Black Ridding Hood

"Aku punya tugas baru untukmu"

Gadis bertudung hitam dengan eyepact jingga yang saat ini tengah asik duduk di atas pohon sembari mencoret-coret sesuatu di kertasnya mendongak keatas. Tampak seorang gadis lainnya yang bertubuh lebih kecil darinya tengah berdiri dengan tangan kebelakang.

"Tugas? Tumben Nona memberiku tugas. Biasanya kau menyuruhku untuk mencari masalah untuk kuselesaikan sebagai asistenmu?" tanyanya heran.

Gadis mungil berambut ungu itu kemudian duduk disebelah si tudung hitam. Memeluk lututnya.

"Aku memikirkan kondisimu, bocah" katanya memainkan rambutnya. "Tenang saja, tugas yang kuberikan padamu sederhana. Kau hanya perlu ke tempat si 'Penjaga Es yang Jatuh Cinta ke Api'"

"Penjaga Es yang Jatuh Cinta ke Api? Maksudmu The Prison Ice?" Gadis bertudung itu memiringkan kepalanya. Tumben sekali ia mendapat tugas yang tak berkaitan dengan tugasnya selama ini.

"Untuk apa aku kesana?"tanyanya memastikan tugasnya.

Gadis mungil yang dipanggil nona itu hanya tersenyum tipis.

"Kau akan tahu nanti, Re"

Gadis bertudung hitam itu menggaruk pipinya. Lagi-lagi tugas yang diberikan orang itu tak jelas.

******
"Akhir-akhir ini kau malah sering kesini, Blank" ujar Spell yang tengah sibuk membersihkan salju yang menumpuk di rumahnya dengan sekop.

"Frost tak ada di rumahnya.Sepertinya dia akan pulang sore, dan ku nganggur" kata Blank datar. "Apa ada yang bisa kubantu?" tanyanya.

Spell hanya tersenyum. Menyerahkan sekopnya, meminta Blank untuk membantunya membersihkan rumah. Blank sama sekali tidak menolak walau Spell sendiri mulai bersantai begitu ia mengerjakannya.

"Bagaimana tentang bukumu?"

Blank menghentikan pekerjaannya. Ia hanya bisa menghela nafas panjang. Sepertinya pemuda monokrom itu masih belum menemukan pencerahan.

"Kurasa ku lebih baik memikirkan hal lain saja seperti mempelajari apa saja untuk bertahan hidup disini sementara waktu" kata Blank menyelesaikan pekerjaannya.

"Pilihan yang cukup bijak kurasa" kata Spell menyetujui. "Mau ikut denganku berkeliling?" tawarnya kemudian.

"Ah boleh"

Mereka pun mengakhiri kegiatan membersihkan salju untuk hari ini. Sepanjang perjalanan, Spell banyak mengenalkan beberapa orang ataupun beberapa makhluk bukan manusia kepada Blank. Serta sedikit bercerita tentang bagaimana bisa mereka hidup berdampingan.

Menurut cerita Spell, dulu sekali terjadi salah paham antara manusia dan monster di tempat itu sehingga terjadi konflik yang membuat monster dikurung dibawah tanah sebagai keputusan terbaik kala itu. Namun karena suatu kejadian akhirnya orang bawah dibebaskan dan melakukan perjanjian damai dengan orang dunia atas. Spell adalah salah satu yang menandatangani perjanjian itu sebagai wakil dari orang bawah.

Spell sendiri ternyata cukup disegani oleh manusia ditempat ini. Walaupun dia bukanlah manusia. Banyak yang minta tolong padanya dalam memecahkan masalah di desa ini. Dia cukup baik sebagai penjaga walaupun dia bukan kepala desa itu sendiri.

"Ngomong-ngomong, es krim di tempat kita adalah es krim paling enak satu kerajaan" kata Spell menatap kearah banyak anak-anak mengerumbungi penjual es krim begitu mereka sampai di taman desa.

"Mm... Es Krim itu apa?" tanya Blank polos.

Spell hanya senyum ketika ia mendekati tukang es krim tersebut. Kerumunan anak-anak sempat terkaget ketika ia datang dan menatapnya dengan takjub. Beberapa menit kemudian ia kembali kepada Blank menyerahkan semangkok makanan mirip salju warna warni serta dengan cairan pekat menghiasinya. Penampilannya yang warna-warni cukup membuat pemuda monokrom itu penasaran.

