Bab XV : Fast and Furious

"Kakak sedang apa?" bisik Zach di dekat telinga Finn yang menunduk. Dilihatnya Finn yang tersentak tapi tetap diam, membuat firasat Zach mengatakan untuk tidak membuat keributan juga.

Mereka sudah kembali ke panti asuhan satu jam yang lalu. Zach yang merasa tampangnya sangat buruk memutuskan untuk ke kamar mandi dan mencuci mukanya sebelum mereka kembali ke akademi.

Namun, saat dia baru saja akan berbelok di tikungan pertama dekat kamar mandi, dia melihat Finnian Griffin sedang berjongkok dengan tatapan lurus ke depan. Zach yang penasaran dengan apa yang dilakukan seniornya itu memutuskan untuk mendekat dan bertanya langsung.

Finnian memilih meletakkan jarinya di bibir dan menunjuk ke depan. Zach menurut dan mulai mengarahkan pandang ke tempat yang dimaksud. Matanya melebar saat melihat dua anak perempuan--salah satunya yang berinteraksi dengan Rein tadi-- tampak akan memasuki sebuah mobil yang di parkir di luar pagar dengan beberapa orang dewasa berbadan besar dengan pakaian berwarna serba hitam.

Zach seketika menghujani Finn dengan pukulan berkali-kali di lengannya. Mereka harus melakukan sesuatu.

"Apa yang mereka lakukan? Mereka mau kemana?! "

"Diamlah! Aku juga tidak tahu, " jawab Finn pelan. Setelah memastikan orang-orang itu masuk ke dalam mobil, Finn bergerak ke arah mobilnya yang terparkir di bawah pohon. "Aku akan mengikuti mereka. Kau sebaiknya kembali ke dalam dan beritahu Daniel atau siapapun. "

"Aku ikut. "

"Ini berbahaya apa kau tahu? Aku tidak mau mengambil resiko membawa anak kecil yang suka melamun sepertimu -- oh shit!"

Mobil itu sudah bergerak menjauhi gerbang panti membuat Finn semakin bergegas membuka pintu kemudi dan masuk ke dalamnya.

Zach melakukan hal yang sama. Dia bergerak ke samping dan membuka pintu penumpang dan disambut pelototan tajam dari yang lebih tua.

"Berdebatnya nanti saja. Kita bisa kehilangan jejak. Berikan ponsel Kakak. Aku bisa jadi asistenmu saat kau sedang sibuk menyetir."

Finn merasa mereka tidak boleh membuang waktu. Dan perkataan anak itu benar. Dia tidak mungkin bisa menghubungi yang lain jika harus fokus mengejar mobil di depan mereka. Ini akhir pekan, jalanan pasti akan ramai sebentar lagi.

"Cari kontak dengan nama Lonan. Ketikkan ini, 'Target keluar 5 menit yang lalu. Standby. ' Lalu cari kontak lain dengan nama Barrie, katakan, 'Ada muggle. Aku tidak bisa menggunakan sihir. "

Kedua alis Zach bertaut rapat. Tidak mengerti apa yang seniornya itu katakan tapi dia memilih menurut. Dia sibuk mengirim pesan sesuai petunjuk sampai tidak sadar jika mobil mereka sudah keluar ke jalan utama. Saat mengangkat kepalanya, Zach menganga dengan banyaknya mobil yang ada di sekitar mereka.

"Apa kita kehilangan jejak?" tanyanya.

"Jangan banyak bertanya dan pantau terus pesan dari teman-temanku. Aku sedang konsentrasi. "

Zach merengut tapi menurut. Dia menggeser layar ponsel di depannya tepat saat pesan dari Lonan masuk. " '200 meter di depanmu, ' katanya. "

Zach merasakan tubuhnya terdorong ke belakang saat Finn menginjak pedal gas dengan kuat. 200 meter mungkin bukan jarak yang jauh, tapi beda cerita jika ada lampu merah di depan sana. Mereka tidak boleh semakin menambah jarak.

