1.4 After Care
Manggala sering mendengar pendapat kaum hawa yang kesal karena ditinggal pasangan tidur sehabis bercinta. Mereka bilang, seharusnya para pria memahami kebutuhan batin para wanita. Tak jarang sebagian dari mereka menginginkan treatment berupa mengobrol santai sambil berpelukan, makan bersama, atau menonton film. Hal-hal manis tersebut menghindarkan anggapan bahwa pria hanya menginginkan 'tubuh' sebagai objek pelampiasan hasrat.
Tampaknya anggapan tersebut terlalu digeneralisasi. Alih-alih Tiara, sekarang ini justru Manggala-lah yang merasakannya. Tiara tidak bermalas-malasan setelah sesi bercinta mereka rampung. Dia bergegas membersihkan diri. Tanpa memedulikan kehadiran Manggala, Tiara jatuh tertidur tak lama setelah mandi.
"Tia," panggil Manggala. Pria itu mencolek-colek pinggang Tiara. "Minum dulu. Lo belum minum."
Tiara mengulet. Bukannya bangun, perempuan itu justru memukul pelan tangan Manggala yang menurutnya hadir sebagai sumber gangguan. Manggala berdecak. Akhirnya dia melipir duduk di sofa dan menghabiskan camilan yang sempat Tiara siapkan untuknya.
Dari tempatnya duduk, Manggala memandangi punggung sempit Tiara. Dia bertanya-tanya. Apakah permainan tadi benar-benar melelahkan? Tiara sampai tidak memedulikan keselamatan sendiri, padahal bisa dibilang Manggala tergolong orang asing yang belum lama ini masuk di hidupnya.
Manggala teringat berita-berita di televisi. Banyak kasus menyeramkan mengancam wanita. Setelah bersetubuh, ada juga pelaku yang memutilasi korbannya. Manggala yakin seratus persen dia tidak akan berbuat demikian pada Tiara. Reaksi santai Tiara-lah yang justru membuatnya geram. Kalau Tiara amit-amit bertemunya dengan orang jahat, bukan Manggala, kira-kira apa yang akan terjadi?
Manggala membersihkan remahan wafer dari pangkuan. Sekali lagi dia mencoba. Paling tidak Manggala harus memastikan bahwa Tiara bersikap begitu karena merasa aman dengannya, bukan sebab sengaja tidak mengacuhkannya.
"Tia." Manggala menyebut panggilan itu super duper lembut. Dia bahkan sengaja membubuhkan kecupan-kecupan ringan di bahu Tiara. "Melek dulu, dong! Masih ada setengah jam sebelum gue balik."
"Hmmm."
"Lo tahu gue siapa?"
Kelopak mata Tiara membuka sedikit. Tiara sempat melirik Manggala yang berbaring miring di balik punggungnya. "Mangga, having sex nggak bikin gegar otak."
Manggala tertawa mendengar jawaban Tiara yang justru lebih cocok disebut lelucon. Sebagai artis, Manggala selalu melihat dirinya tinggi. Otomatis, pengalaman bercinta dengan Manggala menjadi sesuatu yang tidak mudah didapat. Bagaimana bisa Tiara justru mengenyahkan Manggala begitu saja? Memangnya Tiara tidak tahu Manggala itu siapa?
"Okay, then. You know who I am. Lo sendiri yang rugi kalau begini."
Tiara bergeming. Lima detik kemudian dengkuran halus menyahuti ucapan Manggala. Parah! Tiara telah menyayat-nyanyat ego Manggala.
Manggala menghela napas panjang. Segumpal rasa dongkol menyergap. Namun, Manggala tidak bisa merajuk terlalu lama. Manggala akui sejauh ini Tiara adalah best sex ever baginya. Tiara seorang wanita yang smart, tahu apa yang dia inginkan, tapi memiliki perhitungan jeli dengan tetap membiarkan Manggala mengambil kontrol.
Setelah menimbang-nimbang, Manggala sampai pada satu kesimpulan. Permainan mereka memang seenak itu, sampai membuat Tiara kehabisan tenaga. Case closed.
Saat sedang mengenakan celananya, bersiap-siap pulang, sudut mata Manggala menangkap bayang-bayang perlengkapan wawancara yang Tiara siapkan. Manggala teringat Tiara sempat menyebutkan 'notes' sebelum terlalu sibuk mendesah. Karena penasaran, Manggala membuka lembar demi lembar buku catatan itu.
