30. Kuss auf die Stirn

Munich, Germany
Mid-year 2026

Menurut dirinya sendiri, Fabian bukanlah orang yang narsis. Ia tidak suka mencari namanya di mesin pencari atau mencari obrolan tentang dirinya melalui orang lain—pengecualian untuk Sura. Lagipula rekan-rekan sesamanya juga mengenal Fabian secara professional, tentu saja pengecualian untuk Benedikt. Paling jauh, orang mengenalnya melalui aksen Bahasa Jerman yang digunakannya.

Namun, kali ini ia berencana untuk mencari sesuatu tentang bunda. Fabian sendiri juga tidak suka mencari informasi mengenai keluarganya sendiri melalui mesin pencari. Menurutnya, halaman-halaman Wikipedia atau berita dari analisis pun sering kali tidak masuk akal dan ditambah-tambahi, sehingga informasi yang disampaikan juga tidak selalu benar. Bagusnya adalah orang akan sadar dengan kesalahan infromasi tersebut lalu mencarinya lagi pada laman lainnya yang lebih terpercaya.

Sabine Amari
Sabine Gabrielle Amari is a German model and engineer who became the chairman of the board of The Imperial Garden Group, a hotel and resort conglomerate, after her marriage to Andrian Hafiyyan, who had inherited the company. 

Fabian menurunkan layar ponsel dengan jemarinya menuju ke bagian Personal Life, namun Fabian tidak dapat menemukan apapunAkhirnya Fabian melebarkan pencariannya pada halaman lainnya dan menemukan sebuah laman biografi para model yang memuat sebuah artikel yang mengutip:

Alexander Kanakaris, a Greek ship magnate, was adoring on Sabine Amari. He always tried to catch Sabine, with or without his power and money, because Alexander loved the person.

Wow, apa yang aku temukan. Apakah aku sedang membaca kutipan fiksi. Pikir Fabian sembari mencari tahu siapa sebenarnya Alexander Kanakaris lewat mesin pencari. 

"Alexander Kanakaris adalah pebisnis Yunani kelahiran Inggris. Ia adalah anak dari tokoh terkemuka dan konglomerat pelayaran Pavlos Kanakaris dan istrinya Cecilie Diamandis. Setelah orang tuanya meninggal pada akhir 1990-an, Alexander mewarisi kekayaan dan menutup diri dari kehidupan pesta kelas atas...." Fabian membaca profil tersebut dan melanjutkan dengan berapa paragraf lainnya. "...Alexander pernah berhubungan dengan Sabine Amari, seorang model dari Jerman yang pindah ke Inggris. Hubungan ini terkuak saat Sabine mengundang Alexander ke pesta yang diadakan oleh biologist dan pewaris Inggris, Ingrid Ehrlich. Pada pertengahan tahun 1997, Alexander melamar Sabine, namun hubungan mereka berjeda tanpa konfrimasi hingga pada 1999, Sabine menikah dengan Andrian Hafiyyan."

Sebelah Alis Fabian sedikit terangkat. Ia berusaha mencerna apa yang sedang terjadi dari bacaannya. Terpaut rasa penyesalan saat membacanya. Bunda TIDAK PERNAH menceritakan banyak hal soal masa lalunya, apalagi laki-laki yang pernah berkencan dengannya. INI BENAR-BENAR GILA DAN DI LUAR DUGAANKU. AKU MENYESAL sudah mencari tahu lebih banyak soal ini dan seharusnya aku belajar saja.

.

.

.

Oslo, Norway
January 2024

"Keluargamu harmonis, ya."

Jelas Sura terkejut saat Fabian membuka percakapan saat mereka berdua menghabiskan waktu bersama dan memutuskan untuk melakukan apapun. Fabian memilih untuk duduk di otoman dan Sura memilih untuk menyandarkan tubuhnya pada sofanya. Perempuan itu terlihat memandangi Fabian cukup lama. 

"Tidak juga. Saat Hanneli meninggal dan tidak membawa pulang tubuhnya karena langsung dikebumikan di tempat, ayahku selalu menangis. Kurasa karena bundaku dulu bilang ayahku selalu ingin jadi yang pertama kalau memang harus meninggal. Alasannya karena dia engga bisa ngebayangin hidupnya ditinggal bunda sama anak-anaknya dan kembali kosong seperti sewaktu ayahku kecil." Sura menjawabnya sembari berusaha untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam rumah keluarganya. "Ayah dan bundaku memang pasangan yang sama-sama jatuh cinta saat usia dua puluhan. Tidak punya mantan, gundik, dan hutang, namun yang mengejar mereka hanyalah takdir."

"Takdir?"

"Pekerjaan ayahku membawa keluargaku ke tempat-tempat baru. Dari tempat baru itu juga, sering kali ada kejadian yang sampai sekarang masih kuingat."