Saat jalanan sedikit lengang, Finn kembali menambah kecepatan. Zach yang terkejut otomatis mencari hand grip di atas kepalanya. Ini pertama kalinya dia naik mobil dengan kecepatan seperti ini. Membuatnya merasa gugup tapi penasaran di saat yang sama.

Jantungnya berdetak lebih cepat. Dia ketakutan, tapi juga antusias. Finn bahkan terlihat belum terlalu dewasa tapi kemampuan berkendara nnya membuat Zach melongo. Mereka berkendara dengan stabil walau tetap dengan kecepatan tinggi.

Minivan itu meliuk lincah di antara mobil-mobil yang berkendara santai. Zach membayangkan orang-orang di dalam mobil itu yang terus mengobrol atau tertawa tanpa menyadari ada kejahatan sedang terjadi di sekitar mereka. Jika Finn membuat kesalahan sedikit saja, mereka berdua, atau bahkan orang-orang di sekitar mereka bisa saja celaka.

"Itu mereka, " kata Finn pelan. Dia mulai mengurangi kecepatan saat mobil yang mereka kejar sudah ada dalam jarak pandang.

Jantung Zach mulai kembali berdetak normal. Dia mengusap peluh yang sedikit terasa di pelipisnya. Jika kakeknya tahu dia baru saja kebut-kebutan di jalan raya, dia pasti akan dipaksa kembali ke Owlsville segera.

Mobil mereka mulai memasuki kawasan ibukota. Jalanan menjadi lebih padat tapi mobil target mereka masih dapat terlihat. Finn sengaja mengambil jarak dua mobil dari belakang agar tidak terlalu mencurigakan.

Saat keduanya mulai bertanya sampai kapan mereka akan berkendara, target mereka akhirnya berbelok ke sebuah club tak terlalu besar yang terletak di ujung bangunan. Mobil itu terparkir rapi dengan deretan mobil lain yang sudah lebih dulu berada di sana.

Bangunan-bangunan di sini jelas berbeda jauh dengan dengan yang mereka lewati sebelumnya. Tampak lebih tua dan tidak mewah, tapi keramaian di sekitarnya membuat keduanya yakin tempat ini memiliki daya pikat tersendiri.

"Aku harap apa yang sedang ku pikirkan sekarang tidak benar, " ucap Zach tiba-tiba. Dia tidak bodoh untuk tidak tahu nama tempat di depan mereka ini. Dan bayangan dua anak perempuan memasuki mobil hitam tanpa paksaan sebelumnya membuat Zach merasa tidak nyaman.

"Memang apa yang ada di pikiranmu? " tanya Finn tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel di tangannya. Dia sedang memastikan kapan teman-temannya sampai di sini.

"Club? Tapi bukannya mereka masih di bawah umur? Itu ilegal. "

"Faktanya hal-hal seperti ini benar dan sedang terjadi di negara kita. Negara yang bagi orang luar terlihat begitu sempurna. Ckck, seandainya aku polisi dan punya surat penangkapan, aku pasti sudah masuk ke sana, " ujar Finn dengan nada kesal.

Zach mengamati laki-laki muda yang sedang sibuk dengan ponselnya itu. Dahinya mengernyit dalam, ada hal-hal mencurigakan yang berhasil mengganggu pikirannya.

"Siapa kalian sebenarnya? " tanya Zach tiba-tiba. Membuat Finn menoleh cepat ke arahnya lalu kembali fokus pada ponsel di tangannya.

"Apa maksudmu?" tanyanya acuh.

"Kau, kalian lebih tepatnya, sangat mencurigakan. Ini seperti bukan sesuatu yang baru pertama kali Kakak lakukan. Dan melihat bagaimana Kakak yang tidak terkejut dengan orang-orang berpakaian hitam itu, sepertinya Kakak memang sudah menebaknya. Atau bakti sosial itu hanya pengalihan?"