Seperti yang Tiara bilang, di sana tertulis kumpulan pertanyaan dan kata kunci jawaban narasumber. Dari coretan-coretan acak yang tertera, tebal-tipisnya tulisan, hingga penuh tidaknya suatu halaman, Manggala meraba Tiara sangat mencintai pekerjaannya. Zaman sudah berganti dan Manggala mengenal beberapa reporter yang lebih memilih peralatan elektrolik sebagai pengganti buku catatan. Di mata Manggala, Tiara adalah reporter antik.
Manggala membuka halaman terakhir. Sesuai dugaan, di sana tertera daftar pertanyaan panjang yang belum memiliki jawaban. Manggala teliti sekali membacanya. Dia lantas meraih alat tulis dan memberi jawaban yang sekiranya memuaskan. Setelah selesai, Manggala baru menyadari bahwa dirinya mirip joki ujian yang menggantikan tugas Tiara.
Manggala tertawa kecil. Ini pertama kali baginya memberikan after care berupa bahan membuat artikel. Manggala sekali lagi melirik pada Tiara yang pulas. Kehangatan yang awalnya hanya setitik, tanpa Manggala sadari, kini melebar dan menutupi keseluruhan sorot matanya. Manggala melihat Tiara dengan cara yang berbeda.
Bunyi perutnya membuat Manggala melepaskan tatapan. Matahari sudah sedikit naik dan Manggala tidak pernah melewatkan waktu sarapan. Akan tetapi, harapannya pupus saat membuka lemari pendingin. Tidak cukup banyak bahan makanan di dalam sana. Manggala bakalan merasa bersalah karena serasa habis merampok dari rumah orang miskin.
Alhasil, Manggala hanya memasak untuk Tiara. Dia berniat menunggu Tiara bangun karena penasaran pada ekspresinya jika tahu Manggala mahir memasak. Namun, getaran di ponsel membuat Manggala merengut. Dipta meminta Manggala cepat pulang karena membutuhkan mobilnya.
"Tia."
"Hmmm." Tiara menepuk dada Manggala seperti menepuk lalat supaya enyah. Tubuhnya guling hingga berbaring telentang, tanpa ada tanda-tanda akan membuka mata.
"Gue pulang dulu, ya."
"Hmmm."
"Jangan lupa kunci pintunya!"
"Hmmm."
Manggala berdecak. Kurang ajar sekali, pikirnya. Meski begitu, Manggala tidak bisa menahan diri untuk tidak mendaratkan bibirnya di kening Tiara. Syukurlah perempuan itu asyik bergumul di alam mimpi sehingga tidak menampar Manggala.
"Tia, gue pulang, ya!" ucap Manggala dengan sebelah tangan di atas gagang pintu. Kali ini tidak ada sahutan berupa gumaman, padahal Manggala ingin sekali saja mendengar Tiara menahannya.
***
Manggala 🔥:
[Sent picture]
Gue balik dulu ya
Ada sandwich telur sm kopi di meja
Next time, I'll give you proper after care
07.07
Tiara:
Gue baru bangun
Kenapa pake acara fotoin gue?
09.03
Manggala 🔥:
Kenang2an
Btw, sandwich-nya enak?
Di kulkas lo cuma ada telur sm roti. Nggak bergizi oi!
09.05
Tiara:
Lo nggak perlu repot masakin gue sarapan
09.07
Manggala 🔥:
Gue mau, dan lo butuh
Habis mandi lo langsung tidur
Bahkan nggak minum
Gue takut lo dehidrasi
09.10
Tiara:
Gue nggak pernah diginiin cowok..
09.10
Manggala 🔥:
Njirr, itu mah namanya lo main bukan sm cowok
09.10
Tiara:
Lo kali yang salah
Lo kan 🐊
09.15
Manggala 🔥:
Gue bener
Udah ah, gue mau tidur lagi
Thanks to you, gue jadi capek dan bawaannya ngantuk mulu
09.16
Tiara:
Btw, Ga
09.16
Manggala 🔥:
Hm?
09.18
Tiara:
Nggak ada next time, ya
09.18
Manggala 🔥:
Ada, gue bisa usahain
09.18
Tiara:
Itu pernyataan, bukan pertanyaan
09.19
Manggala 🔥:
Kenapa nggak bisa ada next time?
Lo kurang puas?
09.19
Tiara:
Bukan ....
09.20
Manggala 🔥:
Terus?
09.20
Tiara:
Gue punya cowok
09.35
***
Manggala's Story: END
Next chapter -> Zaki' AU
Kalau di twitter, few tweets AU-nya berakhir sampai sini, terus ada rencana dilanjut dengan format long AU 😌
Yuk, komen tanggapan kalian setelah selesai baca ceritanya si Mangga 😁
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top