26. In Seventh Heaven
nas's notes: hi lagiii! karena aku sudah post banyak, boleh minta tolong untuk votenya? aku mengejar 30 votes untuk masing-masing part yang baru aku post hari ini. terus juga kalau kalian tim baca offline, boleh minta tolong untuk nyalakan dulu kuotanya dan vote terus matikan lagi. boleh juga feedback jika dirasa cerita ini menarik.
tbh, aku suka ingat-ingat uname siapa aja yang sering vote dan komen. apalagi kalau paling semangat menggoreng pejabat kelasan raka ... aku suka sekali :D
terima kasih dan selamat membaca!
(aku menulis sambil menahan pusing, untung bisa set waktu publish)
CONFESS OR DIE
by Andrew Karel Kusuma
PAKAR ASMARA MAHA DAHSYAT
1. Yang Terkasih, Nicholas Wiradikarta. Maaf aku harus mengingatkan ini, namun kalian berdua adalah orang yang menikmati waktu bersama dan secara berkualitas sembari berafirmasi dengan kata-kata. Tak peduli tempatnya di mana, yang terpenting adalah kamu bisa memanfaatkan momentum tersebut.
*Pemilihan tempat dan suasana juga diperhatikan—ada beberapa orang yang masih mengingat kenangan masa lalunya hanya melihat tempat. Siapa tahu kalian bisa bernostalgia dengan lucunya.
Pada akhirnya, Nicholas dan Giandra pun memutuskan untuk pergi menuju salah satu kedai kopi di kawasan Gandaria dan berencana untuk duduk bersama sekitar sejam dua jam.
Dulu, saat Giandra masih magang bersama Sura di Cobalt Blue, mereka kerap melakukan Work From Cafe dari kedai tersebut. Kedai kopinya juga bukan tempat yang mewah dengan aneka makanan dan minuman yang beragam pilihan, namun kedai tersebut memiliki tempat yang nyaman untuk belama-lamaan dengan laptop, port charging di setiap meja, dan hidangan yang enak.
Sedangkan Nicholas, ia lebih suka untuk membeli kopinya di salah satu kedai kopi yang berlokasi di SCBD. Sebelum ke sini, ia bertanya pada adiknya dan Sura mengatakan bahwa Giandra selalu senang saat pergi ke kedai kopi yang berada di Gandaria itu.
"Kok kita ke sini?" Giandra berujar begitu Nicholas menghentikan mesin mobil sedan berwarna hitam dan mata Giandra langsung melihat kedai yang tak begitu ramai.
"Aku tahu kamu sudah lama tidak ke sini," ujar Nicholas sembari mengambil dompetnya, "yuk, Gi!"
"Ayo!" sontak wanita muda itu yang tampak antusias dan langsung keluar dari mobil tersebut.
2. Lihat dan dengar secara sekilas apa yang kalian rasakan dan temukan di tempat tersebut. Jika tempat tersebut memiliki playlist yang bagus, patut bersyukur, jika tidak, kamu bisa bekerja lebih ekstra untuk request lagu yang nyaman agar ia juga masih fokus mendengarkanmu menyatakan perasaan.
Akan terasa menyenangkan jika kalian berinisiatif untuk mengambil gambar.
Setelah selesai memesan dua gelas es kopi dengan satu potong kue cokelat, iris Nicholas pun menangkap penampakan sebuah bilik foto yang berada di kedai kopi itu. Giandra pun juga tersadar saat ia memasuki kedai dan memandangi beberapa kaki yang berada di bawah bilik foto tersebut.
"Aku baru tahu mereka baru menambahkan photobox di kedai ini." Giandra bergumam saat melihat pasangan yang baru saja keluar dari bilik foto kekinian itu. "Aku belum sempat mampir setelah mereka selesai renovasi."
Keberadaan photobox yang baru saja ia lihat pun berhasil membuat Nicholas memiliki ide cemerlang. "Giandra, kamu mau foto sama aku, enggak? Tapi di photobox."
"Boleh!"
Sembari menunggu, mereka berdua pun langsung bergegas menuju bilik foto. Setelah memproses pembayaran melalui mobile banking, Nicholas menyenderkan ponselnya pada salah satu senderan. Giandra sendiri tampak fokus melakukan kegiatan kesukaannya: memilih desain frame yang akan dicetak pada strip foto mereka.
Setelah beberapa kali jepretan dengan pose foto yang itu-itu saja, Giandra pun menerima hasil fotonya yang tercetak secara otomatis dari mesin bilik foto. Nicholas hanya melihat hasilnya dari belakang dan ia langsung menarik tangan Giandra.
