PART. 21 - THE REST OF THE ANIMOSITY.

Kalau ada typo, info aja ya.

Ashton menghempaskan tubuh di kursi kebesarannya sambil mendengus kasar. Setelah berhasil mengamankan Ally, dia segera menuju ke tempat pertemuan dimana sudah ada Gordon, Juno, dan Paul yang sudah menunggunya. Dia sama sekali tidak percaya tentang apa yang didapatinya dan jika hal ini diketahui Ally, wanita itu akan histeris.

Bernadette Lius, wanita lembut yang menjadi orang kepercayaan di mansion keluarga Smith adalah penyusup yang menjadi mata-mata musuh selama ini. Jika sebelumnya, Paul sempat memberitahukan tentang kecurigaannya terkait kehadiran Bernadette yang katanya selalu berjalan untuk memeriksa setiap pintu di siang hari dan tengah malam, kemudian dihubungkan tentang adanya sosok yang terlihat di sekitaran perkebunan dan depan gerbang mansion yang tidak tertangkap kamera pengawas.

Tadinya, Ashton tidak percaya karena dia yakin jika dia mengenal Bernadette dengan baik. Tapi ternyata, hal yang sama dilontarkan pengacara muda bernama Juno itu. Dan tentang kejadian penyerangan yang terjadi di pernikahannya tadi justru terjadi karena Bernadette dipersiapkan untuk mengacaukan pernikahan dengan mendatangi Ally sebelum acara itu dimulai.

Saat ini, Bernadette sudah diamankan. Tamu undangan yang hadir bukanlah tamu yang sebenarnya, melainkan perwakilan untuk mengacaukan segala sesuatunya. Itu sudah diperhitungkan oleh Ashton karena sengaja menyebarkan undangan pada pihak-pihak yang mencurigakan. Kini, semua sudah sangat jelas tentang siapa saja yang berusaha untuk menjatuhkan Jonathan Smith.

"Bernadette sudah mengakui kesalahannya dan bersedia ditempatkan dimana saja. Ini adalah rekaman pemeriksaan yang dilakukan tadi," ucap Paul sambil menaruh sebuah flash disk di meja.

Ashton segera mengambil barang kecil itu dan mengantonginya sambil menatap Juno dan Gordon yang tampak begitu serius dalam berdiskusi dengan suara rendah di sofa besar yang ada di ruangan itu.

"Bagaimana dengan Ally?" tanya Ashton kemudian.

"Dia sedang mendengkur," jawab Paul tanpa ragu dan sukses mengundang tatapan dari Ashton dan para penjaga yang ada disana secara bersamaan.

"Maksudmu?" tanya Ashton dengan nada tidak suka.

"Memangnya apa yang bisa dilakukan seseorang yang sudah diberi obat tidur dengan dosis yang cukup lumayan, Sir? Dia akan terjaga sampai sepuluh jam dan kau memiliki waktu selama lima jam untuk bernafas lega sebelum mendapat seruan tidak terima dari pengantin wanita yang berang atas pernikahan yang tidak diinginkan seperti tadi," jawab Paul tanpa beban.

Para penjaga berusaha mengatupkan bibir untuk menahan senyuman geli sambil membuang tatapan ke arah lain, sedangkan Paul masih memberi ekspresi datar yang membuat Ashton semakin geram tapi harus menahan diri. Baru saja hendak membalas tapi Lion sudah datang untuk menginterupsi.

"Petra sudah terlelap dengan ditemani Helen, Sir. Dia baru akan sadar selama beberapa jam kedepan," lapor Lion karena dialah yang bertanggung jawab untuk membawa Petra.

Ashton masih mendengus dan tidak memberi tanggapan, sampai akhirnya Paul kembali bersuara yang sukses membuat Ashton semakin berang.

"Jika kau tidak ingin melihatku, aku bisa keluar dari sini," ujar Paul menawarkan diri.

Hendak membalas, tapi lagi-lagi interupsi menahan dirinya untuk memaki, kali ini dari Juno.

"Bisakah kita mulai? Aku tidak bisa berlama-lama dan sudah lelah karena kurang tidur," celetuk Juno dingin sambil menatap Ashton dengan ekspresi tidak senang.

