29: Murder

Laut, Isolde 20XX

Perahu mereka terbalik di tengah luatan, beberapa kali mereka mencapai permukaan dan memegangi perahu, terbatuk-batuk karena air yang memasuki hidung dan kerongkongan. Tapi lagi-lagi ombak mengganas, menghantam mereka tanpa ampun. Mereka mulai kehabisan oksigen, dihantam berkali-kali oleh air laut. Membuat mereka tenggelam, masuk ke dasar laut. 

Samar dan tak jelas, cahaya hijau itu mendekati mereka, semakin dekat cahaya itu memanjang meliuk seperti sosok yang mereka lihat tempo hari, seekor naga hijau. Perlahan mereka bisa merasakan tiupan lembut yang menyapu tubuh, lantas mereka kembali bisa bernapas, tubuh mereka beradaptasi dalam dasar laut dan kembali mendapatkan kesadaran. "Kau ... naga ...?" 

Kini pandangan mereka semakin jelas, sang naga memiliki panjang hampir sepuluh meter, dengan sisik hijau yang mengkilat--- bersinar-sinar, di belakang punggungnya memiliki sirip kecil untuk membantu dia berenang dan empat kaki membentuk seperti cakar tajam. Dia meliuk kini membawa anak-anak di punggungnya membawa mereka ke tempat lain. 

Sang naga berenang, dia meliuk melewati dasar laut membuat mereka berpegangan pada sisik naga yang kasar. Hampir mengendap-endap melewati terumbu karang, tempat-tempat tersembunyi, tidak berenang secara bebas. Seolah bersembunyi dari sesuatu. Pertanyaan mereka pun masih belum terjawab, ada banyak hal yang perlu diketahui, tapi sang naga masih bungkam dan fokus membawa mereka pergi. 

Setelah setengah jam dalam kesunyian, akhirnya mereka sampai di salah satu gua dalam laut, di sepanjang sisinya terdapat bebatuan runcing yang menghiasi langit-langit gua, juga beberapa sisi gua di dataran rendah. Semakin dalam masuk, mereka menemukan salah satu jalur di dalam gua yang tertutupi oleh rumput laut, di sana terdapat emas-emas yang berserakan, permata-permata, harta karun bawah laut yang menyilaukan mata. 

Di sisi lain, terdapat cekungan besar, di sana ada beberapa spons tipis berwarna biru yang melapisi lantai dasar, mereka diturunkan di sana sedang sang naga sendiri duduk melingkar dengan tubuhnya yang meliuk, membentuk lingkaran dan duduk di atas lantai dasar. Mereka saling pandang satu sama lain sebelum Taher angkat suara. "Kenapa kau menolong kami?" 

"Karena aku membutuhkan bantuan kalian." Mereka saling pandang, bingung harus menanggapi apa. Mengapa naga ini meminta mereka menolongnya? Pertanyaan itu terpampang jelas di wajah mereka yang mengerut, kebingungan untuk menanggapi. Menyadari hal itu akhirnya naga mulai bercerita, "Sebenarnya kaumku adalah korban dari Ratu Duyung." Naga mulai mengisahkan pasal masa lalu kelam, alasannya membawa mereka sebagai satu-satunya harapan.

...

Kisah ini bermula ketika naga yang bernama Drako masih sangat kecil. Dahulu sekali, seratus tahun yang lalu ada sebuah perkampungan naga di dasar laut yang berada di Isolde, mereka memiliki lorong ataupun portal sendiri yang mengarah pada perkampungan naga agar keberadaan mereka tak diketahui manusia.

Kehidupan mereka begitu damai dan tenang, hingga tanpa diduga hal buruk terjadi. Tepat ketika badai menghantam lautan, naga-naga yang bertugas sebagai penjaga laut diam-diam bergerak membantu para nelayan maupun kapal-kapal agar tak terjatuh, meminimalisir kecelakaan laut. Mereka menyelamatkan orang-orang tenggelam, pun kapal-kapal yang karam dengan kekuatan naga. 

