PART. 14 - EXPLANATION.

Hello, semoga kalian masih menunggu cerita ini. Hehe. 💜

Menunggu dengan sabar di depan lobby mansionnya, Ashton menatap kedatangan mobil yang dibawa Lion untuk membawa Ally pulang. Dengan sigap, penjaga yang lain segera membuka pintu bagasi dimana kantung belanjaan yang cukup banyak dikeluarkan dari situ. Meluapkan kemarahan dengan berbelanja, itulah cara Ally dalam menghabiskan waktunya.

"Apa kau bersenang-senang?" tanya Ashton saat melihat Ally keluar dari mobil dan sudah pasti tidak peduli padanya dengan berjalan melewatinya.

Memutar bola matanya, Ashton memutar tubuh untuk mengikuti Ally yang masuk ke dalam mansion dengan langkah cepat. "Aku sedang bertanya padamu, Ally," lanjutnya.

"Dan aku sedang tidak ingin diganggu karena melihatmu saja sudah membuatku kesal kembali," sahut Ally tanpa menghentikan langkah dan menaiki anak tangga.

"Bisakah kita berbicara seperti dua orang dewasa?" desis Ashton yang kini sukses membuat Ally berhenti tepat di depan pintu kamar dan berbalik untuk menatapnya murka.

"Dewasa? Apa kau tidak berkaca pada dirimu sendiri selama memperlakukanku seperti anak kecil?" seru Ally tidak terima.

"Pelankan suaramu karena aku tidak ingin Petra mendengar pertengkaran kita," sahut Ashton sambil bergeser untuk membuka pintu kamar dan menarik Ally untuk masuk ke dalamnya.

"Tidakkah kau lelah untuk terus bersikap brengsek padaku? Tentang semua ini? Kau yang datang tiba-tiba, mengakuisisi semua hal yang dimiliki ayahku termasuk diriku! Bahkan, kau seolah berhak untuk mengambil alih semua hal yang ada di sekelilingku, aku tidak punya pilihan, aku tidak diberi kesempatan untuk mengetahui apapun yang perlu kuketahui selain..."

Ucapan Ally berhenti saat Ashton tiba-tiba menangkup wajahnya dan menciumnya dalam-dalam. Terjadi penolakan, tentu saja, bahkan Ally memekik sambil berusaha menggigit bibir bawah Ashton tapi dia tidak berhenti. Ciuman kasar yang dilakukannya diiringi dengan dirinya yang menahan tubuh Ally agar tidak bergerak.

Terus berusaha untuk memberontak, akhirnya Ally melemah dan pasrah membiarkan Ashton menciumnya. Ally mulai terisak dan Ashton menghentikan ciuman itu lalu memeluknya erat. Dia membiarkan Ally meluapkan emosinya dengan menangis.

Selama beberapa saat, Ally menangis dan akhirnya diam. Disaat itulah, Ashton membimbingnya untuk membersihkan diri. Sudah mengisi bathub dengan air hangat dan sabun floral kesukaan Ally saat dia mendapati laporan tentang Ally yang sudah selesai berbelanja, Ashton melepaskan pakaian Ally dan mengarahkannya untuk berendam.

Berpikir untuk bergabung dengannya, Ashton melepaskan pakaian dan mengambil posisi untuk bersandar di dinding bathub dengan Ally yang bersandar di tubuhnya. Keduanya masih terdiam sambil menikmati momen berendam yang menenangkan.

"Maafkan aku untuk semua yang sudah kulakukan, terutama yang menyakiti hatimu," bisik Ashton lembut.

Ally masih terdiam dan tidak memberikan respon apapun. Tangisnya sudah berhenti tapi masih tertinggal isakan pelan disana. Ashton mengerti jika Ally sakit hati untuk semua yang terjadi tapi itulah yang harus dilewatinya. Dan malam ini adalah momen yang tepat untuk menceritakan segalanya.

"Aku ingin kau tahu jika aku tidak pernah meremehkan atau menganggapmu rendah, Ally. Sebaliknya, kau sangat spesial dan berharga untukku," lanjut Ashton yang langsung mendapat reaksi Ally untuk berbalik menatapnya dengan ekspresi marah.

"Seperti ini caramu dalam menganggap orang lain spesial dan berharga?" balas Ally tajam.

"Aku terpaksa melakukannya supaya kau bisa meluapkan seluruh emosimu, entah itu dengan marah, menangis, atau menggila," jawab Ashton jujur. "Sebab yang kuketahui adalah kau menjadi pendiam, pemurung, dan terlihat tidak menampilkan emosi yang berarti. Aku tahu kau sangat tertekan karena semua kejadian ini."

Ally mulai kembali berkaca-kaca dan perlahan menangis. "Kau sangat brengsek."

"Aku tahu, maafkan aku," balas Ashton sambil mengangguk dan memeluk Ally erat. "Aku hanya ingin kau melepas semua rasa yang kau tahan semenjak menerima kabar duka itu, Ally. Aku ingin kau menerima kehidupan barumu, bersamaku, sebab hanya dengan bersamaku, kau akan aman."