3. Know your worth. Jika kamu masih ragu, aku ingatkan lagi. Sayangku, Nicky, kamu adalah anak laki-laki satu-satunya dari keluarga diplomat ulung. Meskipun stereotype anak kedua adalah ada dan tiada, namun kamu tetap anak laki-laki. Sayangnya, orang tuamu bukanlah orang tua tradisional Jawa yang akan mengagung-agungkan kamu bak putra makhota—hingga ayahmu mencarikan pekerjaan untuk kamu (bahkan kamu masuk Kemlu sebenarnya juga menentang ayahmu, yang saat itu menjadi Menlu). Jadi kamu deserve untuk mencintai dan dicintai oleh anak tunggal.
"Giandra, aku boleh ngomong sesuatu?"
Nicholas bertanya sembari memegang tangan Giandra. Giandra menaruh strip foto tersebut pada tas yang ia kenakan.
"Iya, Kak Nicky?" Giandra berbalik bertanya dan iris cokelatnya mengamati bahwa lelaki itu memiliki sesuatu untuk disampaikan.
"Aku deg-degan," ujar lelaki itu dengan nada pelan.
Jantung lelaki itu tampak berdebar. Ia memandang iris Giandra yang tampak bersinar dan bibir Nicholas tak melanjutkan ucapannya. Mereka hanya saling memandang satu sama lain dengan dalam, namun Giandra langsung menggenggam balik tangan lelaki tersebut.
Kak Nicky benar-benar ingin menyampaikan sesuatu yang penting—untuk kami berdua. Tidak apa-apa, aku akan menunggunya. Giandra membatin dan kemudian salah satu tangannya langsung mengusap helaian rambut cokelat milik Nicholas.
"Enggak apa-apa, Kakak. Kenapaaa?"
Dalam satu tarikan nafas dan beberapa detik memenjamkan matanya, Nicholas langsung menaikkan pipinya dan tersenyum pada wanita muda yang sudah ia perhatikan selama ini.
"Ini pertama kalinya aku confess ke wanita yang aku suka," ucap Nicholas dengan nada yang terdengar lugas.
Begitu mendengar ucapan Nicholas, Giandra pun tak dapat menahan senyuman dan raut wajah kemerahan yang membuat wanita itu semakin antusias untuk mendengarkan pengakuan—yang bahkan sudah ia nantikan dari mulut lelaki yang ia sukai. Bahkan Giandra memilih untuk menahan dirinya dari menyela ucapan Nicholas dibandingkan mematahkan keberanian lelaki muda itu.
"It's the first time, in my life, to confess my feelings to someone I've looked for years. I want you to know that I've been madly in love with you since a long time ago after I realized I have an eye on you—to adore and protect the woman I love."
4. Forget the whole dating plan, propose your other half to be your wife!
*Hanya bisa dilakukan oleh orang yang berjiwa nekat dan tahan malu, hanya saja yang diminta merasa tidak diberikan nafas.
Giandra tak dapat menahan dirinya dari memancarkan mata berbinar dan memandang Nicholas dengan perasaan penuh kebahagiaan. Akhirnya, setelah penantian panjang, Giandra mendengarkan sebuah pengakuan cinta dari lelaki yang selama ini menemaninya di masa-masa terendah dan mengapresiasi kehadirannya.
"From the bottom of my heart, Giandra, Finally, I asked you to marry me."
Jantung wanita itu tak dapat menahan diri dari perasaan bahagia yang bercampur dengan kemenangan. Nicholas pun merogoh kantung celananya untuk mengambil cincin yang ia pikir sudah siap.
"Where's the ring?" Nicholas mengatakannya dengan spontan. Lagi-lagi, ia berusaha untuk merogoh kantung celananya untuk menemukan cincin yang ia cari. Sayangnya ia tidak menemukan apapun. "The ring ...."
Menyadari bahwa raut wajah Nicholas berubah menjadi lebih panik, wanita itu tampak ingin menanyakan apa yang terjadi, namun ia tak ingin membuat lelaki itu merasa malu dengan kecerobohannya yang tidak disengaja. Mata lelaki itu tampak sudah berkaca-kaca dan, sekarang, ia menahan dirinya sendiri dari perasaaan malu.
"Giandra, I'm so sorry. I already prepared you with the prettiest ring to propose to you since my London trip and, accidentally, I didn't bring the ring with me—I think it fell in my car, my bedroom, or ...."
"Kak Nicky, It's okay." Giandra memotong ucapan Nicholas. Wanita itu berusaha untuk menyampaikannya dengan lembut dan jemarinya meraih pipi lelaki itu untuk mengusapnya. "I appreciate your effort and I already noticed the peonies you gave me at my birthday. So ... yes, please."