Namun, tidak semua hal bisa diselamatkan naga. Contohnya ialah kapal seorang pangeran yang karam di tengah lautan, karena badai besar menghantam, maka naga sendiri tak punya kekuatan untuk membantu membuat kapal itu hancur lebur jatuh di lautan. Seperti dalam dongeng tentang duyung, maka sang calon ratu yang menemukan pangeran dan menyelamatkannya, kelanjutan kisah mereka berakhir tragis seperti yang diketahui orang-orang. 

Sang calon ratu yang murka, hampir mati di tengah lautan kini berubah kembali menjadi jahat, menghancurkan kapal pernikahan sang pangeran dan penyihir jahat, membangun kekuatan besar. Akan tetapi sihir sebelumnya yang merubahnya sebagai manusia masih melekat, menghalangi rencana balas dendamnya. Hanya satu yang dapat mengembalikan setengah duyung agar menjadi duyung sepenuhnya, yakni memiliki kekuatan yang lebih besar dari sihir laut, salah satunya kekuatan naga, menyerap energi kehidupan orang-orang, membuat dia yang berkuasa paling tinggi di lautan dan hidup abadi.

Kala itu ketika Drako masih kecil, dia mengingat bagaimana sang ratu yang mengambil alat portal berupa kristal sihir, yakni pusaka untuk membuat mereka masuk ke dalam perkampungan naga yang tersembunyi. Tanpa belas kasih dia mengerahkan hampir dari setengah pasukan duyung untuk menyerang kaum naga. Drako kecil masih belum paham dan hanya bersembunyi ketika pertempuran besar itu meluluhlantakkan perkampungan naga.

Banyak naga yang terbunuh pada saat itu, Drako yang dibawa lari oleh ibunya keluar dari desa dan mengungsi ke tempat tersembunyi. Yakni gua yang kini mereka tinggali, tersembunyi di dasar laut. Sedangkan kristal itu dibawa oleh ratu, sang ratu menyerap kekuatan sihir yang ada membuat gerbang portal ke dunia naga terputus, karena itu hubungan duyung dan naga kini buruk, hanya beberapa naga saja yang tersisa. Sebagian ada yang terjebak di dunia naga, dan sebagian yang lain terjebak di dunia manusia, salah satunya Drako.

Lalu di antara makhluk mistis kenapa naga yang ditargetkan oleh ratu? Maka jawabannya mudah, naga memiliki beragam kekuatan yang tak dimiliki duyung. Kekuatan mereka beragam, mulai dari bisa menghasilkan perhiasan, kekuatan elemental, memiliki kekuatan seribu orang pria dan Drako sendiri memiliki kekuatan tertinggi sebagai anak dari pemimpin kaum naga. Yakni kekuatan regresi, di mana saat dia mati, dia bisa kembali hidup dan memilih pilihan lain dan hidup abadi. Berlainan dengan sang ibu yang mati karena usia tua, meninggalkan dia sendiri.

Dan entah ke regresi berapa, sebelumnya dia hampir mengalahkan duyung dan berhasil mencuri kristal sihir milik klan naga. Di situlah dia menemukan anak-anak kecil ini, di mana saat melawan duyung dan hampir menjatuhkan sang ratu, dia menemukan anak-anak ini lagi. Mereka pernah bertemu sebelumya di regresi ketika anak-anak pertama kali masuk ke laut, saat anak-anak membebaskan kedua orang dalam tempat terlarang, mengalihkan perhatian ratu, maka dia mencuri kristal itu dan menyerang ratu secara tidak terencana. Maka yang ada dia kembali mendapatkan kekalahan.

Karena itu, mendapati anak-anak ini kembali. Dia tahu bahwa ada kekuatan mistis yang membuat anak-anak mengulang waktu. Hal itulah yang membuat Drako percaya, bahwa anak-anak ini dapat membantunya mengalahkan duyung.

...

