Late (2)

Hello readers 😊😊😊

Come back in this story again 😁😁😁

I will continue this story 😁😁😁

Hope you will enjoy this story 👌👌👌

Have a nice day 😉😉😉

Happy reading 📖📖📖 😉😉😉




🌹 🌹 🌹 🌹 🌹




Gadis itu mengirim pesan untuk pria yang katanya tunangannya dan papa dari pria tersebut. Setelah memastika kalo pesannya terkirin, walaupun belum dibaca. Dia langsung mematikan ponselnya dan mengambil kartu SIM nya. Kemudian dia lipat SIM itu dan membelahnya menjadi dua dan membuangnya sembarangan.
Gadis itu berjalan sepanjang komplek perumahan itu menuju ke halte. Selama perjalanan dia menanhis sambil merutuki dirinya sendiri.

'harusnya kamu tu sadar. Gadis seperti mu itu, yanng hidupnya sederhana ga akan pernah cocok dengan pria seperti dia. Pria yang kaya, pintar dan tampan seperti dia ga akan mungkin bersanding dengan gadis sepertimu. Mana ada ibu yang setuju menikahkan putra satu-satunya dengan orang sepertimu. Sudah jelas sekali, pasti akan ditolak mentah-mentah. Apalagi perempuan tadi. Kamu udah kalah jauh dengannya. Dia terlihat sangat cantik serta penampilannya menunjukkan dari kalangan seperti pria itu. Mereka sangat cocok. Dan kamu ga ada tandingannya. Kamu jauh dari semuanya' Kata gadis itu dalam hati.

Begitu sedih dengan semuanya. Air matanya pun tidak bisa berhenti mengalir.

Mulai sekarang, detik ini dia akan melupakan semuanya. Melupakan semua yang berhubungan dengan keluarga ini. Dia akan menjalankan kehidupan baru sesuai kehidupannya.

Hilmi. Pria itu bernama hilmi. Tidak tau apa yang sekarang dia rasakan. Tetapi dia merasakan sesuatu yang aneh. Dia merasa senang karena gadis yang dihadapannya tadi tidak akan mengganggunya lagi. Menganggu kehidupannya.

Tetapi dia juga merasa hampa dan sepi. Dia merasa kehilangan sesuatu yang sudah masuk menjadi bagian dari kehidupannya. Suara berisik, cerewet dan penganggu yang setiap hari ia hadapi dengan cuek walaupun di dalam hati dan pikirannya merasa sedikit senang karena ia tidak sendirian. Malahan seperti ada radio yang selalu mengikutinya.

Dia juga merasa menyesal mengatakan sesuatu yang sangat kasar terhadap gadis itu. Padahal gadis itu tidak bersalah sama sekali. Tetapi dia malah menyalahkan gadis itu atas apa yang terjadi terhadap kehidupannya sekarang. Dia sudah menghina gadis itu melalui status sosial yang sebenarnya itu bukanlah kebiasaannya untuk mempermasalahkan status sosial. Tetapi kenapa dia melakukan sampai sejauh ini.

'apa yang harus aku lakukan? Aku pasti sudah menyakitinya. Padahal aku sudah mulai menyukai kehadirannya, karakternya, tingkah polos dan konyolnya dan semua yang dia lakukan. Apakah dia mau memaafkan aku' batinnya dalam hati yang merasa gelisah karena akan kehilangan sosok gadis yang sudah mulai membuat hatinya luluh.

“Apa yang kakak lakukan padanya?” tanya seorang laki-laki dengan nada marah yang tertahan.

Laki-laki itu memiliki kemiripan dengan pria itu namun terlihat lebih muda. Laki-laki itu berjalan memasuki ruangan setelah gadis itu pergi meninggalkan pria itu.

“apa yang kau lakukan disini?” tanya pria itu dengan dingin. Tersadar akan lamunanya.

“aku denger semua kak, kenapa kakak berbuat seperti itu padanya?” tanya laki-laki itu tanpa mengindahkan pertanyaan pria itu.

