52. Information Received

nas's notes: akhirnya aku update lagi setelah struggling melawan orang jahat. fyi, aku drop announcement kalau aku enggak update krn kena tipu wkwkwk tapi udah lapor bank sama polisi. Insya Allah ada jalan keluar, tapi kalaupun penipu itu masih berulah sama korban lainnya, pasti penipu itu akan mendapatkan karma.

anyway, thank you untuk 90k views. jangan lupa yaa kalau kalian suka cerita ini boleh banget di vomments dan dipromosikan. kalau kalian suka baca offline, bisa dinyalakan dulu kuotanya terus vote dan matikan lagi. sumpah wkwkwk aku sering banget remind ini dan ngetik secara ga sadar. tandanya apa? yes jangan lupa vomments. apalagi yang suka loncat-loncat itu. astaghfirullahhhh kalian ... vote lagi, gak?!?!? T^T

buat sender mfs ini, kalau kamu baca, aku hanya mau bilang terima kasih. terima kasih banyak karena sudah drop ceritaku di mfs kamu. semoga sendernya sehat dan dibahagiakan selalu. aaaminnn <33

terus juga aku ada pertanyaan. kalian setuju gak kalau sebelum cerita ini end, aku drop beberapa bonus di part-part tertentu? terutama untuk part-part yang sepi :")

terima kasih banyak sudah mampir dan selamat membacaaaa!

.





.





.

Nicholas Wiradikarta:
Sepertinya Bu Ira akan membiarkan aku untuk lanjut S3, namun ia menyarankan untuk tidak daftar LPDP atau apapun sekarang.

Remus Wiradikarta:
Bagaimana kamu tahu?

Nicholas Wiradikarta:
Baru saja ia mengatakannya.
Dia memberi izin, tapi dia khawatir.

Remus Wiradikarta:
Jujur saja, Ira benar, memang lebih baik nanti.
Boleh saja ambil S3, Ayah juga selalu support kakak untuk lanjut kuliah.
Tahun ini, 'kan, prioritasmu ingin menikah.
Kalau kamu masih mau S3 di tahun ini, silahkan, tapi pernikahanmu sama Giandra akan undur lebih jauh lagi. Paling dekat tahun depan.
Sementara tahun depan atau dua tiga tahun lagi kemungkinan Sura akan menikah.
Kakak sama Sura tidak bisa menikah di satu tahun yang sama. Giandra tidak bisa menunggu.
Kan Kakak sudah melamar Gi.
Meskipun kamu sudah S3, tapi secara pengalaman, kamu belum cakap. Masa kerjamu juga baru berapa tahun. Cuman kamu lebih cepat karena bosmu itu kerap kasih kamu banyak pekerjaan.

Nicholas Wiradikarta:
I know, ayah.
Dulu juga ayah memberikan aku banyak pekerjaan hingga aku pulang malam.

Remus Wiradikarta:
Memang Ayah sengaja karena Ayah tahu kamu bisa.
Tapi Kakak tidak mengeluh?

Nicholas Wiradikarta:
Sudah terbiasa sejak menjadi engineer dulu.
Jadi aku tidak mengeluh.
Menurut bunda gimana?

Remus Wiradikarta:
She is still upset with your decision to switch careers.
Jadi dia tidak mau berkomentar.

Nicholas Wiradikarta:
Masih????
Maksudku, aku lihat bunda sudah berdamai.

Remus Wiradikarta:
Terkadang bunda masih menyinggung soal itu. Walaupun ia juga melihatmu sudah menjalani pekerjaanmu di Kemlu dengan baik.
Sekarang bundamu sudah teralihkan karena Giandra yang akan menikah denganmu.

Nicholas Wiradikarta:
Ayah, are you serious?

Remus Wiradikarta:
I told you.

Nicholas Wiradikarta:
Apakah aku harus senang atau sedih karena bunda sudah teralihkan dari pembicaraan soal karierku itu.

