PART. 10 - PETRA.
Kembali dengan Daddy, Yeorobun. 🤪
Akhirnya, aku bisa update disini juga.
Terima kasih buat kalian yang masih sabar menunggu. 💜
Tanpa ekspresi, Ashton menatap rekaman cctv saat tidak berada di Lawrenceville karena harus menjemput Mariko, Nenek Ally. Slama dua hari berturut-turut, sosok lelaki dengan berpakaian serba hitam terlihat melewati gerbang mansion, berdiri selama beberapa saat, kemudian kembali dan melakukan hal yang sama. Meski tidak menampilkan wajah karena tertutup, tapi Ashton yakin jika itu bukanlah orang lokal. Sempat diketahui keberadaannya, tapi sebelum Paul dan tim mendapatkannya, dia berhasil pergi.
Hal yang sama juga terjadi di perkebunan, orang yang sama tampak berjalan dan mengitari area itu, seakan memantau para pekerja yang sedang melakukan pekerjaan konstruksi. Mulai menggeram, rasanya Ashton sudah tidak sabar untuk menghabisi orang-orang itu tapi belum saatnya. Waktunya belum tepat.
Mendengus kasar, Ashton bersandar di kursi dengan kepala yang mulai pening. Menahan diri bukanlah kesukaannya, juga tidak mengerti apa yang sudah diperbuat Jonathan Smith hingga banyak yang berusaha menjatuhkannya. Dirinya yang sering dicaci maki oleh Smith sialan itu justru ditunjuk untuk melanjutkan usaha dan menitipkan putri semata wayangnya. Ashton merasa tidak terima karena sudah dipermainkan oleh Smith yang sudah membusuk di liang kuburnya itu.
"Apa kau sudah melacak keberadaan orang itu?" tanya Ashton pada Paul dalam conference call yang sedang belangsung dimana George dan Lion ikut serta.
Saat ini, dirinya sedang dalam penerbangan dengan jet pribadinya dan melakukan pekerjaan di ruang kerjanya.
"Thomas Savannah, seorang teknisi dari Savannah. Dia pernah bekerja di perkebunan tapi dipecat dua tahun lalu karena melakukan penyimpangan," jawab Paul.
"Penyimpangan?" tanya Ashton dengan satu alis terangkat.
"Mengambil bagian dari dalam mesin untuk dijual secara illegal dan dengan sengaja merusak mesin untuk bisa mengajukan permintaan perbaikan. Cukup lama melakukan hal seperti itu hingga akhirnya diketahui," jawab Paul lagi.
Ashton mengangguk mengerti. "Apa yang membuatnya kembali setelah dua tahun dipecat? Karena rasanya itu sudah terlalu lama untuk sekedar melakukan aksi tidak terima dan hendak balas dendam."
"Karena dia baru saja dikeluarkan dari penjara sekitar sebulan yang lalu. Oleh karena tindakannya, dia dipenjara setelah pemecatan," jawab Lion kemudian. "Sekeluarnya dari penjara, dia direkrut oleh pihak R-Corps."
"Richardson?" tanya Ashton dengan alis terangkat.
Ketiganya mengangguk. Memejamkan matanya erat=erat, Ashton mulai tidak bisa menahan diri untuk mengambil tindakan.
"Ms. Smith juga merasa tidak aman selama berada di mansion atau setelah pemakaman orangtuanya. Dia merasa diikuti dan diawasi dari kejauhan," ucap Paul.
Ashton membuka mata dan menatap Paul tidak suka. Rasa tidak terima menguar begitu saja ketika melihat bagaimana Ally memeluk dan menatapnya cemas saat harus meninggalkannya. Yang benar saja, rutuknya dalam hati.
"Apakah Bernadette juga merasakan hal yang sama?" tanya Ashton dingin.
"Sepertinya tidak. Dia hanya menyampaikan keluhan Ally pada Bams," jawab Paul langsung.
Ashton mengangguk, kemudian menatap George. "Kirimkan link rekaman di mansion padaku. Pastikan tidak ada yang tertinggal dari pengawasanmu. Kau tetap berada disana."
"Baik, Sir," balas George langsung.
"Aku menginginkan pengawasan selama 24 jam. Atur para penjagamu untuk melakukan empat shift jam kerja, dan pastikan mereka cukup terpenuhi kebutuhannya," sahut Ashton dan langsung diiyakan oleh George.
"Paul?" ucap Ashton dan Paul langsung menganggukkan kepala.
"Jaga mansion itu baik-baik. Itu adalah tempat berharga bagi Ally dan apapun yang terjadi, jangan sampai ada yang merusaknya," ucap Ashton tegas.
Paul mengangguk sebagai jawaban.
"Kuharap kalian bisa menjaga diri selama aku tidak ada disana. Aku sudah membentuk tim rahasia dan melakukan investigasi di beberapa titik lokasi, baik di dalam atau di luar Lawrenceville," ucap Ashton kemudian.
Setelah mengucapkan beberapa hal, Ashton menyudahi panggilan itu dan mematikan laptopnya. Tidak lama kemudian, Lion datang menghampirinya.
