04 | Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry

"Hei, bangunlah! Kau akan melewatkan waktu sarapan." seru Elena Kettleburn sembari mengguncangkan tubuhku pelan.

"Apa?" tanyaku bingung, masih setengah sadar.

[1] "You better be hurry, first subject is History of Magic, pretty sure you don't want to miss that class." ujarnya lagi kemudian berlalu pergi.

Aku langsung beranjak dari tempat tidur, buru-buru membersihkan diri di kamar mandi, mengganti baju tidurku dengan seragam, memakai syal rajut asramaku, dan terakhir membawa buku untuk pelajaran pertama.

Aku keluar dari kamar menuju ruang rekreasi Hufflepuff, dan mendapati Elena sedang berbincang dengan yang lainnya.

"Kalian ingin sarapan?" tawarku siapa tahu mereka ingin ikut.

"Tidak, kami lewat." jawab Carina Sykes.

"Kau tidak ikut juga?" tanyaku pada Elena.

"Aku menyusul." jawabnya singkat.

[2] Aku mengangguk mengerti, kemudian melangkah keluar dari asrama Hufflepuff. Berjalan melewati dapur, naik ke atas menuju The Great Hall untuk sarapan.

Beruntungnya, ada Hermione, Ron, dan Harry yang juga sedang sarapan. Aku memutuskan untuk bergabung dengan mereka, daripada harus makan sendiri.

"Hei, bagaimana sisa liburanmu kemarin?" tanya Hermione tepat ketika aku duduk di samping Harry.

"Ya, seperti biasa. Bagaimana dengan kalian?" tanyaku balik.

"Kau tahu? Charlie dan Cedric hampir terlibat perkelahian kemarin." ujar Ron dengan ekspresi khasnya, bahkan Harry ikut mengangguk setuju.

Aku tersedak ludahku sendiri. "Apa? Bagaimana bisa?" tanyaku tidak mengerti.

"Kalau tidak salah, aku juga mendengar namamu disebut. Memangnya kau ada hubungan apa dengan mereka?" tanya Ron penasaran.

"Tidak ada, hanya sebatas itu. Eh, maksudku. Aku dan Charlie sudah seperti kakak-adik, sedangkan Cedric hanya teman." jawabku sedikit terbata karena mendadak gugup sendiri.

"Benarkah?" goda Hermione sambil tersenyum.

"Iya." balasku sedikit kencang.

"Hei, Lyra!" panggil Fred dan George diwaktu yang sama. Kami semua menoleh, dan mereka mengambil tempat duduk di sampingku.

"Ingat soal kesepakatan kemarin?" tanya Fred sembari menaik turunkan alisnya.

Aku memutar bola mata malas. "Ya, ya, ya. Tenang saja, aku tidak ingkar janji."

"Kesepakatan apa?" tanya Hermione terlihat kesal.

"Rahasia." jawab keduanya.

"Kemarin aku tidak sengaja memukul bahu Fred terlalu keras." jelasku tanpa disuruh.

"Kau memang harus menghilangkan kebiasaan memukulmu itu, Lyra. Lalu? Mereka menyuruhmu untuk?" Ron berkomentar.

"Ugh, itu salah mereka. Tahu sendiri aku bagaimana ketika dikejutkan oleh orang." gerutuku kesal.

"Lyra akan menjadi pelayan kami selama lima hari." jawab George bangga. Ron dan Harry tertawa pelan sedangkan Hermione terlihat tidak suka.

"Tak apa, Mione. Lagipula, menghabiskan waktu dengan mereka tidak seburuk itu." ujarku.

"Lalu, siapa yang akan menemaniku di perpustakaan nanti?" tanyanya dengan wajah memerah menahan kesal.

Kami semua tertawa melihatnya. "Hanya lima hari, dan jika aku sempat, aku akan ke sana." ujarku mencoba mencari sisi baiknya.

[3] Aku dan Hermione memang sering menghabiskan waktu di perpustakaan, sama-sama membaca buku. Hermione dengan segala keingintahuannya tentang The Wizarding World. Sedangkan aku hanya mencari hiburan dengan membaca buku puisi, dan terkadang buku referensi pelajaran, sejarah, atau biografi jika ada yang menarik.

Bunyi bel terdengar, tanda kelas pertama akan segera dimulai. Kami semua beranjak dari tempat duduk, berjalan menuju kelas masing-masing.

[4] & [5] Hari Jumat ini, kelas pertama adalah History of Magic, lalu kelas kedua nanti ada Charms dan terakhir adalah Care of Magical Creatures.

Dalam perjalanan, aku bertemu dengan Elena. Kami akhirnya berjalan bersama, dan duduk berdua di kelas pertama.

