05 -- Pengganti
Hidup selama hampir tujuh belas tahun berhasil membuat Flo mengendalikan insting lycan yang ia miliki. Namun, ada beberapa kemampuan khusus yang sama sekali tidak bisa dikendalikan, seperti dapat mengartikan mimpi dengan tepat, membaui sesuatu dengan lebih jelas dan mendengarkan suara dengan jangkauan jarak yang jauh.
Flo mungkin punya kekuatan yang besar, tetapi seseorang yang merawatnya selama ini punya kekuatan yang jauh lebih besar darinya.
Gadis lavender itu juga sangat mencintai Apollo. Entah meskipun dewa itu hanya kasihan padanya. Ia tidak peduli. Namun, ketika tanpa sengaja dirinya mendengar pembicaraan Apollo dan Artemis, Flo bingung bagaimana harus menyikapinya.
Flo kaget, tidak percaya, bingung, kecewa, dan marah. Ia tidak pernah menduga kalau dirinya adalah putri seorang dewi bernama Eos dan lycan senior seperti Orion. Lebih mengejutkan lagi, ternyata orang yang merawatnya pernah bermasalah dengan kedua orang tua kandungnya. Selama tujuh tahun Flo dirawat oleh dua dewi. Nyx, dewi malam dan Selene, dewi bulan.
Saat masih kecil Flo sempat bingung mengapa ia begitu suka menatap bulan dan kadang-kadang buta mendadak ketika bulan purnama tiba. Selain itu, karena kedua orang tua asuhnya merupakan dewi yang bertugas di malam hari, Flo akan selalu tidur saat pagi menjelang. Itu juga yang membuat insting lycan miliknya berkembang lebih awal.
Flo dapat berganti wujud sesuka hati setelah Artemis yang merupakan kakak Apollo dan dewi bagi bangsa lycan mengajarinya secara langsung.
Selama hampir tujuh belas tahun, sadar atau tidak sadar, Artemis selalu ada di dekatnya. Dewi itu selalu menjaga dan menghiburnya di saat sedih.
Apollo yang sebenarnya dikenal memiliki banyak kekasih pun tetap saja mempedulikannya. Dewa matahari itu selalu menjaganya diam-diam, berusaha untuk membagi cintanya kepada Flo. Bahkan selama hampir sepuluh tahun, Flo jarang melihat Apollo menjalin kasih dengan seseorang. Apollo hanya sering bertemu dengan para penghuni Olympus, beberapa penghuni Dunia Bawah, dan oracle dari berbagai kuil yang memujanya.
"Aku harus bagaimana? Satu sisi aku sangat mencintai dan menyayangi mereka, satu sisi aku marah karena mereka sudah memisahkanku dari kedua orang tuaku. Apa itu artinya perhatian yang mereka berikan hanyalah sebatas penebusan dosa?"
Flo mencengkeram benang dan jarum yang sedang ia pintal dengan badan gemetar. Perlahan air matanya turun membasahi pipi, tangan putih pucatnya membungkam mulut agar tidak ada yang tahu jika dirinya menangis.
Flo terbiasa memberikan cinta kepada semua orang, ia tidak mampu mengekspresikan kemarahannya dengan benar. Flo mungkin punya insting untuk mengoyak tubuh 'mangsanya', tetapi bukan tubuh orang yang selama ini terus menjaganya. Ia tidak bisa!
"M-mengapa rasanya sesakit ini? A-aku ingin marah, t-tapi aku tidak bisa!"
Tangisan Flo dalam keheningan telah membuat Zeus merasa sesak. Awalnya dewa petir itu hanya terobsesi dengan kecantikan dan kelembutan Flo, tetapi hari ini dewa itu mendapatkan sebuah fakta baru yang membuatnya jauh lebih menyayangi Flo.
Ketegaran dan keikhlasan Flo sangat besar. Ia bahkan tidak bisa marah kepada siapapun. Putri Eos dan Orion itu begitu hebat dengan caranya sendiri.
"Aku selalu tidak mengerti mengapa para moirai senang mempermainkan hidupku. Aku mudah menyukai seseorang dan sering membuat kekacauan di berbagai tempat. Selama ini aku mengeluh karena dewa-dewi di sekitarku memusuhiku. Namun, hari ini aku mendapatkan pencerahan."
Zeus yang masih dalam wujud transparan pun lantas mengelus rambut panjang Flo. Ia tersenyum kecil. "Andai semua orang punya pemikiran sepertimu, Flo. Tidak hanya cantik secara lahir, kau juga cantik secara batin. Ketimbang aku, kau lebih pantas disebut sebagai seorang makhluk yang suci."
Zeus lantas menghilang dalam sekejap, tanpa tahu jika selama ini Flo bisa mengetahui keberadaannya melalui hidung dan telinganya yang sensitif.
Flo menghapus air matanya, lantas tersenyum sendu. "Mengapa aku harus terjebak dengan dewa-dewi itu? Mereka yang membakar dan aku yang terluka. Mengapa hidupku sangat menyedihkan?"