Giandra mengingat bunga peoni di buket bunganya! Ya Allah, terima kasih Shadira—ia benar-benar berusaha untuk mencari bunga itu di seluruh Jakarta. Yang terutama ialah aku bahagia sekali mendengar respon dari Giandra. Oke, aku tidak akan masalah jika harus melakukan lamaran beberapa kali ... aku benar-benar tak bisa mengendalikan diriku. Nicholas membatin dan Giandra langsung mengenggam jemari lelaki itu.
"I promise, I'll do better for the next proposal, Fianceé."
Mendengarnya, Giandra hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum senang. Ekspresi itulah yang tidak akan dilupakan oleh Nicholas untuk hari ini. Kini giliran Giandra yang membuat jantung Nicholas berdebar lebih kencang dengan berjinjit sedikit dan mengecup pipi kemerahan lelaki muda itu."You did great and I'm really looking forward to see your other surprises. Thank you so much, Fiancé. Ayo kita foto lagi!"
Confession & Proposal of Nicholas W. & Giandra S.
TBC
Published on August 27th, 2024
nas's notes: komen ya guiz. vote juga jangan lupaaaa. aaakkk aku mengebut, jadi semoga kalian suka dan feel free untuk promosiin cerita ini ke base atau moots kalian :"D
ini yaaah bonusan dan bonusannya ngelanjut dari part sebelumnya!! (iya baru kali ini ada bonusan yang bersambung)
.
.
.
Nayantara Sura:
Biiii, aku baru bangun HAHAHAHA.
Sebentaaaar.
Fabian Hafiyyan:
Sudah aku duga.
AYOOOOOO LANJUTIN!
Nayantara Sura:
Giandra: keluarganya terpandang. Paternal grandfather-nya dokter yang dihormati dan maternal grandparents-nya ada turunan ningrat. Pamannya presiden sekarang yang juga ayahnya Rayan. Orphaned, tapi dia mewarisi keseluruhan harta orang tuanya (dan kakek neneknya)
Adipati Jawa: lulusan FT UI dan menjadi adipati di usia muda. Tampan, berwibawa, dan banyak pengagumnya. Dia menaruh ketertarikan besar pada Giandra, namun kakeknya Gi enggak setuju kalau Giandra sama Adipati Jawa ini.
Pengacara kondang: lulusan FH UI dan lanjut studi di US. Sekarang kerja di firma hukum yang dibangun ayahnya. Ayahnya juga menko dan ibunya petinggi Admiral Blue. Beliau ini teman dekat Giandra karena keluarganya Giandra sama pengacara ini dekat. Kakeknya Gi juga enggak setuju karena pekerjaannya
Diplomat switch career: lulusan ITB yang ambil double degree dan lanjut kuliah di luar negeri dengan jurusan berbeda. Giandra sama cowok ini dekat karena dia bantu giandra dalam menyunting naskahnya. Sampai sekarang, entah dia udah confess atau belum, namun yang kulihat ialah kukira dia jatuh cinta sama karyanya, ternyata malah jatuh cinta sama penulisnya
Fabian Hafiyyan:
Hmmmmm.
Emang paling memungkinkan Giandra sama diplomat itu, sih. Cuman belum tahu kakeknya Gi react gimana—karena yang kamu bilang, Giandra ini orphan, jadi dia musti liat kakeknya kasih lampu hijau atau enggak.
Sementara dua sisanya udah enggak memungkinkan, walaupun kamu sebal juga Giandra nolak mereka karena diplomat itu. cuman alasan penolakannya masih bisa diterimaa.
Jadi Kak Nicky udah ngabarin apa belum?
Nayantara Sura:
Ngabarin apaaa?
Fabian Hafiyyan:
Tanggal pernikahan.
Nayantara Sura:
Confess aja belum, Biiiii. Aku belum dapat update.
To be honest, wanita yang aku inginkan untuk menjadi kakak iparku itu ialah Giandra.
Fabian Hafiyyan:
Memangnya kenapa?
Nayantara Sura:
Aku lebih bisa percaya Giandra untuk bersama kakakku dan menerimanya.
Fabian Hafiyyan:
Aaa baguslah!
Bagaimana tanggapan ayah bundamu?
Nayantara Sura:
They love her!
My parents are fond of her.
Karena ayahku dan ayahnya Gi sudah lama kenal dan orang tuaku udah kenal dekat sama Giandra.
Fabian Hafiyyan:
Syukurlah.
Nah, akan lebih bagus kalau mereka berdua langsung menikah saja.
Nayantara Sura:
Heh, kalau kasih saran jangan ngasal.
Fabian Hafiyyan:
Tinggal Kak Nicky aja, nih.
Udaaaaah.
Nayantara Sura:
'Kan mulai.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top