"Aku tidak mengerti," sahut Ally sambil menggeleng.

"Aku akan membuatmu mengerti," balas Ashton lagi.

"Tentang kedatanganmu ke Lawrenceville dan membuatku sampai ke sini?" tanya Ally dan Ashton mengangguk.

Tangisan Ally terhenti dan menatap Ashton tidak percaya. Ashton meyakinkannya dengan anggukan kepala dan sorot mata tajam yang tertuju padanya sambil menangkup wajah Ally, kemudian memberi kecupan ringan di bibirnya.

"Dan sebelum itu, aku ingin kau tahu bahwa aku tidak pernah membawa wanita manapun ke rumahku, juga tidak pernah merasa senang dengan godaan atau rayuan wanita lain, apalagi sampai memboncengnya dengan motorku. Terlepas dari kau percaya atau tidak, hanya dirimu yang pernah menaiki motorku, datang dan tinggal di mansion pribadiku, juga satu-satunya wanita yang kukenalkan pada Petra," ucap Ashton dengan tegas.

Ally tampak terharu mendengarnya dan hanya mengangguk sebagai balasan. Tidak membalas apa-apa tapi Ashton bisa menangkap adanya sinyal kelegaan darinya.

"Dan untuk menjawab pertanyaan yang belum mendapat jawaban dariku, apa yang kulakukan adalah permintaan ayahmu," lanjut Ashton yang membuat Ally menatapnya kaget.

"Kau bercanda," balasnya dengan ekspresi tidak percaya.

"Inilah alasannya kenapa aku tidak terlalu ingin memberi penjelasan karena reaksimu sudah pasti tidak percaya tapi aku merasa jika ini adalah waktu yang tepat," tambah Ashton yang membuat Ally segera mengubah posisi untuk duduk menghadap Ashton yang membuatnya melihat pemandangan yang menggiurkan yaitu tubuh telanjang Ally yang berbalut busa lembut disana.

"Itu tidak mungkin," tambah Ally.

"Seminggu sebelum kecelakaan itu, ayahmu mendatangiku seorang diri untuk menagih janjinya," ujar Ashton tidak peduli dengan Ally yang masih tidak percaya padanya.

Ally bersandar lemas sambil memeluk kedua kedua lutut yang ditekuk dengan ekspresi yang masih sama disana. Terdiam, Ashton memberinya waktu untuk mencerna apa yang diucapkannya tadi.

"Apa kau ingat momen dimana aku diusir dari Lawrenceville oleh karena tuduhan pelecehan padamu kala itu? Ayahmu yang sengaja melakukannya agar aku terlihat seperti kriminal dan pergi dari kota itu tanpa meninggalkan kecurigaan apapun, yang sebenarnya adalah dia menyerahkanku pada seorang kenalannya untuk melatihku," lanjut Ashton.

"Melatih?" tanya Ally bingung.

"Jika aku menginginkan putrinya, maka aku harus melayakkan diriku terlebih dahulu. Dia menantangku untuk memampukan diri dengan menjadi lebih baik dan tak terkalahkan saat kembali ke Lawrenceville, juga dia mempersilakanku untuk mengambil semua hak miliknya," jawab Ashton.

Sesuai perkiraan, Ally semakin tidak percaya dan menatapnya dengan tatapan menuduh.

"Jika kau tidak percaya, sudah ada surat wasiat yang dibuat olehnya," tambah Ashton.

"Apa Bams tahu?" tanya Ally langsung.

Ashton mengangguk. "Dia hanya menjalankan tugasnya dengan tidak memberitahukan padamu tentang hal ini. Akulah yang bertugas untuk menjelaskannya padamu, jadi kau tidak perlu marah padanya."

Ekspresi Ally semakin terlihat tidak percaya, bingung, juga menggelap. Dia sangat tahu jika mengetahui hal ini akan menambah beban pikiran Ally, tapi dengan tidak memberitahukan hal yang sebenarnya, maka Ally akan terus bersikap konyol dan Ashton tidak memiliki banyak waktu untuk menghadapi sikap tantrum ala wanita.

"Saat aku dituduh sebagai seorang kriminal dan diusir dari Lawrenceville, aku bersumpah akan membalas Jonathan Smith dengan membuat putrinya bertekuk lutut padaku, dan hal itu didengar oleh ayahmu yang angkuh itu," ujar Ashton sambil memberi senyuman setengah.

"Aku tidak percaya jika kalian melakukan kesepakatan yang melibatkanku dan aku tidak tahu apa-apa," ucap Ally sambil menggelengkan kepala.

"Tidak ada gunanya kau mengetahui hal seperti itu, yang terpenting adalah kau aman bersamaku saat ini. Aku berusaha untuk menjelaskan sesuai dengan kesanggupanmu, Ally," ujar Ashton.

"Lalu apa yang dia lakukan padamu setelahnya?" tanya Ally kemudian.

