36. Midnight Call #1

nas's notes: Untuk part 36 ini hanya berisi percakapan telepon saja dengan format dialog. Untuk melihat siapa yang berbicara bisa perhatikan inisialnya. 

Percakapan telepon pukul 5 pagi waktu Jakarta dan 12 malam waktu Munich antara Nayantara Sura dengan Fabian Hafiyyan. 

NS: Sayang haii! 

FH: Haii cantik! Suaramu kenapa? Atau itu hanya suaramu kalau bangun tidur?

NS: Memang suaraku begini, Bi. 

FH: Enggak. Kamu capek, ya? 

NS: Sepertinya, deh. Nanti aku minum obat, deh, Bi. 

NS: AH SAYANG, tolong bantu doa, ya. Ini aku baru dihubungin sama HR-nya Midnight Blue kantor London untuk proses rekruitmen-nya. Kalau misalnya aku keterima dalam waktu dekat, yaaa akan lebih baik juga, kok. 

FH: AAAAAA SEMANGAT YAAA SAYANGKU!!! Semoga bisa dimudahkan dan menjadi rejeki kamu untuk pindah kantor ke Inggris.

NS: Aaaminn, terimakasih sayang! Oiya yang waktu itu aku makan sama Mas Andrew juga bahas recana resign-ku. Beliau hanya bilang ya jangan buru-buru dulu kalau rencana resign-nya belum pasti. Mas Andrew juga bilang kalau udah pasti bisa dikasih tahu ke Pak Michael, maksudnya ini kan posisi aku masih ngambang, ya, jadi nantian aja enggak apa-apa.

FH: Nantian itu maksudnya kalau kamu udah dapat offering letter, enggak, sih?

NS: IYAAAA.

FH: Kamu enggak bilang kalau kamu juga akan menikah di tahun depan?

NS: Belum...

FH: Sur...

NS: Bahkan aku belum kasih tahu siapa-siapa di kantor kalau aku akan menikah, Bi. 

NS: Aku minta maaf. 

FH: Kenapa kamu minta maaf, Sayang? Aku enggak apa-apa. Kamu hanya belum ingin mengatakannya.

NS: Okay...

FH: Ngomong-ngomong, beberapa hari yang lalu aku direkomendasikan film sama Benedikt. 

NS: Wow, aku tahu dia akan merekomendasikan film bagus. Apa itu?

FH: Endless Summer.

NS: Endless Summer-nya Timothy Marsh?

FH: Ja! Menurutmu bagaimana?

NS: Untuk Endless Summer, aku belum nonton. Akan aku tanyakan pada Bimo—dia senang nonton film. Mungkin dia tahu. Selain itu, pamanku sangat menyukai Timothy Marsh dan menurutnya skill aktingnya Timothy juga bagus. Aku awalnya mengetahui salah satu filmnya yang berlatar Perang Dunia II dan, iya, karakternya meninggal dengan tragis sembari memeluk kekasihnya. Lama-lama aku nonton karyanya yang lain, tapi untuk film yang rilis tahun 1992-1993 belum aku tonton. 

FH: Kayak karakternya Daniel Brühl yang meninggal di Inglourious Basterds?

NS: Enggak, dong. 

FH: Memangnya Bimo nonton apa saja?

NS: Dia selalu update di Instagram tentang apa yang dia tonton, tapi ada beberapa yang aku kurang suka juga.

FH: Berarti benar kalau film atau serial itu menyesuaikan selera. 

FH: Ngomong-ngomong, Kalau di Desember Januari kita istirahat dulu dari semua persiapan pernikahan engga apa-apa, 'kan?

NS: Enggak apa-apa kok. Lagipula aku sudah tahu mau pakai gaun yang modelnya gimana jadi sudah dikirim ke desainernya buat dijahitkan. 

FH: Prewedding-nya udah tahu mau kayak apaa?

NS: Belum, sih.

FH: Aku ada ide, tapi aku yang terbang ke Jakarta, ya?

NS: Loh, enggak apa-apa, kah? 

FH: Enggak apa-apa! Aku juga sudah kangen banget sama kamu dan kakek nenekku. 

NS: Boleh banget! Jadi prewedding-nya di Jakarta aja, ya?

FH: Boleeeh sayang!

NS: Okee nanti aku update yaah moodboard-nya.

FH: Aku mau update juga karena aku ada ide prewedding lucuuu.

NS: Boleh banget!

FH: Enggak sabar ingin memelukmu lagi.

NS: OMG I NEED THAT

FH: Alright, Baby! Aku kabari yah kalau sudah ku update!

NS: Okeee!

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top