"Kami saja sudah pernah mati oleh Ratu. Kami hanya anak kecil, bagaimana kau bisa percaya kami bisa menolongmu yang seekor naga agung?" tanya Ruby. Di memilih pikiran logis, pada akhirnya mereka bisa selamat dan pergi ke Cosmin setelah orang tua Taher menyerahkan diri. Sang naga mendesah panjang, menatap mereka semua lekat-lekat. "Hanya kalian harapanku. Aku hampir putus asa, jadi, kumohon bantu aku."

Seekor naga yang memohon? Sekali lagi mereka saling lirik satu sama lain lantas mengangguk. Benar, mereka juga harus membantu Taher menemukan orang tuanya. Tidak ada salahnya menolong naga ini. "Lantas bagaimana kita melakukannya." Olive dengan mata berbinar-binar bersuara. Gadis kecil itu ingin segera menyelesaikan masalah ini. 

Ruby melipat kedua tangan di depan dada, memejamkan mata mulai berpikir. "Bagaimana kita mencuri semua barang berharga?" Andrew menyeringai, dia bersandar pada sisi gua mengacungkan tangan. "Mari bagi tugas, sebagian kita menyelamatkan orang tua Taher yang lain mengambil barang berharga yang berguna."

"La- lalu pertama-tama kita harus kembali menjadi tamu ratu. Kita harus terdampar di wi- wilayah kerajaan duyung."

"Kalian ... terima kasih." Naga dan Taher berkata bersamaan. Karena dua orang itu yang paling membutuhkan bantuan. Yang satu membantu orang tuanya bebas, yang satu lagi menyelamatkan klannya. Mereka mengangguk bersamaan. Mari mulai menyusun rencana dan hancurkan ratu iblis itu! 

...

"Kalian terdampar di Kerajaan duyung. Aku yang menyelamatkan kalian."

Kali ini mereka kembali berpura-pura diselamatkan oleh duyung. Dengan sopan mereka menunduk hormat, membuat sang ratu terbuai dengan kepatuhan mereka. Selanjutnya pada malam hari mereka mulai beraksi, keluar dari terumbu karang, mengendap-endap menuju tempat terlarang. Mereka dibagi dua kelompok. Kelompok pertama; Taher, Andrew dan Bing yang menuju penjara. Kelompok kedua; Ruby, Olive dan Drako ke tempat penyimpanan barang berharga. 

"Ayo, cepat!" seru Taher menyiku Andrew yang fokus membuka gembok penjara. Andrew mendelik, menyatakan dirinya berusaha keras. Sementara Bing membawa lentera dengan cahaya biru, sedikit menutupnya agar tidak membangunkan penghuni penjara lain. Setelah lima belas menit pintu penjara terbuka, Andrew bergegas membuka rantai yang mengikat kedua orang tua Taher. "Taher?"

Taher tersenyum, memeluk kedua orang tuanya erat, matanya berkaca-kaca sementara dia meletakan satu jari di bibir, tanda agar tidak berisik. Mengerti akan hal itu kedua orang tua Taher mengangguk. Bertepatan mereka berhasil membuka rantai dan keluar dari penjara, dari celah besar terumbu karang di atas penjara hadir ratu yang menatap penuh marah. "Dasar anak tak tahu diuntung! Manusia sama saja, tak pernah berubah!" Ratu menjulurkan tangan memunculkan pusaran air hendak menyerang mereka, refleks mereka semua memejamkan mata.

"Kami memang tak pernah berubah."

"Apa?"

Ruby menyeringai, membawa beberapa benda yang kebanyakan berbentuk kristal. Dia ada di atas ratu lantas menjulurkan salah satu kristal. "Pencuri!" Seringai Ruby semakin lebar, dari kristal yang dipegangnya muncul petir yang menyambar sag ratu hingga terperosok jatuh mengenai dinding penjara. Tak membuang waktu, Andrew, Taher dan Bing pun kedua orang tua Taher beranjak pergi, kabur melalui celah karang. Ruby yang melihat kedatangan mereka melemparkan kristal-kristal lain sebagai bentuk pertahanan diri.