Pria muda itu memakai kacamata minus-nya sambil duduk di sofa dengan laptop yang berada di pangkuannya. Ashton pun segera beranjak dari kursi untuk bergabung dengan mereka di sofa dan menempati sofa tunggal yang berada tepat bersebrangan dengan Juno dan Gordon.

"Silakan dimulai," ujar Ashton kemudian.

Saat para penjaga hendak mengundurkan diri, Juno segera mengangkat tangan tanda agar mereka berhenti sejenak.

"Aku ingin kau dan dia berada disini untuk mendengarkan apa yang kutemukan, barangkali ada hal yang bisa kalian sesuaikan lewat apa yang kalian amati dan telusuri selama berada disana," ujar Juno dengan nada perintah sambil menunjuk Paul dan Lion, lalu kemudian menunduk untuk menekuni laptopnya kembali.

Sombong sekali, pikir Ashton. Dia tidak menyukai sikap sombong Juno tapi cukup terkesima dengan keberaniannya dalam mengeluarkan suara tanpa memiliki rasa takut terhadap apa yang dihadapinya seolah sudah tahu apa yang perlu dilakukannya.

Paul dan Lion menatap datar pada Juno yang tampak tidak memperhatikan ketidaksukaan mereka padanya. Dia benar-benar melakukan pekerjaannya tanpa mempedulikan suasana atau kondisi sekitarnya.

"Sebelum mati, Jonathan sempat menemuiku di Tokyo untuk membahas beberapa masalah, dan salah satunya adalah Jeremiah Smith," suara Gordon memecah keheningan dan membuat semua tatapan tertuju padanya.

"Jeremiah?" tanya Ashton dengan kening berkerut. "Bukankah dia sudah mati belasan tahun yang lalu?"

"Tapi tidak dengan anak dan istrinya," balas Gordon langsung.

"Maaf jika aku perlu menginterupsi," ujar Paul kemudian dan langsung melanjutkan saat semua orang menatapnya. "Nama itu juga disebutkan Bernadette saat menemui Ally sebelum acara dimulai. Dia juga ada mengatakan tentang keberadaan keluarganya yang lain, yaitu sepupu bernama Adele."

Ashton mengerutkan alis dan mencoba mengingat-ingat tentang keluarga Smith. Sewaktu masih tinggal di Lawrenceville, Ashton tidak pernah melihat keberadaan adik dari Jonathan sama sekali, hanya pernah tahu jika Jonathan memiliki saudara laki-laki yang sudah mati, itupun diketahuinya dari Edison kala itu.

"Adele Smith, wanita muda yang baru berusia dua puluh lima tahun adalah putri dari Jeremiah Smith dan Judith Smith. Dia sudah menikah dan tinggal di Washington," tukas Gordon.

"Apa hubungannya dengan nama-nama yang disebut?" tanya Ashton.

"Aku sudah mempelajari informasi yang diberikan Sir Gordon terkait pertemuannya dengan Jonathan. Bisa dipastikan jika kematian Jonathan ada hubungannya dengan wanita itu," jawab Juno yang sudah mengangkat tatapannya untuk memulai penjelasan sambil menatap Ashton datar.

"Insiden meninggalnya Jeremiah adalah murni bunuh diri yang diakibatkan sendiri karena kalah dari perjudian sehingga menguras habis kekayaan dan membuat Smith International sempat bangkut selama beberapa waktu. Dan karena itulah, Jonathan berusaha untuk membangunnya kembali setelah Jeremiah mati," timpal Gordon.

"Setelah Jeremiah mati, istri dan anaknya pergi tanpa kabar. Mereka berpikir jika Jonathan yang membuat Jeremiah seperti itu," tambah Juno.

"Sangat disayangkan, Jeremiah yang alkoholik dan penjudi ulung itu sama sekali tidak bisa diharapkan. Berbanding terbalik dengan Jonathan yang adalah pekerja keras. Mereka berdua seringkali berbeda pendapat dan bertengkar, hal itu membuat Judith Smith merasa bahwa apa yang terjadi pada suaminya adalah akibat dari tekanan yang diberikan Jonathan padanya," ujar Gordon kemudian.