Remus Wiradikarta:
Ah, baru saja bundamu menanggapi soal rencana S3-mu.
"Kamu pilih menikah atau tidak usah menikah."

Nicholas Wiradikarta:
Terdengar seperti bunda.

Remus Wiradikarta:
Tentu saja.
Ah, tambahan!
"Oxford atau tidak usah sama sekali."

Nicholas Wiradikarta:
That's too specific.
I was thinking of going to Harvard or Melbourne University.

Remus Wiradikarta:
The University of Melbourne? Ayah kira kakak tidak tertarik untuk ke Australia.

Nicholas Wiradikarta:
Sekarang aku tertarik.
But Ayah ....
I need to talk with Gi.

Remus Wiradikarta:
You should.
Just let her give her insight and opinion on your case.
Karena, nanti, kamu akan banyak meminta pendapat dan mendengarkannya dibandingkan aku atau bundamu.

Nicholas Wiradikarta:
Jadi benar kalau Giandra dan ayahnya itu bisa melihat atau membaca orang?

Remus Wiradikarta:
He thinks you're such a potential for a diplomatic job.
Terlepas dari itu, insight-nya Hiram selalu benar. Dia masih bisa mendengarkan orang lain sebelum menilai.
You can choose, but you should talk to Giandra.
Ayah berharap kakak bisa menunggu kesempatan yang lebih baik jika masih ingin lanjut S3.

Nicholas pun melirik ponselnya dengan bingung. Sembari mencerna pesan dari ayahnya, Ia berharap Giandra akan memberikannya pandangan soal studinya. Hari ini, lelaki itu terkejut karena ia diberikan restu dan support untuk melanjutkan pendidikan S3. Konsep awalnya adalah Nicholas akan mengambil izin belajar (karena memakai biaya sendiri), namun secara mengejutkan, Nicholas mendapatkan LoA dari salah satu universitas dan Nicholas terpikir untuk memproses beasiswa yang berbasis merit. Universitas yang memberikannya LoA itu bukanlah yang ia inginkan, namun ia pernah mempertimbangkan untuk masuk ke sana di masa lalu.

"Untuk saat ini, aku tidak setuju."

Nicholas mendenyitkan dahi dan memakan apel yang telah dipotong. Telingahnya tampak menangkap tanggapan yang terucap dari bibir wanita muda itu.

"Kotanya tidak menjanjikan. Of course, it's the United States, but it's not suitable for you. Better wait for Oxford, Harvard, or Melbourne." Giandra melanjutkan ucapannya.

"Jadi kamu tidak setuju?" tanya Nicholas yang mencoba untuk meyakinkan.

Giandra mengangguk kepalanya perlahan. Tangannya meraih telapak tangan Nicholas lalu mengusapnya dengan lembut. Ia mencoba untuk menatap iris hijau kebiruan milik lelaki yang duduk menatapnya. "Coba tanya orang tuamu. Mereka juga tidak setuju."

Ucapannya benar. Bahkan bunda akan melemparku dengan sepatu dari Prada jika tahu aku masuk ke universitas luar negeri yang tidak prestis. Lelaki itu membatin sembari memainkan bibirnya.

"Aku belum menceritakan apapun soal tanggapan orang tuaku."

"Memang belum." Giandra menanggapi sembari tertawa kecil. "Kalau kamu tetap mau lanjut S3 di universitas itu, well, tidak apa-apa, tapi kita tunda pernikahan itu. Mungkin sampai Sura menikah supaya ia bisa menjadi Maid of Honor-ku—"

Mendengar ucapan Giandra yang terdengar seperti sebuah ancaman, Nicholas langsung memberikan ekspresi wajah yang terlihat panik. "Jangaaaaan! TOLONG JANGAN!"

"Apa yang jangan?"

"Jangan tunda pernikahannya. Aku mau nikah sama kamu. Yang penting untuk saat ini ialah aku bisa nikah sama kamu," pinta Nicholas sembari menujukkan wajah sedikit melas, "aku mohon jangan tunda pernikahannya, Sayang. Tolong, aku hanya mau nikah sama kamu atau tidak sama sekali."