"Sebenarnya aku bisa relate sama ayahmu. Entah karena aku dan ayahmu sama-sama anak tunggal yang pernah jadi anak kecil dan lingkup interaksinya hanya bersama orang dewasa. Namun saat aku menyadari kesibukan ayah bundaku saat itu, aku hanya berlari masuk kamar mandi dan masuk ke bak mandi karena aku tahu engga ada yang mencariku. Saat itu aku tidak mengerti permasalahan orang dewasa, namun mereka ribut, berbaikan, dan seterusnya. Yang aku pikirkan ya jadi orang dewasa itu enak, bisa bekerja dan membeli apapun yang mereka mau tanpa harus meminta izin."

"Aku juga berpikir seperti itu saat kecil. Setahuku juga, ayahmu, 'kan, juga anak tunggal?"

"Memang, tapi aku tidak relate sama ayahku. Bahkan dulu aku seperti tidak mengenal ayah dan bundaku, terus aku takut kalau ayah dan bundaku bercerai sembari hidup bersama kakek dari ayahku. Wah...pikiranku saat kecil dulu berat juga, ya. Rasanya kalau aku lihat diriku waktu kecil, aku mau peluk dia dan menyuruhnya untuk bahagia sendiri tanpa memikirkan orang tuaku dan bilang 'tolong bertahan lebih lama lagi, ya, nanti ada perempuan capricorn yang ngajakin kamu ngobrol di Jakarta dan dia akan mengubah hidupmu untuk selamanya.' Sura, aku serius kamu benar-benar datang ke hidupku, ke hidup orang seperti aku, dan aku bersyukur."

Terasa ada jeda yang begitu lama di antara perbincangan mereka. Sura hanya menegakkan tubuhnya dari sandaran sofa dan menggenggam tangannya Fabian sembari sesekali mengusapnya.

"Bian, maaf ya waktu kecil kamu memikirkan apa yang seharusnya dipikirin sama orang dewasa. Kamu takut, ya, sama masa kecil kamu sendiri?"

Fabian memilih untuk tidak merespon, hanya saja ia menundukkan kepalanya dan menangis. Sura pun memilih untuk tidak bertanya lagi dan mendekati Fabian hanya untuk memeluknya dengan erat. Lalu ia memandangi kening lelaki tersebut dan memberikan kecupan lembut pada dahinya. Memberikan kecupan lembut untuk jiwanya. 

.

.

.

Madrid, Spain
February 2001

"Aku masih terpesona saat melihat putriku. Aku bersyukur Sura tidak memiliki hidungku."

Ingrid hanya tertawa kecil saat suaminya memandangi putri kecil mereka dengan matanya yang berbinar. Sura kecil tampak menunjukkan matanya yang besar pada ayahnya dari keranjang tidur bayi. 

"Bahkan sampai aku melahirkan anak ketiga pun kamu masih berpikir bahwa wajah bayi tidak berubah." 

"Aku hanya ingin putriku ini lebih mirip denganmu. Aku sudah melihat diriku sendiri dari Hanneli dan Nicky." Remus mengatakannya sembari memandangi Ingrid sejenak. Ia sudah memikirkan pertanyaan ini dari sebelum ia pulang ke rumah. "Tadi Sabine ke sini?"

"Yup. Tampaknya dia merindukan saranku dan menggendong Sura."

Remus tampak ragu-ragu saat mendengar teman istrinya berkunjung dan menggendong putrinya yang masih terbilang bayi baru lahir. "Sayang, dia baik-baik saja, 'kan?" 

"Menurutku dia tidak apa-apa, kok. Dia menceritakan Fabian padaku, meskipun Fabian lebih banyak dipegang oleh orang tuanya." Ingrid menjawab pertanyaan Remus, namun lama-lama ia mengerti apa yang sebenarnya ditanyakan. "Sayang tenang, Sabine enggak apa-apa. Melihat kondisinya juga tampaknya Andrian sudah memperhatikan Sabine lebih banyak. Jujur saja, cara nyonya tua itu menghina Sabine yang baru melahirkan benar-benar keterlaluan. Seketika saat itu, aku jadi gemetar sendiri."

Masuk akal jika Ingrid juga geram saat itu. Ingrid menemani Sabine yang melahirkan putranya di Munich dan ia mengetahui beberapa kejadian yang mengusik jiwanya sebagai seseorang yang pernah melahirkan. Dari kejadian itu, Sabine mengalami kesulitan yang membuatnya harus menjauhkan Fabian darinya. 

"Iyaaaaaa Sayangku, kamu pernah menceritakan banyak hal soal ibunya Andrian itu." Remus melanjutkan sembari memikirkan cara memotong pembahasan ini. "Maaf, ya, pertanyaanku membuat kamu terpikir ke kenangan itu. Ngomong-ngomong, kamu ingin makan apa?"

"Tolong buatkan aku pasta dengan banyak keju!"

TBC

nas's notes: HAAAAAI!! jujur aku menangis saat menulis part ini, namun aku baik-baik saja! Maaf ya aku updatenya lama dan terimakasih sudah menunggu ceritaku. Aku akan menunggu pendapat kalian tentang cerita ini dari qrt, tellonym, atau rep wp ini, yaa!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top