"Jadi, Judith membalas dendam pada Jonathan karena merasa dialah penyebab dari suami gagalnya itu bunuh diri?" celetuk Ashton dengan satu alis terangkat.

"Itu masih menjadi praduga, karena berdasarkan rekaman kecelakaan itu murni disengaja dengan barang bukti terkait dan beberapa kejanggalan yang ditemukan dari lokasi kejadian. Aku bisa bilang jika ini sudah termasuk pembunuhan berencana, tapi ini masih wacana dariku," sahut Juno.

"Dan dari kepala CIA, James Collins, aku mendapatkan informasi bahwa istri dan anak Jeremiah, yaitu Judith dan Adele, pergi ke tempat kelahiran Judith yaitu Washington. Mereka tinggal disana sampai Adele menamatkan sekolah tingkat akhirnya," tambah Juno.

"Dan kenapa Bernadette bisa menjadi salah satu dari mereka?" tanya Ashton kembali.

"Karena sebelum mengasuh Ally, dia mengasuh Adele terlebih dulu," jawab Gordon langsung. "Saat kami menginterogasinya, dia mengakui jika mengasuh Adele sejak bayi dan sudah menyayangi anak itu seperti anaknya sendiri. Saat mereka pergi, Bernadette kehilangan dan Ally mencoba menghiburnya. Dari situ, Bernadette ditunjuk Jonathan untuk mengasuh putrinya."

"Seperti cerita drama pada umumnya, Adele kembali dan memanfaatkan rasa sayang dari wanita tua itu dan memintanya menjadi mata-mata. Itu adalah permulaan dari pengkhianatan yang dilakukannya," timpal Juno langsung.

"Apakah Jonathan sudah mengetahui jika Bernadette berkhianat?" tanya Ashton tidak percaya.

"Dia sudah mencium adanya pengkhianatan tapi tidak sampai mencurigai wanita tua itu. Oleh karena itulah, dia mengirim Ally ke Tokyo untuk dijauhkan dari kemungkinan adanya bahaya semacam ini. Juga, kau yang mendekati Ally saat itu sengaja dijadikan alasan untuk menutupi alasan sebenarnya," jawab Gordon kemudian.

"Apa?" seru Ashton yang semakin tidak percaya.

"Jonathan tidak membencimu, itu yang perlu kau ketahui," ujar Gordon dengan ekspresi yang begitu serius. "Semenjak dia mengetahui tentang dirimu yang tertarik dengan putrinya, dia mengawasimu dan berpikir jika kau memiliki potensi untuk membantunya dalam melindungi keluarganya."

Ashton tertegun saat mendengar penjelasan Gordon barusan. Jonathan tidak membenciku? Yang benar saja, batinnya.

"Dan setelahnya, dia sengaja melakukan fitnah, menyeretmu ke penjara, dan mengusirmu dari kota itu, dengan tujuan agar tidak ada yang mencurigaimu sama sekali. Dia ingin kau dikenal sebagai berandalan kota yang meresahkan, dan bukan orang pilihan Jonathan Smith yang akan meneruskan bisnisnya," ujar Gordon kemudian.

"Ini tidak mungkin," elak Ashton yang masih tidak percaya.

"Tapi itulah yang terjadi padamu hari ini. Dia membawamu pada teman baiknya, Edison Flinn Maxwell, untuk dilatih dan menjadi terpercaya seperti sekarang ini," lanjut Gordon sambil mengangkat bahu dengan santai.

"Apa kau masih ingat kapan kau dibawa keluar dari kota itu?" tanya Juno dengan alis berkerut seolah berpikir.

"Sekitar delapan tahun yang lalu," jawab Ashton langsung.

Juno dan Gordon sama-sama menoleh untuk saling bertukar tatapan dalam pengertian yang sama, kemudian mengangguk bersamaan seolah apa yang dipikirkan sudah benar.

"Dengan kata lain, kau memang sudah terpilih untuk menjadi pelindung bagi putri semata wayang dari Jonathan Smith dengan mengirimkanmu pada Edison untuk dilatih menjadi penerusnya," ucap Gordon akhirnya.