"Cobalah"

Tanpa ragu Blank mencobanya. Ia terdiam untuk beberapa saat.Mukanya sumringah seolah kembali menemukan hal baru yang menyenangkan. Dan tau-tau dia sudah menghabiskannya tanpa sadar.

"Bahannya apaan ya?" itu adalah kalimat pertama yang ia ucapkan.

Spell terkekeh. "Kebanyakan orang bereaksi bilang enak atau tidak, kau malah langsung mikirin bahan. Lucu juga"

"Enak sih...ku cukup penasaran bagaimana es bisa berasa seperti ini" gumam Blank berpikir lugu.

"Ah itu sih gampang. Kau tinggal..."

Buk

Pembicaraan Spell seketika terputus ketika mendengar suara gedebuk dari samping. Kontan keduanya menoleh ke sumber suara. Mendapati seseorang dengan tudung hitam jatuh tersungkur di sebelah mereka dengan posisi telungkup sempurna.

"Kau gapapa?" reflek Blank mengulurkan tangannya.

"Mweeee!!" si tudung hitam bukannya menerima uluran tangan Blank, malah menjerit mewek. Membuat semua mata di taman kontan menatap kedua pemuda yang sekarang saling pandang kebingungan.

"Ano... Kau mau es krim?" hanya itu yang bisa mereka tawarkan untuk sekarang supaya si tudung hitam itu diam.

*******

Keduanya hanya saling pandang bingung menatap gadis bertudung hitam yang sekarang tampak tersenyum cerah setelah menghabiskan satu mangkok besar es krim. Gadis itu kalau diperhatikan lebih mirip boneka daripada manusia saking pucatnya. Dia juga mungil dengan rambut pendek keperakan serta eyepatch berwarna jingga yang menutupi mata kanannya. Selain itu terlihat garis merah berbentuk zigzag menghiasi wajahnya, serta kedua tangannya.

Blank bisa merasakan Spell sedikit keki karena uangnya terpakai banyak. Tapi melihat gadis itu tampak begitu cerah entah kenapa terasa familiar dimata Blank.

"Terima kasih es krimnya" kata gadis itu dengan cengir lebar.

"Dasar bocah" sungut Spell melipat tangannya. Blank hanya bisa menepuk pundak orang itu.

Gadis bertudung itu hanya terkekeh. Kemudian terbatuk-batuk menutup mulutnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Blank khawatir.

Gadis itu mengangguk. Menyeka sesuatu dari mulutnya seolah menyembunyikan sesuatu. Kemudian kembali tersenyum lebar.

"Hum. Ku gapapa" katanya berdiri dari kursi taman. "Ano, tak kusangka ku bertemu denganmu, Tuan Spell" katanya riang.

"Aku?" tanya Spell menaikkan alisnya bingung. Ia yakin sekali ia tak mengenal gadis ini.

"Ah kau pasti bingung. Kau memang tak mengenalku, tapi aku tahu sedikit tentang kau sebagai penjaga desa ini. Senang bertemu denganmu" katanya menunduk hormat.

"Kau benar-benar terkenal ya"

"Ga juga" Spell mengangkat bahu.

"Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa lagi Tuan Spell dan temannya" kata gadis itu kembali membungkukkan badannya bersiap untuk pergi.

"Kau benar baik-baik saja? Kau sedikit pucat" kata Blank masih khawatir.

"Ah aku gapapa kok... Uhuk..uhuk" kembali gadis itu terbatuk memuntahkan darah. Kembali membuat kedua pria itu panik.

"Hei...bertahanlah"

Gadis itu berusaha menatap kedua orang itu. Begitu matanya tertuju pada Blank, pandangannya sedikit membulat seolah melihat sesuatu. Kemudian ia merasakan pandangannya mulai berkunang-kunang, lalu menggelap.

*****
Btw 'Penjaga Es yang Mencintai Api' (a.k.a The Prison Ice) adalah cerita tentang Spell yang ditulis temanku. Secara garis besar cerita ini mengenai bagaimana pada akhirnya dunia atas dan bawah kembali damai berkat satu orang dunia atas dan satu orang dunia bawah yang saling mencintai tapi tak bisa saling memiliki karena si orang atas adalah Api yang tak bisa bertahan lama didunia bawah. Api yang ditakdirkan dalam ramalan akan mematahkan pemisah antara dunia atas dan bawah dengan nyawanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top