Nicholas

Nic baru saja meninggalkan kantornya dan belum genap satu mil dari sana, saat tiba-tiba ada seorang gadis dengan rambut berwarna biru yang terlalu mencolok di latar belakang salju putih yang menyelimuti kota London, muncul tepat di depan kap mobilnya. Nic jelas tidak siap dengan itu. Ia menginjak pedal remnya dan mengutuk atas kebodohan gadis itu. Mobilnya berhenti hanya beberapa senti dari tempat gadis itu berdiri. Ia mengutuk lagi dan keluar dari mobilnya. Berniat untuk mencaci maki gadis itu dan meneriakkan segala umpatan yang dia tahu tapi apa yang didapatinya membuatnya kehilangan kata-kata yang sudah dia siapkan.

Gadis itu berdiri di sana, diam, tidak bergerak sedikit pun. Tapi Nic jelas dapat melihat kalau gadis itu sedang menangis. Jadi alih-alih membentaknya Nic malah mendekatinya dan menyentuh bahunya. Sialanya lagi otak Nic mulai berfantasi tentang bagaimana rasa kulit itu jika bersentuhan langsung dengan kulitnya. Dan bagaimana rasa bibir merah muda itu jika dia melumatnya.

"Apa kau baik-baik saja?" Nic bertanya tapi gadis itu malah menangis dengan lebih keras. Itu jelas bukan tanggapan yang Nic harapkan. "Kumohon berhentilah menangis. Apakan aku perlu membawamu ke rumah sakit?"

Itu bukan pertanyaan yang ingin ditanyakan oleh Nic. Karena saat ini pertanyaan yang berputar di otaknya adalah bisakah dia mendapatkan gadis itu di ranjang.

Akhirnya gadis itu menolehkan kepalanya, mata abu-abunya basah dan melotot pada Nic lalu dia berteriak, "Kenapa kau tidak menabrakku?"

Nic hanya menelengkan kepalanya, melihat gadis itu seolah gadis itu sudah gila. Tapi dia cantik. Gila yang cantik.

"Maafkan aku Nona, tapi aku tidak berniat berurusan dengan polisi karena menabrak seorang gadis yang berniat bunuh diri," ucap Nic saat gadis itu tidak mengatakan apapun lagi.

"Apa sesulit itu untuk bunuh diri? Aku sudah mencoba terjun dari gedung setinggi lebih dari sembilan puluh meter, menenggelamkan diriku di laut, minum obat tidur dengan dosis tinggi, dan sekarang aku mencoba menabrakkan diriku pada Mustang Shelby yang seksi tapi itu masih belum berhasil. Tidak bisakah aku mendapatkan satu hal yang aku inginkan? Aku hanya ingin mati."

Nic mengangkat alianya. "Aku mungkin tidak bisa membantumu untuk bunuh diri, tapi aku bisa menawarkan sesuatu yang jauh lebih menarik dari mati."

"Aku tahu apa yang ada di pikiranmu!" gadis itu menggeram jengkel pada Nic. Tapi Nic sudah memutuskan untuk mengubah rencananya. Dia tidak lagi menginginkan coklat panas, novel Stephen King, dan sofa kulit hangatnya untuk menghabiskan malam. Mungkin dia masih menginginkan sofa kulit hangatnya hanya saja jika gadis ini terlentang di atasnya.

"Kita bisa membicarakan itu di tempat yang lebih hangat. Aku akan mentraktirmu makan dan well, aku bukan pria yang buruk," ucap Nic. Dia menunggu reaksi gadis itu. Yang sepertinya sangat enggan untuk menerima tawarannya.

Sementara gadis itu berpikir, mata Nic mulai mempelajari tubuh gadis yang berdiri di depannya. Dia memiliki tubuh yang menurut Nic biasa dia sebut over perfect. Dia tidak langsing seperti gadis-gadis yang menjadi model majalah pakaian dalam tapi dia memiliki bentuk tubuh bak gitar spanyol. Lekukan pinggul yang sempurna dan pantat yang yang tercetak di gaun mini dress ketat warna krem yang hampir menyerupai kulitnya. Tambahkan rambutnya yang berwarna biru elektrik itu membuatnya terkesan aneh tapi bukan dalam artian buruk. Menurut Nic itu membuatnya terlihat menawan dan misterius. Dan jangan lupakan kaki panjang rampingnya yang seksi. Apakah Nic sudah mengatakan tentang dadanya? Satu kata yang bisa menggambarkannya adalah menakjubkan.
Itu tidak terlalu besar tapi kencang dan penuh. Dan Nic cukup yakin tidak akan mudah bosan dengan itu.

"Katakan padaku!" ucapan gadis itu membuat Nic kembali dari lamunannya.

"Apa? Honey?" balas Nic. Gadis itu jelas tidak suka dipanggil seperti itu.

"Kau belum menikah, kan?" Nic tergelak begitu mendengar pertanyaan itu.

Seumur hidupnya Nic tidak pernah berpikir untuk menikah. Yah, mungkin pernah saat dia berusia lima belas tahun dan tergila-gila pada Nately. Omong-omong Nately adalah kakak kelasnya yang berada dua tahun di atasnya. Dia gadis terseksi menurut Nic, setidaknya sebelum Nic bertemu dengan gadis berambut biru ini.

"Aku pria lajang yang bebas," ucap Nic. Dia menyeringai dan mengangkat kedua tangannya untuk menunjukkan kalau tidak ada cincin yang melingkar di jarinya.

Akhirnya gadis itu memberikan senyum pertamanya sejak mereka bertemu. Dan Nic, akhirnya dapat melihat dua lesung pipit yang membuat senyum gadis itu menjadi senyum paling manis yang pernah dia lihat. "Oke! Kita bisa pergi makan malam."

***

Catatan :

Hallo jadi ini seri pertama dari The Hot Night Series. Omong-omong ini cuma shortstory jadi mungkin cuma terdiri dari empat atau enam bab. Terima kasih buat yang udah nyempetin baca dan kalau suka bisa klik tanda bintangnya biar aku lebih semangat lagi nulisnya. Wkwkwk.


Luv you


Arum Sulistyani

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top