"Ayahmu membawaku pada kenalan baiknya yang bernama Edison Maxwell yang tinggal di Ontario untuk mendidik dan melatihku sebagai seseorang yang kau lihat hari ini. Aku bekerja dan berlatih keras karena kebencianku pada ayahmu, meski aku tidak lagi bertemu dengannya setelah menyerahkanku pada Edison tapi aku tahu dia melihatku dari kejauhan," jawab Ashton.

"Edison, teman kuliah Daddy yang..."

"Yes, dan Edison sudah menganggapku sebagai anak laki-laki yang tidak dimilikinya. Tepat setahun yang lalu, dia meninggal karena serangan jantung," sela Ashton dengan ekspresi menggelap sambil mengepalkan kedua tangan dengan erat setiap kali mengingat kematian Edison kala itu.

"Kupikir kau akan bersama dengan anak perempuannya," ucap Ally yang membuat satu alis Ashton terangkat.

Dia tidak percaya jika dalam pembicaraan serius itu, Ally masih saja bersikap cemburu tentang adanya kemustahilan seperti itu.

"Apa yang kau tahu tentangnya?" tanya Ashton langsung.

"Daddy pernah bercerita tentang Edison yang mengangkat seorang anak laki-laki dan berencana untuk menjodohkan putrinya yang bernama Melissa. Aku tidak tahu jika anak laki-laki itu adalah dirimu," jawab Ally dengan nada tidak suka.

Mengulum senyum tipis, Ashton hanya mengangkat bahu. "Aku tahu kau tidak akan percaya tapi aku dan Melissa tidak akan pernah tertarik satu sama lain. Kami seperti musuh dalam selimut karena kami saling membenci."

"Yang benar saja," celetuk Ally dengan suara bergumam.

"Kami tidak akan pernah mempunyai hubungan seperti itu dan Edison sangat tahu akan hal itu. Dia hanya terus menggoda kami dan mengatakannya pada semua orang," lanjut Ashton santai.

"Aku tidak percaya jika kalian tidak pernah berpacaran," ujar Ally langsung.

"Terserah kau saja," balas Ashton tidak peduli. "Melissa jatuh cinta pada orang kompeten yaitu tangan kananku, Harry. Mereka menikah dan memiliki seorang putra bernama Petra."

Mata Ally terbelalak dan menatapnya kaget. "Orangtua Petra?"

Ashton mengangguk. "Secara teknis, Petra adalah keponakanku. Orangtuanya meninggal saat melakukan olahraga ekstrim seperti memanjat tebing kala itu. Kami sangat berduka, terutama Edison hingga kesehatannya memburuk dan meninggal tepat di enam bulan peringatan kematian mereka."

Ally terperanjat dan langsung mendekat pada Ashton untuk memberi pelukan erat. "Maafkan aku, kau pasti sangat terluka harus kehilangan keluargamu dalam waktu kurang dari setahun."

"Tidak apa-apa, aku sudah melewatinya dengan baik, dan kuharap kau bisa melewati masa sulit ini dengan lebih baik, Ally. Kehilangan yang kau rasakan, juga sudah kurasakan. Aku bahkan kehilangan keluargaku sendiri saat masih terlalu kecil untuk mengenal mereka dan hanya tinggal bersama kerabatku. Dan saat aku bisa menemukan keluarga angkatku yang memberikan kehangatan keluarga, aku harus kehilangan mereka dalam waktu yang singkat," ucap Ashton lirih.

Ally mengangguk dan melonggarkan pelukan sambil menatap Ashton penuh arti. "Aku terlalu banyak pikiran buruk tentangmu, maafkan aku."

"Tidak apa-apa, aku harap penjelasanku bisa menjawab semua pertanyaanmu dan tidak lagi harus marah-marah padaku," ujar Ashton sambil membelai punggung Ally naik turun dengan tatapan yang sudah menelusuri lekuk tubuh Ally yang sedaritadi sudah menggodanya.

"Aku perlu mencerna semuanya tapi aku mengerti dengan... Ashton!" pekik Ally saat Ashton sudah meremas lembut payudaranya dan lidah yang menggeliat lincah di sisi lehernya.

"Aku sudah selesai berbicara, kini saatnya bekerja," balas Ashton dengan tangan yang sudah menjelajah di sekujur tubuh Ally yang sudah gelisah dalam rengkuhannya.

"Engghhh, Ashton, kupikir ini tidak perlu untuk..."

"Sangat perlu, Sayang," sela Ashton sambil membuka kedua kaki Ally dan menurunkan satu tangan untuk menjamah titik sensitif Ally di bawah sana. "Aku tidak akan pernah merasa cukup untuk melakukan hal ini denganmu."

Dan seperti itulah akhir dari malam itu dimana Ashton membawa Ally ke dalam kenikmatan dengan bercinta di sesi berendamnya. 


🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



Monmaap, tidak ada lanjutan haha.
Biarkan part ini berakhir dengan menggantung dan tergantung dari imajinasi kalian.

Aku akan update Zozo besok karena Babang udah oper naskah lanjutan tapi aku belum sempet cek.
Aku masih sibuk revisi naskah Noel 😰

Semoga harimu menyenangkan.

30.01.24 (20.00)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top