The Undying by @itsmahandania
-Era Yongxi, Kaisar Taizong, Dinasti Song Utara, Tahun 984-
Dalam lima tahun kariernya sebagai seorang penulis novel bergenre fantasi, Peach tidak pernah menyangka jika suatu saat ia akan mengalami sebuah kejadian aneh nan misterius yang tidak dapat diterima oleh nalar manusia; terjebak di dalam novel ciptaannya sendiri. Yang lebih parah daripada itu semua, nyawanya yang malang terperangkap dalam tubuh seorang karakter pembantu wanita yang ditakdirkan mati di tangan tokoh utama pria. Sungguh mengenaskan.
Kejadian mengharukan tersebut bermula setelah Peach terpeleset dan membenturkan kepalanya di lantai kamar mandi secara tragis dan dramatis. Di saat gadis malang itu menyangka bahwa ia akan mati dan mengulangi siklus reinkarnasi untuk yang kesekiankalinya, Kaisar Langit memberinya kesempatan kedua untuk hidup. Peach terbangun dalam tubuh seorang gadis mungil berusia delapan tahun bernama Yue Fei, putri bungsu dari Jenderal Besar Yue Long.
***
Menurut catatan sejarah, Jenderal Besar Yue Long merupakan salah satu sosok yang paling ditakuti dan disegani di seantero dinasti Song Utara. Setelah meraih kemenangan di banyak pertempuran dan puluhan kali menyelamatkan kerajaan dari cengkeraman musuh, jenderal itu secara otomatis menjadi salah satu pria dengan kedudukan tertinggi di dinasti tersebut—ia bahkan hanya satu pangkat lebih rendah dari sang Kaisar dan keluarga kerajaan.
Meskipun Jenderal Besar Yue Long memiliki kekayaan dan kekuasaan yang tidak tergoyahkan, sampai-sampai mampu membuat sang Kaisar merasa ketakutan dan terancam, ia adalah orang yang rendah hati, loyal terhadap keluarga kerajaan, dan dekat dengan rakyat. Tak hanya itu, dirinya juga dikenal sebagai pria yang sangat setia. Di saat semua bangsawan dan pejabat memiliki dua orang istri dan tiga orang selir, pria itu hanya memiliki seorang istri yang begitu ia cintai. Dari istrinya tersebut, Yue Long dikaruniai tujuh orang anak lelaki dan seorang anak perempuan.
Lahir dan besar di antara tujuh orang saudara laki-laki membuat Yue Fei seakan menjadi permata yang begitu berharga di kediaman keluarga Yue. Sejak kecil, gadis berparas surgawi itu selalu mendapat perlindungan, perhatian, dan kasih sayang ekstra dari ketujuh kakak lelakinya dan orangtuanya. Apa yang ia makan, apa yang ia kenakan, dan apa yang ia miliki tidak kurang satu pun dari apa yang dimiliki oleh putri-putri keluarga kerajaan. Semua yang ada padanya adalah yang terbaik, bahkan ketika para anak perempuan di era tersebut tak diperkenankan untuk mengenyam pendidikan formal, Jenderal Besar Yue Long tetap ingin putri semata wayangnya mendapat pendidikan terbaik. Tak tanggung-tanggung, pria itu mengundang seorang sarjana terkemuka di era tersebut untuk mendidik dan mengajar putrinya. Yue Long juga secara khusus melatih putri kesayangannya itu untuk menguasai seni bela diri; membuatnya menjadi wanita yang tak hanya cerdas tetapi juga tangguh.
Sayangnya, perlakuan luar biasa dari keluarga Yue tersebut justru mengubah Yue Fei menjadi wanita berhati picik. Merasa bahwa ia adalah wanita terbaik di seantero kerajaan, gadis itu mulai tinggi hati dan memaksa ayahnya untuk menjodohkannya dengan Putra Mahkota Zhao Huan, karakter utama pria dalam novel ciptaan Peach, The Undying. Meskipun tahu bahwa sang Putra Mahkota telah memiliki tambatan hati, gadis itu tetap bersikeras menikahi sang pangeran—ia bahkan melakukan banyak siasat jahat dan menjijikkan untuk menyingkirkan kekasih Putra Mahkota, yang juga merupakan pemeran utama wanita dalam novel The Undying, Bai Ling.
