55. Acknowledgments

nas's notes: akhirnya sudah memasuki part nomornya carlos sainz jr wkwkwkwkwk.

terima kasih banyak yaa teman-teman sudah mampir ke ceritaku. doakan kondisiku segera membaik yaa dan boleh banget ceritaku di vomments dan dipromosikan supaya aku bisa lebih semangat dalam menulis.

cerita ini udah mau kelar AAAAAAAAKKKKKK.

jangan lupa vote dan comments. yang suka baca offline, bisa nyalakan dulu kuotanya trs vote dan matikan lg.

terima kasih banyak dan selamat membaca!! <33

.


.


.

Jakarta, Indonesia
July 31th, 2026

Saat Giandra menyelesaikan tulisannya, Nicholas akan meminta Giandra untuk mencetak lembaran tersebut dalam bentu fisik dan bulak balik. Meskipun sekarang teknologi sudah semakin berkembang untuk mempermudah pekerjaannya, namun Nicholas terbiasa untuk melakukan kegiatan menyunting naskahnya Giandra secara manual. Memang cara ia membaca tak secepat adiknya, namun Nicholas menyiapkan pensil, penghapus, pena biru, dan sticky notes untuk menyelipkan catatan pada naskah tersebut. Jika sudah selesai, ia akan berdiskusi dengan Giandra sembari menemaninya melakukan proses penyuntingan.

Ayahnya, Remus, mungkin belum tahu bahwa Nicholas kerap menggunakan ruang kerja lantai bawah untuk menyunting naskah milik Giandra. Lelaki muda itu akan duduk di meja bundar yang berada di tengah ruangan dan menyalakan pendingin ruangan. Selain lukisan awan kesukaan ayah yang dinilai terlihat kelam baginya, Nicholas juga melihat beberapa foto hitam putih yang terbingkai dari figura lama dengan kaca. Matanya melihat beberapa foto dan ia selalu mengenali beberapa wajah familiar.

Salah satunya adalah foto ayahnya dengan ayahnya Giandra, Hiram, saat mereka masih bersekolah di Oxford. Nicholas ingat bahwa ayahnya menceritakan kalau Hiram menyuruh ayahnya berkencan dengan bunda—wanita Inggris yang pertama kali Remus temui di perpustakaan dan memandanginya dengan iris hijau kebiruan yang begitu cantik. Bahkan alasan Hiram pada awalnya adalah agar anak-anak Remus memiliki sepasang mata yang indah (yang kemudian dipikir oleh Remus sebagai alasan yang konyol, tetapi Hiram benar).

Pada akhirnya, anak yang memiliki mata bunda secara keseluruhan ialah Nicholas. Sura juga, namun perempuan itu hanya memiliki warnanya saja dan bentuknya mengikuti mata ayah. Sementara Hanneli mendapatkan mata cokelat hazel milik ayah dengan bentuk mata seperti bunda.

Iris hijau kebiruan milik Nicholas tampak memandangi sebuah sticky notes berwarna biru muda yang tertempel pada bagian depan naskah. Ia mengenali tulisan tangan kursif latin dengan tinta hitam. Tulisan tangan Giandra.

Promise me that we will do akad nikah after we finish this. I love you, NW.
Liebe, GS.

Catatan dari Giandra membuat mata lelaki itu berkaca-kaca. Ia tersenyum dengan sendirinya."I promise."

Biasanya, Nicholas akan mengecek bagian Acknowledgements terlebih dahulu. Ia ingin melihat siapa saja yang Giandra tulis dan sebutkan dalam ceritanya.

Acknowledgments
This book was a promise for me when I got proposed by someone I adored since childhood. When he decided to propose to me in his unique-sweet-memorable way, I decided to write a love story to share my experience faced my first love and his way to get me to marry him.

Nicholas tampak membaca dan melihat beberapa nama familiar. Dad dan mom-nya Giandra sudah pasti ada karena merekalah yang menumbuhkan kebiasaan membaca dan menulis pada Giandra. Bahkan, seperti biasa, Giandra menyebutkan nama salah satu penulis tersohor Internasional yang ia kenal dekat (dan Nicholas belum pernah melihatnya), Julian Ramadhan, yang ternyata membantu Giandra juga. Pada lembar belakang, Nicholas langsung melihat bagian paling bawah. Bagian yang ada namanya.

And the last, I want to thank my longtime editor AND my husband, Nicholas Wiradikarta. His views and experiences as someone who grew up overseas and moved to his motherland (and gave his chance to get UK citizenship) are giving me another knowledge when I write my characters and the book. It's another work I did with Nicky as editor, but it's the first work I did with Nicky as my husband. He gave comments and affirmations, to encourage me to finish my first romance in the middle of our date for planning our wedding. Even I tried to fact-check everything after his return from a business trip. Thank you so much for keeping my work and me safe, Nicky.