Profesor Binns mulai menceritakan soal sejarah sihir, yang mengambil tema tentang para goblin.

Belum sampai dua menit, Elena menguap lebar dan menaruh kepalanya di atas meja, membuatku hanya bisa menggelengkan kepala. Sama halnya dengan murid-murid lain, mereka tidak memperhatikan apa yang Profesor Binns jelaskan.

Aku akui, suaranya memang sangat cocok dijadikan lagu pengantar tidur. Hanya saja, aku sedang berusaha menghormati dirinya yang mengajar dengan penuh kesetiaan terhadap pekerjaannya. Maksudku, ia bahkan mungkin tidak sadar jika sebenarnya ia sudah menjadi hantu, karena sibuk menjalankan tugasnya sebagai guru.

Untuk mencegah diriku bosan, biasanya aku mengambil perkamen dan sehelai bulu yang sudah kucelupkan ke dalam tinta. Tanganku bergerak mencoretkan apa saja yang kudengar, dan berniat merangkumnya kembali nanti malam di perpustakaan bersama Hermione.

Ah, itupun jika Fred dan George tidak melancarkan kesepakatan kemarin.

Selagi aku mencatat apa yang kudengar selama pelajaran. Sebuah kertas yang telah diremas tiba-tiba mengenai kepalaku lalu jatuh ke lantai. Aku menoleh, mencoba mencari sumbernya dari mana, dan menemukan Pansy Parkinson sedang tertawa dengan dua teman lainnya.

Aku menghela napas kasar sebelum mengambil kertas tersebut. Begitu dibuka, isinya kurang lebih seperti ini; "Stop being a bitch."

Aku tidak begitu terkejut melihat kata apa yang ia gunakan, melainkan karena catatan itu ditujukan padaku. Aku melipat kertas itu dan menyimpannya, berniat memberitahu Hermione begitu kelas selesai nanti.

--

Aku menghampiri ketiga anak Gryffindor itu saat jam makan siang berlangsung, dan bergabung dengan mereka.

Aku menyodorkan kertas itu ke Hermione tanpa berkata apa-apa. Begitu ia membukanya, reaksi yang ia berikan sangat jelas menunjukkan bahwa ia kesal.

"Siapa yang mengirimkannya?" tanya Hermione geram.

"Apa itu?" tanya Ron penasaran.

Hermione menyerahkan kertas itu kemudian beralih menatapku. "Pansy Parkinson." jawabku.

"Ugh, dan kau ada masalah apa dengannya?" tanya Hermione tidak habis pikir.

"Itu juga pertanyaanku." balasku tidak mengerti.

[6] "This is completely mental." komentar Ron, dan diangguki oleh Harry.

"Ada apa ini?" tanya George penasaran.

Ron menyerahkan kertas itu ke George dan Fred, keduanya lalu menatap kami tidak mengerti.

"Pansy Parkinson memberikannya pada Lyra." jelas Hermione geram.

"Apa? Kapan?" tanya keduanya.

[7] "In history class." jawabku seadanya.

Fred dan George saling melemparkan pandangan, terlihat sedang merencanakan sesuatu.

[8] "Watch this." ujar keduanya kemudian menghampiri meja yang diduduki oleh Pansy dan kawan-kawan. Aku tersenyum senang melihatnya, tahu jika mereka akan membalas perbuatannya.

"Eh, kalian tidak akan menghentikan mereka?" tanyaku tanpa mengalihkan pandangan.

"Untuk apa?" tanya Harry tidak mengerti.

"Poin Gryffindor." jawabku.

Sebelum mereka sempat memberikan balasan, teriakan Pansy terdengar menggema di seluruh ruangan. Mengundang perhatian dan gelak tawa murid-murid lainnya.

Gadis itu dan teman-teman yang duduk di dekatnya terlihat kotor karena makanan. Hanya makanan. Tapi, mereka berteriak histeris dan berusaha menyingkirkannya sambil melompat-lompat.

Aku tertawa geli melihat itu, reaksi mereka sungguh berlebihan.

--

catatan kaki;
[1] "Sebaiknya kau bergegas, pelajaran pertama adalah Sejarah Sihir. Aku yakin kau tidak ingin melewatkan kelas itu."
[2] The Great Hall - aula yang digunakan sebagai tempat makan.
[3] The Wizarding World - Dunia Sihir
[4] Charms - Kelas Mantra
[5] Care of Magical Creatures - Kelas Mahluk Ajaib
[6] "Ini benar-benar gila."
[7] "Di kelas sejarah."
[8] "Lihat ini."

-
| tbc |

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top