Enam
Dahulunyu aku mencoret semua luka dengan tulisan , Seketika kini bahkan melihat tulisan saja aku lelah.
❀
"Na Hyunjung"
Nama itu diseru dibibir keringnya, keringat mengalir di dahinya, matanya terbuka luas. Dia mengeluh kecil, pandangan dilempar keluar. Seketika dia menyesal tidur petang, ya kerana pemuda itu selalu memimpikan buruk pada waktu itu.
Iya waktu meninggalnya Hyunjung.
Dicapai gelas berisi air kosong yang terletak di meja kemudian meneguk air itu rakus. Mengambil beberapa waktu selepas itu dia menggunakan hujung kemejanya untuk mengesat sedikit air di hujung bibir.
"Hebat sekali obsesi aku padamu Na Hyunjung, bisa bisanya kau wujud di mimpiku"
Jaemin meraup rambutnya kebelakang, kaki diluruskan.
"Jeno pintar sekali, tapi sayangnya seharusnya dia tahu tidak sebodoh itu, apa dia fikir ini drama untuk diperlakonkan di dunia nyata?", kepala digeleng-geleng sambil terseyum senget.
"Kau bahkan sudah meninggal masih hidup lagi?", Dia ketawa kecil. Seketika dia merasakan kesunyian yang teramat.
Kesunyian, Kesedihan.
Dia menunduk, emosinya berubah
"Aku mengingin kamu dari Jeno, tapi aku tidak selayak itu..."
"Aku menyakitimu dahulunya"
"Tapi bagaimana bisa aku melihat kamu dengan yang lain?"
Dada dipukul
"Oh Tuhan, Aku gagal lagi", Bisiknya di dalam hati.
Seketika ada yang berbisik di telinga nya.
"Na, Jeno dan Hyunjung apa kau bodoh? Sudah terang terangan mereka pasti bersama. Bukan kau rindu di mati matian? Ini peluangnya Na. Ambil saja Hyunjung darinya. Kau itu harus dapat semuanya"
Telinga ditutup rapat, lelaki itu ketakutan, matanya ditundukan dibawah, badanya bergetar hebat. Suara itu ketawa kecil
"Kau lemah sekali dengan Jeno, bahkan dia yang merampas istrimu. Tidak ada kebarangkalian"
"Hentikanya tolong..."
Air matanya jatuh berkucur.
"K-kau tidak pernah merasa betapa hancurnya hatiku saat dia pergi atas kekasaranku. Kau tidak tahu betapa aku membenci diriku sendiri bahkan saat saat seperti aku tidak tahu harus bahagia aku bersedih. Aku selalu ingin bersama denganya walaupun dia membenci. Tetapi dosaku..."
"Aku malu dengan tuhan..."
"Aku tidak layak bersama denganya tapi hati berbelah bahagi melihat dia bersama yang lain. Andai kau tahu betapa aku cuba bersabar dengan dugaan ini..."
Dia mengeluh
"Tidak mengapa, aku layak mendapat luka ini"
Kemudian matanya terpejam lagi.
"Kau lemah, buta kerana cinta"
❀
hm ada ke orang
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top