56. Morning Calls #2

nas's notes: Untuk part 56 ini hanya berisi percakapan telepon saja dengan format dialog. Untuk melihat siapa yang berbicara bisa perhatikan inisialnya.

Percakapan telepon pukul 5 pagi waktu Jakarta dan 6 sore waktu New York (hari sebelumnya) antara Nayantara Sura dengan Remus Wiradikarta. 

RW: Adek, hi. Apa aku membangunkanmu?

NS: Enggak Ayah, hanya saja kondisiku sekarang sedang tidak baik. Ada apa ayah?

RW: Apa kamu sudah istirahat dan minum obat?

NS: Justru aku baru bangun setelah tidur dan minum obat sejak pulang dari kantor.

NS: Aku akan memesan bubur cina setelah ini.

RW: Nicky sudah bangun? Minta Nicky buatkan untukmu.

RW: Di mana dia? Apa dia tinggal di rumah temannya lagi?

(jeda sebentar)

RW: Apakah Nicky tidur di tempat Andrew?

NS: AYAAAAH—Kak Nicky sudah bangun. Kak Nicky ada di rumah sejak aku pulang kemarin dan dia belum beli gas. Aku akan memesan sendiri buburnya.

RW: ...Okay.

RW: Ngomong-ngomong, Ayah dan Bunda berencana untuk ke Jakarta akhir Desember. Adek ingin kubelikan apa?

NS: Untuk saat ini enggak ada, Yah.

RW: Alright, kalau bulan depan Adek butuh barang dari US bisa bilang Ayah, ya.

NS: OK OK.

NS: Bunda di mana?

RW: Bunda lagi pilih baju. Ayah sama Bunda akan pergi makan malam.

NS: Wowww, have fun! Bye Ayah!

.

.

.

Percakapan telepon pukul 5 pagi waktu Jakarta antara Nayantara Sura dengan Nicholas Hanan. 

NS: Kak Nicky, kamu di mana?!

NH: Lagi di rumah calon-kakak-ipar-kita-yang-tidak-jadi-itu. Kemarin ada acara ulang tahun perusahaannya dan dia memintaku untuk menginap. Ah, aku merindukannya hingga kita asik mengobrol dengan Bahasa Jerman sampai larut.

NS: Astaghfirullah.

NS: Ayah bertanya kamu di mana.

NH: Ya Allah, aku baru melihat notifikasi WA dan panggilan tidak terjawab dari Ayah. Ayah bertanya aku di mana karena kamu sakit dan butuh bubur cina.

NS: Ya Allah. Bilang saja kamu di rumah dan gas di rumah habis.

NH: OKKK.

(jeda sebentar)

NH: Hanya itu?

NS: Tidak, Ayah sama Bunda akan pulang akhir Desember. Kuharap kakak bisa lebih banyak tinggal di rumah.

NH: TIDAAAAAAAK.

NH: Habis ulang tahunmu aku harus pergi ke SG.

NS: Ya Allah Ya Allah Ya Allah.

NH: Jangan Ya Allah Ya Allah padaku, Sura. 

NS: Tolong, Kak. Jangan sampai Ayah menjodohkanmu lagi. Bahkan aku membaca teh dari netizen di Archive of Riches kalau kamu menggandeng temanku di Keraton Solo?!? Ini alasanmu untuk tidak meninggalkan kunci rumah sampai aku harus tidur di Kempinski.

NH: Wow, rupanya sudah menyebar, ya?

(jeda sebentar)

NH: Pikirkan dirimu sendiri, Adek—kamu disebut Archive of Riches sebagai jomblo.

NS: Fabian dan aku sedang menumbuhkan presepsi bahwa kita itu tidak laku.

NH: Aku juga melakukan hal yang sama. Bentar, Fabian di UGM kan populer. Pasti kalau di Archive of Riches disebutkan dia jomblo, maka banyak yang akan mengejarnya.

NS: Tidak laku tapi kamu gandeng-gandengan sama cewek?! Temanku sendiri?!

NS: Kalau disebutkan Fabian punya pacar dan aku disebutkan jomblo, maka terlahirlah banyak spekulasi liar di antara alumni FK-nya Fabian itu. Kakak tahu, deh, Fabian populer dan dingin ke semua orang. Taurus behavior

NH: Ya, kecuali ke kamu.

NH: Lagipula tidak apa-apa? Kita mengenal keluarga itu itu saja.

NS: Jangan sampai Ayah tahu, nanti kamu akan dinikahkan.

NH: Aman, kok, Insya Allah.

NH: Dek, aku udah chat mbak buat buatkan teh manis sama congee dengan cakwe dan telur rebus. Habis itu langsung minum obat. Jangan skip, nanti habis ini kakak pulang.

NS: I'm amazed, thanks!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top