"Di mana Drako?"

"Dia akan segera datang. Sekarang kita kabur." Ruby mengomando mereka semua yang kini bergegas kabur. Ratu perlahan mulai bangkit, tubuhnya nyeri mendapatkan serangan, lantas menunjukkan wujud aslinya berupa monster, ratu mulai mengejar. "Akan kuhabisi kalian semua!" Olive berbalik, menjulurkan satu lidah dan memusatkan perhatian menuju ratu sembari menggenggam kristal. "Kau yang akan musnah lebih dulu monster!"

"Kalian mencuri seberapa banyak?!" Kini dari kristal coklat yang Olive genggam,benda itu membuat pasir-pasir berterbangan, berkumpul membuat badai menutupi pandangan ratu. Taher ikut memfokuskan pandangan dan mulai menggunakan kekuatan kristal, yang kini mengendalikan terumbu karang mencengkeram sang ratu agar tidak bergerak. 

"Wah? Ini benar-benar berhasil!" Olive tertawa lepas, tak mau kalah. Ruby kembali menggunakan kekuatan petir, menyambar sang ratu yang berteriak, membuat badai raksasa yang mulai menghantam mereka. "Giliranku!" Andrew menancapkan kristal ke tanah, membuat perisai pelindung yang menghalangi mereka tertiup badai, ratu menggeram semakin murka. Kini kesempatan Bing menunjukkan kekuatan, dia menjulurkan kristal dan menghadirkan hewan-hewan mistis laut, kali ini dia memunculkan kraken, gurita raksasa yang menyerang ratu. "I- ini kristal pen- penyegel makhluk."

Sang ratu kini berhadapan dengan kraken. Tampaknya pertarungan cukup imbang, yang lebih baik ratu kewalahan bahkan setelah dibantu pasukannya yang menghunuskan trisula. "Kalian tak berguna!" Ratu kembali membuat badai, membuat kraken terhempas ke salah satu terumbu karang, ketika sekali lagi hendak menyerang anak-anak kini Drako muncul dengan kristal klannya, yakni kristal portal.

"Kau ... naga terakhir yang akan hidup!"

"Tidak, dengan kali ini!" 

Drako memunculkan cahaya hijau dari kristal, membuat silau, beberapa kali dia berkomat-kamit membacakan beberapa mantra. Sayangnya ratu kembali menghindar dan tidak terkena cahaya hijau dari kristal. "Lemah! Kalian tidak akan bisa mengalahkanku!" 

"Oh, kami bisa!"

"Apa?"

Bersama-sama mereka mengerahkan kekuatan, menyerang sang ratu secara bersamaan. Kali ini Bing mengeluarkan hydra dari kristalnya, ular berkepala sembilan yang menyerang ratu secara brutal. Badai pasir yang menghantam, terumbu karang yang kembali membelit tubuh ratu agar tak bisa kabur, petir yang menyambar hingga perisai yang melindungi mereka dari pertempuran. 

"Ini adalah pembalasanku!" Drako sang naga kini kembali membuat cahaya hijau dari kristal, dia juga mengerahkan kekuatan regresi. "Dengan ini ragamu akan mati, tapi jiwamu akan terus mengalami penderitaan tiada henti." Ratu membelalakkan matanya, kali ini dia tidak bisa menghindar, sambaran cahaya hijau menderanya, membuat monster itu menggelepar karena rasa sakit yang menyiksa. "Tidak!"

Teriakan memekakkan terdengar nyaring, mereka memejamkan mata merasa silau dengan cahaya hijau yang melesat terang benderang. Ketika cahaya itu memudar, mereka bisa melihat tubuh monster itu menjadi abu, kemudian mengambang di perairan. Kisah ratu dan dongengnya yang tragis tak berhenti, karena jiwa itu terus terjebak dalam putaran regresi, kembali dalam memori terburuk, tak pernah bisa keluar bahkan jika sudah dalam kematian itu sendiri.

Bersambung ....

10 Januari 2024

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top