Nikkia

Detak jantung Nikkia meningkat saat ia berbaring di ranjang Nicholas. Dia sudah menunggu sepuluh menit atau setidaknya dia merasa seperti itu. Matanya tertutup sapu tangan sutra dan tangannya terikat di balik punggungnya, aroma Nicholas yang menempel di tubuhnya masih membuatnya mabuk. Dia mulai merindukan sentuhan pria itu, mendambakan bibirnya yang berada di seluruh tubuhnya. Itu membuatnya sakit dan ia mulai ingin berteriak. Dan saat itulah dia mendengarnya, langkah kaki dan kemudian pintu yang terbuka dan tertutup.

"Merindukanku?" Suara itu, suara yang membuat perut Nikkia menegang penuh antisipasi. Dan Nikkia mulai berjuang untuk mengeluarkan suara dari mulutnya dan menggerakkan lidahnya yang kebas.

"Sial! Yeah!"

Satu sentuhan ringan berjalan di pipinya, lembut dan begitu pelan. Jari-jari yang panjang dan begitu ahli, Nikkia terlalu menginginkannya. Terlalu banyak.

"Kau sudah membuatku gila selama bertahun-tahun," ucap Nicholas. Suaranya serak, berhasrat.

Nikkia mulai merengek saat itu, terlalu membutuhkan dan ya Tuhan dia tidak pernah tahu kalau dia bisa menginginkan hal ini hingga sebanyak ini. "Nicholas kumohon!"

"Hmm, apa yang kau inginkan?" ucap Nicholas menggoda. Ibu jarinya membelai bibir bawah Nikkia.

"Aku ... aku tidak tahu. Hanya dirimu?" ucap Nikkia frustrasi. Dan dia tidak habis pikir telah membiarkan pria itu mengikatnya, tapi dia yakin Nicholas tidak akan menyakitinya.

"Menikah denganku kalau begitu," balas Nicholas dan Nik merasakan kasur di sebelahnya turun. Dia tahu Nicholas berada di sana, sangat dekat, dia bisa meraihnya jika tangannya tidak terikat di balik punggungnya. Tapi sial! Dia benar-benar merasa sangat terangsang saat ini, tidak berdaya dan membutuhkan.

"Kau bilang, kau akan melamarku dengan baik," balas Nik, dia masih belum menyerah.

"Aku akan. Aku hanya mau kepastian kalau aku akan mendapatkan jawaban ya darimu." Dan detik berikutnya Nikkia sudah merasakan bibir Nicholas di bibirnya lagi, bergerak dengan intensitas yang membuatnya mengerang. Nikkia membuka mulutnya, menjalankan lidahnya di sepanjang bibir Nicholas tapi Nicholas merobek ciuman itu. "Menikah denganku."

Nikkia mengerang, merasa kehilangan dan mungkin dia sudah berada di tepi kegilaan. "Persetan! Ya, aku akan menikah denganmu, Sialan!" bentak Nikkia. Dia menggeliat lagi, berusaha melepaskan ikatan tangannya.

Itu bukan omong kosong. Nikkia memang akan mengatakan ya pada akhirnya, karena saat dia melihat Nicholas dia tahu dia menginginkannya. Dia ingin menyerahkan dirinya dengan tidak masuk akal, ingin pria itu memilikinya dan yang terpenting dia ingin mempercayai Nicholas. Dan ketika pria itu menyentuhnya itu terasa sangat benar, dia tidak pernah yakin dengan cinta sebelumnya, mengingat terakhir kali dia pikir dia jatuh cinta ternyata dia ditipu habis-habisan oleh pria beristri. Dan berakhir dengan dipermalukan oleh istri pria itu di kampung halamannya sendiri, itu membuatnya kabur ke London. Tapi dia yakin dia jatuh cinta saat ini. Dia jatuh cinta pada Nic O'Neil. Pria yang mencuri ciuman pertamanya dan bersumpah akan menikahinya jika dia mempertahankan rambut birunya.

"Sial! Aku mencintaimu!" teriak Nic dan dia tertawa, kembali mencium Nikkia kali ini dengan lebih bersemangat.

"Kau harus gila untuk itu," ucap Nik saat Nicholas melepaskan bibirnya untuk menarik napas.