"Apa kau sudah mempersiapkan segala sesuatunya di Chicago?" tanya Ashton.
"Semua sudah siap," jawab Lion mantap.
"Bagaimana dengan Petra? Apa dia sudah tahu jika aku akan pulang bersama Ally?" tanya Ashton lagi.
Menyebut namanya saja sudah membuat Ashton tersenyum, dia sudah sangat merindukan Petra dan berharap jika dia akan menerima kehadiran Ally.
"Sudah, dan dia sudah tidak sabar menunggu kepulanganmu, Sir," jawab Lion.
"Baiklah, terima kasih untuk kerjas kerasmu, Lion. Aku ingin segera beristirahat," ucap Ashton sambil beranjak dari kursi.
Ashton segera menuju ke kamar tidurnya. Melepas pakaiannya dan hanya menyisakan boxer-nya, Ashton memperhatikan Ally yang sudah tertidur dengan lelapnya disana. Wanita itu kelelahan. Dengan sangat hati-hati, dia menaiki ranjang dan memeluk Ally dari belakang sambil menyelimuti mereka dan berbagi selimut yang sama.
Mendesah lega, Ashton memejamkan mata dan membenamkan kepala di sisi leher Ally karena merasa bersyukur jika wanita itu baik-baik saja. Dia tidak menginginkan hal buruk terjadi pada Ally.
Meski sudah begitu lama tidak bertemu dengannya, perasaan yang dimiliki Ashton tidak berubah. Ally tetap menjadi wanita favoritnya. Wanita ini masih begitu sukses menarik perhatiannya dan itu tidak terbantahkan.
Ingatannya kembali pada Jonathan yang mendatanginya tepat sebulan sebelum kecelakaan terjadi. Dengan tidak tahu malunya, pria tua itu menuntut janji yang pernah diucapkan Ashton beberapa tahun lalu saat dirinya dituduh sudah melakukan perlakuan tidak menyenangkan terhadap putrinya. Bahkan, dia sempat dipenjara oleh karena tuntutan itu.
"Aku akan membuktikan diriku bisa lebih baik darimu! Kau akan menyesal karena sudah memperlakukanku seperti ini! Dunia akan tahu bahwa Ashton Hugh Tristan akan menjatuhkan Jonathan Smith, dan akan membuat putrinya, Allison Marie Smith bertekuk lutut padaku!" teriak Ashton saat dirinya diseret paksa oleh polisi kala itu.
"Buktikan saja! Jadilah seturut dengan apa yang kau ucapkan dan kembalilah saat kau sudah siap nanti. Aku menunggu hal itu terjadi," balas Jonathan sambil tersenyum mengejek.
Ashton mencoba memejamkan mata untuk mengusir ingatan itu sambil mengeratkan dekapannya pada tubuh Ally yang hangat dan nyaman. Mengecup lembut bahu Ally, kemudian melepaskan kaitan bra dengan pelan, menikmati beberapa saat punggung telanjang Ally dengan mencium dan mengusapnya. Tinggal selangkah lagi, dia akan membuat wanita ini menjadi miliknya seutuhnya.
Kemudian, dia memejamkan mata dan tertidur dalam nafas yang teratur. Untuk pertama kalinya selama beberapa minggu terakhir, Ashton mendapatkan tidur paling lelap meski hanya mendapatkan dua jam saja.
Ashton terbangun saat mendapat pemberitahuan dari Lion, kemudian membangunkan Ally untuk segera bersiap. Dia sudah tidak sabar untuk membawa Ally datang kerumahnya.
Rasa senang begitu meluap saat mobil yang membawanya sudah memasuki pintu gerbang rumah yang dirindukannya selama seminggu ini.
"Ini rumahmu?' tanya Ally kaget.
"Yeah, kenapa? Terlalu kecil untuk tuan puteri?" balas Ashton sambil melirik tajam pada Ally.
Ally menoleh dan menatapnya tidak suka. "Kenapa kau selalu merendahkanku?"
"Aku tidak merendahkanmu, hanya saja, ekspresi wajahmu mengatakan segalanya," balas Ashton santai.
Ally tidak membalas apapun dan hanya terdiam saja sampai mobil sudah berhenti tepat di depan rumah itu. Segera keluar dan berdiri disana, Ally menatap dengan penuh arti dan melihat sekeliling dalam diam.
Ashton hanya tersenyum dan memeluknya dari belakang sambil mencium pipinya. "Apa kau suka?"
"Rumahmu indah. Tempat tinggal seperti ini jauh lebih manusiawi dibandingkan mansion keluargaku," jawab Ally sambil menoleh padanya.
"Oh, wow, aku tidak percaya kau bisa memuji," ujar Ashton sambil terkekeh. "Ayo, aku akan mengajakmu berkeliling."
Ally mengikuti Ashton yang menuntunnya untuk masuk ke dalam rumah. Begitu sudah berada di dalam, Ally memekik kaget dan langsung menahan langkah Ashton dengan tatapan menuntut penjelasan.
"Apa?" tanya Ashton sambil terkekeh geli.
"Apa kau gila?" seru Ally kaget.
