Prologue.
Dia harus membunuh sang raja sekarang. Saat raja itu tengah terlelap dan tidak menyadari keadaan sekitarnya. Verity menelan ludahnya dengan susah payah, tangannya gemetaran ketika mengambil belati bertatahkan permata yang diberikan Ratu Amaranta kepadanya. Dia akan membunuh Raja Alastair dan meraih kebebasannya. Ratu Amaranta tidak bisa lagi mengikatnya dan memaksanya menjadi budak di Kerajaan Selencia. Verity bahkan tidak peduli siapa yang akan memimpin Austmarr bila sang raja mati di tangannya. Ia tidak peduli bila lima kerajaan akan beradu memperebutkan Kerajaan Austmarr yang selama ini menjadi pemimpin lima kerajaan.
Verity menggenggam belatinya lebih erat, ia hanya perlu menusuk jantung pria itu. Kebebasannya sudah berada di depan mata. Verity menarik nafas dalam-dalam, memejamkan matanya lalu menancapkan belati itu di dada sang raja.
"Bukan begitu caramu memegang belatinya, Ratuku." Mata Verity serta merta membelalak kaget melihat sang raja yang memegang tangannya yang gemetaran. "Begini caranya." Raja Alastair menekan tangan Verity, memaksanya menancapkan belati itu semakin dalam ke dadanya. "Kau bukan pembunuh yang handal seperti yang mereka pernah kirimkan sebelum-sebelumnya."
Verity melepaskan genggaman tangannya dari belati itu secara tiba-tiba. Dia harus lari secepat mungkin sebelum Raja Alastair menyadari siapa dia sebenarnya. Sayangnya Verity memang bukan pembunuh yang handal, dia hanya seorang budak yang diperintah Ratu Amaranta untuk menyamar menjadi sang putri dan membunuh pemimpin Kerajaan Austmarr ini. Raja Alastair lebih gesit darinya, sang raja meraih pinggangnya dan membantingnya ke atas kasur. Belati yang tadinya menancap di dada pria itu kini berada di lehernya.
"Siapa kau?" Mata Verity melebar ketakutan melihat noda darah yang menyebar di pakaian yang sang raja kenakan. Bagaimana mungkin sang raja tidak mati saat itu juga? Verity yakin ia sudah menancapkan belatinya cukup dalam, bahkan sang raja sendiri membantunya dengan menancapkan belati itu lebih dalam lagi. "Apa Ratu Amaranta mengirimmu?" Raja Alastair seperti tengah menilai ekspresinya. Verity mengatupkan bibirnya, tidak peduli apa yang akan terjadi berikutnya. Pria yang baru ia nikahi beberapa saat lalu ini akan memberikan hukuman mati karena melakukan percobaan pembunuhan, begitu juga Ratu Amaranta akan tetap membunuhnya karena gagal membunuh sang raja. "Kenapa kau tiba-tiba menjadi bisu, Clementine? Apakah itu benar-benar namamu? Siapa namamu yang sebenarnya?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top