“apa kau menguping pembicaraan kami?” tanyanya dengan nada dingin.

“kakak ga perlu mengalihkan pembicaraan. Kenapa kakak begitu tidak suka dengannya? Sampai menyakitinya seperti itu” kata laki-laki itu dengan amarah yang sudah tidak bisa ditahannya lagi.

Ia begitu marah karena pria dihadapnnya sekarang adalah kakaknya, sudah menyakiti gadis tadi.

“itu bukan urusanmu” jawabnya dengan santai.

“hah…. Apa? Bagaimana kakak bisa bicara sesantai itu? Kalau saja gadis itu ditunangkan dengan ku, aku pasti akan menerimanya dengan senang hati. Karena dia gadis yang sangat baik dan penuh kasih sayang serta perhatian. Tapi kenapa harus dengan mu kak, mengapa dia bertunangan denganmu?” kata laki-laki itu

"kalau saja kamu bukan kakak ku, mungkin aku sudah merebutnya darimu kak. Tapi kenyataannya kamu adalah kakak ku, jadi aku merelakannya untuk mu. Agar kalian berdua bisa bahagia nantinya, karena aku yakin kian berdua bisa hidup bahagia dan saling melengkapi. Tapi setelah aku mendengar papa yang kalian bicarakan, aku menyesal merelakannya padamu kak, kamu sudah menyakitinya” lanjut laki-laki itu tanpa memberi kakaknya kesempatan untuk merespon perkataanya.

Hilmi merasa terkejut karena adiknya ternyata memiliki perasaan terhadap gadis itu. Ia merasa sedikit marah alan penjelasan adiknya yang jelas-jelas mengungkapkan perasaan sukanya terhadap gadis itu. Ia tidak rela orang lain menyukai gadis itu walaupun dia adalah adik kandungnya sendiri. Dia sudah menahan emosinya karena adiknya yang berbicara tanpa memberikan kesempatan dirinya untuk menanggapi apa yang dikatakannya.

“lalu apa yang akan kamu laukan? Aku sudah menyakitinya dan mungkin dia sudah membenciku” jawabku dengan santai walaupun sebenarnya dia sangat khawatir akan apa yang akan terjadi.

“bukan aku, tapi kakak. Kakak harus mengejarnya dan mencarinya. Karena kau tau kalau kakak menyukainya. Mungkin kakak ga sadar akan hal itu, tapi aku bisa melihatnya kak. Kakak mulai berubah menjadi sedikit berbicara dan tersenyum. Dan pancaran wajah kakak terlihat berbeda dari yang dulu” kata laki-laki itu memberi penjelasan nyata yang dia lihat selama ini.

Kakaknya hanya memandang dirinya dengan bingung dan terkejut atas penjelasanmya barusan. Adiknya mendekat dan menepuk bahu kakaknya itu untuk memberikan dorongan dan semangat

“kejar dia kak, perjuangkanlah gadis itu. Karena gadis itu berbeda dari yang lain. Jika kakak menyadarinya, sebenarnya gadis itu termasuk gadis yang mandiri. Dia tidak pernah merengek meminta apapun dan memanfaatkan kakak. Semua yang dia lakukannya kepada kakak itu tulus. Bisa dilihat dari matanya dan sikapnya.”
Sejenak Hilmi diam mencerna perkataan adiknya itu.

Dia juga mengingat akan kehidupannya yang selalu diganggu oleh gadis itu. Gadis itu tidak pernah mengeluh ataupun marah walaupun dirinya sudah bersikap keterlaluan terhadap gadia itu. Selalu mengabaikan, menghindari dan terkadang berbicara kasar dan dingin. Tetapi gadis itu tetao tersenyum dan selalu disampingnya.

Gadis itu pun juga tidak pernah merengek meminta sesuatu. Seperti barang-barang mahal, branded ataupun impor bahkan makan di restoran mahal pun dia tidak pernah memintanya.




🌹 🌹 🌹 🌹 🌹




Enough for today 😂😂😂

See you next time 😉😉😉 👌👌👌

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top