"Aku akan menikah denganmu, tapi Kakak harus dengarkan kata ayah bunda dan tahan. Tahan sampai Kakak dapat LoA dari Oxford." Giandra merespon sembari mengusap kepala Nicholas dengan perlahan. "Aku akan menemanimu."

"Now, you sound like bunda."  Nicholas merespon dengan lembut sembari menaikkan sudut bibirnya.

Wanita muda itu tersenyum dan kemudian menyandarkan kepalanya pada ujung bahu Nicholas. Lelaki itu langsung mengambil kepala Giandra dan mengecup pipi, kening, dan ujung kepalanya dengan perlahan.

"Tolong temani aku, ya, Gi?" Nicholas melanjutkan ucapannya dengan permintaannya untuk Giandra.

"Ya, aku akan menemanimu." Giandra menanggapi sembari mengambil wajah Nicholas dan mencium lembut pipi lelaki itu. "Dengan catatan, aku juga mengerjakan naskah dan bekerja. Entah kerja apa, tetapi aku penasaran."

Terasa seperti diingatkan oleh pekerjaan sampingannya, Nicholas pun menghela nafas dan memandangi Giandra. "Ngomong-ngomong naskah, aku masih menyunting naskah romansamu itu," ucap Nicholas, "maaf."

"Jangan minta maaf, Sayangku. Santai saja karena kamu bisa mengerjakannya saat aku pergi ke Jerman." Giandra pun membalas. Mata Giandra terlihat memandangi wajah Nicholas dan langsung mendekatinya. "Apakah malam ini aku bisa memintamu untuk menemaniku?"

"Bisa, tetapi aku tidak bisa berlama-lama. Aku harus pulang. Besok pagi aku harus ke Riyadh," gumam lelaki itu sembari tersenyum kecil.

"Business trip?"

Nicholas mengangguk kepalanya. "Yaaaa Sayangku. Aku janji aku akan pulang sebelum kamu dan Sura pergi ke Munich."

"Berangkat jam berapa?" Lagi-lagi Giandra bertanya.

"Jam tiga pagi," jawab Nicholas.

Giandra menoleh arloji yang ia kenakan. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan dan sepertinya Giandra sudah memikirkan cara untuk mengusir Nicholas dari rumahnya. "Kak Nicky pulang aja, ya."

"Loh, jadi aku diusir?" tanya Nicholas dengan raut wajah bingung.

"Lebih baik aku usir sebelum Kak Nicky kurang istirahat untuk perjalanan panjang."

Nicholas pun beranjak dan mulai merebahkan tubuhnya di tempat tidur Giandra. "Enggak apa-apa. Aku bisa tidur di sini bersamamu ... memelukmu ... and recharge my energy."

Iris cokelatnya mengamati Nicholas yang langsung merebahkan diri di tempat tidur dengan baju kerjanya, Giandra langsung menarik tubuh lelaki itu dengan paksa. "Kak, bajumu itu udah Kakak pakai seharian buat kerja. Nanti tempat tidurku kotor."

"Aku tadi ganti baju, kok, sebelum ke sini." Lelaki itu menanggapi dan tersenyum jahil. "Apa aku buka baju saja?"

Giandra mulai menahan jemari Nicholas saat lelaki itu mencoba untuk membuka kancing kemejanya. "KAAAAAAKKKKKKK! JANGAN YA. MBA YAYA BARU GANTI SPREINYAAAAAA!"

Telinga Nicholas menangkap suara Giandra yang tampak mengeluh dengan suara tinggi. Ia merasakan bahwa Giandra mengguncang-guncang lengannya dengan paksa. "Tapi adikku sering menginap juga, 'kan, di sini? Pasti dia tidak mengganti baju."