Puncaknya adalah ketika Yue Fei secara keji meracuni Bai Ling hingga hampir meregang nyawa, yang pada saat itu tengah mengandung anak pertama Zhao Huan. Tepat ketika istana Putra Mahkota menggelar pesta untuk merayakan kehamilan tersebut, Yue Fei menghadiahkan Bai Ling beberapa batang dupa yang telah ia campur dengan racun arsenik berdosis tinggi, Pishuang. Ketika dibakar, dupa akan menguarkan aroma bunga peony yang lembut dan menenangkan, cocok untuk wanita yang tengah berbadan dua. Namun, dibalik aroma yang memabukkan, asap tipis dari dupa mampu mencengkeram paru-paru korbannya dengan racun yang amat mematikan hanya dalam hitungan detik. Akibat dari racun itu, Bai Ling harus kehilangan putra pertamanya dan mengalami koma selama dua minggu penuh.
Mengetahui bahwa Yue Fei-lah dalang dari kejadian nahas yang menimpa kekasihnya, amarah Zhao Huan tidak dapat dibendung lagi, karena merencanakan pembunuhan terhadap keluarga kerajaan adalah dosa yang tak dapat diampuni. Terlebih lagi, gadis jahat itu telah berhasil membunuh putra pertama mereka, cucu dari sang Kaisar. Dengan amarah yang membara, sang Putra Mahkota menebas dada sang antagonis dengan pedangnya sendiri. Dan disitulah akhir cerita Yue Fei, putri kesayangan keluarga Yue.
Peach mendadak bergidik ngeri ketika mengingat-ingat jalan cerita yang ia buat sendiri. Sekarang ketika dirinya terjebak di dalam tubuh tokoh antagonis, tentu ia tidak ingin mengalami takdir tragis yang dialami oleh Yue Fei asli—dia harus mengubah jalan cerita dan menyelamatkan dirinya sendiri.
Sejujurnya, Peach membuat karakter Yue Fei tidak kurang dari tokoh utama wanita. Dari segi kecantikan, kecerdasan, dan skill, bahkan bisa dikatakan karakter itu jauh lebih unggul daripada Bai Ling. Namun karena bukanlah tokoh utama dalam novel The Undying, Yue Fei tidak memiliki halo dan aura tokoh utama yang dimiliki Bai Ling. Yue Fei hanyalah tokoh pendukung yang dibuat untuk merekatkan hubungan antara tokoh utama pria dan wanita. Ketika perannya sebagai perekat sudah selesai atau ketika hubungan antara tokoh utama pria dan wanita sudah cukup kuat, ia akan disingkirkan dari dalam plot cerita.
Meskipun mengalami kejadian di luar nalar seperti ini, Peach merasa cukup bersyukur karena ia terjebak di dalam novel ciptaannya sendiri. Setidaknya, semua karakter yang akan ia temui dan kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa depan adalah hasil ciptaannya—setidaknya ia bisa menyusun rencananya dengan lebih mulus; rencana untuk hidup damai tanpa mengusik kehidupan tokoh utama pria dan wanita. Dan saat ini, Yue Fei masih berusia delapan tahun, masih banyak waktu untuk memperbaiki jalan cerita dan mencegah akhir tragis tersebut. Ia juga memiliki banyak kesempatan untuk menyelamatkan keluarga Jenderal Besar Yue Long dari kehancuran yang diakibatkan oleh tingkah bodohnya.
***
Seorang gadis pelayan membungkukkan tubuh mungilnya dan menyampaikan pesan dengan seulas senyum manis. "Nona, Jenderal Yue meminta saya menyampaikan pesan, bahwa nanti malam seluruh anggota keluarga harus memenuhi undangan Kaisar. Untuk hadir dalam pesta perayaan ulang tahun Kaisar di Istana Zhaoyang. Jenderal Yue telah mengirimkan baju baru untuk Nona, dan meminta Nona untuk segera bersiap-siap."
Mendengar ucapan pelayan muda tersebut, Yue Fei merasa terkejut, kedua matanya melebar dan napasnya seakan tercekat di kerongkongan. Dengan cepat, ia memutar tubuhnya sembari bertanya, "Pe–perayaan ulang tahun Kaisar?"
"Benar, Nona." Pelayan tersebut, Xiao Qing, sedikit bingung dengan reaksi nona mudanya. Biasanya, gadis-gadis bangsawan dan putri-putri pejabat akan merasa senang bukan kepalang ketika mereka diundang untuk menghadiri pesta kerajaan. Namun reaksi majikannya ini sangatlah aneh, nonanya terlihat sedikit...ketakutan?
