CHAPTER 040
Kuakui adegan tembak-menembak tidak sehebat dan semenakjubkan di film action. Kata-kata romantis pun bahkan tak lagi terpikirkan, sehingga jika kalian menonton laga aksi lalu terdapat adegan ciuman di sana maka, sungguh! Hanya orang sinting yang melakukan hal tersebut.
Aku tidak tahu bagaimana semuanya bermula. Katakan saja bahwa adegannya bergerak terlalu cepat, seperti kecepatan cahaya. Di mana ketika Harding membuka pintu sembari menyimpan pistol di tangan kanannya, tiba-tiba saja indra pendengaranku menangkap suara super bising hasil senjata api.
Tembakannya terdengar selalu tidak tepat sasaran karena hanya terdengar pecahan kaca, serta vas bunga atau patung-patung keramik di aprtemen Harding, tanpa sedikit pun memiliki erangan manusia. Aku yang bersembunyi di balik mini bar dengan sebilah pisau daging di tangan pun, tak kuasa melakukan apa-apa selain duduk berjongkok ditemani tubuh yang gemetar.
Aku meneguk saliva kuat-kuat yang terasa ini adalah pekerjaan paling sulit di dunia. Kedua tanganku memegang pisau daging sebegitu eratnya ketika seseorang terasa sedang menabrak mini bar dan di waktu itu serius, mustahil rasanya jika tidak terkejut.
... apalagi jika yang hadir di depanmu adalah mayat bersimbah darah.
Well, aku meyakini bahwa lelaki penuh darah itu telah menjadi mayat. Namun, kehadiran mayat bukanlah hal baik bagiku karena di detik itu juga aku malah berteriak nyaring dan berlari untuk bersembunyi.
Kuakui, itu adalah reaksi alamiah paling merugikan sebab tanpa pandang situasi aku justru berlari ke tengah-tengah adu tembak, membuat seseorang menarik pergelangan tanganku dan menutup mulutku kuat-kuat.
Bahkan saking kuatnya, aku nyaris kehabisan napas.
"Finally I find you," bisiknya tepat di telingaku. Aroma alkohol pun mengudara hingga menyentuh indra penciuman. "Aku sungguh tidak tahu bahwa itu kau, Barbara. Tapi ... pasar pasti akan tetap menyukai gadis sepertimu."
"Le-lepaskan!" Aku berusaha menarik tangan Jared yang menutupi mulutku, sekuat tenaga membebaskan diri darinya. Namun, tak kuasa karena perbedaan level kekuatan. "You ... damned," makiku.
Jared menyeringai, menatap ke sekeliling kemudian memberikan tembakan acak. Aku bersyukur Jared melakukan hal tersebut. Dan menjadi tidak bersyukur saat Harding melihatnya, tetapi ....
"Harding!!" Hanya itu yang bisa keluar dari bibirku, memanggil nama Harding berulang kali pada tubuh yang dibasahi oleh rembesan darah. "Lep-paskan aku, kau bia ... aakh!" Sebuah tamparan keras menerpa wajahku, memberikan sensasi panas dan oleng seketika.
Pandanganku bergoyang karena Jared memukulku tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali menggunakan pistolnya. Rembesan cairan asin dan kental bisa kurasakan di beberapa bagian wajah dan ketika kesadaranku hanya separuh. Bahkan membawa diri pun tak sanggup, Jared mengangkat tubuhku melalui punggungnya, melompati jendela, lalu seketika aku merasa telah terbang ke suatu tempat.
Demi Tuhan! Ini adalah mimpi buruk bagiku.
Kuharap aku tidak menjadi korban perdagangan mereka atau tidak menjadi apa pun.
Dan Harding ....
Kuharap aku mati saja.
***
Maafkeun, diri ini enggak biasa nulis laga pake pov 1 jadi words-nya super duper pendek T_T
Hari ini aku akan usahakan up bab selanjutnya ya, karena kalau digabung rasanya gak pas aja gitu
Semoga bahagia selalu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top