Wanita muda itu tampak tak setuju dan hanya menggelengkan kepalanya. "Sura, 'kan, menaruh bajunya di sini—bahkan sabun cuci muka dan sikat giginya."

Lelaki itu tak bisa berkata-kata lagi. Ia tahu bahwa adiknya selalu menginap di rumah Giandra dan meninggalkan barang-barangnya di sini. Sura benar-benar terlalu santai.

"Tetap saja aku mau istirahat di sini," gumam lelaki itu sembari melihat Giandra.

"Yakin? Bagaimana dengan barang-barangmu?" tanya Giandra yang tampak tak yakin. "Kamu tidak mungkin menyuruh Sura mempersiapkan baju-bajumu dari rumah."

Mereka berdua pun terdiam. Giandra langsung mengambil ponselnya yang ia tinggal di meja. Ternyata, ia memiliki beberapa notifikasi yang harus ia jawab sesegera mungkin. Akan tetapi, Giandra mendapatkan notifikasi dari nomor yang familiar dan pernah menghubunginya tempo hari.

+6212XXXXXXX:
Halo Kak Giandra. Mohon maaf aku menganggu waktunya. Lagi-lagi aku harus menghubungimu karena aku ingin membocorkan apa yang terjadi dengan Nicholas dan ini ada hubungannya dengan Pak Raka.

Benar bahwa Pak Raka meminta Bu Ira untuk 'menyingkirkan' Nicholas dengan cara membujuk Nicholas untuk melanjutkan S3 atau mengirim Nicholas untuk penempatan di luar negeri. Aku dapat membuktikannya dengan rekaman korespondensi dari rekanku di Kemlu. Beruntungnya, Bu Ira menahannya karena beliau sendiri begitu bergantung dengan keberadaan dan power dari Nicholas. Berarti rencana Pak Raka tidak berhasil.

Sekarang aku takut. Pak Raka tahu bahwa ia gagal menyetir Bu Ira dan aku memegang banyak bukti soal Pak Raka. Untuk saat ini ia belum tahu, namun aku khawatir dia mengancam untuk 'menyingkirkanku'. Bisakah aku mengirimkan semua yang berhubungan dengan Raka ke email-mu, Kak?

Terima kasih banyak Kak Giandra dan semoga kakak selalu berada dalam lindungan Tuhan.

Giandra Euphrasia:
Hiiii!
Terima kasih banyak dan tentu saja boleh.
Tolong kirimkan ke email-ku giandras(at)gmail.com
dan cc ke hamdihassan(at)hp.com dan aqsadidris(at)hp.com
Mereka bisa dipercaya.
Tolong sertakan kontakmu juga supaya temanku bisa menghubungimu.

Sebenarnya Giandra cukup terkejut saat menerima pesan tersebut dan yang ada dipikirannya hanyalah Hamdi dan Aqsad. Mereka berdua adalah pengacara yang dapat dipercaya dan bekerja secara professional. Kemudian Giandra langsung mencari kontak Aqsad dan menghubunginya lewat pesan WhatsApp.

Giandra Euphrasia:
Sad, nanti ada yang kirim surel. Tolong di-proses.

Aqsad Idris:
EH BENTAR AKU BARU MENERIMANYA.
APA-APAAN????
RAKA PURNOMO??????

Giandra Euphrasia:
Bos kamu udah lama mengincar Raka karena Raka pernah mengejar dia gara-gara mengekspos hubungan Raka sama colonizer collague-nya itu.

Aqsad Idris:
EH INI GILA.
GILA.
Hamdi langsung telepon aku dan dia mau jalanin ini. Pro bono.
DAMN THANK YOU.
information received.

Giandra Euphrasia:
Alright. She is in the right hands.
I trust you and Hamdi so that I can do my surgery in Germany.

Aqsad Idris:
WOMAN.
WHAT SURGERT
SURGEY
SURGERY????

TBC

Published on November 17, 2024

nas's notes: guys maaf bgt aku slow update huhu :(

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top