Sebagai penulis The Undying, Yue Fei mengerti betul detail alur cerita yang ia tulis. Pesta ulang tahun kaisar yang ke-empat puluh lima ini adalah momen di mana dirinya pertama kali bertemu dengan Zhao Huan dan jatuh hati pada pandangan pertama. Pada acara ini jugalah, pria itu membencinya pada pandangan pertama karena menilainya sebagai gadis manja arogan yang genit. Putra Mahkota itu tidak menyukai cara Yue Fei yang dengan berani mendekati terlebih dahulu tanpa tahu batasan etika dan moral. Atas dasar itulah, ia ketakutan setengah mati untuk datang di acara pesta kerajaan tersebut.
Meskipun rasa takut mendominasi hatinya, Yue Fei harus mengakui bahwa sebagian dari dirinya juga sangat bersemangat untuk menghadiri pesta tersebut. Bukan karena ia penasaran dengan ketampanan pria pemeran utama tersebut, melainkan karena dirinya setengah mati ingin bertemu dengan tokoh kesayangannya dalam novel The Undying; Pangeran Jing, Zhao Zhen.
Zhao Zhen adalah tokoh antagonis yang berambisi menyingkirkan Zhao Huan dari takhtanya sebagai Putra Mahkota. Berbeda dengan pria pemeran utama yang memiliki latar belakang kuat dan lahir dari permaisuri, sang antagonis ini hanyalah putra dari seorang selir biasa. Ketika berusia enam tahun, ibu pria ini tewas diracun dan ia diasingkan ke salah satu Istana Dingin yang letaknya sangat terpencil. Terhitung dari saat itu, perlahan-lahan keberadaannya mulai dilupakan, bahkan oleh sang Kaisar sendiri. Tak hanya sampai disitu, karakter ini juga sering menjadi target kekerasan dan intimidasi oleh kasim dan pelayan istana. Pangeran yang dulunya menjadi salah satu putra kesayangan Kaisar, kini menjadi pangeran yang terbuang.
Atas dasar perlakuan keluarga kerajaan yang semena-mena dan dendam yang telanjur mengakar di hati, pangeran muda tersebut bertekad untuk mempersulit jalan Putra Mahkota menuju takhta. Sama dengan posisi Yue Fei dalam plot cerita, Zhao Zhen pada hakikatnya tak kurang apa pun apabila dibandingkan dengan Zhao Huan sang Putra Mahkota.
Meskipun ibunya hanyalah seorang selir biasa, keluarganya merupakan salah satu keluarga paling kaya di seantero dinasti Song Utara. Tidak hanya itu, tokoh ini juga dikaruniai kecerdasan luar biasa dan wajah yang nyaris mendekati sempurna. Berbeda dari sang kakak yang memiliki garis wajah yang begitu lembut, tokoh ini memiliki wajah tampan yang sangat berbahaya, sebutan devilish beauty sangatlah cocok disematkan padanya. Dalam The Undying, Zhao Zhen adalah seorang antagonis murni, yang diinginkannya hanyalah takhta. Bahkan ketika semua pria berlomba-lomba memenangkan perhatian Bai Ling, pria itu sama sekali tidak tertarik.
"Nona? Apakah Anda baik-baik saja?" Xiao Qing menepuk pundak Yue Fei dengan perlahan, takut aksinya akan mengagetkan nona mudanya.
Yue Fei mengerjap-ngerjapkan mata selama beberapa saat berusaha memfokuskan kembali pikirannya. "Oh, aku tidak apa-apa." Sembari tersenyum ramah, dirinya kembali membuka mulut dan bertanya, "Ah Feng juga akan ikut, kan?"
Yue Feng adalah putra bungsu Jenderal Besar Yue Long sekaligus saudara kembar dari Yue Fei. Layaknya anak kembar pada umumnya, hubungan mereka sangatlah dekat, seolah-olah ada ikatan batin spesial di antara keduanya. Ke mana Yue Fei pergi, di situ Yue Feng berada. Dalam cerita asli, Yue Feng adalah orang pertama yang mengangkat senjata untuk membalas perlakuan Zhao Huan terhadap Yue Fei. Kembarannya itu tidak lagi peduli bahwa pria yang diserangnya adalah Putra Mahkota di kerajaan, yang dia tahu, laki-laki tersebut telah mencabut nyawa adik yang paling disayanginya. Akibat tindakannya tersebut, dirinya dijatuhi hukuman mati dengan alasan melakukan pemberontakan terhadap titah Putra Mahkota.
"Dini hari tadi, Tuan Muda Kedua dan Ketiga membawa Tuan Muda Ketujuh pergi ke perbatasan untuk mengantar pesan pada Panglima Yue Ying. Menurut perkiraan, mereka baru akan kembali beberapa minggu lagi, Nona."