"Meski akhirnya, tentang dirinya yang tetap dibunuh dalam kecelakaan itu tidak diperkirakan olehnya," timpal Juno.

"Setelah Jonathan dan istrinya berhasil dibunuh, kini mereka mengincar Ally karena tidak ingin adanya keturunan Smith yang tersisa. Ini adalah murni dendam pribadi yang mereka miliki pada Jonathan," tambah Gordon.

"Aku tidak menyangka jika mereka akan melakukan hal itu karena yang kudapati bukanlah dari mereka, melainkan pihak Richardson yang berusaha untuk menjatuhkan Smith International," ucap Ashton dengan ekspresi tidak percaya.

"Maksudmu adalah Bobby Richardson?" tebak Juno langsung dan membuat Ashton melebarkan matanya.

"Apa kau juga mendapatkan informasi tentangnya?" tanya Ashton.

"Tentang putranya yang dibunuh oleh adik angkatmu dan suaminya itu?" balas Juno sambil memberikan senyuman setengah yang tengil.

Tertegun, Ashton langsung menegakkan tubuh untuk penjelasan yang baru saja diterimanya lewat berbagai informasi yang membentuk benang merah dan hubungan dari satu ke yang lainnya.

"Kau sudah bisa menebak sisa dari informasi yang masih menjadi pertanyaan beberapa detik lalu, Ashton?" kini giliran Juno yang bertanya.

Juno menaruh satu berkas di meja sambil menatap Ashton penuh kendali seakan apa yang akan disampaikannya adalah mutlak.

"Bobby Richardson yang tidak terima putranya dibunuh oleh Melissa dan Benjamin, yaitu adik angkatmu dan suaminya, alias putri dan menantu dari Edison karena kejahatan yang dilakukan lewat organisasi kriminalnya yang bernama Apocalypse, menyuruh cucunya yaitu Robin Richardson untuk membalas kematian putranya, Ruben, dengan membunuh Melissa dan Benjamin," ucap Juno dengan penuh penekanan.

"Dan tidak sampai disitu, Robin mengetahui jika mereka memiliki seorang putra yang saat ini adalah putra angkatmu, Petra, dan sudah berencana untuk menjadikan anak itu sebagai target pembalasan dendam selanjutnya," tambah Juno.

"Selama ini, aku terlalu fokus pada apa yang akan terjadi dengan Ally, tapi tidak menyangka jika hal ini juga terarah pada putraku. Bagaimana mungkin adanya kebetulan semacam ini?" desis Ashton geram dengan kemungkinan yang baru saja diketahuinya dan bersumpah untuk tidak akan membiarkan Bobby Richardson begitu saja karena sudah mengusik keluarganya.

"Kuharap setelah aku mengatakan semuanya, aku bisa langsung angkat kaki dari sini dan kembali ke tempatku," gumam Juno sambil berdecak pelan dengan ekspresi tidak suka.

"Katakan saja," balas Gordon tenang.

"Bobby Richardson dan Judith Smith tercatat sudah menikah sejak lima tahun lalu. Tentunya, aksi mereka adalah untuk bekerja sama dalam melakukan pembalasan dendam pada niat dan tujuan masing-masing saat mengetahui Jonathan Smith memiliki kedekatan dengan Edison. Mereka seperti tidak ingin kalah dan berpikir jika Jonathan dan Edison bersekutu untuk melawan mereka," ucap Juno tegas.

"Untuk mengecoh perhatian kalian, mereka menggunakan Adele Smith dan Robin Richardson untuk terjun dalam rencana mereka. Seperti yang kau lihat saat ini, Adele mendekati Bernadette, sementara Robin yang terang-terangan menampakkan dirinya padamu," tambah Gordon yang membuat Ashton semakin menggeram kasar.

"Dan aku sangat yakin jika mereka tidak menyangka bahwa akulah yang menggantikan Melissa menjadi penerus dalam organisasi itu dan namaku muncul di wasiat Jonathan sebagai pemegang Smith International," putus Ashton kemudian yang langsung diberikan anggukan kepala oleh Gordon dan Juno bersamaan.