"Sepertinya kau terlalu banyak nonton film detektif, siapa namamu tadi? Zachary? Berhati-hatilah. Jangan terbiasa menyuarakan semua yang ada di kepalamu. Kau tidak pernah tahu orang seperti apa yang kau temui. "

"Kemampuan menilaiku cukup baik ngomong-ngomong. Dan insting ku mengatakan Kakak bukan orang berbahaya. Kalian dan organisasi kalian menyimpan rahasia, tapi kalian tidak berbahaya."

Percakapan keduanya terhenti saat ponsel di tangan Finn berbunyi keras. Zach menoleh sekilas dan melihat nama Lonan tertera di layar depan. Finn mengangkat panggilan itu dan mulai serius mendengarkan siapapun yang ada di sebrang panggilan.

Zach merasa ada yang tidak beres dengan perutnya. Sepertinya dia ingin buang air kecil lagi. Dia ingin berbicara pada Finn tapi laki-laki muda itu masih tampak begitu serius dengan panggilannya. Merasa tidak dapat menahan lagi, Zach akhirnya keluar dan berusaha mencari toilet umum yang mungkin saja ada di sana.

Zach memilih menjauhi deretan bangunan tua yang dekat dengan mobil Finn terparkir. Jelas hanya ada club di bangunan-bangunan itu.

Kepalanya menoleh ke sana kemari. Sedikit tidak nyaman karena suasana yang tidak bersahabat. Beberapa orang bahkan tidak mengalihkan pandangan darinya sejak tadi. Andai saja buang air kecilnya bisa ditunda, dia akan berlari ke mobil Finn saat ini juga.

Zach terus berjalan di trotoar tanpa menoleh ke belakang lagi. Dia tidak peduli sudah sejauh apa dia pergi. Dia berlari kecil saat melihat sebuah minimarket 24 jam di ujung jalan. Menumpang di kamar mandinya sebentar sepertinya tidak masalah.

Zach keluar dari minimarket saat menyadari suasana sekitarnya menjadi ramai. Banyak orang saling bersahutan dan mengatakan tentang kecelakan, tabrakan, dan korban yang membuat Zach bergidik ngeri. Dia segera keluar dari sana sebelum Finn kebingungan mencarinya.

Namun, saat dia baru sampai di parkiran depan minimarket, sebuah mobil berhenti tepat di sebelahnya. Pintu pengemudi mobil tersebut terbuka bahkan tanpa mematikan mesinnya. Tapi, sosok tinggi dengan tampak tegang yang keluar dari sana membuat Zach memekik keras.

"Joan!! Bagaimana bisa kau di sini?"

Joan menarik Zach dalam pelukan. Membuat Zach melotot tak percaya. Dia terdiam beberapa saat sebelum tersadar dan mendorong tubuh jangkung itu menjauh darinya.

"Cepat masuk! Kita harus segera pergi dari sini, " ucap Joan sambil menarik tangan Zach ke arah pintu menumpang, memaksa anak itu masuk ke dalam dan memasangkan sabuk pengamannya. Laki-laki yang mengajar bahasa asing di Akademi itu kemudian kembali berlari dan masuk ke kursi penumpang.

"Tapi aku ke sini bersama Kak Finn. Bagaimna jika dia kebingungan mencariku? "

"Aku sudah menghubunginya. Pegangan, aku akan sedikit pakai kecepatan kali ini. "

Zach melihat mobil yang dikendarai Joan memutar arah dan menjauhi tempat dari mana dia datang tadi. Zach sempat melihat ada kerumuman dari arah itu. Bunyi sirine ambulan dan polisi juga saling bersahutan.

"Apa kecelakan nya parah? Apa banyak korbannya? Kenapa ramai sekali. "

"Aku juga tidak tahu."

"Ku harap siapapun itu akan baik-baik saja. "

*******

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top