Prolog
Langit di luar begitu gelap disertai dengan hembusan angin yang cukup besar, membawa daun daun kering beterbangan kesana kemari hingga sampai ada yang memasuki rumah penduduk.
Ruangan yang memiliki tulisan 'ruang persalinan' di pintunya mendadak berisik. Tepat pukul dua belas malam seorang anak terlahir ke bumi. Tangisan nya begitu kencang, memecahkan keheningan malam rumah sakit.
Wanita paruh baya yang tergeletak lemah di atas pembaringan menatap putri kecilnya dengan sendu. Sebelum di ijinkan memeluk putrinya sang suster membawanya untuk dibersihkan terlebih dahulu. Dengan lemah ia mengangguk, membiarkan suster membawa putrinya.
Di luar terdengar suara lolongan srigala yang cukup mengerikan, kabut juga sudah mulai menutupi kota. Wanita paruh baya itu tiba-tiba merasa gelisah, ia berusaha bangun akan tetapi kondisi tubuh yang lemah membuatnya tak dapat melakukan apapun.
Beberapa detik kemudian jendela ruangan terbuka lebar, ia menoleh lalu melihat sebuah bayangan tinggi berjalan menuju arahnya. Bayangan itu perlahan terlihat jelas. Menampilkan seorang pria berwajah tampan dengan tongkat sabit besar di genggaman nya yang tengah menatap dirinya dingin.
"Waktu mu untuk kembali Liliana."
Ia menjulurkan tangan nya membuat sebuah portal tipis. Portal pembatas antara dunia manusia dengan dunia lain.
"Tidak, jangan ku mohon. Biarkan aku disini hingga putri ku besar. Setidaknya hingga ia remaja." Mohon nya lemas, nafasnya mulai tersenggal akibat oksigen yang perlahan diserap portal tipis tersebut.
"Ia bisa tumbuh tanpa mu. Sebelum aku benar-benar membawa mu tulis lah surat wasiat, berikan ia nama dan jelaskan dirinya secara singkat."
"Aku tidak membawa-" secarik kertas dan pensil tiba-tiba tergeletak di atas tubuhnya. Ia terpaksa menulis kata perkata dengan tangan bergetar.
"Ku beri kau waktu lima belas detik untuk menulis." Dan pria tampan itu mulai menghitung mundur membuat wanita paruh baya tersebut panik bukan main.
Ia ingin mengumpat kesal kepada pria tampan tersebut, bisakah ia membaca situasi? Tubuhnya tengah lemah dan ia diperintahkan menulis hanya dalam lima belas detik. Tulisan yang akan bersandang pada putrinya seumur hidupnya.
Sial!
"Satu..habis."
"Harusnya nol."
"Nol sama dengan habis kan? Baik masa mu di dunia sudah habis kembalilah ke dunia asal mu. Tenang kau bisa bertemu dengan putri mu jika kalian bertemu."
"Maksudnya?"
"Kalian ditakdirkan akan bertemu lagi namun aku tak tahu pasti kapan waktunya."
"Malaikat kerjanya kok tidak pro. Baik bawa aku."
Pria tampan itu menjulurkan tangan, mulai mencabut ruh dari tubuh seseorang dihadapan nya. Tak butuh waktu lama kedua orang itu pergi melalui portal lingkaran. Kepergian mereka di ikuti hilangnya portal tipis yang tadi dibuat. Jendela kembali tertutup rapih seperti tidak terjadi apapun.
Seorang suster kembali dan betapa terkejutnya ketika ia memeriksa tubuh pasien nya tersebut. Tubuhnya sudah dingin dan pucat, dengan panik ia memanggil dokter serta rekan nya yang lain.
Dengan sedih ia letakkan seorang bayi di samping tubuhnya. Biar bagaimanapun seorang bayi yang baru lahir harus bersentuhan dengan ibunya.
"Bagaimana ini?"
"Apa wanita ini memiliki informasi lebih? Seperti keluarga suaminya?"
"Tidak, bahkan ia tidak mencantumkan nama suaminya."
Ruangan itu kembali hening, suasana semakin mencengkam ketika lolongan srigala semakin terdengar.
"Ada surat." Seorang suster meraih kertas itu kemudian membacanya.
"Evelyn adalah namanya, kalung ini letakkan di lehernya, kalung ini jimat pelindung untuknya, serahkan ia pada panti jika tidak ada yang mengadopsinya selama satu minggu kedepan. Tertanda Ellina."
Biarpun terlihat berantakan dan tidak teratur, suster itu masih bisa membacanya.
Semua tatapan beralih menatap bayi mungil yang tertidur pulas di dalam pelukan ibunya.
Udara semakin dingin, hujan lebat pun turun membasahi kota dikala malam.
-Halimah2501-
Hadir lagi dengan versi remake 😍
Selamat membaca...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top