"Oh, aku memang gila dan aku akan membuatmu gila bersamaku," balas Nic. Dan ia melakukannya, ia membawa bibirnya untuk menangkup puting Nikkia, menghisapnya dan menggesekkan giginya dengan ringan.

Nikkia kembali mengerang, merasakan kebutuhan mendesak di dalam dirinya. Ia ingin Nicholas berada di dalam dirinya lagi. Bergerak dengan gerakkan yang dia tahu akan membuatnya hilang akal. Dia ingin mencapai puncak tapi di sisi lain ia tidak ingin ini berakhir. Ia ingin ini berlangsung selamanya, ia ingin mengingat setiap detailnya dan membakarnya di otak sehingga semua itu akan terpatri secara permanen di sana. Tapi saat akhirnya jari-jari Nicholas menemukan inti dirinya dan mengusapnya dengan gerakkan melingkar ia terangkat dan saat mulut Nicholas menggigit dan menghisap putingnya dengan keras dia jatuh, jatuh, dan jatuh dalam pelampiasan yang begitu murni. Dia terjebak dalam momen mesmerizing dan meneriakan nama Nicholas dalam keputusasaan yang penuh suka cita.

Dan ketika dia akhirnya kembali ke dalam dirinya dia mendengar gemerisik kertas foil yang dirobek dan kemudian Nicholas melepas sapu tangan yang menutupi matanya. Dan ia langsung bertemu dengan mata coklat hangat itu, mata yang memandangnya dengan penuh rasa hormat dan itu menjebaknya, membuatnya tidak dapat berpaling seolah pusat gravitasi dunianya telah bergeser menjadi dua buah bola mata indah itu. Menariknya ke arahnya, tidak dapat memutus koneksi itu.

Dan tanpa dapat dia cegah lagi, Nikkia mengatakan kata sakral itu untuk pertama kalinya, "Aku juga Mencintaimu, Nicholas."

Dan hanya itu yang mereka butuhkan untuk kembali meleburkan diri mereka. Kali ini Nikkia benar-benar ingin memiliki semuanya, setiap momen saat mereka bergerak dalam satu keselarasan. Dan saat bibir Nicholas kembali menyerang bibirnya ia menerimanya, ia memberikan semua yang ia miliki. Membiarkan mulut Nicholas menguasainya, lidah saling beradu, bibir saling menekan dan aroma yang memenuhinya membuatnya mabuk.

Dan saat bibir Nicholas membisikkan namanya seperti doa dan penuh penghargaan yang manis ia kembali hancur dan kembali meneriakkan nama pria yang dicintainya. Kemudian Nikkia merasakan beberapa dorongan lagi sebelum Nicholas berhenti dan merengkuhnya, tenggelam jauh di dalam dirinya dan memekikkan namanya saat pria itu hancur dalam ledakan euforia kenikmatannya sendiri. Menindihnya dan berguling ke samping hanya untuk mendekapnya makin erat.

"Aku sangat, sangat, sangat mencintaimu," ucap Nicholas dan ia menghujani Nikkia dengan ciuman di seluruh sisi wajahnya. Dan dalam hati ia membuat sumpah baru. Ia bersumpah kalau ia akan menjaga gadis itu dan tidak akan kehilangannya lagi.

"Kau harus meminta izin pada ibuku sebelum kita menikah," ucap Nik dan ia mulai merasakan pegal pada lengannya. "Dan kuharap kau melepas ikatan tanganku."

Nicholas menyeringai untuk itu. "Aku ingin membawamu lagi."

Nik terengah mendengarnya tapi ia tidak punya kesempatan untuk protes karena sedetik kemudian Nicholas kembali berguling ke atasnya dan seperti sebelumnya bibir mereka saling menyerang dan mereka yakin malam itu mereka benar-benar akan memiliki satu malam panas di London. Dan mereka berdua juga tahu kalau itu tidak akan menjadi satu-satunya malam panas mereka.

***

Hallo, lama banget update-nya padahal cuman satu chapter, maaf ya 🙏😂 oke ini beneran udah tamat dan kalian bisa beralih ke series berikutnya, tentu saja jika kalian minat hehe. Dan terima kasih untuk readers yang sudah menyempatkan untuk vote dan comment itu membuat aku jadi lebih bersemangat dan buat siders juga makasih, mungkin mereka hanya malu untuk muncul, aku tunggu di lapak Sam and Ben ya guys...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top