Lelaki itu tampak terdiam setelah membaca bagian akhir dari acknowledgments tersebut. Kedua matanya yang tadi berkaca-kaca, sekarang malah menangis begitu saja. Ia membiarkan air mata itu membasahi pipi dan jatuh ke sweater yang ia kenakan. Nicholas berusaha untuk tersenyum dengan menaikkan sudut bibirnya dan disusul oleh suara gelak tawa khasnya. Hanya saja, kali ini ia melakukannya sembari menangis terharu.

Ia melihat bahwa Giandra begitu mencintainya dan benar-benar melibatkan dirinya dalam setiap karya yang ditulis oleh wanita muda itu. Acknowledgments yang ditulis oleh Giandra benar-benar terlihat seperti surat cinta dari Giandra untuk Nicholas.

"I love you so much, Giandra," ucap lelaki itu sembari mengusap air mata dengan ujung lengan dari sweater dan ia langsung membaca naskah tersebut dari depan.

Aku akan menunggumu sembari menjaga naskahmu—seperti yang biasanya aku lakukan sejak awal. Sembari kamu dioperasi dan memulihkan diri, aku akan membantumu menyusun cinta yang kamu sampaikan dari tulisanmu. Nicholas membatin dan ia mulai mengerjakan pekerjaan kesukaannya itu.

.





.





.

Setelah beberapa jam duduk di bangku dan sesekali bangun untuk minum air putih, ponselnya pun memperlihatkan notifikasi dari sahabat karibnya, Andrew. Karena notifikasi itu, ia jadi memeriksa notifikasi lainnya dan Nicholas belum mendapatkan kabar apapun.

Dengan cepat, Nicholas membuka ponselnya untuk melihat notifikasi pesan WhatsApp yang dikirimkan oleh Andrew dan melihat gebrakan lainnya.

Andrew Karel:
Nicky hiiii!
Besok malam kamu kosong?

Nicholas Wiradikarta:
Hiii Andrew!
Yup, besok malam aku kosong.

Andrew Karel:
Bagaimana kalau besok kita pergi makan?
Mungkin shabu-shabu di PIM atau GI.
Aku yang traktir.

Nicholas Wiradikarta:
Tumben?
Ada apa, Andrew?

Andrew Karel:
Enggak apa-apa.

Nicholas Wiradikarta:
Enggak salah???
Biasanya kalau Max Verstappen berhasil naik podium juga pasti kamu kirimin aku kopi sehari setelahnya.
Ada apa?

Andrew Karel:
Enggak apa-apa, Nicky.
Beneran.

Nicholas Wiradikarta:
Kamu mau traktir aku pakai uang haram, ya?
Ngaku kamu habis dapat job dimana?

Andrew Karel:
EH ASTAGHFIRULLAH ENGGAK.
ENGGAK ADA UANG HARAM.

Nicholas Wiradikarta:
MUKA-MUKAMU ITU KAYAK PENJUDI.

Andrew Karel:
ASTAGHFIRULLAH BISA JAGA KETIKANNYA, ENGGAK?
Tapi emang aku ikut taruhan, sih ....
Cuman kalah.

Nicholas Wiradikarta:
Udah tahu langganan kalah, tapi masih aja ikutan.

Andrew Karel:
Biar rame aja, sih.
WKWKWKWKWK.

Nicholas Wiradikarta:
Memangnya kamu ikut taruhan apa?

Andrew Karel:
Judi F1.
Aku pegang Leclerc.
Yang P1 malah Russell.
Kocak.

Nicholas Wiradikarta:
Memang <3
Sudah sering kalah, masih saja tidak mengerti.

Andrew Karel:
Yasudah iya ... aku memang sering kalah taruhan.
Jadi ayo enggak makan-makan?
Ini uang halal kok karena reimburse-an aku cair.

Nicholas Wiradikarta:
Alhamdulillah boleh, deh.
Ini dalam rangka apa?

Andrew Karel:
Giliran uang reimburse-an aku aja kamu mau.
Ulang tahun, sih.

Nicholas Wiradikarta:
'Kan masih minggu depan lagi?
Kenapa buru-buru?

Andrew Karel:
Tanggal segitu aku di Bali.
WFA.

Nicholas Wiradikarta:
Asik WFA di Bali.

Andrew Karel:
Kamu juga asik, lah, wong bisa business travel ke luar negeri.

Nicholas Wiradikarta:
Enggak usah iri gitu, ya.
Ini perginya berdua?

Andrew Karel:
Bertiga.
Aku, kamu, dan kekasih mungilku.

Nicholas Wiradikarta:
Kamu menjadikan aku sebagai third wheel?
Kapan dia sampai di Jakarta?

Andrew Karel:
Malam ini.
Kamu jangan ke rumahku dulu, ya. Aku mau pacaran sama dia.
Jadi tolong kalau kamu mau nonton F1 atau apapun itu, kamu bisa nonton sendiri dari rumahmu itu.

Nicholas Wiradikarta:
????????

TBC

Published on November 24, 2024

nas's notes: aku sakit kepala saat menulis. terima kasih sudah berkunjung dan memberikan banyak cinta untukku <3

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top