaya dari Raphael Donovan. Siapa yang tidak kenal Raphael? Pria matang namun kharismanya masih terpancar di balik wajah ramahnya. Pria kharismatik sukses dengan perusahaan miliknya.
Banyak kolega yang ingin bekerja sama dengannya. Tapi tidak semudah itu ia menerima tawaran yang sangat menggiurkan. Ia sangat selektif dalam memilih jenis usaha. Bahkan, Raphael dinobatkan pria terseksi selama 5 tahun berturut-turut oleh majalah dunia bisnis. Lewat tangan dinginnya ia berhasil menggaet perusahaan minyak di Arab Saudi.
Jenny adalah panggilannya. Kaki indah seksi itu melenggang masuk ke dalam gedung. Langkahnya yang anggun bagai model catwalk, tangan kanannya menggenggam tas Gucci warna cream, tangan kirinya mengacak pinggang. Rok hitam diatas paha ditutupi stocking hitam tipis. Kaki indah itu terpahat sempurna.
Blazer melekat ketat di tubuhnya yang ramping. Rambut blonde tergerai sampai punggung, high heels warna emas menutupi kakinya yang indah. Semua mata di Lobby memandang makhluk Tuhan paling sexy, terpesona.
Bahkan beberapa pria meneguk ludahnya melihat siapa yang memasuki dalam gedung. Pikiran para pria itu bahkan tertuju pada dadanya yang menyembul dibalik kancing kemejanya yang sedikit terbuka. Andai saja wanita itu pacarnya, sudah tentu akan dibawa kemana wanita itu.
Tiba di ruanganya yang luas, ia langsung duduk dan memeriksa laporan perusahaan lain. Mendecih kesal, berkas itu ia lempar seenaknya. Menghela napas, jade menatap ruang sekertaris masih kosong. Ah, sampai kapan ruang itu akan terisi? Keluhnya.
Sekertaris yang pernah bekerja denganya ia pecat. Alasannya, mereka tidak bisa mengikuti ritmenya atau, lambat. Wanita berkaki indah ini terlalu perfect. Ia tidak ingin segala sesuatu mengenai pekerjaan berantakan.
Seorang pria perawakan agak tua masuk ke dalam. “Jenny, Ayah ingin bicara.”
Jenny mengibaskan tangannya, “Oh my, not now Daddy…”
Brown menatap tajam jade. “Now, Jenny.”
Mengalah, wanita cantik itu memanyunkan bibir merah nya.
“Ayah sudah mendapat seorang sekretaris untukmu. Tapi, tolong…jangan kamu rayu dia, okey? Sudah cukup kamu rayu puluhan pria yang bekerja disini. Bahkan, sekertaris wanita saja kamu pecat tanpa ada penjelasan.
Raphael bersidekap kedua tangannya di dadanya. “Ada apa denganmu?”
Jenny memutar kedua bola matanya, bosan. Selalu saja seperti ini. Pak tua ini selalu saja mengguruiku tiap hari. Ga capek apa? Batinnya.
“Aku hanya bosan, Ayah.”
Alis pria bernama Raphael terangkat sebelah. “Bosan? I don’t believe it, Jenny.” Oh come on, stop doing this. Kamu sudah dewasa, bukan anak kecil lagi.”
Jenny memandang papa ya, jahil. “Aku hanya ingin main-main saja,” jawabnya santai.
Raphael Donovan mematung, dengan mulut menganga. “What? Apa kamu gila!?” jerit Raphael. Reflek, tangan kanannya memijat pelipis, pening. Pening melihat kelakuan ajaib anak satu-satunya. Dalam hati Jenny tersenyum puas, berhasil menggoda ayah nya.
Rasakan...
Beberapa hari kemudian seseorang yang ditunggu-tunggu datang. Pria berambut coklat menunggu di Lobby. Sambil menyilangkan kaki ia membaca surat kabar hari ini. headline today ‘Saham Royal Enterprise merangkak naik, kerjasama dengan perusahaan pertambangan berjalan dengan baik’ pria tampan menggelengkan kepalanya. Wow, gumamnya.
Receptionist memanggilnya untuk bertemu pemilik Royal Enterprise. Tanpa sepengetahuannya, sepasang mata Jade menatap layar CCTV di ruangannya. Senyum di bibir merahnya merekah.
Hm, tampan juga.
Wajahnya kalem.
Matanya tajam, sepertinya ia cerdas.
Dan…
Gampang ditaklukkan....
Begitulah Jenny menilai pria misterius itu. Tunggu saja.
Pria itu sudah berdiri di depan itu pemilik Royal Enterprise. Untuk melawan kegugupannya ia memejamkan mata kemudian menghempuskan napasnya pelan. Ia sedikit terhenyak ketika suara wanita membuyarkan kegugupannya.
“Silakan masuk Tuan Anderson. Tuan Raphael sudah menunggumu.”
Menggangguk pelan. “Terima kasih.”
Aroma musk dalam ruangan itu sangat menenangkan. Pria itu menghampiri dan menjabat tangannya. “Selamat datang di perusahaanku. Have a sit.”
Menurut, Anderson ikut duduk.
“Oke, langsung saja Tuan Anderson. Saya tidak suka banyak basa basi. It’s not my type. So, let me tell you.”
Menghela napas kemudia ia berkata lagi. “Aku sebenarnya sangat membutuhkanmu untuk menjadi bagian HRD, tetapi…”
Anderson berjalan gontai. Sambil berjalan ia memijat pelipisnya. Ia tidak percaya apa yang dikatakan Tuan Donovan tadi. Memencet lift 1st floor ia masuk lift. Menghela napas ia masih tidak percaya.
'Saya ingin, Anda menjadi sekertaris anak saya mulai besok. Ia seorang CEO muda.'
Keluarga macam apa ini? keluhnya tak percaya.
Di dalam lift ia merasa ada seorang wanita tidak jauh darinya. Wanita berambut blonde terus memperhatikannya dari atas hingga kaki. Seakan-akan ia akan ditelanjangi bulat-bulat. Ia tidak suka diperhatikan terus-terusan.
“Apa lihat-lihat?” ketusnya.
Aneh, wanita memakai stocking hitam tipis hanya tertawa. Bahkan semakin intes ia menatap pria di depannya.
Dasar wanita gila, gerutunya.
Lift berdenting, dengan cepat ia keluar demi menghindari wanita gila tadi. Jalannya diperepat. Sadar dibuntuti ia berbalik.
“Jangan mengikutiku!” hardiknya.
Wanita itu berhenti. “Aku tidak mengikutimu,” jawabnya santai.
“Sana jangan dekat-dekat!”
Bukannya menjauh, pemilik rambut blonde semakin mendekatinya. Bahkan menggandeng tangan kirinya.
“Lepaskan! Dasar wanita gila!” teriaknya ngeri. Pria itu langsung berlari keluar gedung.
Ia hanya tertawa saja menanggapi pria tadi dan sedikit terhibur.
Besok, kau akan bertemu denganku nanti...
TBC.
A/N: Hallo I’m back again in different story. I wanna just tell you, this story will update one week. I hope you’ll enjoy this. See ya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top