142. Midnight Call #8

nas's notes: hai haiii part 141 belum masuk 10 vote, nih. sebelum baca part ini, bisa vote dulu yuk part 141 dan 142 supaya tidak kelewatan dan bisa segera matiin mode data.

untuk yang belum pernah vote di beberapa part sebelumnya juga boleh yuk biar rata sampai 10 vote. 10 kok belum 100 vote.

maaf banget aku bawel karena it's okay kalau kalian engga ada komentar apapun, namun aku harap kalian bisa vote—meskipun untuk part pendek kayak part buat teleponan. biar apa? biar aku bisa tahu siapa aja yang nungguin cerita ini. toh, juga kalau kayak sekarang part 141 masih under 10 vote juga aku update kelanjutannya biar engga kelamaan juga (karena gemes mau update juga, sih)

anyway, terima kasih yaa buat kalian yang mau baca ini dan selamat membaca <3

Percakapan telepon pukul 4 sore di Munich dan 10 malam di Jakarta antara Fabian Hafiyyan dan Nayantara Sura.

FH: Hi Liebchen, apakah mobilmu sudah selesai diperbaiki? Aku sudah meminta Rayan untuk langsung menghubungimu, namun Rayan memintaku untuk menghubungimu—serta montir yang memperbaiki mobilmu, karena ia sedang berada di perjalanan.

NS: Hi Dear, aku bisa memaklumi. Sampaikan terima kasih banyak dariku dan juga salam untuk Rayan.

FH: Baiklah. Ngomong-ngomong, apa yang sedang kamu lakukan saat ini?

NS: Sebenarnya aku akhir-akhir ini sedang sibuk handover pekerjaan karena aku akan last day di minggu depan—minggu ketiga Bulan Maret. Aku juga sudah menerima update dari EO terkait dengan persiapan pernikahan kita dan aku berencana untuk mengepas gaunku.

FH: Wah sudah jauh, ya....

NS: Tentu.

(Jeda sebentar)

NS: Fabian? Hai?

FH: Ah, ya. Kamu kapan ke Inggris?

NS: Kurasa Bulan April, karena aku masih ingin career break dulu. Aku juga berencana untuk naik cruise bersama Shadira—Ah, Shadira sudah lama ingin mengajakku naik cruise, namun aku selalu menolak ajakannya dan jadwal kita selalu tidak cocok.

FH: Naik cruise dari Singapura?

NS: Tidak! Kita akan naik dari Amerika Serikat. Kita akan melakukan Transatlantic trip—perjalanan yang melewati Samudera Atlantik. Karena Shadira memiliki rumah di Florida, jadi kita pergi ke ke sana dan stay selama beberapa hari, lalu kita naik cruise dari Orlando menuju Barcelona.

FH: Berapa malam?

NS: Dua belas malam!

FH: Kenapa cruise?

NS: Karena aku mendengar cerita ayahku—saat masih lajang yang naik cruise untuk mengitari negara-negara di sekitar Laut Mediterania dan terdengar menyenangkan. Serta Shadira juga menyakinkan aku untuk ikut pergi dengannya dan aku berpikir bahwa mencoba naik cruise untuk pertama kali akan menyenangkan.

FH: Ya, kudengar mereka memiliki fasilitas yang sama menyenangkannya seperti aktivitas darat.

NS: Ya, benar!

FH: Setelah berlayar selama dua belas malam itu, apa yang akan kamu rencanakan?

NS: Entahlah. Kurasa rencanaku adalah aku akan pulang ke Inggris atau, mungkin, ke Jerman untuk mengunjungimu.

FH: Kurasa untuk saat ini kamu jangan mengunjungiku dulu, deh. Maksudku, sekarang juga masih baru rencana dan aku akan sibuk dengan pekerjaan, deh.

NS: Kenapa?

FH: Aku khawatir kalau kamu datang, aku tidak bisa menemani kamu. Aku khawatir kamu akan sendirian di Munich.

NS: Baiklah.

NS: Ngomong-ngomong, aku juga memiliki rencana untuk mengunjungi teman baikku di Norwegia. Kamu ingat Giandra, 'kan? Dia akan melakukan perjalanan mengelilingi Eropa Utara.

FH: Ingat! Kamu selalu bercerita soal Giandra dan kisah HTS-nya itu. Apakah dia masih HTS?

NS: Ya. Padahal aku menginginkan Giandra untuk menjadi kakak iparku, namun Nicholas juga masih belum ada keinginan untuk menikah.

FH: Kak Nicky pasti bisa menemukan jodohnya, kok.

FH: Sur, ini sekalian info juga, ya. Beberapa minggu ke depan aku akan sibuk, jadi untuk komunikasi bisa lewat surel, ya. Karena ponselku harus diservis. In case, jika kamu ada masalah atau ada update bisa surel aja.

NS: Baiklahhhh. Take care, Dear.

FH: You too.

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top