Para undangan pesta memenuhi ballroom, di bawah terpa lampu-lampu kristal putih nan elegan yang menambah kemewahan. Denting gelas tinggi untuk bersulang, percakapan entitas pengisi pesta yang riuh rendah melengkapi. Sebagian dari mereka, para lelaki berkumpul sebagai rekan kerja perusahaan maupun kolega bisnis. Tentu topik yang dibahas tidak jauh dari urusan pekerjaan. Lain dengan wanita. Sudah lumrah bila yang mereka lakukan adalah seperti melirik wanita lain untuk membandingkan pakaian siapa yang paling bersinar malam itu, atau menebak perhiasan siapa dan dari rancangan desainer mana yang paling mahal.

   Di tengah ramainya, tidak ada satu pun yang menyadari suatu kecacatan. Seekor lalat yang terbang, berputar-putar di bawah balkon dalam ruangan lantai dua. Mendekat, tepat hinggap di atas nampan yang di depannya berdiri seorang wanita berpakaian shoulder-off dress marun selutut dengan rambut hitam disanggul. Tangan yang polos, hanya dihiasi sebuah arloji kecil berbahan perak melingkar di pergelangan kiri. Tidak lupa sebuah envelope cluthc hitam berbahan beludru melengkapi dandanannya yang terbilang sangat sederhana untuk pesta semegah itu.

   Lalat itu mendekati air yang menggenang di atas nampan yang lain. Anehnya, ia berputar hebat, kemudian remuk. Disertai bunga api listrik sebelum asap kecil menghilang.

   Di lain tempat, sebuah ruangan kecil yang minim cahaya dari layar yang menyala, menampakkan keadaan ingar-bingar pesta. Terhalang oleh tubuh seseorang yang duduk di depannya, menggenggam kedua tangan. Mengangguk-angguk kecil.

  "Akhirnya aku menemukanmu, sayang." Suara itu, seorang lelaki. Yang akhirnya tersenyum lebar.

   "Gaun marun, rambut palsu dan topeng wajah karet. Kau sangat cantik malam ini. Penyamaranmu nyaris sempurna, tetapi masih tak dapat menghindar dariku," sambung sang lelaki. Kikik tawa darinya berubah menjadi tawa lebar, penuh rasa puas.

Prolog End

Author notes:
Itu pengandaian pakaiannya yaa, siapakah wanita yang dimaksud? kita lihat saja nanti😁 Jangan lupa vomennya, hehe