Beranjak dari sofa sambil mengusap wajahnya keras-keras, kemudian berjalan mondar mandir dengan kepala yang sudah begitu penat. Ashton tidak bisa berdiam diri tanpa melakukan sesuatu karena isi kepala sudah dipenuhi oleh keinginan untuk membunuh siapapun yang berniat menyakiti keluarganya.

Menoleh pada Paul yang masih berdiri tapi tatapannya tertuju ke arahnya, Ashton menghela napas dan berhenti untuk menatapnya tajam.

"Aku ingin membawa Ally dan Petra pergi dan membuat mereka seolah menghilang. Siapkan jet untuk membawa mereka ke tempat yang cukup aman untuk sementara waktu," perintah Ashton yang langsung dibalas dengan anggukan kepala Paul.

"Aku yakin jika Apocalypse mulai bekerja untuk mencari keberadaan mereka, dan pastikan hal itu tidak bisa dilakukan oleh mereka. Beritahu Obaa-Chan bahwa kita akan berkunjung ke tempatnya," perintah Ashton pada Lion kemudian.

"Kita akan ke Tokyo?" tanya Lion dan Ashton mengangguk.

"Obaa-Chan bisa diandalkan. Dia sudah paham saat kita mengatakan akan memberi kunjungan," jawab Ashton.

"Akan sangat berbahaya jika kau menempatkan dua orang itu di tempat yang sama," komentar Gordon yang langsung disambut oleh ekspresi Ashton yang terlihat baru menyadari berbagai kemungkinan terjadi jika hal itu dilakukan.

"Apa kau memiliki ide?" tanya Ashton sambil kembali duduk untuk menatap Gordon penuh harap.

Gordon menoleh pada Juno yang langsung berdecak geram. Dia terlihat semakin tidak senang dengan ekspresinya yang menggelap.

"Aku tidak ingin terlibat apapun. Aku hanya ingin kembali ke negaraku," ucap Juno kemudian.

"Aku yakin kau bisa memberiku ide karena berhasil memecahkan semua teka teki sialan ini, Juno! Katakan padaku, apa yang bisa kau lakukan untuk membantuku?' seru Ashton yang kini menatap Juno penuh harap.

"Bukan berarti itu menjadi bebanku!" desis Juno tajam.

Tersentak, Juno dan Gordon menatap tidak percaya melihat Ashton yang tiba-tiba beringsut untuk berlutut tepat di depan mereka dengan tatapan tak teralihkan. Ekspresinya serius, dalam, dan cukup tenang.

"Apa yang kau lakukan?" seru Gordon kaget.

"Aku memohon padamu untuk membantuku kali ini. Apapun akan aku lakukan demi keluargaku karena hanya Ally dan Petra yang kumiliki di dunia ini. Jika dengan seperti ini bisa mendapatkan belas kasihanmu, aku rela," ucap Ashton tegas.

Juno menatap Ashton dengan ekspresi tidak percaya dan murka disaat yang bersamaan. Mengerjap cepat, dia melirik pada Gordon yang masih bergeming dengan tatapan tajam pada Ashton disana.

Terdiam selama beberapa saat, cukup lama tapi Juno terlihat seperti berpikir dan Godron menyuruh Ashton untuk kembali pada duduknya agar tidak membuat situasi menjadi canggung. Sampai akhirnya, Juno bersuara dengan ekspresi ragu tapi nadanya cukup meyakinkan.

"Aku memiliki beberapa teman yang bisa dipercaya," ucap Juno akhirnya. "Kami memiliki sebuah mansion yang dibangun di pinggir kota dan hanya dipakai di setiap akhir pekan. Kupikir, Petra akan aman disana."

"Itu ide yang tidak buruk," komentar Ashton langsung.

"Dan itu berarti aku harus menjelaskan semuanya pada mereka karena mereka sudah pasti tidak akan menerima kehadiran seorang asing tanpa tahu alasan utamanya. Aku juga tidak berniat untuk menyalahgunakan kepercayaan mereka padaku," timpal Juno tegas.

Ucapan Juno barusan membuat Ashton bungkam karena tidak menginginkan adanya pihak lain untuk mengetahui permasalahan ini. Sangat tidak bisa membiarkan pihak lain tahu.