"Ya, aku tergila-gila padamu," jawab Ashton riang.
"Ashton!" pekik Ally.
Ashton tertawa sambil menarik Ally dalam pelukannya. "Aku adalah salah satu penggemar hasil karyamu dan menginginkan seluruh interior rumah ini dipenuhi oleh buatanmu, Sayang. Kuharap kau tidak kelelahan saat melayani seorang pelanggan yang terlalu banyak permintaan beberapa bulan lalu."
"Jadi, kau adalah klien bajingan yang tidak sabaran itu?" desis Ally tajam.
"Kurasa, klien adalah raja dan kau harus memenuhi permintaanku untuk menjaga reputasi perusahaanmu bekerja, bukan?" balas Ashton geli. "Tapi, kau melakukan pekerjaan yang memukau, aku cukup senang."
"Kau benar-benar membuatku gila dengan semua permintaanmu yang tidak masuk akal," ucap Ally sambil menyipit tajam.
"Tapi kau membuat hal yang mustahil menjadi mukjizat. Lihatlah rumahku, ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Aku membeli rumah ini dengan kau yang membuat interiornya," ucap Ashton dengan tatapan penuh arti.
"Aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu," ucap Ally dengan suara bergumam.
Ashton tersenyum. "Tidak usah dimengerti, cukup kau nikmati saja. Ini adalah kejutan yang lain untukmu sebagai hadiah pertunangan kita."
"Apakah aku harus mempersiapkan diri untuk berbagai kejutan lainnya jika bersamamu?" tanya Ally dengan ekspresi cemas.
"Betul sekali, aku masih mempunyai kejutan untukmu, Sayang," balas Ashton dan membuat Ally terkesiap.
"Aku belum siap untuk menerima semua ini," sahut Ally dengan raut wajah yang terlihat seperti apa yang dikatakannya.
"Kau hanya perlu bersiap untuk menjadi istri dan ibu dari anak-anakku kelak," tukas Ashton serius.
"Kita belum menikah dan kau sudah membicarakan tentang anak. Jangan membuatku takut," ujar Ally dengan nada cemas.
"Tidak perlu takut, kau harus sudah siap," ucap Ashton dan kemudian terdengar seruan dari arah belakang yang begitu nyarin dan membuat keduanya menoleh ke arah sumber suara yang berasal dari tangga.
"DADDY!!!"
Tampak seorang anak laki-laki berumur lima tahun sedang berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa sambil menatap Ashton dengan penuh semangat. Ashton melebarkan tangan sambil tersenyum dan membungkuk untuk menyambut anak itu yang langsung melompat ke arahnya, lalu Ashton menangkapnya dengan mudah dan mengangkatnya tinggi-tinggi sambil berputar.
"Daddy! Aku merindukanmu!" seru anak itu sambil memeluk Ashton dengan erat.
"Aku juga merindukanmu! Bagaimana dengan harimu, Nak?" balas Ashton penuh sayang dan kemudian menciumnya bertubi-tubi sampai anak itu tergelak.
"Apa-apaan ini?" terdengar seruan kaget Ally yang membuat keduanya terdiam dan langsung menoleh pada Ally.
Hampir saja melupakan kehadiran Ally, Ashton bisa melihat ekspresi Ally yang terlihat kaget, juga mata yang sudah berkaca-kaca. Ally melirik cemas pada anak itu, kemudian menatap Ashton dengan ekspresi kecewa.
"Maafkan aku karena terlalu senang bertemu dengan anak ini. Perkenalkan, ini putra kesayanganku, Petra Joshua Tristan," ucap Ashton sambil mengenalkan Petra yang masih ada di dalam gendongannya.
"Dan Petra, seperti yang Daddy katakana padamu bahwa di hari ulang tahunmu, kau akan mendapatkan seorang ibu. Dia adalah ibumu, panggil Mommy mulai dari sekarang. Namanya Mommy Ally," ucap Ashton pada Petra sambil menunjuk Ally.
Petra memekik kegirangan dan langsung beringsut turun dari gendongan Ashton untuk menghampiri Ally dengan semangat. Dia memeluk kaki Ally sambil menengadah untuk menatap Ally dengan penuh arti.
"Hai, Mommy, namaku Petra. Kau sangat cantik! Cantik sekali seperti bidadari dan sangat berbedan dari wanita yang pernah Daddy bawa. Kau seperti putri! Tuan puteri!" seru Petra yang membuat Ashton menahan napas sambil menatap Ally cemas.
Dan selanjutnya, ekspresi marah dan ngeri Ally menjadi alasan utama membuat Ashton tertawa terbahak-bahak karena wanita itu hanya bisa terdiam kaku, lalu sesaat kemudian dia berteriak. "Kau sudah menikah dan mempunyai anak tapi berani-beraninya mengambil diriku sebagai calon istrimu??!!! Apa kau gila, bajingan???!!!!"
Aku juga mau bilang kalau aku punya cerita baru, yeay!
Aku akan update di akhir tahun ini dan kita bikin cerita yang hepi2 ya.
See you.💜
24.11.23 (10.00)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top