Prolog

Tahun 2035

Arka Bramasta. Mahasiswa semester 5 Jurusan Bahasa. Pemuda berwajah datar dengan minim ekspresi.

Hidup serba kekurangan membuat Arka selalu bersyukur. Arka menjalani kehidupan seperti manusia lainnya.

Hamparan langit yang membentang di angkasa menerangi malam yang dingin. Hembusan angin kencang membuat orang-orang semakin merapatkan jaket.

Arka memandangi bulan sabit yang seakan tersenyum padanya. Bintang-bintang tak terlihat seperti malam kemarin.

Tik!

Tik!

Tik!

Rintikan air hujan perlahan jatuh membasahi Bumi yang semakin gersang ini. Aroma tanah kering mulai tercium bercampur air hujan.

Arka mempercepat langkah kakinya menuju ke salah satu toko kaki lima. Hujan semakin deras seakan saling berebutan untuk jatuh.

Toko elektronik menjadi tempat berteduh Arka. Salah satu televisi menanyangkan acara yang saat ini tengah di gemari berbagai kalangan masyarakat, khususnya remaja dan dewasa.

"Festival Turnamen The Fantasy Game akan segera di selenggarakan! Para pemain siapkan diri anda untuk mendaftar sekarang juga!"

"Wah... Kita sudah memiliki beberapa nama pemain peringkat atas. Hmm... Flameboy... Kresna... Wihty Girls...,"

Pembawa acara memakai seragam serba hitam terlihat sangat antusias dalam membawakan sebuah berita. Arka tersenyum kecut. Ia jadi teringat kembali masa lalu, di mana ia berjaya pada zamannya.

Twelve Hero Legend. Dua belas pemain menduduki peringkat atas. Virtual game di zaman Arka mainkan begitu meriah dan menarik banyak pemain dari berbagai kalangan.

"Hmm...,"

Arka tak ingin mengingat kembali masa itu. Ia mengalihkan pandangan ke langit. Di mana kesedihan hujan meratapi nasib Bumi saat ini.

*****

Hari telah berganti. Bulan kembali tidur di gantikan oleh sang matahari. Sinar matahari belum mencapai puncaknya.

Arka keluar dari apartemen dengan pakaian olahraga. Apartemen bertingkat tiga ini terbilang kecil. Biaya sewa yang murah membuat Arka betah untuk tinggal di sini. Hidup sebatang kara tak membuat Arka berkecil hati. Di selang waktu kuliah, Arka berkerja sambilan menjaga kasir di salah satu supermarket. Walau tak sebanding dengan gaji yang ia terima, sudah cukup untuk menghidupi keperluan sehari-hari.

Kaos oblong dan celana panjang di kenakan seadanya. Arka mulai berlari kecil setelah menutup pintu apartemen. Di setiap jalan Arka mendengar orang-orang membicarakan sebuah permainan menggunakan Virtual Reality Gear yang sedang populer.

Virtual Reality Gear atau biasa di sebut VR Gear. Sebuah game yang menggunakan alat berbentuk helm yang menghubungkan langsung ke dalam permainan. Banyak perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia berlomba-lomba menciptakan permainan daring dengan berbasis VRMMORPG.

Apa itu VRMMORPG? Itu merupakan sebuah singkatan dari Virtual Reality Massive Multiplayer Online Role Playing Game. Permainan yang membuat para pemain merasakan sensasi kehidupan di dunia game seperti di dunia asli atau kita sebuah Bumi.

The Fantasy Game, salah satu game yang diminati dan populer saat ini. Banyak orang yang yang menjadikan Fantasy Game sebagai hiburan dan pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan.

Game ini merupakan ciptaan langsung dari negara Belanda atau sering kita sebut 'Kincir Angin'. Seluruh dunia membicarakan The Fantasy Game.

*****

The Fantasy Game, menceritakan sebuah negeri fantasi seorang Dewa tinggal. Dewa Heroes, sudah meninggalkan Bumi berabad-abad lamanya seorang diri.

Dewa Heroes merasa sangat bosan. Tiba-tiba sebuah ide cemerlang muncul. Dewa Heroes menciptakan berbagai macam ras makhluk hidup. Ada Human, Beast-Human, Elf, Vampire, Iblis, Malaikat dan lainnya. Semua ras hidup di satukan di dunia yang bernama Dunia Fantasi.

Dewa Heroes sangat senang melihat semua ras hidup damai di dunia ciptaannya sendiri. Namun, berbagai macam konflik pun mulai datang silih berganti. Dunia Fantasi pun terbagi menjadi tujuh benua.

* * * * * * * * * * * | | * * * * * * * * * *

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top