"Jika kau mencemaskan tentang pengkhianatan, kau tidak perlu cemas, Ashton. Mereka adalah orang-orang yang bisa dipercaya. Meski masih muda, tapi mereka sudah mampu melakukan banyak hal dalam mengembangkan usaha tanpa mendompleng reputasi keluarganya," ucap Gordon kemudian seolah bisa membaca isi pikiran Ashton.

"Aku tidak mengenal mereka," balas Ashton langsung.

"Salah satu dari mereka adalah calon menantuku. Aku yakin kau sangat tahu tentang Ryeung Holdings Group, dimana calon menantuku adalah putra bungsu dari Master Kim," sahut Gordon.

Satu alis terangkat saat satu nama familiar yang diketahuinya sebagai konglomerat asal negeri ginseng. Yang membuatnya sangat mengenali orang itu karena salah satu intelijen pribadinya sempat menjadi anggota Eagle Eye, juga kepala keamanannya adalah anggota CIA yang terpercaya dan dikenal baik olehnya.

"Baiklah, aku percaya padamu kali ini, tapi jika kalian berniat untuk mengkhianatiku, aku bersumpa aku akan menghabisi semua keluargamu tanpa sisa," putus Ashton dengan nada penuh penekanan.

Juno memutar bola mata dan menoleh pada Gordon dengan ekspresi masam. "Itulah kenapa aku tidak menyukai hal seperti ini, dia sama sekali tidak tahu berterima kasih."

"Maklumi saja karena dia baru mengalami hari yang buruk," balas Gordon santai dan keduanya bersikap seolah Ashton tidak berada disana.

"Aku benar-benar tidak menyukai kalian tapi aku patut menghargai sikap terang-terangan kalian," ucap Ashton dengan suara bergumam tidak suka.

"Pada intinya, aku ingin segera kembali ke negaraku!" sahut Juno ketus.

"Aku akan ikut denganmu tapi setelah aku mengantar Ally ke tempat neneknya," putus Ashton kemudian.

"Tidak! Aku tidak mau menunggu lagi!" desis Juno.

"Aku berjanji tidak akan lama! Selama aku terbang ke Tokyo, kalian bisa terbang ke negara lain untuk bertemu denganku disana dan bersama ke Jakarta," ucap Ashton.

Juno mengumpat kasar sambil beranjak berdiri untuk melampiaskan emosinya sedangkan Gordon hanya menggelengkan kepala karena sudah cukup lelah.

Ashton hanya mengangkat alisnya dan menatap keduanya dengan tatapan menilai lalu mengangguk saja. Sepertinya keduanya sudah mencapai kesepakatan karena Juno tidak lagi melakukan aksi protesnya dan hanya menggeram pelan sambil menutup laptopnya dengan ekspresi kesal.

"Terima kasih untuk kalian berdua. Silahkan beristirahat di kamar yang sudah disediakan. Maaf jika aku masih belum bisa memberikan akses komunikasi untuk kalian tapi kalian bisa mengetahui keadaan keluarga kalian dari Lion yang akan menghubungi pihak kami yang sedang berjaga disana." ucap Ashton sambil mengarahkan Lion kepada mereka.

Juno hanya menggertakkan giginya dan tidak mengucapkan apa-apa sementara Gordon hanya menggumamkan terima kasihnya. Pembicaraan itu selesai dan sudah mencapai kesepakatan untuk rencana selanjutnya.

Ashton sudah bertekad dalam hatinya bahwa dia tidak akan membiarkan orang-orang yang sudah mengancam keselamatan keluarganya itu pergi begitu saja sebelum menggenggam jantung mereka yang masih berdetak di dalam cengkeraman tangannya sendiri. 




🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



Tbh, revisi cerita ini tuh kek lagi belajar sejarah. Aku sampe mabok sendiri dan cukup amazed kok bisa2nya ya aku bikin cerita ribet kek gini, seolah beban hidup nggak cukup banyaknya hahaha 🙈

Aku berharap hari kalian menyenangkan.💜

28.8.24 (17.20)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top