Yue Fei mengernyitkan dahi setelah mendengar laporan Xiao Qing. Biasanya, Yue Feng selalu berpamitan kepadanya ke mana pun saudaranya itu akan pergi. Hal mendesak macam apa yang membuat Yue Feng dan kedua kakak laki-lakinya secara tiba-tiba bertolak ke perbatasan untuk menemui paman mereka? "Baiklah kalau begitu. Sekarang tolong bantu aku untuk mempersiapkan diri."
***
Pesta ulang tahun Kaisar Taizong dilangsungkan secara mewah dan meriah di Istana Zhaoyang. Seluruh keluarga bangsawan dan pejabat diundang secara langsung oleh sang Kaisar untuk turut serta merayakan hari bahagia tersebut, tak terkecuali keluarga Jenderal Besar Yue Long. Saat ini, seluruh keluarga Yue yang hadir telah menempati kursi khusus yang disediakan untuk mereka—di barisan terdepan, satu level di bawah keluarga kerajaan.
Belum genap sepuluh menit sejak kedatangannya di istana, Yue Fei sudah dilanda kebosanan tingkat akut. Gadis itu bahkan sudah beberapa kali menguap sembari terus menopang dagu dengan sebelah tangan, membuat kakak lelakinya hanya bisa menggelengkan kepala dan terkikih geli karena tingkahnya. Namun, di tengah-tengah pikirannya yang kosong, sebuah hal penting tiba-tiba melintas di benak Yue Fei, dia mendadak ingat akan tujuan utamanya datang ke istana; apalagi kalau bukan karena Pengeran Jing, Zhao Zhen.
Dirinya ingat betul jika Zhao Zhen tidak diundang dalam pesta ulang tahun ayahnya ini. Anak lelaki itu hanya meringkuk di dalam istananya dan menangis semalaman, merasa dibuang, dan tak diinginkan. Parahnya lagi, tepat pada malam yang meriah ini, sekumpulan kasim dan pelayan istana memukulinya hingga nyaris meregang nyawa. Jika bukan karena Kasim Pribadi Kaisar yang pada saat itu kebetulan melewati istananya, mungkin nyawa anak laki-laki itu tidak akan tertolong.
Sekarang, setelah dirinya memutuskan untuk 'menempel' pada tokoh antagonis super tampan itu, Yue Fei tahu ia harus segera berbuat sesuatu untuk mendapatkan hati Zhao Zhen. Hanya dengan begitu, di masa yang akan datang ia bisa selamat dari amukan tokoh utama pria.
Setelah berpura-pura menumpahkan seluruh isi gelasnya, Yue Fei meminta izin kepada ayah dan ibunya untuk berganti pakaian. Awalnya, ibunda Yue Fei, Nyonya Chen Yu Rong, bersikeras mengantar putri kesayangannya itu untuk berganti pakaian. Bagaimanapun juga, ini adalah pertama kalinya, putrinya memasuki istana untuk menghadiri pesta kerajaan—jelas saja wanita itu dihantui oleh rasa khawatir. Ia takut jikalau nantinya, putri semata wayangnya tersesat atau hilang di dalam istana. Namun dengan cerdik, Yue Fei mencari alasan dan menolak tawaran ibunya tersebut. Dirinya juga meyakinkan seluruh kakak lelakinya bahwa ia akan baik-baik saja, sebelum akhirnya mendapatkan izin untuk pergi bersama dua orang pelayan pribadinya. Berhasil mendapatkan lampu hijau, Yue Fei lantas bergegas menuju kediaman Zhao Zhen, Istana Jing Yang.
Di saat akan hengkang dari lokasi diselenggarakannya pesta, dirinya tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang terus mengawasi gerak-geriknya, bahkan semenjak ia hadir di tempat tersebut. Pemilik mata elang tersebut adalah Zhao Huan, sang Putra Mahkota. Entah mengapa, pangeran muda itu begitu tertarik pada sosok Yue Fei yang tidak seperti gadis bangsawan lain, yang terus menerus melirik dan berlomba-lomba mencuri perhatiannya. Gadis itu justru terkesan tak peduli dengan kehadirannya, bahkan tidak melempar pandangan ke arahnya sama sekali. Dan baru saja, perempuan muda itu justru 'berpura-pura' menumpahkan minumannya dan kemudian buru-buru pergi melarikan diri. Di dalam hati, Zhao Huan bersumpah untuk mencari tahu lebih dalam tentang sosok Yue Fei.
***
To be continue
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top