Flo lantas beranjak dari ruang tamu, keluar untuk mencari udara segar. Kebetulan hari ini bulan sabit muncul, mungkin hari ini ia bisa bertemu dengan Selene dan Nyx di padang bunga.
¤¤¤¤¤¤
Beribu-ribu tahun Eros dan Psyche hidup. Sudah ada begitu banyak bentuk cinta yang mereka lihat. Namun, ketika mereka melihat berbagai bentuk cinta Zeus, Apollo, dan Artemis kepada Flo, tiba-tiba keduanya teringat dengan masa lalu mereka.
"Cinta Flo sama sepertimu, Meli. Jika bukan karena cintamu, mungkin aku sudah lama pergi ke Dunia Bawah. Sekarang aku seperti sedang melihat bentuk cintamu lagi. Sudah lama sekali, kan?"
Eros mengangguk pelan. Matanya masih menatap lekat kepada Flo, tetapi pikiran mendadak pergi ke masa lalu. Namun, bila mengingat tentang keadaan Flo, pria itu mendadak merasa resah.
"Meli, cinta mereka terbentuk karena mereka kebetulan melihat kebaikan Flo. Aku bahkan belum memanah mereka dengan menggunakan panah cinta. Efek panah kebencian kepada Orion saja masih tersisa di dalam hati Apollo dan Artemis."
Psyche menghela napas panjang, kemudian mengangguk pelan. "Ah, ya, aku hampir lupa. Perasaan seseorang itu mudah sekali berubah-ubah. Hari ini mereka bisa menunjukkan kerapuhan cinta mereka masing-masing, tetapi di masa depan, siapa yang tahu?"
Eros tiba-tiba terkekeh pelan. "Jangan lupa jika Hera belum menjalankan rencananya. Orion dan Eos pun belum masuk kembali ke dalam kehidupan mereka."
Psyche mengangguk, lantas tiba-tiba membalikkan badan. "Kita masih punya tugas lain. Ayo, kita pergi ke pesta Dionysus."
¤¤¤¤¤¤¤
Di luar sebagai dewa reinkarnasi, Dionysus adalah dewa pesta dan anggur. Karena itu, hampir setiap hari ia mengadakan pesta. Kebetulan hari ini banyak yang hadir. Ada Ariadne, Aphrodite, Ares, Hermes, Hephaestus, Hera, Poseidon, Athena, Demeter, Persephone, bahkan Melinoe, Hades, dan Hecate.
"Hari ini hampir semua penghuni Olympus datang. Apakah Zeus akan datang?"
Psyche pun menggeleng pelan. "Aku tidak tahu. Namun, sebagai pemimpin di Olympus, harusnya ia datang."
Ketika sepasang kekasih sejati itu sedang menggunjingkan Zeus, tiba-tiba seorang pria tampan datang ke hadapan mereka.
"Apa kalian mau minum anggur campuran nektar dan ambrosia ini?"
Eros pun langsung melotot. "K-kau Ganymede?!"
Pria tampan itu lantas tersenyum kecil. "Ya, aku adalah Ganymede. Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba Zeus melepasku. Sekarang aku bukan lagi sebuah rasi bintang, aku adalah seorang manusia biasa yang mendapatkan keabadian sama seperti Putri Psyche."
Eros menerima secangkir anggur dengan tatapan tidak percaya. Setelah Ganymede beranjak pergi, Hecate tiba-tiba menghampiri Eros dan Psyche.
"Para moirai sudah mengaturnya seperti itu. Karenanya, aku pun menyihir Zeus dan membuat rasi bintang Ganymede terlihat seperti binar mata Flo. Ya, walau tanpa menyihir pun, Ganymede memang sudah terlihat seperti Flo. Hanya saja ia beriris mata hitam dan berambut raven."
Eros dan Psyche lantas saling memandang, mengerutkan dahi secara bersamaan sebelum melotot kaget. "Apa katamu?!"
Hecate pun terkekeh pelan. "Aku sudah menjalankan tugasku. Sekarang kerjakan tugas kalian. Panah Melinoe dengan panah cinta, buat dirinya menyukai Apollo."
"Apa maksudmu? Kenapa harus Melinoe?"
Hecate pun menghentikan kekehannya. Sang dewi berwajah tiga itu kemudian menatap sekilas Hades dan Persephone sebelum kembali menatap Eros dan Psyche. "Bukan hanya Artemis yang akan bertemu dengan Orion dan Eos. Di kehidupan Zeus dan Apollo, akan ada orang lain yang mampu membuat mereka mengalihkan perhatian dari Flo. Gadis lycan itu sudah memiliki mate. Setelah bayinya dengan Zeus lahir, Flo akan bertemu dengan pria itu. Hanya saja, sebelum itu, Flo memiliki harga yang harus ia bayar."
¤¤¤¤¤¤¤
Wonosobo, 05 November 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top